Tuesday, March 29, 2022

Kumo Desu Ga, Nani Ka? (#1)




Chapter 1: Prolog

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Pertempuran antara Pahlawan dan Raja Iblis.

Pertempuran ini telah terjadi berulang kali di dunia ini.

Raja Iblis yang menguasai bangsa Iblis.

Hanya ada satu Raja Iblis di setiap era.

Ketika Raja Iblis di era saat ini dikalahkan, iblis dengan kekuatan luar biasa akan menjadi Raja Iblis baru di era berikutnya.

Begitulah cara dunia ini bekerja.

Oleh karena itu, silsilah Raja Iblis tidak akan pernah binasa.

Raja Iblis sanggup meratakan gunung dengan kekuatan mereka yang dahsyat.

Raja Iblis mampu menggunakan sihir dan ribuan teknik.

Memiliki rasa permusuhan yang kuat terhadap ras Manusia adalah hal yang lumrah bagi Raja Iblis.

Harapan umat manusia, sang Pahlawan yang melawan Raja Iblis.

Pertarungan antara Pahlawan dan Raja Iblis persis seperti jungkat-jungkit.

Jika Pahlawan bisa membunuh Raja Iblis, maka Raja Iblis bisa memukul mundur sang Pahlawan.

Mirip dengan Raja Iblis, keberadaan Pahlawan juga tidak bisa dimusnahkan.

Pertempuran keduanya berlanjut tanpa henti.

Inilah nasib dunia ini.

Jika ada tragedi, hubungan antara Pahlawan dan Raja Iblis akan saling menguntungkan.

Keduanya menguasai sihir dimensi langka.

Sihir yang setara dengan Dewa-Dewa yang mampu mengendalikan ruang dan dimensi.

Mereka menggunakan sihir mereka sesuai dengan cara mereka sendiri.

Saat bentrokan antara kedua sihir itu terjadi, dunia pun menjerit.

Baik Pahlawan dan Raja Iblis, keduanya binasa karena tidak mampu menahan kekuatan sihir mereka sendiri.

Dampak dari bentrokan sihir itu sampai ke dunia lain dari dimensi berbeda.

Ledakan besar itu meledak di dunia yang bernama Bumi, di sebuah negara bernama Jepang, di sebuah sekolah menengah.

Total 26 orang di dalam kelas, termasuk guru dan siswa-siswi, tewas setelah menerima serangan sihir yang telak menghantam mereka.

Kasus ini dilaporkan sebagai ledakan besar yang misterius.

Tetapi mereka yang meninggal tidak tahu tentang siaran itu.

Sekalipun mereka akan dilahirkan kembali.

Itu karena jiwa mereka telah mengalir mundur ke dunia dimana Pahlawan bertarung melawan Raja Iblis.

Jiwa mereka tersebar di dunia baru dan masing-masing dari mereka akan terlahir kembali dalam kehidupan yang baru.

Ini adalah kisah salah satu dari mereka.

Uguoga!

Aku mencoba mengerang tapi sepertinya aku tidak bisa.

Apakah tubuhku dalam kondisi kritis?

Oke, tenang.

Tubuhku tidak terasa sakit.

Aku ingat aku sedang mengikuti pelajaran bahasa Jepang kemudian tiba-tiba aku diserang rasa sakit yang luar biasa.

Aku mungkin pingsan setelah itu tetapi sekarang tidak terasa sakit.

Meskipun aku membuka mata, di sini gelap gulita jadi aku bahkan tidak tahu di mana aku berada.

Atau mungkin aku harus mengatakan bahwa aku bahkan tidak bisa bergerak dan aku bisa merasakan tubuhku ditutupi oleh sesuatu.

Apa ini yang disebut dengan koma!?

Uwaa.

Meskipun aku ingin menyangkalnya tetapi melihat situasi ini kemungkinannya tinggi.

Aku tidak tahu apa yang terjadi saat itu tetapi sepertinya aku dalam keadaan koma.

Nggak mungkin!

Aku sadar tapi tidak dapat menggerakkan tubuhku dan sepertinya panca inderaku tidak berfungsi.

Ini bisa membuatku gila.

Nggak mungkin!

Saat aku sedang memikirkannya itu, aku mendengar suara gemerisik yang samar.

Ini artinya indera pendengaranku masih ada.

Ya.

Sekalipun aku bisa mendengar, itu tidak mengubah situasi saat ini.

GAN!

Aduh!?

Apa itu tadi?

Apakah aku menabrak sesuatu?

Hmm?

Barusan terasa sakit jadi apakah itu berarti aku punya indra peraba?

Hah?

Aku harus tenang.

Aku mencoba berpikir logis. Aku merasa sedikit tidak nyaman tetapi sepertinya aku bisa menggerakkan tubuh!

Astaga, sepertinya aku salah mengira diriku koma.

Beberapa saat yang lalu, tubuhku tertutupi oleh sesuatu tapi sepertinya benda itu tidak sedikit pun bergeser.

Ahahaha.

Tidak, ini bukan hal yang lucu!?

Eh, apa-apaan situasi ini?

Aku diculik dan dimasukkan ke dalam karung?

Tidak, tidak.

Siapa yang akan mendapat untung dengan menculik wanita bereputasi buruk sepertiku?

Bagaimanapun juga, aku harus melarikan diri.

Krek!

Ketika aku mencoba mengerahkan kekuatan untuk menggerakkan tubuh, sesuatu yang menutupi tubuhku mulai retak.

Sepertinya itu bukan karung.

Aku ingin tahu apa itu?

Ini agak lembut sekaligus agak keras, terasa aneh.

Maa, aku cuma perlu terus bergerak untuk memecahkannya.

Aku akan memecahkannya dan segera melarikan diri!

Krek!

Terbuka!

Aku merangkak keluar.

Sekarang, aku bebas!

Di depan mataku, ada banyak laba-laba yang merayap.

Howaiii!?

Ueeeeeh!?

Kenapa ada pasukan laba-laba besar?

Tiap laba-laba itu sama besarnya denganku!?

Eh, sepertinya mereka keluar dari sesuatu yang terlihat seperti telur!

Jadi suara gemerisik yang kudengar adalah INI!!

Aku sontak melangkah mundur.

Sesuatu mengenai kakiku dan aku berbalik.

Huh?

Jangan-jangan ini…

Tadi aku merangkak keluar dari benda ini?

Entah bagaimana benda itu terlihat seperti telur pasukan laba-laba. Apa aku berkhayal?

Bukannya terlihat seperti telur, itu telur sungguhan?

Sekali lagi, aku memeriksa tubuhku.

Leherku tidak bisa digerakkan.

Tapi di ujung pandanganku, aku melihat sesuatu yang terlihat seperti kaki.

Kaki laba-laba.

Te…te…te…Tenaaaang!!!

Ja…jangan-jangan ini!?

Jangan-jangan ini beneran yang itu!?

Yang populer di internet!?

Tidak, tidak, tidak!

Seperti dalam novel, di mana ada pria seperti Dewa yang memberikan kekuatan spesial.

Aku tidak dapat apa-apa, jadi pasti bukan itu!

Dilihat bagaimanapun, pola cerita di mana biasanya Dewa muncul tidak terjadi.

Menjadi kandidat Pahlawan bagi pria dan putri penjahat bagi wanita juga merupakan salah satu polanya.

Aku sesaat melihat ke samping sekali lagi.

Mirip dengan laba-laba yang bergerak-gerak di hadapanku, aku punya kaki seperti kawat tipis.

Aku mencoba menggerakkan kakiku,

Kakiku bergerak seperti yang aku inginkan.

Meskipun aku seringkali melarikan diri dari kenyataan, tapi kali ini aku harus menguatkan hati untuk mengakuinya.

Sepertinya aku bereinkarnasi menjadi laba-laba.

***

[Baca Kumo Desu Ga, Nani Ka? Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://turb0translation.blogspot.com/ 


>>>             

Chapter 002

===

Daftar Chapters 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover

Sunday, March 27, 2022

Remarried Empress (#323) / The Second Marriage




Chapter 323: Ketakutan Sovieshu (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Tentu saja, mungkin saja perilakunya berbeda dari mantan ratu sebelumnya karena dia pergi karena malu. Namun, membuat semua orang menjauh bukanlah sifatnya Christa. Dia setidaknya akan menerima kunjungan para pengikutnya.

Ketakutan sang duke terwujud beberapa jam kemudian.

Tentara bayaran, yang menyelinap ke rumah Compshire di tengah malam, kembali ke penginapan sebelum fajar dan melapor kepada sang Duke.

“Semua jendela dan pintu di rumah itu tertutup. Ada beberapa jendela terbuka yang posisinya terlalu tinggi dan sangat kecil sehingga sama sekali tidak ada yang bisa melewatinya.”

"Apa?"

“Ada lubang kecil di bagian bawah pintu depan. Sepertinya makanan dan minuman dibawa masuk melalui lubang itu.”

Sang Duke segera memahami situasinya.

'Heinley, Kaisar kejam itu telah memenjarakan putriku!'

Dia mengepalkan tangannya dengan marah.

Bahkan setelah tentara bayaran itu pergi, dia bahkan tidak bisa duduk di tempat tidur. Dia merasa tertekan, jijik, dan marah, seolah-olah tubuhnya akan meledak jika dia diam.

Bagaimana mungkin seorang gadis cerdas, yang peduli pada orang lain, dipenjara dan diisolasi!?

Dia marah dengan cara kaisar licik itu bertindak di belakang layar sementara dia berpura-pura menutupi skandal itu dengan mengirim Christa ke Compshire.

Bahkan sekarang, ada yang khawatir karena mereka merasa bahwa tindakan yang diambil oleh Kaisar Heinley terlalu lunak.

Tapi yang membuatnya lebih marah adalah bahwa dalam situasi ini dia tidak memiliki kekuatan untuk menyingkirkan para kesatria itu dan membebaskan putrinya.

Tidak dapat menahan amarahnya, sang Duke melemparkan sebotol anggur yang ada di atas meja ke lantai.

Ketika botol itu pecah berantakan, anggur merah mengalir di lantai seperti darah.

"Kaisar Heinley, aku tidak akan membiarkan hal ini..."

Dengan cara itu, sang Duke segera meninggalkan Compshire dan kembali ke ibu kota.

Yang dia lakukan begitu kembali ke ibu kota adalah mendapatkan makanan yang disebut 'Jesslen'.

Makanan itu rasanya enak dan sehat, tetapi berdampak buruk pada janin. Itu adalah makanan yang harus dihindari setiap wanita hamil.

"Apakah Anda akan memberikannya kepada Permaisuri?" Bawahan itu bertanya kepada sang Duke dengan heran, "Bukankah itu berbahaya?"

Jika Permaisuri hamil, dia tidak akan memakannya bahkan jika sang Duke mengirimkannya kepadanya. Sebaliknya, dia mungkin mulai meragukan niatnya.

Namun, sang Duke menjawab,

"Tidak. Segera akan ada doa besar yang akan diselenggarakan oleh kaisar. Makanan ini juga akan menjadi persembahan dalam doa agung itu.”

"Hah?"

Sang Duke tersenyum jahat,

“Dia harus makan apa pun yang disajikan di sana. Minta seseorang untuk memastikannya diletakkan di atas altar.”

***

Di Kerajaan Barat ada acara yang disebut 'Doa Agung' di mana persembahan dipersembahkan kepada raja dan ratu. Waktu untuk merayakannya telah tiba.

Diperkirakan acara itu akan tetap diadakan meskipun kami telah menjadi Kekaisaran Barat, jadi aku meminta ajudanku untuk menjelaskan acara tersebut kepadaku dan berlatih sedikit.

Secara keseluruhan, apa yang harus aku lakukan tidaklah sulit. Aku hanya sedikit khawatir karena harus makan di acara tersebut.

“…total enam makanan disajikan sebagai persembahan. Pendeta memeriksa apakah makanan itu tidak diracuni. Kemudian makanannya akan dikonsumsi oleh Kaisar dan Permaisuri.”

Akhir-akhir ini aku tidak bisa makan apa pun, kecuali beberapa hidangan yang disiapkan Heinley. Aku tidak mual di pagi hari, tetapi perutku akan terasa berputar setiap kali aku memasukkan sesuatu yang tidak ingin aku makan ke dalam mulutku.

Aku benar-benar harus makan enam makanan berbeda…

“Anda tidak harus memakan semuanya, tetapi cukup untuk membuat kesan yang baik, Yang Mulia. Berhati-hatilah agar tidak menumpahkan makanan. Meskipun tidak gawat, menumpahkan makanan itu dianggap sial.”

Itu sangat gawat.

Seorang kaisar atau permaisuri tidak boleh melakukan sesuatu yang dianggap sial karena jika sesuatu yang buruk terjadi di masa depan, itu akan segera dikaitkan dengan mereka dan mereka akan dengan mudah menjadi sasaran kemarahan orang-orang. Bahkan jika mereka benar-benar tidak terkait dengan itu.

Aku memikirkannya sebentar. Bagaimana jika aku mengungkapkan bahwa aku hamil sehingga aku tidak akan menghadiri acara tersebut?

Bukankah mengerikan jika aku akhirnya memuntahkan sesuatu yang tidak ingin aku makan?

Namun, perangkap rumor ketidaksuburan, yang dibuat oleh Heinley dan aku, bekerja terlalu baik untuk mengungkapkan kehamilanku saat ini karena acara tersebut.

Berapa kali sudah aku memperbarui tingkat bahaya para bangsawan?

Heinley berusaha secara bertahap mengurangi kekuatan keluarga dengan bahaya tinggi, baik dengan tidak memercayakan mereka atas tugas apa pun, atau dengan memercayakan mereka dengan tugas yang memiliki kemungkinan kegagalan yang tinggi.

Apakah tidak apa-apa melepas jebakan hanya karena aku tidak mau makan sedikit? Tidak. Tentu saja tidak.

Yah, toh tidak akan ada makanan yang berbahaya untuk bayi, kan? Aku hanya harus berusaha.

***

Namun, situasinya lebih buruk dari yang kuduga.

Setelah beberapa prosedur sederhana, ketika makanan yang telah diperiksa diletakkan di depanku, aku hampir tertawa masam.

Di atas meja ada makanan yang bergizi, tetapi tidak boleh dimakan oleh ibu hamil. Aku pikir itu akan baik-baik saja selama itu bukan makanan seperti ini. Sayangnya, itulah yang disajikan.

Heinley juga mengerutkan kening saat dia mengenali makanan yang tidak bisa aku makan. Saat tatapan kami bertemu, dia tersenyum paksa.

“Kaisar Heinley? Permaisuri Navier?”

Karena baik Heinley maupun aku tidak juga makan, pendeta yang membantu kami memimpin acara memanggil kami dengan suara terkejut.

Aku meletakkan tanganku di perutku. Sudah sekitar dua bulan.

Sebenarnya, aku ingin menunda pengumuman bayi ini selama mungkin. Setidaknya sampai ulang tahun Heinley.

Pada saat itu, para bangsawan yang bermusuhan akan praktis dihancurkan di tangan Heinley.

Tetapi karena situasi saat ini, tidak ada jalan keluar lain. Aku tidak bisa makan ini, jadi aku harus mengungkapkan kebenarannya.

Dengan senyum cerah, aku melihat bergantian antara pendeta dan Heinley. Karena aku telah memutuskan untuk mengungkapkannya, yang terbaik adalah melakukannya dengan ekspresi sebahagia mungkin.

"Permaisuri Navier?"

Pendeta itu memanggilku dengan bingung. Alih-alih menjawab, aku mengulurkan tangan ke arah Heinley.

Heinley sepertinya memahamiku dan dengan cepat meraih tanganku. Kemudian dia mengangkatnya, mencium bagian belakangnya dan tersenyum indah pada pendeta itu.

Wajah pendeta yang dilarang menjalin hubungan asmara itu mulai merona. Tidak peduli jika kami pasangan suami-istri, siapa pun akan bertanya-tanya apa yang sedang kami lakukan di depan seorang pendeta yang tidak bisa berkencan dengan siapa pun dalam hidupnya.

Heinley menoleh untuk melihat para bangsawan. Para bangsawan tidak malu, tetapi tampak bingung melihat kaisar dan permaisuri begitu manis satu sama lain, tanpa memakan apa yang telah disajikan kepada mereka.

Dengan senyum lebar, Heinley mencondongkan tubuh ke arahku, meletakkan tangannya dengan ringan di perutku dan berkata dengan lantang,

“Kali ini aku harus makan sendiri. Tuhan tidak ingin anaknya sakit karena memakan ini.”

Para bangsawan tidak segera mengerti. Kemudian, aku tersenyum pada mereka dengan kebahagiaan yang meluap-luap.

Jika makanan ini tidak muncul di sini secara kebetulan, itu adalah rencana bodoh seseorang.

"Sudah dua bulan ..."

Itu sudah cukup untuk mengatakan yang sebenarnya.

***

"Siapa ... Siapa yang hamil?"

Sovieshu, yang menggendong Glorym di pangkuannya, menjatuhkan mainan bayi yang dipegangnya di satu tangan atas laporan Marquis Karl. Akibatnya, sang putri menangis.

Sovieshu menggendong bayi itu, menepuk punggungnya dan bertanya pada Marquis Karl.

“Tidak mungkin. Ulangi apa yang baru saja kamu katakan.”

"Navier sedang hamil, Yang Mulia."

Marquis Karl berbicara lagi dengan suara yang dalam.

Sovieshu berdiri terperanjat. Matanya terbelalak kaget.

"Siapa yang memberitahumu? Apa itu seseorang yang kamu percayai?”

"Navier mengungkapkannya secara pribadi di depan para bangsawan Kekaisaran Barat di sebuah acara."

Mata Sovieshu layu bagaikan tanaman tanpa air.

Sang putri memukul-mukul lengannya dan menampar wajahnya yang kaku dengan tangan kecilnya. Ketika sang putri mulai menarik rambutnya, Sovieshu akhirnya tersadar.

Tapi dia masih memiliki ekspresi terperanjat. Tangan Sovieshu sangat gemetar sehingga Marquis Karl berulang kali mengangkat tangannya sendiri. Dia takut Kaisar akan menjatuhkan bayi itu.

Untungnya, Sovieshu tidak menjatuhkan bayinya dan duduk kembali di sofa.

Dia memeluk sang putri erat-erat dalam pelukannya seolah-olah dia adalah harapan terakhirnya dan menghela napas.

Setelah Marquis Karl pergi, Sovieshu membelai rambut sang putri dengan bingung. Badai dahsyat mengamuk di kepalanya.

'Navier sedang hamil. Hamil… Bukankah Navier mandul?’

Selama bertahun-tahun mereka menikah, mereka tidak pernah bisa memiliki anak.

‘Dia hamil kurang dari setahun setelah dia pergi ke negara itu?’

Sovieshu menggelengkan kepalanya.

'Tidak tidak. Itu tidak mungkin.’

Dia tidak mau menerimanya. Dia tidak mau menerima bahwa Navier tidak mandul. Saat itu, dia melihat lukisan yang tergantung di dinding.

Berkat pengaturan yang dibuat di matanya, Navier sekarang menatap dirinya di lukisan itu.

Sovieshu menghela napas berat.

'Jika Navier tidak mandul, apakah semua rencana dan perceraiannya sia-sia? Aku meninggalkan Navier demi seorang anak, tetapi ternyata dia tidak mandul…'

Semua gerakan dan pikirannya berhenti. Dia bahkan berhenti bernapas.

Lengan Sovieshu, yang menggendong bayi itu, menegang. Sovieshu melihat ke bawah dengan mata ketakutan.

Dia melihat rambut perak indah yang menyerupai rambut Rashta. Rambut perak di kepala kecilnya selembut bulu domba.

Sovieshu belum pernah melihat rambut sehalus sutra sebelumnya. Tapi matanya diwarnai ketakutan.

'Bagaimana jika yang mandul itu ..... bukan Navier, tapi aku?'

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 322          

>>>             

Chapter 324

===

Daftar Chapters 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover



Remarried Empress (#322) / The Second Marriage




Chapter 322: Ketakutan Sovieshu (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

'Bukankah Evely penyihir yang Kaisar Sovieshu ingin jadikan selir?!'

Viscount Roteschu melompat kegirangan.

Jika ini benar, ini akan menjadi peristiwa yang luar biasa.

Orang-orang akan berpikir bahwa kedua putri Keluarga Isqua akan menjadi istri kaisar, sementara Rashta akan merasa bahwa semuanya telah diambil darinya oleh Evely.

Viscount Roteschu memutuskan untuk berhati-hati. Hal ini harus ditangani dengan hati-hati.

Begitu dia meninggalkan panti asuhan, dia memanggil tentara bayaran yang telah dia perkenalkan kepada Rashta dan memerintahkan,

“Ada seorang gadis bernama Evely di Istana Selatan. Calon selir Kaisar Sovieshu. Bawakan aku sedikit darahnya.”

Viscount Roteschu memberinya sebuah botol kecil yang telah dia siapkan sebelumnya.

Selama beberapa hari berikutnya, Viscount Roteschu memfokuskan untuk menemukan petunjuk apa pun tentang Rivetti sementara menunggu kembalinya tentara bayaran itu.

***

Sementara itu, Duke Zemensia dari Kekaisaran Barat telah meninggalkan ibu kota menuju Compshire. Dia pergi menemui putrinya, Christa.

Jika Permaisuri Navier benar-benar hamil, dia harus mengubah rencana. Itulah mengapa dia ingin menghibur putrinya sebelum memikirkan tindakan ke depannya.

‘Dia pasti sangat marah.’

Dia ingat terakhir kali dia melihat putrinya.

Saat di ruang rapat. Putrinya menatapnya beberapa kali dengan pandangan kosong, tetapi matanya berteriak minta tolong.

Hasilnya mungkin berbeda jika dia ikut campur. Tetapi bahkan jika hasilnya telah berubah, Christa tidak akan meraih kejayaan sebelumnya. Jadi sang Duke menyerahkan Christa demi cucunya yang memiliki potensi lebih besar.

Akibatnya, dia menjadi marah. Christa pergi ke Compshire bahkan tanpa melihat wajahnya. Sejak itu, dia terus mengirimkan surat meskipun Christa tidak membalasnya.

Sang Duke menghela napas. Dia telah memilih jalan yang paling menguntungkan bagi keluarganya, tetapi itu tidak berarti dia tidak mencintai putrinya, sehingga hatinya hancur.

Akhirnya, kereta berhenti di depan Rumah Compshire.

Menjadi tempat di mana mantan ratu menghabiskan sisa hidup mereka, rumah itu didekorasi dengan mewah.

Ketika sang Duke hendak keluar dari kereta, dia menyadari bahwa kereta belum memasuki rumah, jadi dia duduk kembali dan meminta kusir,

“Masuklah sedikit lebih jauh.”

Tapi alih-alih jawaban si kusir, dia mendengar pertengkaran kecil.

Saat dia membuka jendela dan mengintip ke luar, dia melihat para kesatria, yang menjaga batas pinggir rumah bagaikan tembok, mendesak si kusir untuk mundur.

"Apa yang terjadi?"

Ketika sang Duke bertanya dengan bermartabat, si kusir mendekat dan menjawab dengan cepat,

"Tuan, mereka bersikeras bahwa kereta tidak bisa masuk."

Sang Duke mengerutkan kening. Dia telah mendengar bahwa para kesatria dari Rumah Compshire tidak membiarkan siapa pun masuk, tetapi dia tentu saja tidak berharap itu termasuk ayahnya.

"Apakah kamu memberi tahu mereka siapa aku?"

"Ya. Mereka tetap menolak.”

Salah satu kesatria yang telah memblokir jalan kereta mendekati sang Duke dan meminta maaf dengan tegas.

“Maafkan saya, Duke. Christa memerintahkan untuk tidak membiarkan siapa pun masuk.”

"Aku ayahnya."

"Dia menginstruksikan agar tidak ada pengecualian, bahkan untuk anggota keluarganya."

"Pergi, tanya dia lagi."

Atas perintah dingin sang Duke, kesatria itu melirik kesatria lain seolah-olah tidak ada pilihan lain.

Kesatria yang menerima sinyal itu berlari ke rumah. Namun, jawaban yang dia bawa kembali sama,

"Christa tidak ingin melihat siapa pun, bahkan ayahnya."

Wajah sang Duke menjadi kaku. Tapi bukannya berteriak, dia bertanya dengan tenang.

"Jadi, tidak ada seorang pun dari luar yang pernah bertemu Christa?"

***

“Ada yang tidak beres. Ini aneh."

Duke Zemensia, yang menyewa seluruh penginapan, bergumam ketika dia memasuki kamar tidur di lantai paling atas.

"Christa tidak bertemu dengan siapa pun?"

Setelah seorang pelayan menurunkan barang bawaan dan menutup pintu, bawahan itu menjawab,

“Dia sepertinya ingin tenang.”

Bukankah itu bisa dimengerti? Jika dia memiliki harga diri, dia mungkin ingin bersembunyi selama satu tahun atau lebih.

“Tuan, apa yang ingin Anda lakukan sekarang? Apakah Anda akan mengirim seseorang beberapa kali lagi sebelum Anda kembali?”

Namun, sang Duke menggelengkan kepalanya.

"Tidak."

"Lalu…"

"Cari tentara bayaran yang gesit."

"Apa?" Bawahan itu terkejut dan bertanya, "Apakah Anda berencana untuk menyusup ke tempat itu?"

“Apa menurutmu aku bisa menghindari para kesatria itu dengan tubuh ini? Itu sebabnya aku ingin kamu mendapatkan tentara bayaran yang gesit. Aku ingin dia masuk untukku.”

"Tapi Christa tidak ingin bertemu siapa pun ..."

"Aku tahu."

Sang Duke mengulurkan jari dan menunjuk ke bawahannya. Selanjutnya, dia bertanya dengan tatapan bingung.

“Bukankah itu aneh? Christa suka bersosialisasi dengan orang lain. Dia sangat memerhatikan orang lain sampai-sampai dia mengabaikan dirinya sendiri.”

Mata sang Duke menyipit.

"Aku bisa mengerti bahwa dia marah padaku, tapi itu tidak wajar jika dia tidak ingin bertemu siapa pun."

Fakta bahwa dia meninggalkan takhta dan pergi ke Compshire tidak berarti dia akan dikurung.

Mantan ratu menjalani kehidupan impian bahkan setelah meninggalkan takhta, dan bangsawan dari dalam dan luar negeri mengunjungi untuk memberi penghormatan.

Pengaruh mantan ratu di masyarakat kelas atas tidak berkurang hanya dengan pergi ke Compshire.

‘Jadi mengapa dia tetap diam?’

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 321          

>>>             

Chapter 323

===

Daftar Chapters 


Ingin memberi dukungan? Klik https://saweria.co/storylover