Chapter 263: Christa Mengambil Risiko (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
McKenna senang karena beban kerja utamanya
berkurang sejak Navier turut
bekerja.
Navier sekarang mengambil alih banyak tugas,
yang dulunya menjadi tanggung jawab sementara McKenna.
Namun, penambahan Navier ke tim kerja juga
membawa sesuatu yang buruk, yang ironisnya adalah 'penundaan pekerjaan' karena
Heinley.
Setelah pernikahan dengan Navier, Heinley
sering jatuh ke dalam 'kekhawatiran pribadi', di mana produktivitasnya menurun
drastis.
Kapan pun itu terjadi, McKenna juga terpaksa
memperlambat kecepatan kerjanya.
Sama seperti sekarang,
"McKenna, aku punya pertanyaan."
"Lagi. Ada apa, Yang Mulia?”
"Lagi? Lagi?"
Ketika Heinley menyipitkan matanya, McKenna
menutup mulutnya sedikit dengan kepalan tangan dan mencicit, "ciak,"
berpura-pura lucu.
Di satu sisi, dia melakukannya untuk
membangkitkan penampilannya yang seperti burung, tetapi itu sangat buruk untuk dilakukan di depan sepupunya di usianya saat ini.
Meskipun McKenna tampan, di mata Heinley dia
hanyalah seorang teman dekat.
Manusia pada dasarnya adalah hewan yang pelupa
dan memanjakan diri sendiri.
Heinley benar-benar lupa bahwa dia juga
sengaja bertingkah seperti burung lucu di depan Ratu dan menjadi kesal,
“Terkadang kau benar-benar menyebalkan, kau
tahu itu?”
"… Apa yang Anda inginkan? Saya sibuk.
Yang Mulia belum menyetujui apa pun selama 45 menit, jadi saya benar-benar
sibuk sekarang.”
"Jika aku belum menyetujui apa
pun, bukankah kau seharusnya lebih bebas?"
“Justru pikiranku! Pikiranku yang kelebihan
beban! Tolong setujui sesuatu!”
"Aku akan melakukannya setelah aku
mengajukan pertanyaan yang sangat penting."
“Tak perlu dikatakan, ini adalah pertanyaan
tentang Permaisuri. Tentang apa ini?"
Ketika McKenna bertanya dengan pasrah, Heinley
menggelengkan kepalanya.
“Ini tentang kamu.”
"Apakah Anda akan melepaskan saya agar saya bisa
menikah?"
"Ingat saat aku meringkuk di tempat
tidur?"
"Kapan?"
“Setelah Ratuku tahu aku berakting. Saat aku
merangkak di bawah selimut karena malu.”
"Ah, iya. Waktu itu."
"Kau naik ke
atasku?"
“Mengapa aku melakukan sesuatu yang
sangat mengerikan?”
Ketika McKenna menanggapi dengan jijik,
Heinley memucat dan bertanya.
“McKenna. Jangan-jangan, apakah
Ratuku datang menemuiku hari itu?”
McKenna mengangkat alisnya. Hari itu, melihat
ekspresi dingin Navier, yang tampak siap untuk pertengkaran suami istri,
dia diam-diam meninggalkan ruangan.
Dia tidak bertanya tentang apa yang terjadi
setelahnya. Dia tidak ingin terlibat dalam pertengkaran suami istri.
Sampai sekarang, McKenna tentunya
berasumsi kalau Heinley telah berbicara dengan Navier.
Namun, Heinley bahkan tidak tahu dia ada di
sana ...
"Ya. Mengapa Anda bertanya? Apa yang
sebenarnya terjadi?"
Mendengar
jawaban McKenna, Heinley berteriak menutupi wajahnya
dengan kedua tangan.
“Yang Mulia?”
McKenna terkejut dan menjulurkan lehernya
untuk melihat ekspresi Heinley yang tersembunyi di bawah tangannya.
Dia terlihat sangat tertekan.
"Mengapa? Apa yang terjadi? Anda pikir itu saya dan Anda marah?”
"Karena badanku ditindih,
aku tentu saja berasumsi itu kamu dan ..."
"Dan?"
"Aku bilang kamu berat."
McKenna memiringkan kepalanya.
"Apa yang salah dengan itu?"
Heinley memandang McKenna dengan tidak
percaya. McKenna tampaknya benar-benar tidak tahu apa masalahnya.
“Ratuku membenci kata itu. Kurasa dia marah
padaku karena itu.”
"Apa? Mengapa?"
Mata McKenna melebar dan dia bertanya lagi
tidak mengerti alasannya.
"Anda hanya mengatakan
kepadanya bahwa dia berat karena dia benar-benar tampak berat bagi Anda, mengapa dia
marah?"
Tetapi begitu dia selesai berbicara, dia
mendengar suara rendah di belakangnya dan bergidik.
"Jadi begitu. Jika itu benar, seorang
wanita tidak bisa marah karena dia diberitahu bahwa dia berat. Jadi kamu pikir
aku sangat berat, apa kamu juga penasaran kenapa aku marah, Heinley?”
McKenna perlahan melihat ke belakang.
Navier berdiri di ambang pintu dengan senyum
cerah.
Dalam sekejap, ekspresinya berubah menjadi
sangat dingin. Seolah-olah begitu
memandangnya, es akan menyembur keluar.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Mengabaikan ekspresi kaku kedua pria itu, aku berjalan masuk
dan berkata dengan dingin,
"Aku punya sesuatu untuk
disampaikan."
Kemudian, aku menyerahkan dokumen-dokumen yang aku
pegang ke McKenna.
McKenna mengambil dokumen-dokumen itu dengan gugup, berjalan ke Heinley dan meletakkannya di mejanya.
“Ratuku!”
Saat itulah Heinley berdiri dengan
tergesa-gesa dan tersenyum. Dia ingin menggunakan wajah tampan dan senyum
manisnya untuk menutupi kesalahannya.
Aku tersenyum acuh tak acuh padanya dan
menunjuk dokumen-dokumen itu. Aku hendak dengan cepat mengatakan apa yang ada dalam
pikiranku.
Sejujurnya, aku tidak begitu marah sampai-sampai
tidak ingin melihatnya.
Dibandingkan dengan saat Rashta memanggilku
saudari, dan Sovieshu menyalahkanku atas semua yang berhubungan dengan Rashta,
ini bukan apa-apa.
Tapi sebelum aku bisa berbicara,
"Yang Mulia."
Yunim tiba-tiba muncul di pintu kantor dan
memanggil Heinley. Saat aku berbalik, aku melihat dia memasang ekspresi
khawatir,
"Ada apa?"
Heinley juga berhenti terlihat malu di depanku
dan bertanya dengan ekspresi layaknya kaisar.
Apakah sesuatu benar-benar terjadi? Yunim
menjawab dengan susah payah,
"Christa ada di sini."
Heinley mengerutkan kening dan memerintahkan.
"Tanyakan dulu untuk urusan apa dia ke
sini."
Lalu dia melirik ke arahku.
Aku mengesampingkan sikap dinginku yang
setengah bercanda dan dengan pelan meletakkan tanganku di bahunya.
Meskipun dia datang sendiri, Heinley tidak
berhenti menatapku sejak Christa disebutkan.
Aku ingin
memberitahunya bahwa itu tidak apa-apa.
“Yang Mulia…”
Namun,
Yunim berbicara dengan ekspresi yang lebih khawatir dari sebelumnya.
"Saya
pikir Anda harus menemuinya, Yang Mulia."
Ada apa?
Ekspresi
Yunim tidak biasa.
Aku
mengangguk ke Heinley sebagai tanda, 'Tidak apa-apa, biarkan dia masuk.'
Heinley
mengerutkan kening, tetapi akhirnya mengizinkan Christa masuk.
Setelah
beberapa saat, Christa datang bersama Marquis Ketron. Tapi pasti ada sesuatu
yang aneh yang terjadi.
Dia
sepertinya tidak memedulikan pakaiannya. Gaunnya lebih gelap dari biasanya, dan
dia tidak memiliki aksesori. Rambutnya juga tidak benar-benar rapi, diikat
dengan cara yang sederhana.
Yang lebih
aneh lagi adalah Yunim menatapku dengan ekspresi sangat menyesal.
Apa yang
terjadi?
Ekspresi
Yunim, penampilan Christa, dan ekspresi marah Marquis Ketron.
Aku punya
firasat buruk.
Christa
menatapku, tetapi hanya berbicara dengan Heinley tanpa menyapa,
"Yang
Mulia, bisakah saya berbicara dengan Anda berdua sebentar?"
"Maaf,
kakak ipar."
Heinley
dengan tegas menolak, dan diam-diam memberi isyarat padaku agar tidak pergi.
Lagipula
aku tidak punya niat untuk pergi, jadi aku melangkah lebih dekat ke Heinley dan
menatap Marquis Ketron.
Ekspresi
marah Marquis Ketron terlalu menjengkelkan.
Itu adalah
tatapan marah, tapi ... mengapa itu tampak begitu palsu?
Dia seperti
aktor yang baik tetapi tidak berpengalaman yang mencoba memamerkan kemampuan
aktingnya secara maksimal di atas panggung.
Seolah dia
tahu ini akan terjadi, Christa berkata dengan senyum pahit.
"Jadi
begitu. Kalau begitu saya akan memberitahu Anda di sini. Saya datang dengan
sebuah usulan.”
Usulan?
"Sebuah
usulan?"
Untuk
sesaat, Christa berhenti berbicara dan menahan napas.
Seketika,
seluruh kantor terlempar ke dalam ketegangan yang aneh.
Aku punya
firasat bahwa sesuatu yang mengerikan akan keluar dari mulut Christa.
Dalam
suasana yang penuh ketegangan itu, Christa berbicara perlahan,
"Jadikan
saya sebagai selirmu."
Kata-katanya
memercik bagaikan air dingin di kantor yang kering.
Semuanya
menjadi sunyi. Keheningan total. Tidak ada yang berbicara.
Aku juga
sangat terkejut. Ini ... adalah usulan yang tidak terduga.
Selir? Dia
ingin menjadi selirnya?
Dari wajah
Heinley, dia sepertinya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Christa,
yang mengejutkan semua orang, memasang ekspresi yang rumit.
Aku bahkan
tidak bisa membayangkan apa yang dia pikirkan. Kata-katanya di luar akal
sehatku.
"Kakak
ipar, aku pikir aku salah dengar."
Setelah
keheningan itu, Heinley berbicara dengan dingin dengan wajah tanpa ekspresi.
Wajah yang tidak menunjukkan sedikit pun emosi.
Tetapi
bahkan dalam menghadapi sikap dinginnya, Christa tidak mundur,
“Itu bukan usualn
yang buruk. Saya dan keluarga saya akan membantu Anda menstabilkan Kekaisaran
Barat.”
"Kakak
ipar."
Ekspresi
Heinley menjadi gelap.
"Keluargamu
memiliki tugas untuk membantu menstabilkan Kekaisaran Barat sebagai bangsawan
di negara ini."
Christa
bertanya dengan senyum muram.
"Yang
Mulia, pasti Anda pernah mendengar rumor yang beredar antara Anda dan saya
baru-baru ini, kan?"
Setelah
mengemukakan skandalnya sendiri, dia dengan erat menggenggam lengan Marquis
Ketron dan menatap Heinley dengan menyedihkan.
“Saya terus
memikirkan Yang Mulia, seperti yang orang-orang bisikkan.”
"Kakak
ipar!"
Seolah-olah
dia tidak ingin mendengar lagi, Heinley menutup telinganya dan memerintahkan
Yunim.
“Yunim!
Keluarkan kakak iparku dari sini.”
Yunim
buru-buru mendekat, tapi Marquis Ketron menghentikan Yunim.
Christa
tersenyum ketika dia melihat Heinley. Seolah semua keributan ini tidak ada
hubungannya dengannya.
“Saya tahu,
Yang Mulia tidak memikirkan saya. Tapi meski hanya sekali, Yang Mulia menerima
saya, kan?”
"Kakak
ipar!"
“Kita jelas
mengadakan pertemuan rahasia, dan banyak wanita bangsawan yang menyaksikannya.
Karena fakta itu, citra dan reputasi saya yang bermartabat hancur. Jika tidak
ada yang menyaksikannya, saya akan menyimpannya sebagai mimpi satu malam,
tetapi dalam situasi ini, tidak ada jalan lain. Kita adalah orang dewasa. Yang
Mulia dan saya harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi malam itu.”
***
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment