Thursday, March 24, 2022

Remarried Empress (#320) / The Second Marriage




Chapter 320: Penyangkalan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Heinley memanggil McKenna ke kantornya di tengah malam. Begitu dia masuk, Heinley memberitahunya,

"Kurasa kita punya masalah."

McKenna bertanya dengan getir.

"Ada masalah di jam selarut ini?"

"Ini terkait dengan fenomena penurunan penyihir."

McKenna memiringkan kepalanya.

"Bagaimana bisa ada masalah?"

Logika untuk mencuri mana dari seorang penyihir itu sederhana. Namun, tidak mudah untuk memenuhi semua syarat tersebut, sehingga orang tidak menyadari logika sederhana itu. Hanya karena kecelakaan mengerikan di masa kecilnya, Heinley bahkan menyadari kondisi ini.

"Itu karena kalung mana."

"Ah."

McKenna menghela napas pelan.

"Masih belum pasti kalau kalung itu yang jadi masalahnya."

"Saya mengerti."

McKenna mengangguk dan bertanya,

"Jadi, haruskah saya pergi ke sana untuk memeriksa situasinya?"

Dia ingin pergi memeriksa situasi sehingga dia bisa istirahat. Pekerjaan menjadi berat akhir-akhir ini. McKenna mengajukan diri lagi, senang dengan ide bagus yang dia buat.

 “Tidak ada yang lebih baik dari saya untuk melakukan ini. Saya akan memeriksa untuk melihat apakah kalung itu benar-benar menjadi masalahnya, Yang Mulia.”

"Kau punya pekerjaan yang harus dilakukan, McKenna."

“…”

"Cuma bercanda. Anda akan menarik terlalu banyak perhatian. Anda sudah terkena panah.”

Ekspresi Heinley berubah antara kekhawatiran dan keseriusan, lalu dia berpikir sejenak sebelum melanjutkan.

"Aku ingin mengirim seseorang yang tidak mencolok dan berhati-hati."

“Apa pendapat Anda tentang burung gagak? Dia kecil dan cepat.”

“Baiklah, kirim burung gagak untuk memeriksa situasinya. Jika dia berpikir kalau kita akan ketahuan karena kalung itu, dia harus melakukan apa saja untuk mendapatkannya kembali.”

"Saya mengerti."

"Jika dia tidak bisa membawanya kembali, maka dia harus menghancurkannya."

“Akan saya pastikan begitu.”

Setelah Heinley selesai dengan masalah ini, dia menepuk pundak McKenna dan menuju pintu untuk pergi.

Pada saat yang sama, McKenna menghela napas dalam hati.

Dia sudah selesai dengan pekerjaannya hari ini. Dia sekarang akan kembali ke kamarnya untuk beristirahat dan mencoba menyelesaikan beberapa masalah dengan Heinley dalam mimpinya.

Namun, Heinley tetap berdiri di depan pintu alih-alih membukanya. Meskipun dia hanya perlu memutar kenop pintu, dia menatapnya dengan kedua tangannya di bawah.

Saat McKenna mendekat, dia bertanya,

"Ada apa, Yang Mulia?"

Saat itulah Heinley berseru, "Ahh". Tidak ada tanggapan lain.

Begitu McKenna melihat gagang pintu yang dilihat Heinley, dia langsung berteriak, "Hah?!"

Gagang pintunya berwarna putih.

"Apa yang terjadi?"

Kenop pintu telah berubah menjadi sangat putih sehingga bahkan mata telanjang dapat mengetahui kalau itu membeku, dan es di atasnya tampak setinggi 0,7 cm. Seseorang baru saja membekukan kenop pintu.

McKenna dengan cepat bergumam kaget,

“Penyihir Es…!”

Hanya penyihir yang bisa melakukan ini, tetapi sejauh yang diketahui McKenna, saat ini tidak ada penyihir es di istana kekaisaran. Faktanya, ada sangat sedikit penyihir di Kekaisaran Barat.

“Yang Mulia, sepertinya seseorang memata-matai kita! Apakah itu Kekaisaran Timur? Apakah Kekaisaran Timur menyusupkan mata-mata ke istana kekaisaran?”

McKenna bertanya dengan panik. Namun, ekspresi Heinley tenang. Heinley meletakkan tangannya di kenop pintu tanpa sepatah kata pun. Ketika tangannya menyentuhnya, es itu terlepas dari kenop pintu yang beku dengan mudah.

***

Burung gagak. Kalung. Ketahuan.

Apakah ini ketiga kata kuncinya…?

Alih-alih melarikan diri ketika percakapan tiba-tiba berakhir, aku seharusnya masuk dan bertanya langsung, 'Apa yang kalian bicarakan?'

Setelah aku berkeliaran sebentar, aku kembali ke tempat tidur dan berbaring miring.

Tapi kata-kata Heinley terus muncul di kepalaku. Apakah dia benar-benar terlibat dalam fenomena penurunan penyihir? Apa hubungan antara burung gagak dan kalung? Bagaimana jika Heinley ada hubungannya dengan fenomena seperti itu… Apa yang harus aku lakukan?

Aku ingat bagaimana Evely terisak karena kehilangan mana-nya.

Pada saat itu, aku mendengar suara pintu dibuka. Suara itu menembus setiap inci tubuhku. Aku buru-buru memejamkan mata dan membungkus diri dengan seprai. Saat suara lembut langkah kaki mendekat, detak jantungku semakin cepat.

Lalu aku merasakan kehadiran seseorang di dekat wajahku.

"Apakah kamu tidur?"

Suara yang berbisik di telingaku rendah dan penuh kasih sayang. Suara itu jelas milik Heinley-ku.

"Mimpi indah."

Suaranya lebih hangat dari seprai. Setelah dia mencium pipiku dengan bibirnya, dia dengan hati-hati berbaring di tempat tidur dan menarikku ke dalam pelukannya.

Aku bisa merasakan dada berotot Heinley menyentuh punggungku dan napasnya di belakang leherku.

Memelukku, Heinley tertidur.

Detak jantungku perlahan menjadi tenang. Aku melepaskan tanganku dari seprai dan meletakkannya di lengannya yang melilitku.

Bahkan jika Heinley mencuri mana penyihir, aku tidak bisa menyalahkannya. Dia tampaknya memiliki jiwa kompetitif melawan Kekaisaran Timur. Malahan, itu adalah negara saingan.

Heinley adalah Kaisar Kekaisaran Barat, jadi wajar saja jika dia ingin negaranya berada di puncak.

Para siswa Akademi Sihir datang dari seluruh dunia, tetapi proporsi dari Kekaisaran Timur adalah yang tertinggi. Faktanya, sebagian besar lulusan akademi diserap oleh Kekaisaran Timur …

Aku datang dari Kekaisaran Timur. Orang tuaku, saudaraku, keluargaku, nenek moyangku dan teman-temanku semua ada di sana.

Aku mencintai negaraku sama seperti Heinley mencintai negaranya. Aku akan mencintai Kekaisaran Barat seperti aku mencintai Heinley, aku akan mencintai orang-orang dari Kekaisaran Barat seperti aku mencintai orang-orang dari Kekaisaran Timur, dan jika kedua kekaisaran bertarung demi kepentingan yang sama, aku bertekad untuk memberikan yang terbaik untuk Kekaisaran Barat.

Namun, aku tidak bisa menginjak-injak Kekaisaran Timur untuk mencintai Kekaisaran Barat.

Heinley seharusnya tahu bagaimana perasaanku jika dia terlibat dalam fenomena penurunan penyihir.

Meskipun secara rasional aku bisa mengerti, secara emosional aku tidak bisa tidak membencinya.

Jadi… aku harap tidak.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 319          

>>>             

Chapter 321

===

Daftar Chapters 


Sunday, March 20, 2022

Remarried Empress (#319) / The Second Marriage




Chapter 319: Percaya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Pada akhirnya aku datang sendirian ke restoran yang Heinley dan aku telah rencanakan untuk datang bersama. Aku duduk di meja yang sama seperti sebelumnya, memesan hidangan yang sama dari menu dan, ketika aku menunggu makanan tiba, merenungkan kata-kata Sovieshu dan dekan.

Ekspresi Sovieshu menjadi suram ketika dia menyebutkan fenomena penurunan penyihir. Dekan menekankan bahwa dia adalah seorang penyihir dan warga Kekaisaran Timur, selanjutnya dia berbicara tentang 'kecurigaan'.

'Kecurigaan' apa sebenarnya? Apakah mereka berdua berpikir bahwa Kekaisaran Barat menyebabkan fenomena penurunan penyihir?

Mungkin memang demikian.

Kalau tidak, sikap dingin dekan dan keseriusan Sovieshu yang tiba-tiba, yang telah memintaku untuk kembali, tidak masuk akal.

Namun, kecurigaan itu benar-benar tidak masuk akal. Bagaimana mungkin Kekaisaran Barat melakukan hal seperti itu? Memangnya Heinley orang seperti apa?

… Orang seperti apa.

Aku tiba-tiba teringat bahwa aku, yang tidak memiliki sedikit pun mana, menjadi seorang penyihir. Aku juga ingat efek samping dari tempat tidur mana yang Heinley ceritakan kepadaku.

Aku merasakan sesak yang tak bisa dijelaskan di dadaku. Aku memaksakan diri untuk minum air dingin untuk menghilangkan keraguan.

Meskipun Heinley cukup licik, dia tidak mungkin sekejam itu.

Bagaimana dia bisa mencuri mana penyihir? Bayangan penderitaan Evely begitu jelas di benakku sehingga aku tidak percaya bahwa Heinley adalah penyebabnya. Itu omong kosong.

Untungnya, pelayan membawa makanan yang aku pesan sebelum aku memikirkannya lagi.

Tapi saat itu aku sudah kehilangan semua nafsu makanku. Nafsu makan yang sudah lama tidak aku rasakan. Meskipun perutku keroncongan karena lapar, aku mengerutkan kening hanya karena hendak memasukkan makanan ke dalam mulutku.

Ketika aku berusaha untuk makan di luar keinginanku, seorang pegawai membawakanku koran hari ini.

“Um… Nona. Silahkan.”

Duduk sendirian dengan cemberut sepertinya tidak pantas.

"Terima kasih."

Kataku dengan senyum yang dipaksakan dan membuka koran dengan satu tangan. Pikiranku kacau, jadi aku ingin memikirkan hal lain.

Begitu aku membuka koran, perhatianku langsung tertuju pada nama Rashta yang ada di sebuah artikel.

Apa ini?

Aku menaruh sendok untuk memegang koran dengan benar.

Apakah seorang pria muncul yang mengaku sebagai ayah kandung Rashta?

Ini adalah berita yang belum mencapai Kekaisaran Barat.

Aku telah memberi tahu Countess Jubel kalau ada sesuatu yang perlu aku pikirkan, jadi dia duduk di meja terpisah di belakangku. Baru saja, dia bersandar untuk melihat apakah aku juga menerima koran dari pegawai dan berbisik,

"Yang Mulia, apakah Anda melihat ini di koran?"

"Aku baru saja melihatnya."

"Astaga. Apa-apaan ini? Aku akan menyimpan korannya. Apakah ada lagi yang lebih lezat?”

Aku membaca koran dengan saksama. Pria yang mengaku sebagai ayah kandung Rashta telah muncul beberapa hari yang lalu. Tentu saja, Rashta membantahnya.

Aku bisa membayangkannya. Setelah dia menjadi orang tua bangsawan untuk menghilangkan desas-desus bahwa dia telah menjadi budak, dia tidak akan pernah menerima orang biasa sebagai ayah kandungnya. Bahkan jika itu memang benar.

Namun, pada akhirnya dia tampaknya telah berubah pikiran. Dia mengatakan bahwa pria yang mengaku sebagai ayah kandungnya telah membesarkannya sebagai seorang anak untuk sementara waktu, meskipun dia sebenarnya bukan ayahnya.

Pria itu juga tiba-tiba mengubah pendiriannya setelah Rashta membuat pernyataan seperti itu, dia setuju dengan kata-katanya.

Wartawan bernama Joanson, yang menulis artikel tersebut, mempertanyakan hal ini secara tersirat, 'bagaimana seseorang dapat mengubah sisi ceritanya secara drastis?', dan secara halus menimbulkan kecurigaan bahwa pria tersebut telah diancam atau menerima uang.

“Luar biasa, luar biasa. Yang Mulia. Apakah Anda membaca bagian ini?”

Aku mengangguk sambil melanjutkan membaca artikel itu. Countess Jubel memanggilku lagi dengan gaduh.

“Wanita itu pasti membuat wartawan ini marah. Dia menimbulkan kecurigaan dari beberapa sudut.”

"Ya."

Wartawan itu rupanya menargetkan si ayah kandung dalam artikel tersebut. Apakah dia penipu?

Tetapi fakta bahwa dia berani mengangkat masalah uang dan ancaman menunjukkan bahwa itu sebenarnya artikel yang dia tulis untuk menyakiti Rashta.

Bagaimanapun, tampaknya Rashta menyatakan bahwa dia akan mendukung pria yang baru muncul dan orang tua bangsawannya yang sebenarnya.

Tapi jurnalis ini menyerang Rashta di bagian terakhir artikel sambil berpura-pura mengkhawatirkannya.

[Permaisuri benar-benar memiliki hati yang baik. Sangat baik dia ingin mendukung keduanya, tetapi seorang permaisuri juga harus memiliki tekad. Orang biasa sering menjadi korban penipuan karena terlalu baik, jika Permaisuri bertindak dengan cara yang sama, itu dapat merugikan seluruh negeri. Bukankah lebih baik bagi Yang Mulia untuk mengikuti tes di kuil untuk mengetahui siapa orang tua kandungnya, dan dengan demikian hanya mendukung mereka?]

"Astaga! Bagaimana bisa rasanya begitu lezat?!”

Aku bisa mendengar suara ceria Countess Jubel di belakangku. Aku minum air dan melipat koran.

Sebelumnya, aku sangat fokus pada apa yang terjadi dengan Sovieshu dan dekan sehingga aku tidak memperhatikan bisikan tentang Rashta. Semua orang di restoran membicarakannya.

Dari, "Ada juga kasus surat perjanjian utang, Permaisuri Rashta seorang pembohong," Sampai, “Wartawan ini selalu berbicara buruk tentang Permaisuri Rashta. Kata-katanya tidak bisa dipercaya.”

'Bukankah dia seharusnya bahagia di samping Sovieshu dan putrinya? Apa yang terjadi, Rashta?'

***

Beberapa hari kemudian aku kembali ke Kekaisaran Barat.

Setibanya di sana, aku harus menenangkan Heinley, yang mendatangiku seperti anak anjing yang gelisah. Lalu aku memberitahunya apa yang terjadi dengan Sovieshu dan dekan.

“Aku tahu kamu tidak akan pernah melakukan itu. Sepertinya ada kesalahpahaman.”

"Jadi kamu tidak mendapatkan bantuan terkait manamu?"

"Tidak. Sebenarnya, aku ingin mengunjungi dekan lagi, tapi… aku tidak melakukannya karena dia kesal.”

Aku mencengkeram tangan Heinley dengan erat, mencium punggung tangannya, dan berkata,

"Kamu tidak akan menyakiti orang lain dengan tangan yang begitu indah."

"!"

“Heinley. Aku tidak berpikir kamu akan membuat orang lain menderita seperti Evely menderita.

“Ratuku…”

“Aku akan bertanya pada Grand Duke Kapmen tentang mana. Grand Duke mengambil kelas di akademi dari awal sampai akhir, jadi dia bisa membantuku.”

Aku tidak repot-repot berbicara tentang Rashta. Tidak perlu.

Heinley memelukku erat-erat tanpa sepatah kata pun.

Malam itu, berbaring di dada Heinley dengan mata tertutup, semua kekhawatiran perjalananku ke Wirwol mencair.

Sebelum aku menyadarinya, dia telah menjadi orang yang spesial bagiku. Pangeran dari negara tetangga ini, yang seperti anak anjing besar dan elang yang licik, sekarang adalah suamiku. Berada di sisinya saja membuatku merasa nyaman.

Tenggelam dalam aroma tubuhnya, keletihan beberapa hari terakhir menyapuku dan aku tertidur sementara aku mengelus-elus otot-otot Heinley.

Ketika aku membuka mata lagi, aku bingung karena Heinley tidak ada di sampingku.

Aku pikir mungkin ada sesuatu yang harus dia lakukan, jadi aku hendak kembali tidur. Namun, tiba-tiba aku merasa sangat lapar. Aku ingin makan roti yang biasa dibuat Heinley.

Aku belum makan dengan baik selama berhari-hari, jadi aku bangun dan pergi mencari Heinley.

Dia tidak ada di kamarnya…

Jadi aku pergi ke kantornya. Pintu kantor tertutup.

Saat itu tanpa sadar aku menyentuh kenop pintu, berpikir untuk kembali ke kamar tidur. Lapisan es tipis keluar dari tanganku, kenopnya membeku, dan setelah klik sedikit, pintu terbuka hampir tanpa suara.

Astaga! Besok aku harus bertemu dengan Kapmen!

Saat aku menatap bingung ke tanganku, aku mendengar suara lembut melalui pintu yang sedikit terbuka.

“Kirim gagak untuk memeriksa situasinya. Jika dia berpikir kalau kita akan ketahuan karena kalung itu, dia harus melakukan apa saja untuk mendapatkannya kembali.”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 318          

>>>             

Chapter 320

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#318) / The Second Marriage




Chapter 318: Percaya (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

"Tidak."

Aku berbicara setegas mungkin.

“Kalau begitu, Navier—”

"Aku bilang tidak."

"Kamu bisa kembali kapan pun kamu mau."

Tetapi Sovieshu melanjutkan dengan mengatakan apa yang dia inginkan.

"Dengarkan aku. Aku bilang tidak. Aku bilang tidak."

Meskipun aku berbicara dengan sedikit kesal, Sovieshu tetap mengatakan hal yang sama.

“Jangan angkuh.”

“Sovieshu.”

Mengapa dia bersikap seperti ini? Meskipun di pernikahanku dia telah mengaku kepadaku bahwa dia mencintaiku... Aku pikir dia telah menerima bahwa aku bahagia di samping Heinley.

Kata-kata terakhir itu seperti tersangkut di tenggorokanku. Itu terasa mencekik dan menyengat, jadi aku menjilat bibirku beberapa kali.

"Aku akan pergi sekarang." Tetapi pada akhirnya aku menelan semuanya, mundur selangkah, dan mengucapkan selamat tinggal, "Sepertinya tidak ada lagi yang bisa dikatakan."

Namun, Sovieshu belum selesai,

"Aku sudah dengar."

Sekarang apa lagi?

"Apa yang sedang kamu bicarakan?"

“Suamimu telah membuatmu menderita.”

“Siapa yang memberitahumu itu?”

"Banyak orang."

“Aku tidak tahu siapa yang memberitahumu, tetapi kamu harus memecatnya. Entah dia menangani informasi yang sangat buruk atau memiliki penilaian yang buruk.”

“Navier. Kesampingkan harga dirimu.”

Ahh… astaga! Sovieshu.

Saat aku menahan keinginan untuk menarik rambutnya dengan tangan kosong, aku berkata, untuk menarik batas,

“Yang Mulia Sovieshu. Sekarang saya lebih bahagia dari sebelumnya. Saya tidak tahu apa yang Anda dengar, tetapi itu bukan urusan Yang Mulia. Anda adalah mantan suami saya. Sejak kita bercerai, apa yang terjadi dalam hidup saya bukanlah urusan Anda.”

“Apakah kamu lebih bahagia dari sebelumnya? Lebih bahagia daripada ketika kita memiliki hubungan yang baik?”

Nada bicara Sovieshu dan milikku secara alami berubah antara teman yang tumbuh bersama, pasangan suami-istri yang bercerai, dan penguasa negara yang kuat.

Aku menatapnya dalam diam.

Apakah aku lebih bahagia di masa kecilku? Tentu saja, saat-saat paling bahagia adalah di masa kecilku, sebelum aku terluka. Aku tidak pernah mengalami hal buruk. Harapan untuk masa depan bersinar cerah. Aku hanya dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku. Saat ketika tidak ada perjuangan politik, ketika aku tidak mengalami pengkhianatan, ketika saudara lelakiku tinggal bersama orang tuaku, orang tua Sovieshu memujaku, Rashta tidak ada, dan Sovieshu adalah sahabatku.

Orang tuaku lebih sehat dan lebih muda. Ketika aku pulang ke rumah setelah seharian bekerja keras di kelas, aku akan bermanja-manja pada orang tuaku untuk melupakan rasa lelah.

Ya. Itu adalah waktu yang sangat bahagia. Tapi bukankah pria di depanku sendiri yang menghancurkan hari-hari itu?

“Masa kecilku juga bahagia.”

Ekspresi Sovieshu berseri-seri,

“Tapi aku hanya bahagia karena masa kecilku, bukan karena Yang Mulia ada di sisiku. Apakah kamu mengerti? Jika aku bisa memotong dengan gunting saat-saat ketika aku berdiri di samping Yang Mulia pada masa itu, aku akan memotong semuanya sejak lama.”

Namun, ekspresinya menjadi muram lagi begitu dia mendengar kata-kata ini.

Aku menatapnya dengan dingin seolah berkata, 'Sudah cukup? Bisakah aku pergi sekarang?’

“Aku tahu apa yang terjadi antara Kaisar Heinley dan mantan Ratu Christa.”

Mendengar apa yang baru saja dia katakan, aku akhirnya bisa mengerti mengapa Sovieshu begitu ngotot hari ini sehingga aku kembali.

Sovieshu takut Heinley akan meninggalkanku seperti yang telah dia lakukan.

"Itu hanya rumor."

"Apa kamu yakin?"

"Ya. Bahkan jika itu benar, itu bukan urusan Yang Mulia.”

Aku tidak ingin bertukar kata lagi dengan Sovieshu, itu melelahkan secara mental. Aku berbalik, menggelengkan kepalaku dengan ekspresi yang benar-benar jijik.

"Aku akan pergi."

“Aku akan menemanimu.”

“Tidak perlu.”

"Permaisuri."

Aku tidak tahu kata-kata apa yang akan keluar dari mulutku jika dia terus bersikeras. Aku mengesampingkan kesopanan sejenak dan melanjutkan dalam diam.

"Ngomong-ngomong, Permaisuri."

Namun, Sovieshu memanggilku kembali dan mendekatiku dari belakang.

Mengapa dia tidak mencoba berbicara seperti itu sebelum perceraian? Aku ingin memukul kepalanya.

"Apa yang membawamu kemari?"

"Yang Mulia tidak perlu tahu."

“Jika orang biasa yang datang, kamu benar. Tapi karena Permaisuri Kekaisaran Barat yang datang, aku perlu tahu.”

Akhirnya aku harus berhenti lagi. Saat aku berbalik dengan cemberut, dia berdiri dengan ekspresi yang tidak biasa sehingga dia tidak terlihat seperti seseorang yang dengan cerdik memanfaatkan posisinya.

Meskipun aku mengerutkan kening, dia benar. Wirwol dikatakan berfungsi sebagai daerah otonom, tetapi kaisar menutup matanya agar para penyihir dapat beroperasi dengan bebas. Wirwol jelas merupakan wilayah Kekaisaran Timur.

"Aku datang untuk menemui dekan."

Dengan enggan, aku memberitahunya alasan kunjunganku tanpa terlalu rinci. Aku tidak peduli dia tahu ini.

"Kenapa dekan?"

"Apakah aku harus memberitahumu itu juga?"

"Apakah itu rahasia?"

"Ya."

Kali ini, ekspresi Sovieshu menjadi sangat suram. Perubahan ekspresinya begitu mendadak sehingga aku khawatir aku salah bicara.

Ada apa dengan dia? Saat aku menatapnya dengan heran, dia bertanya dengan hati-hati.

"Apakah kamu juga terlibat dalam masalah ini?"

"Masalah apa?"

Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan, tetapi dari ekspresinya yang sangat serius, tampaknya itu masalah yang rumit.

"Fenomena penurunan penyihir."

"Maksud kamu apa?"

Jika itu 'kenaikan' bukannya 'penurunan', itu mungkin ada hubungannya denganku. Sudah jelas dia tidak menanyakan itu.

“Kamu tidak tahu?” Sovieshu bergumam pelan. Kemudian dia menambahkan bahkan tanpa menunggu jawaban,

"Jika kamu benar-benar tidak tahu, aku menyarankan agar kamu berhati-hati dengan Kaisar Heinley."

***

Akhirnya, aku bisa meninggalkan Sovieshu untuk pergi ke kantor dekan, tetapi dia membuat pikiranku bingung.

Kata-katanya masih menghantuiku.

Mengapa dia pertama bertanya padaku apakah aku memiliki hubungan dengan fenomena penurunan penyihir dan kemudian memberitahuku agar waspada terhadap Heinley?

Kegelisahanku semakin parah ketika aku bertemu dengan dekan.

Dekan, yang sudah lama tidak kulihat, memiliki ekspresi yang lebih buruk dari biasanya. Kesan cerianya telah menghilang, dan tiga garis kerutan yang dalam terbentuk di dahinya.

Sekarang, kata-kata aneh Sovieshu muncul di benakku, dan aku merasa khawatir.

Tetap saja, pura-pura tidak memperhatikan, aku menyapa dekan dengan ramah,

"Maaf atas kunjungan mendadak ini."

"Tidak apa-apa…"

Dekan membungkuk sedikit tidak nyaman. Jelas bahwa dia tidak peduli untuk mengatur ekspresinya.

Aku yakin bahwa ekspresi dekan itu tidak buruk hanya karena dia sedang dalam suasana hati yang buruk. Dia sepertinya kesal padaku.

Tetapi aku pura-pura tidak memperhatikan lagi, memberinya hadiah, dan mengemukakan alasan kunjunganku.

"Dekan. Aku benar-benar datang untuk meminta bantuanmu.”

"Bantuan?"

"Ini ada hubungannya dengan mana ..."

Pada saat itu, bahkan sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kata aku, dekan memotongku dan berkata dengan datar,

“Maaf, Yang Mulia. Saya tidak bisa membantu Anda sekarang."

Seperti yang aku bayangkan, dia tidak senang denganku. Itu membuatku sedikit sedih. Kami tidak cukup dekat untuk menghabiskan waktu bersama, tetapi aku pikir kami memiliki hubungan yang saling menghormati. Sikap dingin dekan membuatku kecewa.

Aku tidak ingin menunjukkan kelemahan, jadi aku bertanya dengan santai.

"Apakah karena aku pergi ke Kekaisaran Barat?"

Tidak ada alasan lain bagi dekan untuk bersikap dingin terhadapku.

Namun, dekan membantahnya.

“Tidak sama sekali, Yang Mulia. Tolong jangan salah paham dengan saya. Saya menyambut pernikahan kedua Yang Mulia dengan tangan terbuka.”

Lantas?

“Kenapa tiba-tiba…?”

"Saya seorang penyihir dan warga Kekaisaran Timur."

Apa yang dia maksudkan? Dia tidak suka aku menjadi penyihir karena itu akan berkontribusi pada kekuatan Kekaisaran Barat? Tapi dia pernah sedikit membantu Heinley, kan? Selain itu, dekan bahkan tidak tahu bahwa aku bisa menjadi penyihir.

"Sampai kecurigaan saat ini terbukti salah, saya tidak punya pilihan selain menjauh dari Kekaisaran Barat."

“Kecurigaan?”

"… Maafkan saya."

Aku semakin tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

“Itu tidak ada hubungannya dengan Yang Mulia. Meskipun itu mungkin, saya tidak berpikir Permaisuri adalah orang yang seperti itu.”

Dekan menambahkan sambil menatapku dengan perasaan campur aduk.

"… Saya harap tidak begitu."

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 317         

>>>             

Chapter 319

===

Daftar Chapters