Sunday, October 10, 2021

Remarried Empress (#262) / The Second Marriage

 



Chapter 262: Christa Mengambil Risiko (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Christa saat ini berada dalam situasi yang sulit karena rumor yang beredar di masyarakat kelas atas.

Awalnya, Christa dulunya memiliki reputasi yang sangat baik di masyarakat kelas atas. Dia baik dan berhati-hati dengan kata-katanya, serta rendah hati, meskipun menjadi ratu. Setelah suaminya membawa wanita lain, simpati untuknya meningkat, dan para bangsawan mengaguminya karena tetap teguh.

Setelah suaminya meninggal, pendapat terbagi dua. Separuhnya menyesalkan dirinya yang kehilangan posisi sebagai ratu di usia yang begitu muda, dan separuh lainnya mengkritiknya karena tetap tinggal di istana kekaisaran.

Namun, mereka yang mengkritiknya juga setuju bahwa situasinya tidak menguntungkan.

Sejak dia menjadi ratu, dia khawatir tidak memiliki anak, khawatir tentang selir suaminya, khawatir tentang reputasi Pangeran Heinley, dan tiba-tiba dia terpaksa meninggalkan posisinya sebagai ratu.

Namun setelah resepsi pernikahan, rumor aneh mulai beredar yang merusak reputasinya.

– Christa dan Yang Mulia Heinley berselingkuh.

Bangsawan cenderung toleran untuk memiliki selir, tetapi mereka memiliki standar tersendiri.

Apakah dia berselingkuh dengan adik suaminya? Ini adalah sesuatu yang menakutkan kaum bangsawan.

Ketika masalah itu tampaknya menjadi serius, seorang dayang Christa berbicara dengan canggung.

“Ratu, saya pikir yang terbaik untuk saat ini adalah pergi ke Compshire dan mengamati situasinya. Tentu saja rumor itu tidak benar, tetapi pada saat seperti ini, tidak ada salahnya untuk berhati-hati.”

Pergi ke Compshire? Ekspresi Christa sontak menegang mendengar saran dayangnya.

Dia tidak mau. Dia akan memiliki kehidupan yang nyaman di Compshire, tetapi dia akan diperlakukan sama sekali berbeda, seolah-olah momennya telah berlalu.

Bahkan lingkaran dekatnya akan tergeser, dianggap sebagai 'generasi masa lalu'. Termasuk keluarga dan teman-temannya.

Pergi ke Compshire berarti menyerahkan semua kekuasaan kepada Navier, menjadikan Christa sebagai jejak masa lalu.

Dengan kata lain, Navier akan berada di depan sementara dia akan tertinggal di belakang menunggu jejaknya menghilang.

“Bukankah itu hanya rumor? Selain itu, itu juga mempengaruhi Yang Mulia Heinley, mengapa hanya aku yang harus menghindarinya?”

"Itu benar ... tapi Kaisar selalu memiliki citra buruk ..."

"Sebaliknya, tidak ada yang membayangkan citra ratu seperti itu, jadi itu lebih mengejutkan."

Christa sedih. Navier yang bercerai memiliki suami baru yang tampan, bagaimana mungkin dia yang masih berduka diperlakukan seperti itu?

Selain itu, dia tidak jauh lebih tua dari Navier.

Pada usia yang sama, sangat menyakitkan karena seseorang memiliki harapan baru, sementara yang lainnya akan menjadi masa lalu yang suram.

Ekspresi sedih Christa membuat dayangnya hampir menangis bersamanya.

Christa menatap kosong pada gambar di dinding di kejauhan.

Setelah sekian lama. Christa akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.

Dia telah membuat keputusan tegas.

“Pergi ke Compshire sekarang berarti menerima akhir hidupku. Aku akan tinggal di sana menunggu kematianku tanpa tujuan apa pun.”

"Ratu! Tidak, itu tidak akan terjadi!”

“Selama rumor itu beredar, tidak ada yang akan berubah jika aku pergi ke Compshire. Rumor itu akan mengikutiku. Jika aku pergi seolah-olah aku melarikan diri, rumor itu bisa semakin menguat.”

Berbicara dengan suara tenang, Christa mencengkeram roknya dan menurunkan pandangannya.

Apa yang dia rencanakan sekarang akan sangat berisiko.

Tapi dia tidak ingin kehilangan segalanya tanpa melakukan apa-apa. Setidaknya dia ingin bertarung.

Di bawah kelopak mata yang setengah tertutup, matanya bersinar terang.

“Karena sudah begini, aku harus memanfaatkan rumor itu.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Di malam hari, alih-alih pergi ke kamar pengantin, aku meletakkan semua dokumen di atas meja di kamarku dan mulai bekerja.

Aku kesulitan berkonsentrasi karena pikiranku terus terbayang-bayang akan kamar pernikahan, tetapi sekarang aku merasa sangat frustasi terhadap Heinley jadi aku tidak ingin melihat wajahnya.

Meskipun pikiranku terbagi, aku mencoba berkonsentrasi sebisa mungkin pada pekerjaanku.

Untungnya, perlahan-lahan aku bisa kembali berkonsentrasi.

Tapi tiba-tiba, aku mendengar ketukan dari pintu kamar pengantin.

Satu-satunya yang diizinkan berada di kamar tidur itu adalah Heinley dan aku, jadi itu pasti Heinley.

Alih-alih menjawab, aku dengan sengaja membalik kertas itu sambil mencelupkan pena ke dalam wadah tinta.

Namun, dia terus mengetuk pintu.

– Tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok!

Bukannya berhenti, dia mulai mengetuk secara berirama.

Mau lihat siapa yang menang? Aku pasti tidak akan membuka pintu. Biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan.

Aku mendengus dan meraih pena lagi.

Tetapi sulit untuk mengabaikan kebisingan itu saat bekerja.

Akhirnya, aku mengambil dokumen-dokumen itu dan keluar pelan-pelan dari kamarku, pindah ke kamar cadangan di seberang koridor.

Kamar cadangan jarang digunakan, tetapi tetap bersih dan memiliki meja untuk digunakan.

Aku meletakkan dokumen-dokumen itu di atas meja dan duduk di kursi.

Namun, karena jarak antara meja dan pintu sangat jauh, aku juga sulit berkonsentrasi karena aku merasa gugup karena membelakangi pintu.

Aku tidak punya pilihan selain pindah lebih dekat ke pintu.

Ketika aku meletakkan bantal di dekat pintu dan duduk di atasnya, aku akhirnya merasa sedikit nyaman.

Setelah meletakkan dokumen-dokumen itu di pangkuanku dan membuka pintu sedikit dengan hati-hati, aku merasa lebih nyaman.

Bagus, jadi aku bisa mencari tahu apakah Heinley keluar dari kamarnya.

“…”

Tetapi tidak peduli berapa lama aku menunggu, Heinley tidak kunjung keluar.

Mungkinkah dia… masih mengetuk pintu?

Aku tidak bisa mendengar apa pun dari sini, jadi aku tidak tahu.

Saat aku melihat-lihat dokumen, aku merasakan kekhawatiran yang aneh.

Bagaimana jika dia mengetuk pintu begitu lama sehingga tangannya patah? Atau merobek kulitnya?

Saat itu aku mengumpulkan semua dokumenku, dan membuka pintu untuk kembali ke kamarku.

"!"

Jantungku berdetak kencang ketika aku melihat Heinley berdiri di depan pintu.

Kapan dia keluar? Bukankah aku selalu memperhatikannya?

Melihatnya kebingungan, Heinley bergumam dengan ekspresi tertekan,

“Apakah kamu sangat membenciku, Ratuku? Sampai-sampai lari jauh-jauh ke sini?”

"Aku tidak melarikan diri, aku punya terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan ..."

Ketika aku mencoba menjelaskan mengapa aku ada di sini, sesuatu terbersit di dalam diriku.

Mengapa aku tidak pergi ke kamar pernikahan?

Jika aku mengeluh, 'Kamu bilang aku berat,' aku akan terlihat seperti gadis kecil yang terobsesi dengan hal-hal sepele.

Pada akhirnya, aku ragu-ragu lantas membuat alasan dengan niat lain,

“Kamu melukai dirimu sendiri karena jatuh dari kuda. Aku berasumsi dalam keadaan itu kamu akan merasa tidak nyaman jika aku berbaring di sebelahmu.”

“Ratuku. Kau kan tahu tidak terjadi apa-apa padaku, kau melakukannya dengan sengaja, bukan? Apakah kau mengerjaiku?”

"Memangnya siapa yang duluan mengerjai."

Kataku tajam, berbalik dan menuju kamarku. Heinley mengikutiku dan bersikeras.

“Aku minta maaf atas aktingku yang buruk. Aku hanya ingin mendapatkan perhatian Ratuku, meskipun dengan melakukan itu.”

Aku benar-benar... ingin memukul dan mencium mulut itu. Kenapa dia berbicara begitu manis?

Ketika aku menatap mulutnya, Heinley ragu-ragu dan dengan cepat menambahkan,

"Tentu saja, itu tidak berarti aku tidak melakukan kesalahan."

"Itu sudah jelas."

"Apakah kamu sangat marah, Ratuku?"

"Tidak semarah itu. Selain itu, bukan aktingmu yang buruk yang membuatku merasa tersinggung.”

"Benarkah?"

“Pikirkan baik-baik. Meskipun aku tidak tahu apakah hati nuranimu akan seberat aku.”

"!"

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 261                

>>>             

Chapter 263

===

Daftar Chapters 


Saturday, October 9, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#751)

 



Chapter 751: Situasi Seperti Ini Menyenangkan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Orang-orang terkejut melihat bebatuan di langit, burung gagak, dan CH dan klan harimau yang mendekat. Mereka kemudian sadar dan mulai melarikan diri. Pengikut WS tetap tinggal dan marah pada CH si 'kesatria jahat' dan Cale Henituse yang gila. Mereka berteriak agar melindungi festival WS dengan membunuh para pemberontak. Para perwakilan juga menganggap situasinya gila, dan beberapa memberi tahu Cale bahwa dia harus mati sendirian jika dia ingin mati.

Tapi Cale tetap duduk di kursinya dan tertawa. Seseorang menghunus pedangnya dan mencoba membunuh Cale, tetapi pedang itu diblokir oleh pedang lain. Orang yang memblokirnya adalah Pangeran Pen dari Kerajaan Breck. Pria itu tertawa dan mundur ketika dia berseru bahwa mereka gila. Di sisi Cale ada Amiru dan Gilbert. Setelah keluarga Eric Wheelsman kehilangan sebagian besar kekuatan mereka selama perlawanan, para bangsawan timur laut juga kehilangan seseorang sebagai pemimpin mereka. Tetapi para bangsawan timur laut sekarang telah berkumpul di sekitar Cale.

Taylor berjalan menuju Cale. Seorang bangsawan dari Kekaisaran Mogoru mengerutkan kening dan menyebut mereka bodoh karena mereka akan mati jika memberontak melawan WS. Pengikut WS sedang menuju ke grup Cale. Bangsawan Mogoru memohon mereka agar berhenti karena mungkin merekalah yang akan dikorbankan selanjutnya. Tapi dia dihentikan oleh seseorang. Mereka adalah Toonka dan Harol yang mengambil belati dari si bangsawan. Toonka mengatakan kalau sekadara menonton itu membosankan.

Valentino tersenyum dan melambai ke Cale. Orang-orang lain menyebut mereka gila dan mencoba kabur. Pengikut WS semakin mendekat. Taylor mengatakan bahwa Sayeru sedang bergerak. Sayeru menembakkan cahaya putih ke langit dan memerintahkan orang-orang berbaris sebelumnya menuju target baru mereka. Mereka yang datang dari timur dan barat menuju CH dan para bangsawan. Mereka yang dari selatan pergi ke Cale, dan mereka yang dari utara bergerak ke gedung Langit Putih dan para persembahan.

Pemandangan banyak orang bergerak di semua tempat benar-benar kacau balau. Puzzle City diselimuti kebingungan. Dan pada saat itu, mereka mendengar seseorang berkata "Berhenti." Itu adalah WS yang berada di tempat tertinggi di altar. WS berdiri dan menatap Cale, mengatakan bahwa Cale telah melakukan sesuatu yang bodoh. WS berkata dengan suara sedih bahwa Cale perlu tahu cara menyerah. Tapi Cale tertawa dan mendengus ketika dia berkata dengan ekspresi acuh tak acuh bahwa sangat lucu kalau b*jingan paling jahat mengatakan sesuatu seperti itu.

Cale mengingat WS asli dan perlahan berdiri. WS menyuruhnya berhenti dan dia akan menyelamatkan Cale dan kelompoknya jika mereka berhenti. Tiba-tiba, semua orang dicekam ketakutan. Pen berlutut, punggung Amiru tertekuk, dan Taylor kesulitan bernapas. WS terbungkus aura merah saat dia melihat ke bawah pada semua orang. Ada perasaan ketakutan akan kematian dalam aura itu (Ini adalah kekuatan kuno batu-berlumuran-darah). Burung-burung gagak di langit terbang menjauh dan para pengikutnya berlutut dan menundukkan kepala mereka dalam pemujaan dan ketakutan.

Para pengikut dihimpit ketakutan, tetapi suara mereka dipenuhi dengan kekaguman. Taylor mengutuk di dalam hati karena dia telah mengantisipasi situasi ini ketika Cale menyuruhnya untuk datang menonton. Dia bisa melihat CH masih berlari menuju WS. Taylor bertanya-tanya apakah mereka benar-benar bisa mengalahkan WS. Dia menutup matanya dan mendengar batu-batu di langit berjatuhan. Tubuhnya kehilangan kekuatannya dan dia berpikir bahwa itu memang tidak mungkin. Batu-batu yang berjatuhan tampaknya melambangkan penderitaan Taylor dan sekutunya.

Tapi Taylor tiba-tiba merinding. Dia menoleh dan melihat seseorang masih berdiri. Cale yang mengeluarkan aura yang sama dengan WS. Taylor kemudian merasa bahwa sekarang dia bisa berdiri. Dia tanpa sadar mundur dari Cale ketika dia menyadari bahwa aura Cale berbeda dari aura WS. Jika aura WS menimbulkan rasa takut akan kematian, Cale seperti seorang penguasa yang menekan rasa takut. Aura merah di sekitar Cale lebih merah daripada WS.

CH berhenti berlari dan menatap Cale. Mata mereka bertemu dan Cale tersenyum. Cale tampak lebih santai daripada semua orang di tempat itu. Cale menatap WS yang membelalakkan matanya dan tersenyum bahagia, berkata, “Bagaimana dengan WS yang sempurna? Aku sedikit penasaran sebelum pertarungan. Tapi itu tidak masalah.” Cale memegang lencana yang memiliki kekuatan kuno batu-berlumuran-darah. Cale yang ada di sini adalah Cale dari luar tes, jadi dia bisa menggunakan semua kekuatan kunonya.

Cale maju selangkah. Dia menggunakan kekuatan kuno aura dominasi dan kekuatan kuno batu-berlumuran-darah yang mengelilinginya, jadi dia tidak terpengaruh oleh aura WS. WS menuruni tangga dan bertanya bagaimana bisa. Suaranya dipenuhi dengan keterkejutan dan kemarahan. Cale mengangkat alisnya dan berkata bahwa WS terus menang, jadi dia tidak tahu bagaimana rasanya tertekan. Dunia ilusi WS di sini berbeda dari WS yang Cale kenal.

Cale bergumam bahwa itu menyenangkan dan menoleh ke Alberu. Saat mereka bertemu mata, Alberu menuju ke podium. Taylor mendengar suara dari langit dan mengira itu adalah WS yang menggunakan petir. Tapi dia menyadari satu hal ketika dia melihat ke langit. Batu-batu itu tidak jatuh. Hanya batu-batu di atas altar tempat WS yang berjatuhan. Taylor melihat Cale tersenyum dan mendengarnya berkata, "Mulai."

Pada saat itu, petir merah-emas jatuh dari langit menuju WS dan altar. Petir itu meledak di altar, tetapi ledakan lain terdengar di gedung Langit Putih tempat persembahan berada. Cale mendengar Raon melalui telepati mengatakan untuk menyerahkannya padanya. Kabut tebal menyelimuti gedung Langit Putih saat orang-orang Molan menghilang ke dalam kabut itu. Tujuan mereka adalah untuk menyelamatkan para persembahan.

Taylor lalu melihat Cale mengambang dengan angin puyuh di kakinya. Cale melesat ke depan ketika aura dominasi dan kekuatan kuno batu-berlumuran-darahnya masih aktif. Para pengikut terkejut akan bagaimana Cale memiliki kekuatan yang sama dengan WS. Debu dari ledakan di altar menghilang, dan WS muncul. Dia memanggil nama Cale seraya berlari menuju Cale.

WS memegang pedang merah menyala di tangannya. Sebaliknya, Cale memegang tombak yang terbuat dari air berkilauan. Saat api dan air bertabrakan, mereka yang menahan napas juga berdiri, mengatakan bahwa mereka tidak bisa hanya tetap menonton.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 750        

>>>            

Chapter 752

===

Daftar Spoiler 


[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#750)

 




Chapter 750: Kami Telah Berkumpul (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat itu pagi hari, dan anak-anak membangunkan Cale. Hari festival akhirnya tiba. Cale menghela napas dengan susah payah dan menyuruh anak-anak turun dari perutnya. Ketiga anak itu sekarang lebih gemuk, jadi mereka yang berbaring tengkurap membuatnya sulit bernapas. Dia merasa seperti akan mati, tetapi anak-anak mengatakan kepadanya bahwa dia lemah. Cale memandang On dengan perasaan terkhianati.

On mengatakan bahwa sekarang waktunya pergi ke kuil. Festival akan dimulai pada siang hari, tetapi persiapan telah mulai dilakukan sejak pagi. Ron memasuki ruangan dan melihat rambut Cale yang berantakan. Dia menawarkan limun ke Cale dan Cale menggerutu ketika dia meminumnya dan bangkit dari tempat tidur. Cale saat ini tinggal di sebuah gedung tempat perwakilan dari seluruh benua tinggal.

Orang-orang ini bertugas mengirimkan persembahan atau menerima ancaman yang disamarkan sebagai undangan ke kuil pusat. Singkatnya, semua orang dipaksa untuk menghadiri festival. Setiap orang punya sesuatu untuk dilakukan di pagi hari. Ron menggambarkannya sebagai kuil pusat dan WS sedang 'menjinakkan' mereka, dan Cale mengerutkan kening sebelum dia mendecakkan lidahnya dan mengatakan bahwa itu menjengkelkan.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Cale akhirnya datang ke kuil pusat sendirian. Ron dan Raon tidak bersamanya. Dia menuju ke lantai 3 kuil di mana mereka bisa melihat bagian luar karena tinggi tembok batu jauh lebih rendah. Seluruh kota Puzzle bisa dilihat dalam sekali pandang. Di luar tembok batu yang mengelilingi kuil pusat terdapat bekas alun-alun kota di mana sebuah altar besar sekarang dibangun. Ini adalah tempat di mana persembahan akan mati. Sebanyak 2.000 orang akan mati di tempat itu hari ini.

Seorang pendeta sedang mengabsen dan memanggil Cale. Dia tersenyum hangat dan memanggil orang di belakang Cale, Pangeran Pen dari Kerajaan Breck. Orang-orang di lantai ini berjumlah ratusan. Mereka yang bertemu mata dengan Cale dengan cepat menghindari tatapannya. Beberapa terkejut, dan yang lain menunjukkan emosi seperti rasa ingin tahu, jijik, kecewa, dan ratapan.

Pendeta berkata kepada Sayeru bahwa dia telah selesai mengabsen. Sayeru mengumumkan bahwa festival akan dimulai pada siang hari, jadi mereka harus menunggu di sini dan pergi ke dekat altar pada saat itu. Artinya, para pendeta ingin para perwakilan menyaksikan keseluruhan proses persiapan altar. Sayeru menambahkan bahwa ada pendeta di sana-sini untuk membantu mereka jika ada masalah. Tapi itu adalah peringatan halus agar tidak melakukan sesuatu yang tidak berguna karena mereka sedang diawasi.

Sayeru mengatakan bahwa dia akan menyiapkan kursi dan minuman. Dia kemudian bertepuk tangan dan mengatakan bahwa WS ingin bertemu dengan beberapa orang di sini sebelum festival dimulai. WS ingin minum teh bersama mereka, dan Sayeru mengatakan bahwa itu adalah suatu kehormatan besar. WS berada di lantai 5 kuil, tetapi akan tampil di depan altar pada siang hari.

Cale tampak dingin tetapi di dalam hati, dia ingin mereka mati kedinginan karena menyebut itu sebagai kehormatan besar. Sayeru tersenyum riang dan memanggil Alberu. Dia bertanya kepada Alberu apakah dia bisa sarapan dengan WS, dan Alberu setuju untuk melakukannya. Alberu mengikuti Sayeru sementara Cale akhirnya melihat Alberu secara langsung di sini. Cale memperhatikan kalau Alberu telah kehilangan sedikit berat badan dan kurus. Sayeru menatap sedih ke arah Alberu dan berkata bahwa ruang berdoa pasti sulit baginya.

Alberu semakin kurus setiap hari, dan Sayeru menyarankan Alberu untuk meminta WS agar dia berhenti berdoa dan meminta orang lain untuk melakukannya. Tetapi Alberu mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan akan terus berdoa. Sayeru tersenyum dan menyukai jawaban Alberu. Ekspresi Alberu tidak berubah, tetapi amarah Cale meningkat ketika dia mengutuk Sayeru di dalam hati.

Sayeru kemudian memanggil Pangeran Valentino dari Kerajaan Caro dan Pangeran Pen dari Kerajaan Breck. Dia menyuruh mereka agar tersenyum dan tertawa karena kesempatan untuk berbicara dekat dengan WS sangat jarang. Terakhir, dia memanggil Cale Henituse. Beberapa orang melirik Cale, mengetahui bahwa Cale menjadi titik pusat bagi mereka yang langsung bertarung melawan WS. Bahkan jika mereka dikalahkan, masa lalu tidak akan hilang.

Tapi Cale mengabaikannya, jadi Sayeru berjalan dan berhenti di depan Cale. Senyum Sayeru menghilang dan berubah menjadi ekspresi dingin. Situasinya tegang, dan suara tenang Cale kemudian terdengar. Cale mengatakan bahwa dia telah melakukan cukup banyak, jadi apa lagi yang mereka inginkan darinya. Dia melangkah ke arah Sayeru dan menatapnya berhadapan.

Cale mengatakan bahwa akan lebih baik jika dia segan, tetapi matanya penuh dengan emosi negatif yang bahkan bisa dibaca Sayeru. Cale mengerutkan kening dan perlahan menghembuskan napas, berkata kepada Sayeru agar tidak berharap terlalu banyak darinya karena ini adalah batasnya. Cale kemudian melangkah mundur dan mengabaikan Sayeru lagi. Sayeru tertawa sementara orang lain menganggukkan kepala saat mereka mengerti apa yang dimaksud Cale.

Cale datang ke sini untuk membawa persembahan, dan dia tidak keberatan, jadi orang mengira dia sudah gila. Tetapi mereka menyadari bahwa dia hanya berpura-pura tenang di luar. Dia hanya menahannya dan sekarang mencapai batasnya. Sayeru tertawa terbahak-bahak dan mengerti Cale. Dia merasa aneh karena Cale patuh mengirimkan persembahan, tetapi melihat Cale berani tidak mematuhi WS membuat Sayeru senang.

Sayeru mengatakan bahwa dia mengerti jika ini adalah batas Cale. Dia akan membicarakannya dengan WS. Sayeru menepuk bahu Cale dan mengatakan kepadanya bahwa tidak ada lain kali. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang tahu siapa yang akan menjadi persembahan berikutnya. Sayeru berbalik dan meninggalkan tempat itu bersama orang-orang yang tadi dipanggilnya. Cale menghela napas lega setelah Sayeru pergi.

Dia berpikir WS mungkin akan tahu kalau sekarang dia memiliki kekuatan kuno perisai jika dia mendekati WS. Jadi dia ingin menjauh dari WS untuk saat ini. Dia akan berada dalam masalah jika dia tertangkap sebelum dia menungkirbalikkan segalanya. Cale duduk dan mendengar obrolan di sekitarnya. Beberapa mengatakan kalau Cale dalam masalah, kalau dia harus menyerah sepenuhnya jika dia ingin bertahan hidup, dan seterusnya. Tapi Cale hanya menutup matanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Waktu cepat berlalu dan sekarang sudah siang. Para perwakilan sekarang berada di alun-alun. Cale menatap orang yang duduk di kursi marmer putih di atas altar. Itu adalah WS yang mengenakan topeng setengah putih yang menutupi hidungnya. Sorak-sorai dari kota bisa terdengar di mana-mana. Dan mereka yang dipaksa untuk hadir berada di tengah sorak-sorai penonton.

Penataan ini memang disengaja karena ada garis yang memisahkan penonton yang bersorak dari penonton yang dipaksa hadir. Penonton yang dipaksa hadir diberi kursi untuk duduk. Cale bisa melihat persembahan di atas altar. Dia melihat sekeliling dan melihat banyak pengikut WS dan SG. Cale mendongak dan bertemu mata dengan WS. Dia mengerutkan kening dan menghindari tatapan WS. WS tersenyum dan menoleh, mengabaikan Cale.

Cale berpikir itu cukup menakutkan ketika dia berpikir bahwa kekuatan kuno perisainya mungkin bisa ketahuan. Untungnya, WS berada jauh darinya, jadi WS tidak memperhatikan kondisi Cale. Tapi tatapan WS ketika dia melihat Cale seolah melihat Cale seperti serangga yang mengganggu. Seseorang mengumumkan dimulainya upacara, dan Cale bersandar di kursinya dan menundukkan kepalanya.

Pen yang duduk di sebelah Cale memanggilnya karena khawatir. Tapi Cale semakin menundukkan kepalanya, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. WS memandang Cale lagi dan tersenyum sebelum membuang muka. Acara dimulai saat drum mulai berbunyi. Orang-orang yang mengenakan seragam perang berbaris dari segala arah saat mereka dipimpin oleh orang-orang yang membawa bendera. Ini seperti unjuk kekuatan bagi WS.

Cale tidak mengangkat kepalanya, dan Sayeru berteriak bahwa Alberu akan memberikan pidato ucapan selamat. Sorak-sorai dan suara drum terdengar, karena sekarang tengah hari ketika matahari terbit paling tinggi. Alberu naik ke podium dan menyadari bahwa dia sekarang berada lebih tinggi dari semua orang. Tapi WS berada di tempat yang lebih tinggi dari Alberu. Alberu melihat Cale menundukkan kepalanya, dan matanya berbinar. Dia membuka kertas di mana pidato yang disiapkan oleh kuil dan bukan dia tertulis.

Dia membuka mulutnya.

"Aku bisa berbagi tempat ini dengan kalian hari ini-"

Alberu kemudian melihat.

Cale menurunkan tangannya yang menutupi wajahnya.

Wajah yang terungkap di bawah tangannya tersenyum.

'Akhirnya.'

Pikir Alberu.

‘Akhirnya, kamu menampakkan dirimu.’

Pangeran tanpa sadar tersenyum.

Pada saat itu, Cale mengangkat tangannya.

Kugugugugugu-

Suara gemuruh yang hebat terdengar, dan tanah bergetar dalam sekejap.

Alberu berpaling.

Ke tempat di mana getaran berasal.

Itu adalah tembok batu yang melindungi kuil pusat.

Tembok batu bergetar.

-Cale, bisakah aku merobohkannya?

Super Rock bertanya dan Cale mengangguk.

"Ya."

-Bagus. Ini adalah tes terakhir, jadi mari kita lakukan dengan benar.

Suara drum berhenti.

Sorak-sorai berhenti.

Sebaliknya, raungan mengguncang kota.

Ddddddrrrrrrrrrrrrrrr-!

Tembok batu mulai runtuh.

Tidak, tembok itu mulai terbelah.

"Hei, apa yang terjadi tiba-tiba -!"

Raja Beruang Sayeru dikejutkan oleh pemandangan itu tetapi segera berbalik.

Kaw. Kaw. Kaw.

Pekikan gagak semakin mendekat dan mendekat dari kejauhan.

Beruang itu mengenal orang yang menyebabkan pekikan itu.

“…Gashan!”

Dukun harimau Gashan.

Dia tahu bagaimana menangani gagak.

Dia berasal dari ras yang telah kehilangan rumahnya di benua timur dan tidak bisa menang sehingga mereka hanya bisa melarikan diri dan bersembunyi.

Suku harimau.

Mereka telah menunggu di Hutan Kegelapan, menahan napas.

Dan ada seseorang yang memimpin para harimau dan melintasi tembok Puzzle City.

Choi Han. Dia memanjat tembok dengan aura hitam mengelilinginya.

"Cale-nim."

Choi Han mendongak ke langit.

Tembok batu yang dibuat dengan menghancurkan menara batu yang dibangun dari keinginan orang-orang.

Tembok batu yang memisahkan kuil pusat dari luar dan berfungsi sebagai penghalang untuk melindunginya.

Tembok itu sekarang telah lenyap.

Sebaliknya, ribuan, malahan mungkin puluhan ribu batu, menjulang ke langit.

Seolah berusaha menghalangi cahaya matahari.

Seolah mencoba menutupi langit.

Batu-batu menutupi langit di Puzzle City.

Cale duduk kembali dengan nyaman di kursinya dan tersenyum.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 749          

>>>            

Chapter 751

===

Daftar Spoiler