Sunday, August 22, 2021

Remarried Empress (#239) / The Second Marriage



Chapter 239: Pengakuan (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Heinley muncul saat makan siang, wajahnya pucat.

“Maafkan aku, Ratuku. Aku menerima laporan darurat dari perbatasan.”

“Tidak apa-apa. Wajar kalau kau sibuk dengan pekerjaan.”

Aku berbicara setenang mungkin sambil tersenyum.

Namun, itu aneh.

Heinley biasanya mengatakan 'Ratuku ini, dan Ratuku itu' dengan wajah tersenyum. Hari ini dia hanya mengepalkan tinjunya berulang kali dan bahkan tidak mau menatap mataku.

“Heinley? Apakah kamu baik-baik saja?"

Ketika aku bertanya dengan cemas, Heinley menutup matanya dengan erat.

Apakah dia benar-benar merasakan efek buruk akibat tempat tidur batu mana?

Dia kemudian ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara,

“Kamu mungkin menganggap ini hanya dalih… tapi kurasa Grand Duke Kapmen menuangkan sesuatu yang aneh ke minumanku kemarin.”

“Grand Duke Kapmen? Maksudmu ketika kamu pergi untuk berbicara dengannya sendirian?”

"Ya."

Apa yang Grand Duke tuangkan ke dalam minumannya?

"Apa mungkin itu terkait dengan kamu yang mengunci diri di kamar?"

Sikapnya sangat aneh kemarin.

Heinley naik ke atas sendirian dan mengunci diri di kamarnya.

Heinley juga tidak langsung merespons kali ini. Akhirnya, dia berhasil membuka mulutnya.

“Ya, itu pasti ramuan yang aneh. Aku tidak merasakan sihir apa pun, atau sesuatu yang beracun. Setelah aku meminumnya, aku merasa seperti mengalami kelumpuhan tidur.”

Tidak dapat berbicara lebih jauh, Heinley melihat ke bawah.

Dari kata-katanya aku bisa menebak ramuan apa yang Grand Duke Kapmen tuangkan ke dalam minumannya.

Ramuan cinta.

Aku ingat ekspresi penderitaan di wajahnya ketika dia melihatku dari beranda pada hari malam pengantin.

Dia mungkin tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri ... karena kegilaan.

Pertama kali, dia meninju Sovieshu, dan sekarang dia memanfaatkan ramuan itu.

Bagaimanapun, melihat betapa gugupnya Heinley, dia pasti bereaksi terhadap seseorang.

Dan sekarang…

"Efek ramuan itu, apakah masih kamu rasakan?"

Tanyaku, berusaha terdengar setenang mungkin meski jantungku berdebar kencang.

Grand Duke Kapmen pernah mengatakan bahwa efek ramuan itu tidak bertahan lama, tidak lebih dari seminggu.

Namun, Grand Duke Kapmen sendiri menderita efek samping, jadi aku khawatir.

Heinley dan aku baru saja menikah, jadi aku tahu bahwa suatu hari dia mungkin membawa seseorang yang sangat dia cintai sebagai selir.

Tapi aku tidak ingin seperti itu. Grand Duke Kapmen sangat menderita sejak dia jatuh cinta padaku karena ramuan itu, aku tidak ingin Heinley mengalami hal yang sama.

Tidak, lebih dari itu, jika Heinley tiba-tiba meninggalkanku demi orang lain…?

Tiba-tiba... Tiba-tiba?

Hah?

"Tidak. Efek ramuan itu hilang saat fajar. Dengan sendirinya."

"Jadi, mengapa kamu begitu gugup?"

“Mataku mulai jelalatan tak lama setelah aku menikah.”

Heinley berbicara dengan susah payah, menatap meja dengan tangan terkepal.

Pupil matanya tampak bergetar cepat, tak lama kemudian sudut matanya memerah.

“Heinley?”

Aku terkejut, kenapa sekarang dia menangis?

Bingung, aku mendekatinya dan menatapnya.

Aku tahu lebih baik daripada siapa pun seberapa kuat efek ramuan itu. Cukup kuat untuk membuat Kapmen jatuh cinta padaku.

Heinley juga terpengaruh oleh itu, tetapi aku tidak ingin melihatnya menderita karena ini.

“Heinley, lihat aku… Heinley?”

Setelah memanggilnya beberapa kali, Heinley bergumam dengan suara sedih,

"Ratuku, aku tidak bermaksud menyakitimu."

“Heinley.”

"Aku tidak ingin menjadi seperti mantan suamimu."

“Heinley…”

"Ratuku, aku terlalu malu untuk menatap matamu."

"Heinley, itu bukan salahmu."

"Aku mencintaimu, Ratuku."

"!"

"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu, tapi sekarang aku tidak tahan kalau aku terombang-ambing oleh ramuan seperti itu.”

“Hah… ya?”

Ketika aku mencoba menghibur Heinley, aku menarik tanganku kebingungan.

Aku tidak mengerti apa yang baru saja dia katakan.

Mencintaiku? Heinley? Aku?

"Apa aku bukan tipe pria yang kamu sukai?"

Air mata tampak bergelinang di matanya yang hendak meluap ke pipinya.

“Tidak, sama sekali bukan itu …”

Aku setengah bergumam.

Masih sulit untuk memahami apa yang dia katakan.

Apakah Heinley menyukaiku?

Apakah aku orang pertama yang Heinley lihat setelah meminum ramuan itu?

Itulah alasan Heinley menyukaiku... Tidak, sebenarnya di lain kesempatan aku juga merasakan tanda-tanda ini.

Tapi tetap saja, ini…?

“Sepertinya ramuan itu masih berpengaruh, Heinley.”

"Tidak, efek ramuan itu benar-benar hilang saat fajar."

"Tapi tidak mungkin kau mencintaiku."

Aku berdiri dengan tergesa-gesa.

“Ratuku!”

Heinley mengulurkan tangan dan sedikit menggenggam gaunku, mendongak seperti anak anjing tepat sebelum dia dibuang.

Aku membelai rambutnya dan dengan lembut melepaskan tangannya.

"Kamu tampak sedikit emosional sekarang, tenang dulu."

Aku tidak melakukan ini karena perasaan yang meluap. Tidak, tentu saja aku emosional. Tapi itu bukan karena ramuannya.”

Heinley menatapku dengan sedih.

Jika aku pergi dalam situasi ini, Heinley mungkin akan salah paham dan mengira aku marah padanya.

Aku mengulang ucapanku, menangkup pipinya dengan tanganku.

"Untuk saat ini, tenang dulu."

“Ratuku…”

"Aku tidak marah."

Masih belum tenang, Heinley membenamkan kepalanya di gaunku.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Butuh hampir dua jam baginya untuk menenangkan diri.

Namun, dia tidak mendekatiku dengan berani seperti biasanya, melainkan menatap mataku dengan malu-malu.

Hatiku sakit melihat dia seperti itu. Pada saat yang sama, aku merasa marah pada Grand Duke Kapmen.

Setelah bagaimana dia menderita akibat ramuannya sendiri, bagaimana bisa dia memberikannya kepada Heinley?

"Aku pikir kamu menderita efek samping dari tempat tidur batu mana."

"Tidak, tidak ada masalah dengan itu."

"Apa kamu yakin?"

"Tentu saja."

Baru setelah kami makan siang bersama, aku mengetahui mengapa Heinley menerima laporan darurat dari perbatasan dua hari berturut-turut.

“Kita telah menerima laporan bahwa bandit Seribu Abadi memperluas wilayah incaran mereka.”

"Mereka datang ke sini?"

“Daripada menargetkan kita secara langsung, mereka tampaknya meningkatkan skala mereka secara menyeluruh.”

Bandit Seribu Abadi adalah nama yang telah aku dengar berkali-kali sejak aku berada di Kekaisaran Timur.

Ketika kakakku berada di perbatasan, dia sering berkelahi dengan para bandit itu.

Apakah mereka juga bersembunyi di sekitar sini?

“Tidak ada salahnya untuk bersiap menghadapi mereka, jadi kami memeriksa ulang garis pertahanan.”

"Kakakku dapat membantu melawan bandit Seribu Abadi."

Meskipun itu bukan tanggung jawabnya, dia adalah seorang ahli seni bela diri, yang bahkan bertarung sebagai hobi.

Aku menghilangkan yang terakhir karena tidak perlu menyebutkannya ...

Atas rekomendasiku, Heinley tersenyum canggung.

"Bahkan, Sir April membuat rekomendasi yang sama."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah Heinley menjadi cukup tenang. Aku pergi mengunjungi Grand Duke Kapmen.

Sikap aneh Rashta ketika dia melihatnya pagi ini pasti ada hubungannya dengan ramuan itu.

Kalau tidak, Rashta tidak akan terlihat begitu bingung pada Grand Duke Kapmen. Jika dia ada di sana karena dia ingin dekat dengannya, dia akan berusaha untuk tetap tersenyum seindah mungkin.

Aku pergi ke tempat Grand Duke Kapmen tinggal dan mengetuk pintu. Setelah menunggu sebentar, pintu terbuka dan Grand Duke Kapmen muncul.

Dia berpakaian se-elegan biasanya.

Kulitnya pucat, tapi dia masih terlihat relatif baik.

Ketika mata kami bertemu Grand Duke Kapmen memanggilku dengan suara lirih.

"Yang Mulia."

Tidak ada gairah di matanya. Jadi apa dia merasa bersalah?

Dalam keadaan lain, aku akan pergi dan berbicara dengannya ketika dia merasa lebih baik. Tetapi…

Ini sudah keterlaluan. Aku ingat apa yang Heinley rasakan akibat kemunculan singkat efek ramuan itu.

Grand Duke hanya akan tinggal sebentar, demi perdagangan. Aku minta maaf jika dia sekarang sedang tidak enak badan, tetapi aku harus mengambil momen ini untuk menjelaskannya kepadanya.

Namun, sebelum aku bisa berbicara, Grand Duke Kapmen meminta maaf terlebih dahulu sambil menurunkan pandangannya.

"Maafkan aku, maafkan aku."

"... Apakah kamu tahu mengapa aku marah?"

Ketika aku bertanya dengan dingin, dia mengangguk tak berdaya.

Aku meletakkan tangan di pinggangku dan menatapnya dengan ekspresi paling galak yang aku bisa.

"Aku sangat, sangat kecewa."

Aku berkata dengan dingin, dan kepalanya semakin tertunduk.

Sebelum aku melanjutkan, aku berpikir sejenak tentang apa yang harus aku katakan,

Apakah aku tekankan lagi bahwa aku kecewa? Atau apakah aku berkata aku tidak tahu dia orang seperti ini? Atau menyalahkannya karena mencoba menyakitiku dengan cara yang sama seperti ketika aku menderita karena Sovieshu…?

Saat kata-kata itu muncul dan menghilang dari pikiranku, wajah Grand Duke Kapmen menjadi muram.

Seolah-olah dia bisa mendengar hinaan yang aku ucapkan di dalam kepalaku.

Apakah dia takut dengan apa yang akan aku katakan?

Setelah berpikir, aku menemukan kata-kata yang tepat.

“Berpura-puralah kamu tidak mengenalku mulai sekarang, kecuali untuk pekerjaan.”

“Yang Mulia!”

Aku tahu bahwa dia belum berhasil melawan efek ramuan itu dan dia sangat menderita karenanya. Namun, karena perdagangan dengan Rwibt, Kapmen masih harus tinggal di sini.

Jadi aku harus menjelaskan kepadanya, jangan sampai hal yang sama terjadi lagi.

Seperti yang diharapkan, Grand Duke Kapmen, terkejut dengan kata-kataku, mencengkeram kusen pintu begitu keras hingga pecah.

Kelopak matanya bergetar, dan matanya terlihat lebih gelap dari biasanya. Namun, aku tidak menarik kembali kata-kataku.

Dia menggigit bibirnya dengan keras dan menutup matanya.

Setelah jeda singkat, dia mengatakan sesuatu yang tidak terduga,

"Kenapa kamu tidak memikirkan apa pun sekarang?"

Pada saat itu, aku sangat terkejut sehingga mataku terbelalak.

Kata-katanya selanjutnya persis sama dengan... pikiranku.

Bagaimana? Apakah ini kebetulan?

"Bagaimana? Apakah ini kebetulan?”

Begitu aku mundur selangkah dengan bingung, dia berkata dengan tergesa-gesa.

"Aku bukan monster!"

"!"

Pada titik ini, aku menyadari bahwa ekspresinya diwarnai ketakutan dan ekspresiku yang tercermin di pupilnya yang gelap pun terlihat sama.

Grand Duke Kapmen menatapku tertegun sejenak.

Kenapa dia bertingkah seperti ini?

Saat aku memikirkannya, aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.

Aku tidak percaya dia bisa membaca pikiran orang lain.

Bagaimana dia bisa memiliki kemampuan itu!?

Aku merinding.

Alih-alih menjadi hal yang luar biasa, itu akan menyebabkan orang merasa tidak nyaman, atau canggung, dan tidak ingin berada di dekatnya.

Tidak seorang pun di dunia ini yang ingin pikiran mereka yang sebenarnya diketahui.

Apa dia sengaja memberitahuku?

Ketika tatapan kami bertemu lagi, Grand Duke Kapmen mengakui dengan suara lemah,

"Ini adalah kemampuanku, tetapi juga kelemahanku."

“…”

"Sekarang kamu tahu. Jadi jika hal seperti ini terjadi lagi, bahkan jika kamu memberi tahu semua orang, aku akan menerimanya.”

Setelah berkata begitu, Grand Duke mundur selangkah dan menyelesaikan ucapannya,

"Bahkan jika kamu mengumumkannya sekarang ... aku akan menerimanya."

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 238               

>>>             

Chapter 240

===

Daftar Chapters  

Remarried Empress (#238) / The Second Marriage



Chapter 238: Pengakuan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Rashta kembali ke kamarnya dan membanting pintu. Dia melemparkan dirinya ke tempat tidur begitu dia masuk, meremas bantal.

Kepalanya terasa hangat dan sekelilingnya dingin. Rashta mendengus dan meninju bantal.

'Dia orang yang sangat jahat. Sangat jahat! Bagaimana sikap Grand Duke Kapmen hari ini bisa begitu berbeda dari kemarin?’

Kemarin dia benar-benar jatuh cinta padanya, tapi hari ini dia sama dinginnya seperti sebelumnya.

'Padahal baru satu hari!'

Bahkan belum sehari penuh karena baru sekitar sepuluh jam berlalu.

'Permaisuri yang digulingkan pasti telah melakukan sesuatu lagi!'

Rashta yakin akan hal itu! Saat Grand Duke Kapmen menunjukkan ketertarikan padanya, Navier buru-buru mendekatinya di pagi hari untuk merayunya. Dia melakukan ini dengan Sovieshu, dan sekarang dengan Grand Duke Kapmen juga.

Dia berpura-pura menjadi wanita yang sangat bermartabat, tetapi pada kenyataannya dia jauh sekali dari bermartabat.

Rashta mendengus marah memikirkan itu.

Dia percaya bahwa Navier merayu Pangeran Heinley di Kekaisaran Timur, dan di sini dia merayu Sovieshu lagi. Dan sekarang dia juga mengejar Grand Duke Kapmen!

"Dia benci Grand Duke jatuh cinta padaku."

Rashta mendengus.

Ada orang-orang seperti itu. Orang yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Di mata Rashta, permaisuri yang digulingkan adalah salah satu dari orang-orang itu.

Namun, Rashta segera menggelengkan kepalanya.

Saat ini aku tidak perlu mengkhawatirkan itu.

Dia senang pria tampan seperti Grand Duke Kapmen mengejarnya, tapi sebatas itu.

'Apakah aku tidak perlu lagi menggunakannya untuk membuat Sovieshu cemburu?'

Rashta bangkit dari tempat tidur, meletakkan bantal ke samping.

'Ya. Yang lebih penting sekarang adalah apa yang dikatakan saudara dari permaisuri yang digulingkan itu.

Rashta menggigit kukunya, mengerutkan kening.

'Apa itu dokumen dengan namaku?'

Sebuah dokumen yang bisa digunakan untuk memerasku

Jawabannya tidak lama muncul di benaknya.

'Sertifikat perdagangan budak!'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Rashta telah selesai merenungkannya, tetapi sebelum dia bisa mengunjungi Sovieshu …

Sovieshu datang, memanggilnya lebih dulu.

"Yang Mulia, Kaisar ingin bertemu dengan Anda."

Rashta bangkit dari sofa sambil tersenyum karena dia tahu ini akan terjadi.

‘Pasti dia memanggilku karena dia cemburu.

Dia mencoba untuk tetap tenang, tetapi pada akhirnya dia tidak bisa menahannya.

"Tunggu sebentar."

Setelah berkata begitu, Rashta melihat ke cermin dan merapikan pakaiannya.

"Ayo pergi."

"Ya."

Begitu dia sampai di kamar Sovieshu, kesatria itu membukakan pintu untuknya. Saat dia masuk, Rashta mengatur pikirannya untuk berbicara dengan Sovieshu.

'Pertama aku perlu menenangkan suamiku yang sedang cemburu ... lalu aku akan memberi tahu dia bagaimana Koshar memperlakukanku. Sovieshu akan sangat marah sehingga dia kemudian akan menangani saudara laki-laki Navier.'

Namun, hal pertama yang didengar Rashta dari Sovieshu adalah perintah, bukan kecemburuan.

"Kamu adalah permaisuri, perhatikan tindakanmu."

Rashta sejenak terkejut dengan kata-kata kasar yang tidak dia duga.

Dia memeras otaknya, memikirkan kata-kata Sovieshu. Akibatnya, dia sampai pada kesimpulan bahwa itu adalah bentuk lain dari kecemburuan. Martabat permaisuri hanyalah alasan, Sovieshu tidak ingin dia melihat pria lain.

Rashta tertawa dalam hati, dan menjawab dengan manis,

"Tentu saja, Yang Mulia."

Namun, ekspresi Sovieshu menjadi lebih kaku pada senyumnya yang berseri-seri.

"Ini bukan lelucon, Rashta."

"Hah?"

“Karena kesenjangan pengalaman, aku tidak berharap kamu setara dengan Navier, tetapi setidaknya, bukankah kamu harus memastikan kekuranganmu tidak disadari orang-orang?”

“Kekurangan apa?”

Rashta bertanya, merasa harga dirinya terluka.

Kata-kata Sovieshu terlalu ofensif untuk diucapkan karena cemburu.

"Kamu datang ke pernikahan nasional negara lain sebagai tamu terhormat, apakah kamu harus berbicara seperti itu?"

"Apa yang dikatakan Rashta?"

"Kamu menyebut Navier tidak subur di depan semua orang."

"Apa yang aku katakan itu benar."

“Itu tidak boleh dikatakan kepada pasangan yang baru menikah, entah itu benar atau tidak. Selain itu, itu bisa berkembang menjadi konflik diplomatik.”

Navier, yang mencintai Kekaisaran Timur, tidak akan membiarkan insiden ini berkembang sejauh itu. Sovieshu yakin akan hal itu dikarenakan sifat Navier. Meskipun insiden ini masih akan menjadi aib bagi Kekaisaran Timur.

Mata Rashta melebar. Bayangan Sovieshu mencari Navier kembali ke pikirannya.

Dia merasakan sakit yang memusingkan, seolah-olah ada pisau tipis yang menusuk jantungnya.

Akhirnya Rashta bertanya sambil menangis.

"Yang Mulia ... tidakkah Anda peduli sedikit pun apa yang dia katakan kepadaku?"

Jika Sovieshu tahu tentang ini, Rashta berasumsi dia juga tahu apa yang terjadi sebelum dan sesudahnya.

Bisa-bisanya dia mengatakan ini? Itu pasti perbuatan permaisuri yang digulingkan dan kakaknya!

“Permaisuri yang digulingkan mengatakan bahwa aku harus memanggil selir Yang Mulia berikutnya sebagai saudariku. Dan kakaknya mengancamku!”

"Mengancammu?"

Sovieshu bertanya, mengerutkan kening.

"Bagaimana dia mengancammu?"

"Dia…"

Rashta hendak menceritakan semuanya apa adanya, tetapi akhirnya menutup mulutnya.

Ancaman Koshar dapat dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah dia tahu tentang anaknya yang tersembunyi. Yang kedua adalah bahwa sertifikat perdagangan budak ada di Istana Kekaisaran Timur.

Keduanya sulit untuk diceritakan. Terutama tentang anaknya!

Rashta tidak menyadari bahwa Sovieshu tahu tentang anak pertamanya, jadi dia memilih untuk berbicara tentang sertifikat perdagangan budak saja.

"Kakak permaisuri yang digulingkan berbicara tentang dokumen dari masa lalu Rashta."

“Dari masa lalumu?”

“…”

"Apakah dia masih memilikinya ?!"

Sovieshu bertanya dengan heran kali ini. Demi bayi yang akan lahir, masalah masa lalu Rashta harus ditangani dengan hati-hati.

Hilangnya sertifikat perdagangan budak yang ada di tangan Viscount Roteschu telah mengganggunya selama ini…

Dia terkejut ketika Rashta menyebutkannya.

"Aku tidak tahu. Dia hanya menyebutkan bahwa itu ada di istana kekaisaran.”

Rashta menjawab, sementara Sovieshu bingung dengan kata-katanya.

"Di Istana Kekaisaran?"

"Ya."

Sovieshu bergumam.

"Aku mencarinya di sana, tapi aku tidak menemukannya."

Pada titik ini, Rashta menyadari bahwa sertifikat perdagangan budak atas namanya berasal dari tangan Viscount Roteschu sendiri.

Ancaman Koshar bukan hanya kata-kata kosong, tetapi dokumen itu benar-benar tergeletak di suatu tempat.

“Apa benar sertifikat itu hilang?”

Rashta bertanya, wajahnya memucat.

"Sertifikat perdagangan budak Rashta hilang?"

“…”

"Katakan padaku Yang Mulia, itu juga urusan Rashta."

Ketika Rashta mencengkeram lengannya dan memohon, Sovieshu tidak punya pilihan selain memberitahunya.

“Memang benar bahwa Koshar mengambil sertifikat dari Viscount Roteschu sendiri. Tapi kemudian sertifikat itu hilang.”

"Bukannya ada di rumah? Di rumah permaisuri yang digulingkan?! ”

“Aku mencari di setiap sudut, tetapi aku tidak bisa menemukannya. Aku sudah mencari di mana-mana.”

Rashta menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Bagaimana ini bisa terjadi? Mungkinkah sertifikat itu ditemukan oleh seseorang yang kebetulan lewat?

Istana kekaisaran luas, banyak orang tinggal dan berlalu-lalang. Bahkan beberapa bagian istana terbuka untuk setiap pengunjung.

Namun, sertifikat itu menghilang di sana …

“Kenapa? Kenapa kamu tidak pernah memberi tahu Rashta tentang itu?!”

Tidak bisa menahan tekanan, Rashta mencengkeram gaunnya dan berteriak.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 237               

>>>             

Chapter 239

===

Daftar Chapters 

Saturday, August 21, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#727)



Chapter 727: Apa Kamu Waras? (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Untuk saat ini Cale memutuskan untuk sekadar menonton bagaimana seorang pemburu dan pengembara akan bertarung. Jika mereka menyentuhnya, dia akan melawan. Super Rock mengatakan bahwa Cale tampak menakutkan, dan Cale melepaskan ketegangan di matanya. Tapi dia merasa situasinya menarik. Dia tidak pernah bertindak sebagai umpan seumur hidupnya, termasuk hidupnya sebagai KRS. Dia ingat bahwa CJG telah mengatakan bahwa ada dua pemburu yang datang ke dunia ini. Satu sudah dikonfirmasi adalah JYR, dan yang lainnya masih belum diketahui.

Cale berpikir bahwa dia seharusnya tidak menurunkan kewaspadaannya terhadap pemburu kedua itu. Dari apa yang Cale perhatikan, CJG tampaknya melindungi garis keturunannya sendiri (CJS). Dia menggunakan KRS sebagai umpan untuk memastikan keamanan CJS. Dia kemudian mendengar CJS lagi. Kerabat CJS mengatakan bahwa mereka harus pergi, tetapi CJS mengatakan untuk menunggu sebentar. CJS dan kelompoknya mengenakan pakaian olahraga hitam yang tampak seperti seragam kelompok.

CJS yang berusia 17 tahun jauh lebih muda dari CJS yang Cale kenal. CJS saat ini memiliki fisik yang kecil, yang terasa asing bagi Cale yang mengingat fisik CJS yang kuat ketika mereka pertama kali bertemu di masa lalu. Cale bertanya-tanya apa yang terjadi pada CJS di SMA. CJS yang berusia 20 tahun yang dia temui dalam ujian dewa tersegel sudah hampir sempurna dalam hal fisik.

CJG meletakkan tangannya di bahu KRS dan berkata bahwa mereka harus pergi sekarang. Ekspresi JYR terlihat kecewa, dan Cale menyadari bahwa itu bukan akting, tetapi yang sebenarnya. JYR tampak sedih melepaskan mangsanya yang berada tepat di hadapannya sekarang. Jadi KRS tersenyum dan berkata bahwa dia akan bertemu lagi dengan JYR di sekolah. Dia melambaikan tangannya ke JYR dan mengikuti CJG yang bahkan tidak melirik CJS karena JYR sedang memperhatikan mereka.

Ada panel kaca di mana-mana karena ini adalah tempat di mana berbagai barang dipamerkan, dan Cale berpikir kalau JYR itu sinting ketika dia melihat bayangan JYR di panel kaca. JYR menjilat bibirnya dan tersenyum saat melihat KRS. Dia memiliki penampilan seorang siswa SMA yang memakai kacamata, dan memiliki ekspresi biasa dan ceria, tapi itu berubah menjadi tatapan gila dalam sekejap. Jadi Cale berpikir bahwa JYR benar-benar terlihat seperti orang sinting.

Cale berpikir itu agak menakutkan, tetapi mendengar tawa penjahat yang sangat khas di sebelahnya. Ketika dia menoleh, dia melihat CJG menahan tawanya. Dia bertanya kepada CJG apakah JYR adalah si pemburu, dan CJG membenarkannya, mengatakan bahwa mangsanya datang sendiri tanpa dicari. Super Rock berkomentar bahwa mereka (JYR dan CJG) sama-sama aneh, dan Cale setuju bahwa mereka berdua tidak waras.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Acara itu berjalan dengan lancar. Keduanya sedang menonton pameran pedang, dan CJG menunjukkan kepada KRS bahwa keluarga Choi adalah orang-orang yang paling banyak meneliti tentang seni pedang Korea di masa lalu. Cale segera menyadari bahwa ini bukan ilmu pedang sejati dari keluarga Choi karena gaya pedang CJS dan CH sangat agresif namun sederhana. KRS berkata itu luar biasa, dan CJG setuju.

Sudut bibir CJG berkedut, tapi ekspresinya segera menegang. CJS berusia 17 tahun melangkah ke atas panggung. CJS hanya berada di belakang melakukan tarian pedang dasar kelompok mereka. Dan KRS mengerutkan kening karena keterampilan CJS tidak terlalu bagus. CJG berkomentar bahwa keterampilan mereka masih kurang, dan seharusnya tidak seperti ini. KRS menoleh ke arah suara itu dan melihat CJG menggigit kukunya, bahkan tidak menyadari KRS sedang menatapnya.

CJG tampak sangat khawatir dan cemas saat melihat CJS, sehingga KRS tidak tahan dan mencoba menepuk bahu CJG. Tapi dia kesakitan karena bahu CJG bagaikan batu. Super Rock bertanya pada Cale apakah dia baik-baik saja, mengatakan bahwa tubuhnya yang malang pastilah sangat lemah. Mengabaikan suara Super Rock, KRS mengguncang bahu CJG dan menahan rasa sakit saat dia berbisik kepada CJG “arah jam 9.”

Pada arah jam 9, JYR ada di sana mengawasi mereka. CJG bergumam bahwa dia akan membunuh dan mencabik-cabik mereka. Cale tiba-tiba bertanya-tanya mengapa CJG sangat membenci pemburu. CJG sepertinya lebih membenci pemburu daripada Dewa Kematian. Tetapi Cale berpikir itu bukanlah urusannya. Setelah demo pedang keluarga Choi selesai, CJG bertanya kepada KRS bagaimana pendapatnya, dan KRS mengatakan bahwa itu akan menjadi referensi yang bagus untuk tulisannya.

CJG kembali ke atas panggung dan mengatakan bahwa di sana ada siswa SMA seperti KRS. Dia ragu-ragu sejenak sebelum mengatakan bahwa orang ini (CJS) memiliki kepribadian yang baik dan seumuran dengan KRS. KRS tersenyum dan mengikuti CJG saat mereka meninggalkan tempat itu. Pekerjaan mereka sebagai staf acara hanya untuk setengah hari, jadi pekerjaan mereka sudah selesai.

CJG berkata sekarang mereka akan pergi ke lokasi syuting. Mereka akan bermain sebagai figuran di sana. KRS mengatakan bahwa CJG tampaknya melakukan banyak hal, dan CJG hanya mengangkat bahu. Mereka mengembalikan kartu identitas staf mereka dan meninggalkan gedung sesudahnya. CJG ragu-ragu sejenak sebelum membawa KRS ke sudut. Dia menjelaskan bahwa mereka biasanya harus naik bus grup ke lokasi syuting, jadi KRS bertanya apakah mereka akan naik bus.

Tapi CJG tersenyum canggung dan berkata bahwa dia telah mengurusnya. CJG berbisik kepada KRS, menanyakan apakah KRS tahu tentang dia. KRS bingung dan CJG mengatakan bahwa mereka akan pergi dengan nyaman. Dia kemudian melihat mobil sport merek asing yang ramping dan mengilap. KRS tidak tahu mereknya, tapi dia tahu itu mahal. Dia menatap CJG yang tertawa canggung.

CJG juga mengeluarkan dua kartu identitas dari dompetnya – kartu identitas pelajar dan kartu identitas nasional. Itu jelas palsu. CJG menambahkan bahwa dia juga punya banyak uang, jadi Cale menyadari bagaimana CJG bisa masuk ke acara pedang dan set drama. Cale membayangkan CJG menjalankan misinya sebagai pengembara/tentara bayaran hampir tanpa kesulitan. Keduanya masuk ke mobil sport dan CJG mengantar mereka menuju tujuan mereka.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

CJG menjelaskan bahwa drama yang akan mereka tuju akan segera tayang di televisi. Itu adalah serial drama polisi, jadi akan ada banyak adegan laga. KRS melihat pemandangan di luar dan bertanya apakah mereka akan keluar kota. CJG menjawab bahwa hari ini set drama tersebut berlokasi di pedesaan. Mendengar itu, Cale merasa gugup dan Super Rock berkomentar bahwa CJG berusaha memancing JYR ke pedesaan untuk membunuhnya.

KRS setuju dan kemudian bertanya kepada CJG apa perannya dalam drama itu. CJG menjawab bahwa dia berperan sebagai pemuda pelarian yang bekerja di rumah judi ilegal. Protagonis dari drama ini adalah seorang polisi, dan mereka akan menyerbu rumah judi di pedesaan. CJG menyebutkan bahwa dia telah mendapat izin kalau dia akan pergi secara terpisah daripada naik bus kelompok.

CJG menoleh ke kaca spion sejenak sebelum melihat ke depan lagi. Dia mengatakan kepada KRS agar jangan khawatir dengan aktingnya. Mungkin mereka tidak akan tampil sama sekali, karena yang lain memiliki peran dengan dialog, tetapi peran CJG dan KRS hanya menundukkan kepala saja. Cale bertanya-tanya bagaimana CJG lansung mendapatkan peran kecil ini padahal dia tidak tertarik pada akting dan juga bukan calon aktor. Tapi dia menyimpan pertanyaan itu dalam hati.

CJG berkata dia bertemu dengan seorang hyung di lokasi syuting. Nama hyung itu adalah LSH, dan CJG mengatakan bahwa dia adalah hyung yang baik yang bercita-cita menjadi aktor dan ingin masuk sekolah laga. KRS mengatakan bahwa CJG mengenal banyak orang, dan melirik ke kaca spion sebelum melihat ke depan lagi. KRS mengatakan bahwa ada mobil putih yang mengikuti mereka, dan CJG tersenyum.

KRS mengatakan bahwa JYR-lah yang mengendarai mobil putih itu, dan CJG mengatakan bahwa JYR sekarang mendatangi mereka secara terbuka. Pemburu itu berpura-pura menjadi siswa SMA, tetapi sekarang telah melepas topengnya dan mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya. KRS perlahan melihat sekeliling. Dia melihat sawah dan gunung. Mereka juga berada di jalan dua jalur yang biasa. Belokan jalan terlihat beberapa ratus meter di depan, tetapi CJG mengambil jalur lurus.

CJG mengatakan kepada KRS agar tidak khawatir saat dia menginjak pedal gas. Mobil sport itu melaju kencang saat CJG mengatakan bahwa dia tidak ingin bertarung sekarang. Dia bergumam bahwa itu hanya satu orang, tetapi Cale tidak berpikir begitu. KRS bertanya siapa pemburu lainnya. CJG tampaknya yakin bahwa hanya ada satu pemburu karena sulit untuk melintasi dimensi, tetapi Cale berbeda.

KRS berkata mobil putih itu mengejar, sehingga CJS menginjak pedal gas lebih keras dan mobil sport itu langsung melaju kencang. Tapi KRS berseru kaget, dan CJG mengerutkan kening. Dia menginjak rem dan memutar setir. KRS melihat ke kiri dan melihat belokan jalan yang dia perhatikan beberapa waktu lalu. Sebuah truk tiba-tiba muncul dari belokan jalan dan bergegas menuju mobil sport.

Cale ingat bahwa ketika dia berusia 17 tahun, CJG tidak dapat sepenuhnya menghentikan pemburu menyentuh ingatannya karena ingatan tentang tahun pertama SMA-nya samar. Itu berarti sesuatu yang tidak terduga telah terjadi pada CJG saat itu. Cale tahu apa itu. Karena ada dua pemburu. Bertentangan dengan rencana CJG untuk pergi ke pedesaan untuk bertarung setelah melihat LSH, para pemburu menyerang mereka terlebih dahulu. Cale menghela napas ketika dia melihat pengemudi truk yang hendak menabrak mobil sport itu.

Kata-kata staf panti asuhan yang mengungkapkan keprihatinannya tentang KRS dan merasa lega karena dia berhasil di sekolah, bergema di kepalanya. Tapi sekarang, orang itu mengemudikan truk dan tersenyum seperti iblis. Cale ingat bahwa orang itu datang ke panti asuhan pada awal musim gugur tahun lalu, jadi mereka sudah lama mengawasi KRS.

Hanya beberapa detik sebelum dua kendaraan itu bertabrakan, KRS menoleh ke CJG yang memiliki tatapan acuh tak acuh. Dia bertemu dengan mata CJG yang mengatakan bahwa dia minta maaf karena itu akan sedikit menyakitkan. Saat dia mengucapkan kata-kata itu, CJG melepaskan kemudi dan memanggil pedang hitam di tangannya. Truk dan mobil sport segera menabrak satu sama lain, dan mobil sport itu terguncang karena benturan.

Saat tatapan acuh tak acuh CJG berubah menjadi kekhawatiran saat dia melihat KRS, KRS mendengus. KRS mengatakan bahwa itu tidak sakit, dan mata CJG membelalak karena terkejut. KRS tersenyum saat sepasang sayap perak melingkari tubuhnya. Sebuah perisai juga muncul di depannya. Perisai dan sayap perak telah melindungi KRS, tidak membiarkannya terluka akibat kecelakaan itu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 726          

>>>            

Chapter 728

===

Daftar Spoiler