Wednesday, August 25, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#728)



Chapter 728: Apa Kamu Waras? (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

CJG mengedipkan matanya ketika dia melihat kekuatan kuno perisai. Dia tidak percaya sehingga dia bergumam "Noonim?". Dia teringat perisai yang-tidak-bisa-dihancurkan dan si pendeta rakus. CJG, yang merupakan pembunuh naga pertama dan satu-satunya yang selamat dari pertempuran terakhir melawan AWS, mengingat kenangan masa lalu. Namun hanya sesaat, mobil sport yang menabrak truk tersebut kemudian terbalik. Api dengan cepat merambat naik dan sepertinya tak lama akan menelan seluruh mobil.

CJG menurunkan pedangnya saat kobaran api meledak dan KRS terlempar keluar dari mobil namun masih terbungkus perisai. Dia melihat pedang hitam CJG memotong mobil bagaikan tahu. Bahkan api dan udara yang meledak ditebas oleh pedangnya, membuka jalan bagi CJG. Cale tahu kekuatan itu – itu adalah kemampuan LSH untuk memotong apa pun. KRS tersenyum dan bertanya-tanya mengapa CJG menggunakan kemampuan LSH. Tapi dia tidak punya waktu untuk bertanya karena JYR membuka pintu mobilnya dan turun.

Api juga muncul dari truk dan si pengemudi menendang pintu untuk keluar. Super Rock bertanya apa yang akan Cale lakukan sekarang, dan JYR bergerak menuju CJG dengan perlahan tapi sangat elegan. Seolah JYR meluncur di atas air, dia mendekati CJG dan menggerakkan pedangnya. Pedang CJG yang bisa memotong apa pun dihadang oleh pedang JYR. KRS tidak bisa terus menonton karena si ibu panti asuhan mendekatinya.

Dia ingat namanya adalah Park So Jin (PSJ), dan dia sekarang tersenyum seperti iblis saat dia berjalan menuju KRS. Dia berkata, “Astaga, Rok Soo-ya, apakah seorang pengembara melindungimu?” Dia memiringkan kepalanya ke samping dan dengan manis berkata, “Tapi dia tidak bisa. B*debah menyebalkan itu bahkan tidak memiliki kekuatan untuk membela dirinya sendiri.” Dia menggerakkan tangannya pada saat itu. Api merah tua melilit tangannya dan menuju KRS. Sudah jelas bagi KRS bahwa dia {PSJ} terobsesi untuk membunuhnya.

Api merah tua datang bagaikan ular berbisa dan memakan perisai dan sayap yang mengelilingi KRS. Super Rock berkata itu patut dicoba, dan Cale bergerak. PSJ mencoba meninju perisainya, tetapi menjauh ketika dia melihat api merah-emas mencoba menelan apinya beberapa saat yang lalu. Senyum di bibirnya menghilang saat api dan petir merah-emas memakan api merah tuanya. Cale memegang kekuatan kuno api di tangannya alih-alih perisai, dan berkata sambil tersenyum, “Apa? Ada dua pemburu?”

Dia melanjutkan, “Seorang pemburu harus pandai memahami target mereka.” lantas menembakkan petir ke PSJ. Dia berkata, “Haruskah kamu mengincar mangsa yang tidak bisa kamu tangkap?” Petir merah-emas menghantam PSJ, dan api merahnya bertabrakan dengan kekuatan kuno api KRS saat kedua api itu mencoba saling melahap satu sama lain. Asap dan debu menutupi tempat itu, tetapi seorang pemilik kekuatan kuno mengatakan kepada Cale bahwa dia akan keluar. KRS mengulurkan tangannya dan memanggil perisainya, dan itu memblokir tinju PSJ.

Pakaian dan rambut hitamnya acak-acakan, tapi dia tidak peduli dan terus menatap KRS. Tinjunya yang terbungkus api merah tua terus menghantam perisainya dan dia berkata, “Bagaimana bisa? Kamu orang Korea! Bagaimana bisa kamu memiliki kekuatan dunia lain di sini? Hah?" Mata PSJ berangsur-angsur menguning, dan KRS menjawab “Memangnya kenapa?” Mata PJS membelalak dan pedang hitam terpantul di matanya. CJG tiba-tiba mendekati dan menyerangnya.

PSJ melangkah mundur, namun ujung pedang CJG menyentuh lengannya, sehingga lengannya terpotong. Dia mengutuk CJG dan berkata sambil tersenyum, "Dasar b*jingan pecundang yang mengejar pemburu." Tapi CJG mengabaikannya dan menggerakkan pedangnya lagi. Pedangnya bertabrakan dengan pedang JYR, dan CJG mengatakan bahwa kemampuannya sendiri masih kurang karena tidak bisa memotong pedang JYR. CJG mendorong pedang JYR menjauh, dan berdiri di depan KRS yang telah menyingkirkan perisainya.

JYR berdiri agak jauh dan mendorong kacamatanya dengan jari-jarinya, mengatakan bahwa sejak mereka pindah ke kampung halaman Nelan Barrow, dia telah menduga Nelan akan mengejar mereka. JYR tersenyum ramah pada KRS yang bertemu pandang dengannya, dan CJG bertanya apakah mereka membuat persiapan untuknya. JYR mengangkat bahu dan matanya bersinar tajam.

Dia mengatakan bahwa dia mengira ini menjadi akan pertarungan 2 lawan 1, bukan pertarungan 2 lawan 2. Dia mencoba bertanya kepada KRS di mana dia mendapatkan kekuatan kuno itu, tetapi ucapannya terpotong pada saat itu. Guntur menggelegar dari langit dan sambaran petir merah-emas menghantam para pemburu. CJG merinding dan menoleh ke KRS yang mengatakan bahwa semua orang tampak sibuk berbicara, tetapi itu bukan urusannya. {Wkwkwk, Cale nggak suka basa-basi ya. Nggak suka banyak omong, langsung hajar!}

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

KRS melihat kekuatan merah muncul dari pedang JYR yang bertabrakan dengan kekuatan kuno petirnya. JYR terdorong mundur, tapi tidak tersambar petir. Cale berpikir bahwa kekuatan merah itu mirip dengan kekuatan merah yang digunakan dewa keputusasaan. KRS memanggil CJG “Sunbae” sambil menunjuk PSJ yang rambut dan matanya berubah menjadi kuning cerah (Super Saiyan, hahaha). Api merah tua menutupi tubuhnya seolah-olah dia adalah api itu sendiri.

Super Rock sebelumnya berkata bahwa itu pantas untuk dicoba, tetapi dia sekarang mengatakan bahwa itu tidak mudah. Tapi KRS menatap JYR saat dia berkata kepada CJG "Tangkap dia {PSJ}." CJG menoleh ke PSJ, dan mendengar KRS berkata dengan suara tegas “Lepas batasanmu.” CJG berhenti sejenak lalu bergerak tanpa melihat ke belakang. Dia menjawab “Sesuai perintahmu” dan menerima perintah KRS. Saat itu, KRS merasakan udara menjadi berat.

Udara menjadi berat seolah-olah sedang musim hujan, dan tekanan yang tidak diketahui menyelimuti KRS. Angin sepoi-sepoi bertiup, tetapi Super Rock mengatakan bahwa ini bukan udara, dan bertanya-tanya kapan CJG tumbuh seperti itu (Singkatnya, CJG sebenarnya menggunakan kekuatan kuno aura dominasi dan Super Rock terkejut dengan perkembangan CJG dalam menggunakannya). Saat Super Rock berbicara dengan getir, KRS melihat penampilan CJG berubah. Rambut cokelat kastanye CJG berubah menjadi hitam dan memanjang hingga ke pinggangnya.

Pedang hitam CJG menyerang PSJ dan memotong api merahnya. PSJ mengutuk dan mengerutkan kening lantas meningkatkan intensitas apinya. Saat KRS memperhatikan mereka, dia mengira CJG itu seperti anglerfish {ikan dengan sungut bercahaya dalam film Finding Nemo yang hendak memangsa ayah Nemo & Dori). Seekor anglerfish sejati yang selalu menderita kelaparan. CJG terlihat sangat lapar, tetapi sorot matanya dipenuhi dengan kegembiraan. KRS jelas merasa bahwa CJG sangat ingin memburu para pemburu.

Kekuatan kuno api mengatakan bahwa CJG gila, dan seberkas darah mengalir di bibir CJG. KRS mengerutkan kening dan bertanya-tanya apakah ada efek samping karena pembatasan CJG dicabut. Tapi KRS tidak bisa terus menonton karena pedang JYR menabrak perisainya. Dia sedikit terdorong ke belakang, tetapi kedua belah pihak tidak mengalami cedera. JYR mengatakan bahwa menurutnya KRS sangat kasihan karena digunakan sebagai umpan oleh Nelan Barrow.

Namun JYR menambahkan bahwa ia masih membutuhkan KRS sebagai umpannya. Sama seperti bagaimana CJG mencoba menggunakan KRS sebagai umpan, sepertinya JYR menggunakan KRS sebagai umpan untuk menekan CJG. Super Rock berkomentar bahwa JYR tidak mencabut batasannya tidak seperti PJS yang secara bertahap mengubah penampilan fisiknya selain warna rambut dan matanya. JYR masih terlihat seperti orang Korea pada umumnya, tapi Super Rock mengatakan bahwa dia kuat. Cale tahu itu karena perisai yang bertabrakan dengan pedang JYR telah retak sedikit.

Perisai dan pedang berbenturan lagi, dan JYR tersenyum saat melihat sesuatu berwarna emas di perisai KRS. Dia bertanya apakah KRS akan kabur atau menggunakan petirnya, tetapi KRS menjawab bahwa dia salah. Perisai menghilang, dan JYR terkejut ketika KRS menggunakan kekuatan kuno anginnya. KRS menyerang JYR yang mencoba mengangkat pedangnya. KRS menggunakan perisainya untuk memblokir pedangnya, dan JYR menjadi tidak berdaya karenanya.

KRS tersenyum dan sambaran petir menyambar ke arah JYR yang mencoba mengelak. Tapi KRS menunggu saat itu. Dia tahu bahwa JYR akan menghindari petir dan perisainya. Tapi targetnya bukan JYR. Tombak air terbentuk di tangannya, dan KRS melemparkannya ke tangan JYR yang memegang pedangnya. Cale berpikir bahwa pedang itu adalah penghalang bagi CJG, jadi dia memutuskan untuk menyingkirkannya dari JYR terlebih dahulu.

JYR sepertinya menyadari itu, jadi dia mencoba menghindari tombak itu. Tapi dia tidak bisa karena tanah di bawahnya bergetar. Cale telah menggunakan lima kekuatan kuno sekarang, dan JYR kehilangan keseimbangan dan tombak air menusuk tangannya. Darah menetes dari mulut Cale, dan tombak batu menjulang di sekitar JYR, mengelilinginya dan membentuk penjara batu di mana dia tidak bisa bergerak.

Pada akhirnya, tombak air meninggalkan bekas luka yang dalam di pergelangan tangan JYR, dan pedangnya jatuh ke tanah. KRS berkata "Aku akan ambil ini, sobat" sambil mengambil pedang JYR. Pada saat itu, dia mendengar jeritan PJS dan berbalik ke arahnya. Dia melihat PJS mencondongkan tubuh ke depan dan mencengkeram bagian samping tubuhnya. Di depannya CJG sedang menyeka darah di pedangnya lalu melihat KRS.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 727           

>>>            

Chapter 729

===

Daftar Spoiler 

Sunday, August 22, 2021

Remarried Empress (#239) / The Second Marriage



Chapter 239: Pengakuan (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Heinley muncul saat makan siang, wajahnya pucat.

“Maafkan aku, Ratuku. Aku menerima laporan darurat dari perbatasan.”

“Tidak apa-apa. Wajar kalau kau sibuk dengan pekerjaan.”

Aku berbicara setenang mungkin sambil tersenyum.

Namun, itu aneh.

Heinley biasanya mengatakan 'Ratuku ini, dan Ratuku itu' dengan wajah tersenyum. Hari ini dia hanya mengepalkan tinjunya berulang kali dan bahkan tidak mau menatap mataku.

“Heinley? Apakah kamu baik-baik saja?"

Ketika aku bertanya dengan cemas, Heinley menutup matanya dengan erat.

Apakah dia benar-benar merasakan efek buruk akibat tempat tidur batu mana?

Dia kemudian ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara,

“Kamu mungkin menganggap ini hanya dalih… tapi kurasa Grand Duke Kapmen menuangkan sesuatu yang aneh ke minumanku kemarin.”

“Grand Duke Kapmen? Maksudmu ketika kamu pergi untuk berbicara dengannya sendirian?”

"Ya."

Apa yang Grand Duke tuangkan ke dalam minumannya?

"Apa mungkin itu terkait dengan kamu yang mengunci diri di kamar?"

Sikapnya sangat aneh kemarin.

Heinley naik ke atas sendirian dan mengunci diri di kamarnya.

Heinley juga tidak langsung merespons kali ini. Akhirnya, dia berhasil membuka mulutnya.

“Ya, itu pasti ramuan yang aneh. Aku tidak merasakan sihir apa pun, atau sesuatu yang beracun. Setelah aku meminumnya, aku merasa seperti mengalami kelumpuhan tidur.”

Tidak dapat berbicara lebih jauh, Heinley melihat ke bawah.

Dari kata-katanya aku bisa menebak ramuan apa yang Grand Duke Kapmen tuangkan ke dalam minumannya.

Ramuan cinta.

Aku ingat ekspresi penderitaan di wajahnya ketika dia melihatku dari beranda pada hari malam pengantin.

Dia mungkin tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri ... karena kegilaan.

Pertama kali, dia meninju Sovieshu, dan sekarang dia memanfaatkan ramuan itu.

Bagaimanapun, melihat betapa gugupnya Heinley, dia pasti bereaksi terhadap seseorang.

Dan sekarang…

"Efek ramuan itu, apakah masih kamu rasakan?"

Tanyaku, berusaha terdengar setenang mungkin meski jantungku berdebar kencang.

Grand Duke Kapmen pernah mengatakan bahwa efek ramuan itu tidak bertahan lama, tidak lebih dari seminggu.

Namun, Grand Duke Kapmen sendiri menderita efek samping, jadi aku khawatir.

Heinley dan aku baru saja menikah, jadi aku tahu bahwa suatu hari dia mungkin membawa seseorang yang sangat dia cintai sebagai selir.

Tapi aku tidak ingin seperti itu. Grand Duke Kapmen sangat menderita sejak dia jatuh cinta padaku karena ramuan itu, aku tidak ingin Heinley mengalami hal yang sama.

Tidak, lebih dari itu, jika Heinley tiba-tiba meninggalkanku demi orang lain…?

Tiba-tiba... Tiba-tiba?

Hah?

"Tidak. Efek ramuan itu hilang saat fajar. Dengan sendirinya."

"Jadi, mengapa kamu begitu gugup?"

“Mataku mulai jelalatan tak lama setelah aku menikah.”

Heinley berbicara dengan susah payah, menatap meja dengan tangan terkepal.

Pupil matanya tampak bergetar cepat, tak lama kemudian sudut matanya memerah.

“Heinley?”

Aku terkejut, kenapa sekarang dia menangis?

Bingung, aku mendekatinya dan menatapnya.

Aku tahu lebih baik daripada siapa pun seberapa kuat efek ramuan itu. Cukup kuat untuk membuat Kapmen jatuh cinta padaku.

Heinley juga terpengaruh oleh itu, tetapi aku tidak ingin melihatnya menderita karena ini.

“Heinley, lihat aku… Heinley?”

Setelah memanggilnya beberapa kali, Heinley bergumam dengan suara sedih,

"Ratuku, aku tidak bermaksud menyakitimu."

“Heinley.”

"Aku tidak ingin menjadi seperti mantan suamimu."

“Heinley…”

"Ratuku, aku terlalu malu untuk menatap matamu."

"Heinley, itu bukan salahmu."

"Aku mencintaimu, Ratuku."

"!"

"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu, tapi sekarang aku tidak tahan kalau aku terombang-ambing oleh ramuan seperti itu.”

“Hah… ya?”

Ketika aku mencoba menghibur Heinley, aku menarik tanganku kebingungan.

Aku tidak mengerti apa yang baru saja dia katakan.

Mencintaiku? Heinley? Aku?

"Apa aku bukan tipe pria yang kamu sukai?"

Air mata tampak bergelinang di matanya yang hendak meluap ke pipinya.

“Tidak, sama sekali bukan itu …”

Aku setengah bergumam.

Masih sulit untuk memahami apa yang dia katakan.

Apakah Heinley menyukaiku?

Apakah aku orang pertama yang Heinley lihat setelah meminum ramuan itu?

Itulah alasan Heinley menyukaiku... Tidak, sebenarnya di lain kesempatan aku juga merasakan tanda-tanda ini.

Tapi tetap saja, ini…?

“Sepertinya ramuan itu masih berpengaruh, Heinley.”

"Tidak, efek ramuan itu benar-benar hilang saat fajar."

"Tapi tidak mungkin kau mencintaiku."

Aku berdiri dengan tergesa-gesa.

“Ratuku!”

Heinley mengulurkan tangan dan sedikit menggenggam gaunku, mendongak seperti anak anjing tepat sebelum dia dibuang.

Aku membelai rambutnya dan dengan lembut melepaskan tangannya.

"Kamu tampak sedikit emosional sekarang, tenang dulu."

Aku tidak melakukan ini karena perasaan yang meluap. Tidak, tentu saja aku emosional. Tapi itu bukan karena ramuannya.”

Heinley menatapku dengan sedih.

Jika aku pergi dalam situasi ini, Heinley mungkin akan salah paham dan mengira aku marah padanya.

Aku mengulang ucapanku, menangkup pipinya dengan tanganku.

"Untuk saat ini, tenang dulu."

“Ratuku…”

"Aku tidak marah."

Masih belum tenang, Heinley membenamkan kepalanya di gaunku.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Butuh hampir dua jam baginya untuk menenangkan diri.

Namun, dia tidak mendekatiku dengan berani seperti biasanya, melainkan menatap mataku dengan malu-malu.

Hatiku sakit melihat dia seperti itu. Pada saat yang sama, aku merasa marah pada Grand Duke Kapmen.

Setelah bagaimana dia menderita akibat ramuannya sendiri, bagaimana bisa dia memberikannya kepada Heinley?

"Aku pikir kamu menderita efek samping dari tempat tidur batu mana."

"Tidak, tidak ada masalah dengan itu."

"Apa kamu yakin?"

"Tentu saja."

Baru setelah kami makan siang bersama, aku mengetahui mengapa Heinley menerima laporan darurat dari perbatasan dua hari berturut-turut.

“Kita telah menerima laporan bahwa bandit Seribu Abadi memperluas wilayah incaran mereka.”

"Mereka datang ke sini?"

“Daripada menargetkan kita secara langsung, mereka tampaknya meningkatkan skala mereka secara menyeluruh.”

Bandit Seribu Abadi adalah nama yang telah aku dengar berkali-kali sejak aku berada di Kekaisaran Timur.

Ketika kakakku berada di perbatasan, dia sering berkelahi dengan para bandit itu.

Apakah mereka juga bersembunyi di sekitar sini?

“Tidak ada salahnya untuk bersiap menghadapi mereka, jadi kami memeriksa ulang garis pertahanan.”

"Kakakku dapat membantu melawan bandit Seribu Abadi."

Meskipun itu bukan tanggung jawabnya, dia adalah seorang ahli seni bela diri, yang bahkan bertarung sebagai hobi.

Aku menghilangkan yang terakhir karena tidak perlu menyebutkannya ...

Atas rekomendasiku, Heinley tersenyum canggung.

"Bahkan, Sir April membuat rekomendasi yang sama."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah Heinley menjadi cukup tenang. Aku pergi mengunjungi Grand Duke Kapmen.

Sikap aneh Rashta ketika dia melihatnya pagi ini pasti ada hubungannya dengan ramuan itu.

Kalau tidak, Rashta tidak akan terlihat begitu bingung pada Grand Duke Kapmen. Jika dia ada di sana karena dia ingin dekat dengannya, dia akan berusaha untuk tetap tersenyum seindah mungkin.

Aku pergi ke tempat Grand Duke Kapmen tinggal dan mengetuk pintu. Setelah menunggu sebentar, pintu terbuka dan Grand Duke Kapmen muncul.

Dia berpakaian se-elegan biasanya.

Kulitnya pucat, tapi dia masih terlihat relatif baik.

Ketika mata kami bertemu Grand Duke Kapmen memanggilku dengan suara lirih.

"Yang Mulia."

Tidak ada gairah di matanya. Jadi apa dia merasa bersalah?

Dalam keadaan lain, aku akan pergi dan berbicara dengannya ketika dia merasa lebih baik. Tetapi…

Ini sudah keterlaluan. Aku ingat apa yang Heinley rasakan akibat kemunculan singkat efek ramuan itu.

Grand Duke hanya akan tinggal sebentar, demi perdagangan. Aku minta maaf jika dia sekarang sedang tidak enak badan, tetapi aku harus mengambil momen ini untuk menjelaskannya kepadanya.

Namun, sebelum aku bisa berbicara, Grand Duke Kapmen meminta maaf terlebih dahulu sambil menurunkan pandangannya.

"Maafkan aku, maafkan aku."

"... Apakah kamu tahu mengapa aku marah?"

Ketika aku bertanya dengan dingin, dia mengangguk tak berdaya.

Aku meletakkan tangan di pinggangku dan menatapnya dengan ekspresi paling galak yang aku bisa.

"Aku sangat, sangat kecewa."

Aku berkata dengan dingin, dan kepalanya semakin tertunduk.

Sebelum aku melanjutkan, aku berpikir sejenak tentang apa yang harus aku katakan,

Apakah aku tekankan lagi bahwa aku kecewa? Atau apakah aku berkata aku tidak tahu dia orang seperti ini? Atau menyalahkannya karena mencoba menyakitiku dengan cara yang sama seperti ketika aku menderita karena Sovieshu…?

Saat kata-kata itu muncul dan menghilang dari pikiranku, wajah Grand Duke Kapmen menjadi muram.

Seolah-olah dia bisa mendengar hinaan yang aku ucapkan di dalam kepalaku.

Apakah dia takut dengan apa yang akan aku katakan?

Setelah berpikir, aku menemukan kata-kata yang tepat.

“Berpura-puralah kamu tidak mengenalku mulai sekarang, kecuali untuk pekerjaan.”

“Yang Mulia!”

Aku tahu bahwa dia belum berhasil melawan efek ramuan itu dan dia sangat menderita karenanya. Namun, karena perdagangan dengan Rwibt, Kapmen masih harus tinggal di sini.

Jadi aku harus menjelaskan kepadanya, jangan sampai hal yang sama terjadi lagi.

Seperti yang diharapkan, Grand Duke Kapmen, terkejut dengan kata-kataku, mencengkeram kusen pintu begitu keras hingga pecah.

Kelopak matanya bergetar, dan matanya terlihat lebih gelap dari biasanya. Namun, aku tidak menarik kembali kata-kataku.

Dia menggigit bibirnya dengan keras dan menutup matanya.

Setelah jeda singkat, dia mengatakan sesuatu yang tidak terduga,

"Kenapa kamu tidak memikirkan apa pun sekarang?"

Pada saat itu, aku sangat terkejut sehingga mataku terbelalak.

Kata-katanya selanjutnya persis sama dengan... pikiranku.

Bagaimana? Apakah ini kebetulan?

"Bagaimana? Apakah ini kebetulan?”

Begitu aku mundur selangkah dengan bingung, dia berkata dengan tergesa-gesa.

"Aku bukan monster!"

"!"

Pada titik ini, aku menyadari bahwa ekspresinya diwarnai ketakutan dan ekspresiku yang tercermin di pupilnya yang gelap pun terlihat sama.

Grand Duke Kapmen menatapku tertegun sejenak.

Kenapa dia bertingkah seperti ini?

Saat aku memikirkannya, aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.

Aku tidak percaya dia bisa membaca pikiran orang lain.

Bagaimana dia bisa memiliki kemampuan itu!?

Aku merinding.

Alih-alih menjadi hal yang luar biasa, itu akan menyebabkan orang merasa tidak nyaman, atau canggung, dan tidak ingin berada di dekatnya.

Tidak seorang pun di dunia ini yang ingin pikiran mereka yang sebenarnya diketahui.

Apa dia sengaja memberitahuku?

Ketika tatapan kami bertemu lagi, Grand Duke Kapmen mengakui dengan suara lemah,

"Ini adalah kemampuanku, tetapi juga kelemahanku."

“…”

"Sekarang kamu tahu. Jadi jika hal seperti ini terjadi lagi, bahkan jika kamu memberi tahu semua orang, aku akan menerimanya.”

Setelah berkata begitu, Grand Duke mundur selangkah dan menyelesaikan ucapannya,

"Bahkan jika kamu mengumumkannya sekarang ... aku akan menerimanya."

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 238               

>>>             

Chapter 240

===

Daftar Chapters  

Remarried Empress (#238) / The Second Marriage



Chapter 238: Pengakuan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Rashta kembali ke kamarnya dan membanting pintu. Dia melemparkan dirinya ke tempat tidur begitu dia masuk, meremas bantal.

Kepalanya terasa hangat dan sekelilingnya dingin. Rashta mendengus dan meninju bantal.

'Dia orang yang sangat jahat. Sangat jahat! Bagaimana sikap Grand Duke Kapmen hari ini bisa begitu berbeda dari kemarin?’

Kemarin dia benar-benar jatuh cinta padanya, tapi hari ini dia sama dinginnya seperti sebelumnya.

'Padahal baru satu hari!'

Bahkan belum sehari penuh karena baru sekitar sepuluh jam berlalu.

'Permaisuri yang digulingkan pasti telah melakukan sesuatu lagi!'

Rashta yakin akan hal itu! Saat Grand Duke Kapmen menunjukkan ketertarikan padanya, Navier buru-buru mendekatinya di pagi hari untuk merayunya. Dia melakukan ini dengan Sovieshu, dan sekarang dengan Grand Duke Kapmen juga.

Dia berpura-pura menjadi wanita yang sangat bermartabat, tetapi pada kenyataannya dia jauh sekali dari bermartabat.

Rashta mendengus marah memikirkan itu.

Dia percaya bahwa Navier merayu Pangeran Heinley di Kekaisaran Timur, dan di sini dia merayu Sovieshu lagi. Dan sekarang dia juga mengejar Grand Duke Kapmen!

"Dia benci Grand Duke jatuh cinta padaku."

Rashta mendengus.

Ada orang-orang seperti itu. Orang yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Di mata Rashta, permaisuri yang digulingkan adalah salah satu dari orang-orang itu.

Namun, Rashta segera menggelengkan kepalanya.

Saat ini aku tidak perlu mengkhawatirkan itu.

Dia senang pria tampan seperti Grand Duke Kapmen mengejarnya, tapi sebatas itu.

'Apakah aku tidak perlu lagi menggunakannya untuk membuat Sovieshu cemburu?'

Rashta bangkit dari tempat tidur, meletakkan bantal ke samping.

'Ya. Yang lebih penting sekarang adalah apa yang dikatakan saudara dari permaisuri yang digulingkan itu.

Rashta menggigit kukunya, mengerutkan kening.

'Apa itu dokumen dengan namaku?'

Sebuah dokumen yang bisa digunakan untuk memerasku

Jawabannya tidak lama muncul di benaknya.

'Sertifikat perdagangan budak!'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Rashta telah selesai merenungkannya, tetapi sebelum dia bisa mengunjungi Sovieshu …

Sovieshu datang, memanggilnya lebih dulu.

"Yang Mulia, Kaisar ingin bertemu dengan Anda."

Rashta bangkit dari sofa sambil tersenyum karena dia tahu ini akan terjadi.

‘Pasti dia memanggilku karena dia cemburu.

Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa menahannya.

"Tunggu sebentar."

Setelah berkata begitu, Rashta melihat ke cermin dan merapikan pakaiannya.

"Ayo pergi."

"Ya."

Begitu dia sampai di kamar Sovieshu, kesatria itu membukakan pintu untuknya. Saat dia masuk, Rashta mengatur pikirannya untuk berbicara dengan Sovieshu.

'Pertama aku perlu menenangkan suamiku yang sedang cemburu ... lalu aku akan memberi tahu dia bagaimana Koshar memperlakukanku. Sovieshu akan sangat marah sehingga dia kemudian akan menangani saudara laki-laki Navier.'

Namun, hal pertama yang didengar Rashta dari Sovieshu adalah perintah, bukan kecemburuan.

"Kamu adalah permaisuri, perhatikan tindakanmu."

Rashta sejenak terkejut dengan kata-kata kasar yang tidak dia duga.

Dia memeras otaknya, memikirkan kata-kata Sovieshu. Akibatnya, dia sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah bentuk lain dari kecemburuan. Martabat permaisuri hanyalah alasan, Sovieshu tidak ingin dia melihat pria lain.

Rashta tertawa dalam hati, dan menjawab dengan manis,

"Tentu saja, Yang Mulia."

Namun, ekspresi Sovieshu menjadi lebih kaku pada senyumnya yang berseri-seri.

"Ini bukan lelucon, Rashta."

"Hah?"

“Karena kesenjangan pengalaman, aku tidak berharap kamu setara dengan Navier, tetapi setidaknya, bukankah kamu harus memastikan kekuranganmu tidak disadari orang-orang?”

“Kekurangan apa?”

Rashta bertanya, merasa harga dirinya terluka.

Kata-kata Sovieshu terlalu ofensif untuk diucapkan karena cemburu.

"Kamu datang ke pernikahan nasional negara lain sebagai tamu terhormat, apakah kamu harus berbicara seperti itu?"

"Apa yang dikatakan Rashta?"

"Kamu menyebut Navier tidak subur di depan semua orang."

"Apa yang aku katakan itu benar."

“Itu tidak boleh dikatakan kepada pasangan yang baru menikah, entah itu benar atau tidak. Selain itu, itu bisa berkembang menjadi konflik diplomatik.”

Navier, yang mencintai Kekaisaran Timur, tidak akan membiarkan insiden ini berkembang sejauh itu. Sovieshu yakin akan hal itu dikarenakan sifat Navier. Meskipun insiden ini masih akan menjadi aib bagi Kekaisaran Timur.

Mata Rashta melebar. Bayangan Sovieshu mencari Navier kembali ke pikirannya.

Dia merasakan sakit yang memusingkan, seolah-olah ada pisau tipis yang menusuk jantungnya.

Akhirnya Rashta bertanya sambil menangis.

"Yang Mulia ... tidakkah Anda peduli sedikit pun apa yang dia katakan kepadaku?"

Jika Sovieshu tahu tentang ini, Rashta berasumsi dia juga tahu apa yang terjadi sebelum dan sesudahnya.

Bisa-bisanya dia mengatakan ini? Itu pasti perbuatan permaisuri yang digulingkan dan kakaknya!

“Permaisuri yang digulingkan mengatakan bahwa aku harus memanggil selir Yang Mulia berikutnya sebagai saudariku. Dan kakaknya mengancamku!”

"Mengancammu?"

Sovieshu bertanya, mengerutkan kening.

"Bagaimana dia mengancammu?"

"Dia…"

Rashta hendak menceritakan semuanya apa adanya, tetapi akhirnya menutup mulutnya.

Ancaman Koshar dapat dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah dia tahu tentang anaknya yang tersembunyi. Yang kedua adalah bahwa sertifikat perdagangan budak ada di Istana Kekaisaran Timur.

Keduanya sulit untuk diceritakan. Terutama tentang anaknya!

Rashta tidak menyadari bahwa Sovieshu tahu tentang anak pertamanya, jadi dia memilih untuk berbicara tentang sertifikat perdagangan budak saja.

"Kakak permaisuri yang digulingkan berbicara tentang dokumen dari masa lalu Rashta."

“Dari masa lalumu?”

“…”

"Apakah dia masih memilikinya ?!"

Sovieshu bertanya dengan heran kali ini. Demi bayi yang akan lahir, masalah masa lalu Rashta harus ditangani dengan hati-hati.

Hilangnya sertifikat perdagangan budak yang ada di tangan Viscount Roteschu telah mengganggunya selama ini…

Dia terkejut ketika Rashta menyebutkannya.

"Aku tidak tahu. Dia hanya menyebutkan bahwa itu ada di istana kekaisaran.”

Rashta menjawab, sementara Sovieshu bingung dengan kata-katanya.

"Di Istana Kekaisaran?"

"Ya."

Sovieshu bergumam.

"Aku mencarinya di sana, tapi aku tidak menemukannya."

Pada titik ini, Rashta menyadari bahwa sertifikat perdagangan budak atas namanya berasal dari tangan Viscount Roteschu sendiri.

Ancaman Koshar bukan hanya kata-kata kosong, tetapi dokumen itu benar-benar tergeletak di suatu tempat.

“Apa benar sertifikat itu hilang?”

Rashta bertanya, wajahnya memucat.

"Sertifikat perdagangan budak Rashta hilang?"

“…”

"Katakan padaku Yang Mulia, itu juga urusan Rashta."

Ketika Rashta mencengkeram lengannya dan memohon, Sovieshu tidak punya pilihan selain memberitahunya.

“Memang benar bahwa Koshar mengambil sertifikat dari Viscount Roteschu sendiri. Tapi kemudian sertifikat itu hilang.”

"Bukannya ada di rumah? Di rumah permaisuri yang digulingkan?! ”

“Aku mencari di setiap sudut, tetapi aku tidak bisa menemukannya. Aku sudah mencari di mana-mana.”

Rashta menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Bagaimana ini bisa terjadi? Mungkinkah sertifikat itu ditemukan oleh seseorang yang kebetulan lewat?

Istana kekaisaran luas, banyak orang tinggal dan berlalu-lalang. Bahkan beberapa bagian istana terbuka untuk setiap pengunjung.

Namun, sertifikat itu menghilang di sana …

“Kenapa? Kenapa kamu tidak pernah memberi tahu Rashta tentang itu?!”

Tidak bisa menahan tekanan, Rashta mencengkeram gaunnya dan berteriak.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 237               

>>>             

Chapter 239

===

Daftar Chapters