Sunday, October 10, 2021

Remarried Empress (#263) / The Second Marriage

 



Chapter 263: Christa Mengambil Risiko (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

McKenna senang karena beban kerja utamanya berkurang sejak Navier turut bekerja.

Navier sekarang mengambil alih banyak tugas, yang dulunya menjadi tanggung jawab sementara McKenna.

Namun, penambahan Navier ke tim kerja juga membawa sesuatu yang buruk, yang ironisnya adalah 'penundaan pekerjaan' karena Heinley.

Setelah pernikahan dengan Navier, Heinley sering jatuh ke dalam 'kekhawatiran pribadi', di mana produktivitasnya menurun drastis.

Kapan pun itu terjadi, McKenna juga terpaksa memperlambat kecepatan kerjanya.

Sama seperti sekarang,

"McKenna, aku punya pertanyaan."

"Lagi. Ada apa, Yang Mulia?”

"Lagi? Lagi?"

Ketika Heinley menyipitkan matanya, McKenna menutup mulutnya sedikit dengan kepalan tangan dan mencicit, "ciak," berpura-pura lucu.

Di satu sisi, dia melakukannya untuk membangkitkan penampilannya yang seperti burung, tetapi itu sangat buruk untuk dilakukan di depan sepupunya di usianya saat ini.

Meskipun McKenna tampan, di mata Heinley dia hanyalah seorang teman dekat.

Manusia pada dasarnya adalah hewan yang pelupa dan memanjakan diri sendiri.

Heinley benar-benar lupa bahwa dia juga sengaja bertingkah seperti burung lucu di depan Ratu dan menjadi kesal,

“Terkadang kau benar-benar menyebalkan, kau tahu itu?”

"… Apa yang Anda inginkan? Saya sibuk. Yang Mulia belum menyetujui apa pun selama 45 menit, jadi saya benar-benar sibuk sekarang.”

"Jika aku belum menyetujui apa pun, bukankah kau seharusnya lebih bebas?"

Justru pikiranku! Pikiranku yang kelebihan beban! Tolong setujui sesuatu!”

"Aku akan melakukannya setelah aku mengajukan pertanyaan yang sangat penting."

“Tak perlu dikatakan, ini adalah pertanyaan tentang Permaisuri. Tentang apa ini?"

Ketika McKenna bertanya dengan pasrah, Heinley menggelengkan kepalanya.

“Ini tentang kamu.”

"Apakah Anda akan melepaskan saya agar saya bisa menikah?"

"Ingat saat aku meringkuk di tempat tidur?"

"Kapan?"

“Setelah Ratuku tahu aku berakting. Saat aku merangkak di bawah selimut karena malu.”

"Ah, iya. Waktu itu."

"Kau naik ke atasku?"

“Mengapa aku melakukan sesuatu yang sangat mengerikan?”

Ketika McKenna menanggapi dengan jijik, Heinley memucat dan bertanya.

“McKenna. Jangan-jangan, apakah Ratuku datang menemuiku hari itu?”

McKenna mengangkat alisnya. Hari itu, melihat ekspresi dingin Navier, yang tampak siap untuk pertengkaran suami istri, dia diam-diam meninggalkan ruangan.

Dia tidak bertanya tentang apa yang terjadi setelahnya. Dia tidak ingin terlibat dalam pertengkaran suami istri.

Sampai sekarang, McKenna tentunya berasumsi kalau Heinley telah berbicara dengan Navier.

Namun, Heinley bahkan tidak tahu dia ada di sana ...

"Ya. Mengapa Anda bertanya? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Mendengar jawaban McKenna, Heinley berteriak menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

“Yang Mulia?”

McKenna terkejut dan menjulurkan lehernya untuk melihat ekspresi Heinley yang tersembunyi di bawah tangannya.

Dia terlihat sangat tertekan.

"Mengapa? Apa yang terjadi? Anda pikir itu saya dan Anda marah?”

"Karena badanku ditindih, aku tentu saja berasumsi itu kamu dan ..."

"Dan?"

"Aku bilang kamu berat."

McKenna memiringkan kepalanya.

"Apa yang salah dengan itu?"

Heinley memandang McKenna dengan tidak percaya. McKenna tampaknya benar-benar tidak tahu apa masalahnya.

“Ratuku membenci kata itu. Kurasa dia marah padaku karena itu.”

"Apa? Mengapa?"

Mata McKenna melebar dan dia bertanya lagi tidak mengerti alasannya.

"Anda hanya mengatakan kepadanya bahwa dia berat karena dia benar-benar tampak berat bagi Anda, mengapa dia marah?"

Tetapi begitu dia selesai berbicara, dia mendengar suara rendah di belakangnya dan bergidik.

"Jadi begitu. Jika itu benar, seorang wanita tidak bisa marah karena dia diberitahu bahwa dia berat. Jadi kamu pikir aku sangat berat, apa kamu juga penasaran kenapa aku marah, Heinley?”

McKenna perlahan melihat ke belakang.

Navier berdiri di ambang pintu dengan senyum cerah.

Dalam sekejap, ekspresinya berubah menjadi sangat dingin. Seolah-olah begitu memandangnya, es akan menyembur keluar.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Mengabaikan ekspresi kaku kedua pria itu, aku berjalan masuk dan berkata dengan dingin,

"Aku punya sesuatu untuk disampaikan."

Kemudian, aku menyerahkan dokumen-dokumen yang aku pegang ke McKenna.

McKenna mengambil dokumen-dokumen itu dengan gugup, berjalan ke Heinley dan meletakkannya di mejanya.

“Ratuku!”

Saat itulah Heinley berdiri dengan tergesa-gesa dan tersenyum. Dia ingin menggunakan wajah tampan dan senyum manisnya untuk menutupi kesalahannya.

Aku tersenyum acuh tak acuh padanya dan menunjuk dokumen-dokumen itu. Aku hendak dengan cepat mengatakan apa yang ada dalam pikiranku.

Sejujurnya, aku tidak begitu marah sampai-sampai tidak ingin melihatnya.

Dibandingkan dengan saat Rashta memanggilku saudari, dan Sovieshu menyalahkanku atas semua yang berhubungan dengan Rashta, ini bukan apa-apa.

Tapi sebelum aku bisa berbicara,

"Yang Mulia."

Yunim tiba-tiba muncul di pintu kantor dan memanggil Heinley. Saat aku berbalik, aku melihat dia memasang ekspresi khawatir,

"Ada apa?"

Heinley juga berhenti terlihat malu di depanku dan bertanya dengan ekspresi layaknya kaisar.

Apakah sesuatu benar-benar terjadi? Yunim menjawab dengan susah payah,

"Christa ada di sini."

Heinley mengerutkan kening dan memerintahkan.

"Tanyakan dulu untuk urusan apa dia ke sini."

Lalu dia melirik ke arahku.

Aku mengesampingkan sikap dinginku yang setengah bercanda dan dengan pelan meletakkan tanganku di bahunya.

Meskipun dia datang sendiri, Heinley tidak berhenti menatapku sejak Christa disebutkan.

Aku ingin memberitahunya bahwa itu tidak apa-apa.

“Yang Mulia…”

Namun, Yunim berbicara dengan ekspresi yang lebih khawatir dari sebelumnya.

"Saya pikir Anda harus menemuinya, Yang Mulia."

Ada apa?

Ekspresi Yunim tidak biasa.

Aku mengangguk ke Heinley sebagai tanda, 'Tidak apa-apa, biarkan dia masuk.'

Heinley mengerutkan kening, tetapi akhirnya mengizinkan Christa masuk.

Setelah beberapa saat, Christa datang bersama Marquis Ketron. Tapi pasti ada sesuatu yang aneh yang terjadi.

Dia sepertinya tidak memedulikan pakaiannya. Gaunnya lebih gelap dari biasanya, dan dia tidak memiliki aksesori. Rambutnya juga tidak benar-benar rapi, diikat dengan cara yang sederhana.

Yang lebih aneh lagi adalah Yunim menatapku dengan ekspresi sangat menyesal.

Apa yang terjadi?

Ekspresi Yunim, penampilan Christa, dan ekspresi marah Marquis Ketron.

Aku punya firasat buruk.

Christa menatapku, tetapi hanya berbicara dengan Heinley tanpa menyapa,

"Yang Mulia, bisakah saya berbicara dengan Anda berdua sebentar?"

"Maaf, kakak ipar."

Heinley dengan tegas menolak, dan diam-diam memberi isyarat padaku agar tidak pergi.

Lagipula aku tidak punya niat untuk pergi, jadi aku melangkah lebih dekat ke Heinley dan menatap Marquis Ketron.

Ekspresi marah Marquis Ketron terlalu menjengkelkan.

Itu adalah tatapan marah, tapi ... mengapa itu tampak begitu palsu?

Dia seperti aktor yang baik tetapi tidak berpengalaman yang mencoba memamerkan kemampuan aktingnya secara maksimal di atas panggung.

Seolah dia tahu ini akan terjadi, Christa berkata dengan senyum pahit.

"Jadi begitu. Kalau begitu saya akan memberitahu Anda di sini. Saya datang dengan sebuah usulan.”

Usulan?

"Sebuah usulan?"

Untuk sesaat, Christa berhenti berbicara dan menahan napas.

Seketika, seluruh kantor terlempar ke dalam ketegangan yang aneh.

Aku punya firasat bahwa sesuatu yang mengerikan akan keluar dari mulut Christa.

Dalam suasana yang penuh ketegangan itu, Christa berbicara perlahan,

"Jadikan saya sebagai selirmu."

Kata-katanya memercik bagaikan air dingin di kantor yang kering.

Semuanya menjadi sunyi. Keheningan total. Tidak ada yang berbicara.

Aku juga sangat terkejut. Ini ... adalah usulan yang tidak terduga.

Selir? Dia ingin menjadi selirnya?

Dari wajah Heinley, dia sepertinya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Christa, yang mengejutkan semua orang, memasang ekspresi yang rumit.

Aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang dia pikirkan. Kata-katanya di luar akal sehatku.

"Kakak ipar, aku pikir aku salah dengar."

Setelah keheningan itu, Heinley berbicara dengan dingin dengan wajah tanpa ekspresi. Wajah yang tidak menunjukkan sedikit pun emosi.

Tetapi bahkan dalam menghadapi sikap dinginnya, Christa tidak mundur,

“Itu bukan usualn yang buruk. Saya dan keluarga saya akan membantu Anda menstabilkan Kekaisaran Barat.”

"Kakak ipar."

Ekspresi Heinley menjadi gelap.

"Keluargamu memiliki tugas untuk membantu menstabilkan Kekaisaran Barat sebagai bangsawan di negara ini."

Christa bertanya dengan senyum muram.

"Yang Mulia, pasti Anda pernah mendengar rumor yang beredar antara Anda dan saya baru-baru ini, kan?"

Setelah mengemukakan skandalnya sendiri, dia dengan erat menggenggam lengan Marquis Ketron dan menatap Heinley dengan menyedihkan.

“Saya terus memikirkan Yang Mulia, seperti yang orang-orang bisikkan.”

"Kakak ipar!"

Seolah-olah dia tidak ingin mendengar lagi, Heinley menutup telinganya dan memerintahkan Yunim.

“Yunim! Keluarkan kakak iparku dari sini.”

Yunim buru-buru mendekat, tapi Marquis Ketron menghentikan Yunim.

Christa tersenyum ketika dia melihat Heinley. Seolah semua keributan ini tidak ada hubungannya dengannya.

“Saya tahu, Yang Mulia tidak memikirkan saya. Tapi meski hanya sekali, Yang Mulia menerima saya, kan?”

"Kakak ipar!"

“Kita jelas mengadakan pertemuan rahasia, dan banyak wanita bangsawan yang menyaksikannya. Karena fakta itu, citra dan reputasi saya yang bermartabat hancur. Jika tidak ada yang menyaksikannya, saya akan menyimpannya sebagai mimpi satu malam, tetapi dalam situasi ini, tidak ada jalan lain. Kita adalah orang dewasa. Yang Mulia dan saya harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi malam itu.”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 262                

>>>             

Chapter 264

===

Daftar Chapters 

No comments:

Post a Comment