Saturday, August 14, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#722)



Chapter 722: Bagaimana Menanggung Kenangan (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

CJG membalas sapaan KRS dengan canggung. Cale mengingat apa yang terjadi semalam. Dia kembali ke panti asuhan dan tidak menemukan sesuatu yang istimewa. Dua orang biasanya berbagi kamar di panti asuhan, tetapi teman sekamar KRS datang ke tempat ini karena kondisi sulit. Kini kondisinya telah membaik, jadi teman sekamarnya kembali ke rumah ayahnya. Yang berarti sekarang KRS tinggal sendirian di kamar itu.

Cale berpikir itu adalah hal yang baik karena dia bisa punya waktu untuk berpikir sendirian. Kembali ke masa sekarang, ketua klub mengatakan bahwa KRS dan CJG sepertinya saling mengenal. KRS menjawab bahwa ia sering bertemu seniornya setiap kali meminjam buku. Ketua klub bertanya apakah dia menyukai buku, dan KRS menjawab ya. Ketua klub senang bahwa seorang pecinta buku bergabung dengan klub karena pekerjaan perpustakaan cukup sulit dan monoton.

Dia kemudian menyerahkan formulir pendaftaran ke KRS, dan berbicara tentang beberapa kegiatan klub perpustakaan. Keduanya berbicara tentang menyukai buku, dan ketua klub menyuruh KRS untuk mengisi formulir di meja tempat CJG berada. Dia menyuruh KRS untuk duduk di sebelah CJG, jadi KRS duduk di sana. CJG buru-buru mengatur buku tulis dan kertas-kertasnya yang telah dia sebar di meja, dan ketua klub meminta maaf kepada CJG karena mengganggunya.

CJG berkata tidak apa-apa dan melirik KRS lantas menghela napas. KRS sedang mengisi formulir pendaftaran, tetapi dia mengintip kertas-kertas CJG. Dia tidak melihat nama CH, Rosalyn, dan Lock. Apa yang dia lihat adalah kata 'Roan.' Saat KRS melihatnya, dia tersenyum ketika dia yakin bahwa CJG yang ada di sini sekarang adalah Nelan Barrow, pembunuh naga pertama.

KRS dan CJG bertemu mata, dan KRS memasang senyum yang dibuat-buat yang sangat berbeda dari senyum cerahnya sebelumnya, sehingga CJG menjadi pucat lagi, dan matanya bergetar. CJG bertanya mengapa dia bergabung, dan KRS menjawab bahwa dia ingin menulis novel. Saat KRS mengamati reaksi CJG, dia berpikir bahwa CJG agak kekanak-kanakan dan kikuk. CJG adalah orang yang mencuri Taerang di Bumi 3, jadi Cale berpikir bahwa dia adalah orang yang sangat cakap, tetapi CJG di sini sekarang entah bagaimana agak canggung.

Jadi KRS menanggapi CJG dengan sikap yang baik dan ramah, dan referensinya untuk sikap itu adalah ... Cale bertanya pada dirinya sendiri siapa orangnya, dan kemudian teringat bahwa orang itu adalah Alberu. Saat itu, asap kuning menjadi debu dan terbang di bawah kaki KRS. Saat Cale mengingat Alberu, debu kuning berkurang untuk sesaaat, tetapi meningkat setelahnya. Tapi tidak ada yang melihatnya.

KRS mengatakan bahwa dia ingin menulis novel fantasi, dan CJG terkejut. KRS mengatakan itu benar, karena mimpinya saat itu adalah membaca buku fantasi sambil rebahan di tempat tidur. CJG memandang KRS dengan aneh, dan KRS mengerti bahwa CJG bingung. Cale tahu bahwa KRS tidak ramah atau banyak tersenyum saat itu. Dia ingat apa yang dia pikirkan tadi malam saat dia berbaring di tempat tidur.

Cale berpikir bahwa tidak ada alasan bagi CJG untuk menulis Kelahiran Pahlawan saat ini. Dia pertama kali mengira CJG sedang menulis untuk KRS yang akan segera bertransmigrasi ke Cale, tetapi semakin memikirkannya dia semakin ragu. Karena CJS {Choi Jung Soo} saat ini masih hidup. Perginya Cale ke dunia itu adalah efek kupu-kupu ketika CJS mati, bukan KRS. Itu adalah tindakan balasan terbaik berikutnya yang diambil oleh Dewa Kematian.

Jadi Cale berteori bahwa CJG ada di sekitar KRS untuk mengamatinya, karena KRS adalah korban reinkarnasi WS. Jadi, apa yang dikatakan CJG bahwa itu bukan Kelahiran Pahlawan adalah benar. Memang lebih tepat melihatnya sebagai 'buku panduan'. Lalu untuk siapa buku panduan itu? Cale mengira itu entah untuk CJS atau CH. Tapi CH bertarung di dunia itu sebelum Cale bertukar tubuh dengan KRS.

Ini mengungkapkan satu hal kepada Cale. CJG itu mencoba membantu CH dan CJS dalam batas kemampuannya sendiri. Cale bertanya-tanya apakah itu alasan CJG memiliki hubungan kerja sama dengan Dewa Kematian. Kembali ke kenyataan, ketua klub bertanya apakah dia sudah selesai menulis. KRS menjawab ya dan menyerahkan formulir itu, dan ketua klub mengucapkan selamat bergabung ke klub.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pintu terbuka dan seorang siswa masuk mencari ketua klub. Siswa itu berkata bahwa guru memanggilnya, jadi ketua klub pada awalnya ragu-ragu. Dia perlu menjelaskan kepada KRS tentang dasar-dasar dan peraturan klub, jadi dia melihat ke arah CJG, senior yang sedikit tidak biasa yang pindah ke sekolah tepat sebelum liburan musim dingin SMA dan ingin segera bergabung dengan klub.

CJG sedikit gemetar melihat tatapan tulus ketua klub, dan dia akhirnya mengatakan bahwa ketua klub bisa pergi biar dia yang akan menjelaskan aturannya ke KRS. Ketua klub berterima kasih padanya dan meninggalkan perpustakaan. Setelah itu suasana hening, dan Cale pura-pura tidak tahu apa-apa. CJG kemudian mengatakan tidak menyangka KRS akan seperti ini.

CJG mengatakan bahwa ketika KRS meminjam buku, dia sedikit ... kata-kata CJG terhenti, tetapi KRS tersenyum dan bertanya apakah dia terlihat agak kasar atau tidak sopan. CJG menyangkalnya, mengatakan bahwa bukan itu yang dia maksud, tetapi KRS mengatakan bahwa dia sedikit kasar, kan? CJG kemudian membantah keras, meskipun begitu dia melihat KRS masih bersikap tenang. KRS mengatakan bahwa dia berbicara dengan CJG karena dia juga tertarik untuk menjadi seorang penulis.

CJG entah bagaimana mengerti, dan bertanya kepada KRS tentang novel fantasi seperti apa yang ingin dia tulis. KRS menjawab bahwa dia ingin menulis tentang seorang pria seusianya yang di-isekai dan menjadi pahlawan. CJG tersentak dan KRS mendongak sambil melanjutkan. Untuk sekutu sang pahlawan, haruslah seorang penyihir dan manusia siluman. Juga harus ada naga. Dan putra mahkota akan membantunya juga.

Pada saat itu, CJG tersentak lagi dan membasahi bibirnya dengan lidahnya sambil menggosokkan telapak tangannya ke lutut. KRS memperhatikan CJG dan berpikir bahwa CJG orangnya cukup pemalu. KRS mengatakan bahwa dia ingin menulis cerita seperti itu, dan CJG bertanya apakah protagonisnya adalah seorang pendekar pedang. KRS menjawab ya, dan menambahkan dengan senyuman bahwa dia ingin karakter utama dan sekutunya tidak terlalu menderita tetapi bisa melakukan semua hal keren yang akan membuat mereka bahagia.

CJG menatap KRS yang memandang matanya dan tersenyum, mengatakan bahwa dia menyukai cerita seperti itu. CJG membuka dan menutup mulutnya, menghindari tatapan KRS sebelum mengatakan bahwa dia juga menyukai cerita seperti itu. Keduanya terdiam lagi, dan KRS melihat kertas-kertas di atas meja. Dia berpikir bahwa ini adalah pertama kalinya dalam hidupnya dia bergabung dengan klub.

Cale berpikir bahwa tes semacam ini tidaklah buruk, dan debu kuning yang melayang di sekitar kaki Cale sedikit meningkat. Bel sekolah kemudian berbunyi, dan CJG akhirnya berbicara. Dia mengatakan bahwa akhir pekan ini, dia bekerja paruh waktu di salah satu acara. KRS bingung dengan apa yang tiba-tiba dikatakan CJG. CJG berbicara dengan sangat hati-hati tanpa melihat Cale. Dia mengatakan bahwa acara itu tentang seni bela diri Korea di masa lalu, dan ada pameran ilmu pedang.

Cale langsung mengingat keluarga Choi. CJS juga harusnya berusia 17 tahun dan duduk di SMA seperti dirinya. KRS bertanya mengapa dia pergi ke sana, dan CJG menjawab bahwa ada orang yang perlu dia temui. Dia menoleh ke KRS dan berkata bahwa dia juga harus pergi. KRS pura-pura tidak terlalu memikirkannya dan menganggukkan kepalanya. Dia mengatakan bahwa itu akan bagus untuk tulisannya dan dia juga luang pada saat itu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

KRS mengatakan bahwa dia pikir ini akan membosankan, tetapi baik untuknya. Cale menyukai dan menikmati kebosanan. Tapi CJG berhenti sejenak dan menatap KRS dengan kasihan. KRS tidak mengetahuinya, dan CJG melihat KRS yang terlihat rapi namun kurus. Dia memejamkan mata dan membukanya, bergumam dengan suara yang tidak bisa didengar KRS, “…Betapa kesepiannya dia sendirian tanpa mengetahui nasibnya…”

CJG membuka mulutnya seolah dia telah memutuskan sesuatu. Dia berbicara dengan suara yang kuat, mengatakan bahwa setelah acara ini, dia juga akan menunjukkan kepada KRS beberapa hal yang akan membantu tulisannya. KRS juga terkejut tentang apa ini, tetapi dia mengangguk karena dia bisa mendapatkan lebih banyak informasi. CJG mengatakan bahwa menonton ilmu pedang akan sangat membantu, tetapi menonton drama atau syuting film juga akan membantu.

Cale berpikir bahwa perubahan topik dari ilmu pedang ke syuting film itu aneh, tetapi tiba-tiba menyadari sesuatu dengan kata 'film.' Ketua tim LSH bercita-cita menjadi aktor laga tetapi akhirnya menjadi aktor yang tidak dikenal. KRS menatap CJG dengan heran, dan CJG mengalihkan pandangannya, mengatakan bahwa dia akan menunjukkan banyak hal menarik kepada KRS, jadi KRS harus mengikutinya saat dia mempersiapkan semuanya.

Dia menambahkan bahwa bahkan jika hal-hal itu tidak membantunya dalam menulis, mungkin itu akan membantunya dalam kehidupan dan kehidupan sosialnya. Kata-kata yang dia katakan tampaknya bermakna, dan Cale bertanya-tanya apakah CJG dapat melihat masa depan, seolah-olah dia tahu tentang hubungan masa depan KRS, CJS, dan LSH. CJG menggumamkan “... Benang-benang nasib mereka pasti akan terjalin suatu hari nanti. Meski aku tidak tahu bagaimana hasilnya nanti…”

Dia berpikir bahwa KRS tidak akan memahaminya, tetapi Cale yang sekarang memahaminya. CJG yang seorang single-lifer tampaknya dapat melihat sesuatu seperti ' benang takdir' daripada mampu melihat masa depan. Jadi dia tahu bahwa KRS, CJS, dan LSH akan terhubung di masa depan. Tapi Cale bertanya-tanya apa yang dimaksud CJG dengan tidak mengetahui hasilnya. Apakah itu berarti CJS yang meninggal alih-alih KRS adalah hasil akhir yang tidak diketahui CJG.

KRS berpura-pura tidak tahu apa-apa dan bertanya apakah itu kutipan dari sebuah buku, tetapi CJG menyangkalnya dan mengubah topik, menanyakan apakah dia akan pergi sekarang ke kelas. KRS berdiri dan berkata ya. Dia berpikir bahwa tes ini tidak buruk, dan ilusi ini cukup menarik. Karena ilusi ini didasarkan pada masa lalunya, itu juga akan berubah tergantung pada tindakannya. Jadi apa yang dia alami sekarang sangat mungkin terjadi di masa lalu.

Aktor yang tidak dikenal LSH mungkin berada di lokasi syuting, dan keluarga Choi mungkin berada di acara ilmu pedang. Cale berpikir bahwa ketika tindakannya berubah, hidupnya juga berubah. Dia gembira sekaligus merasa sedikit getir, tetapi tidak menganggapnya sebagai perasaan yang buruk. Tapi saat dia sedang berpikir, debu kuning terbang dari kakinya hingga ke lututnya.

***

Rosalyn menampar pipinya dengan telapak tangannya, dan pipi serta telapak tangannya memerah. Dia menatap ke depan ke taman yang tampak damai. Dia melihat ke bawah ke tangannya dan melihat tangannya yang kecil dan gemuk. Dia berusia sekitar 10 tahun saat ini, hari-hari ketika dia bermain dengan adik-adiknya di istana dan menerima banyak kasih sayang dari orang tuanya.

Tetapi Rosalyn mengatakan bahwa tes itu berbahaya. Dia bergumam bahwa dia hampir lupa. Dia perlahan bergumam, "Menara Sihir, Choi Han, Tuan Muda Cale, Lock, Raon ..." Dia mengatakan satu per satu orang dan hal-hal yang berharga baginya. Debu kuning beterbangan di sekelilingnya, tapi dia tidak bisa melihatnya. Api menyala di matanya, dan Rosalyn mengatakan bahwa itu adalah ujian semacam ini.

Ujian itu membuat seseorang tinggal di masa lalu mereka yang damai dan merasa lelah dengan kenyataan. Berbeda dengan ujian kesedihan yang harus dilalui, ujian kebosanan adalah kebalikannya. Ujian itu membuat kenyataan di luar ilusi terasa membosankan. Jadi semakin seseorang menyukai masa lalu yang damai ini, semakin mereka menyambut kedamaian ini. Itu membuat seseorang ingin tidak kembali ke kenyataan.

Rosalyn senang dengan waktu damai ini, tetapi itu tidak berarti dia tidak ingin kembali ke kenyataan. Bahkan jika kenyataannya miliknya adalah pergi berperang dan bertarung, di sana terdapat masa depan yang dia inginkan, dan orang-orang berharga yang ingin dia lindungi. Namun, tes ini secara paksa membuatnya bosan dengan kenyataan, jadi Rosalyn menganggapnya berbahaya.

Dia berpikir apakah dia harus menyerah, tetapi berkata tidak karena dia tahu tentang Cale. Cale itu akan mencoba menyelesaikan tes ini alih-alih menyerah. Bagaimanapun, saat itu Cale telah mengaku bahwa dia ingin melakukan semuanya sendiri. Jadi Rosalyn tidak bisa meninggalkan Cale dan teman-temannya yang lain. Dia berkata bahwa dia harus pergi, dan saat dia mengucapkan kata-kata itu, debu kuning yang tak terlihat di sekelilingnya berkurang. Meski tidak sepenuhnya hilang. Rosalyn bertanya-tanya dan mengkhawatirkan rekan-rekan lainnya yang mengikuti tes.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 721           

>>>            

Chapter 723

===

Daftar Spoiler 


Thursday, August 12, 2021

Remarried Empress (#233) / The Second Marriage

 


Chapter 233: Malam Pengantin (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Oh…”

Malah, itu sekadar kamar tidur.

Satu-satunya furnitur di dalamnya adalah tempat tidur dengan karpet lembut di bawahnya.

Tempat tidur di kamar tidur ini bahkan lebih besar dari tempat tidur di Kamar Permaisuri dan Kamar Kaisar, yang sangat besar.

Apakah tempat ini benar-benar hanya untuk tidur?

Namun tidak terasa kosong karena di sekelilingnya terdapat seikat bunga baby breath.

Ada juga cahaya lembut yang berpendar dari tempat tidur. Apa fungsinya?

Saat aku melihat sekeliling, aku mendengar 'Ratuku' dari belakangku.

Yang mengejutkanku, aku melihat Heinley berdiri di dinding di sebelah pintu yang menghubungkan kamarku dengan kamar tidur.

Seperti yang diduga, dia mengenakan jubah yang sama denganku, tapi…

"Ah."

Merasa malu, aku buru-buru berbalik.

Aku bisa melihat sebagian besar dadanya karena ikat pinggang jubahnya diikat longgar.

Saat aku mencoba menghindari kontak mata karena canggung, Heinley datang dan dengan lembut melingkarkan tangannya di pinggangku dari belakang.

Lalu dia menciumku di telinga, di pipi, dan sekali lagi di telinga, berbisik.

"Ajari aku dengan cepat."

Aku merasa sangat malu dan canggung, aku hampir menangis.

Juga, panas naik dari area di mana bibirnya lewat. Dan mungkin karena dia baru saja mandi, bibirnya lembab.

"Pergi ... Pergi ke tempat tidur."

Mendengar kata-kataku yang hati-hati, Heinley terkekeh pelan, dan pergi ke tempat tidur dengan matanya tetap menatapku.

Kemudian dia duduk di tempat tidur, merentangkan tangannya dengan kaki sedikit terbuka.

"Cepat kemarilah."

Dia telah memintaku untuk memimpin, tetapi apakah dia benar-benar ingin aku melakukannya?

Namun, aku perlahan mendekat dengan perasaan sedikit lebih tenang. Dalam sekejap, aku berdiri di antara kaki Heinley.

Tapi sepertinya ini sejauh yang bisa dia lakukan dengan perilakunya yang berani..

Dia menatapku dengan ekspresi yang tidak kuketahui, dan aku menelan ludah, menatap pupil matanya yang misterius.

Rambutnya yang masih basah membuatnya terlihat lebih menarik dari biasanya.

Aku mengulurkan tanganku perlahan, dan mengacak-acak rambutnya. Heinley kemudian memejamkan matanya dan mengangkat kepalanya sedikit, dia sepertinya mengatakan 'Kuserahkan kepadamu'.

… Sangat lucu. Dia seperti anak anjing besar. Anak anjing yang sangat lembut.

Sikapnya memberiku sedikit keberanian.

Aku menyelipkan jari-jariku ke rambutnya untuk membelainya, saat rambutnya perlahan terjerat di sekitar tanganku.

Setelah melakukan ini beberapa kali, aku mencium pelan dahinya dan berbisik.

"Naik. Lebih ke tengah lagi.”

Heinley membuka matanya dan tersenyum, dengan patuh naik ke tempat tidur.

Meskipun ragu-ragu, aku mendorong dadanya sedikit sehingga dia sepenuhnya membaringkan tubuh bagian atasnya.

Begitu ujung jariku menyentuh tubuh telanjangnya, Heinley tersentak sesaat, tetapi berbaring di tempat tidur tanpa protes.

Dalam posisi ini, dia menatapku dan berbisik dengan mata penuh harapan.

"Aku tidak keberatan jika kamu kasar."

“Elang nakal. Kamu tidak keberatan jika aku kasar ... atau kamu ingin aku menjadi seperti itu?

Ketika aku bertanya sambil tersenyum, Heinley bergumam, "Terserah kamu, tidak apa-apa," lalu mengulurkan satu tangan untuk meraih ikat pinggang jubahnya untuk melepaskannya sepenuhnya.

Begitu dia melepaskan ikat pinggangnya, tubuh bagian atasnya terbuka sepenuhnya.

Menjatuhkan sandalku ke lantai, aku naik ke tempat tidur berlutut dan meluncur ke perutnya, mengangkanginya.

“Argh.”

Heinley mengerang, seolah dia tidak tahan lagi, dan meletakkan tangannya di pahaku.

Meskipun tangannya menyentuh jubahku, aku merasa seolah-olah mereka menyentuh kulitku secara langsung.

Saat panas naik dengan cepat di wajahku dan aku menggigit bibir bawahku, tangan Heinley perlahan bergerak ke sisi tubuhku, berhenti di dekat tulang ekor bagian atas.

“Istriku, bagaimana kamu melihatku dari atas?”

"… Tampan. Dan nakal.”

"Kamu justru membuatnya lebih nakal."

Bisikannya menggelitik gendang telingaku. Perlahan aku mengulurkan tanganku dan meraba tubuh bagian atasnya. Heinley mengerang, saat aku membelai kulitnya dengan tanganku, dari dadanya hingga lehernya.

Tapi tetap saja, dia terus menggerakkan tangannya perlahan dengan sikap berani…

Pada titik ini, aku meraih tangannya, dan menekannya dengan kuat ke tempat tidur di dekat sisi wajahnya.

"Istriku?"

"Bukankah kamu memintaku untuk memimpin hari ini?"

"!"

Aku mencium pipi Heinley yang terkejut beberapa kali, sebelum perlahan menempelkan bibirku di bibirnya.

Ingin menikmati momen ini sepenuhnya, aku menurunkan tanganku dan perlahan melepas celananya.

Ah.

…Bagian ini sudah benar-benar siap.

"Elangku yang licik."

Ketika aku tertawa terbahak-bahak melihat betapa lucunya dia, Heinley merona hingga ke telinganya, meraih ikat pinggang jubahku dan menariknya perlahan.

"Ini memalukan, tolong lakukan itu sambil menciumku."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sovieshu kembali ke tempat dia tinggal segera setelah Navier meninggalkan aula pesta.

Setelah menghabiskan beberapa waktu duduk di tempat tidur dalam keadaan linglung, dia pergi ke jendela dan menyandarkan kepalanya ke bingkai jendela.

Dia merasa pusing dan hancur. Bahkan sekarang dia merasa mual, dan seolah-olah hatinya akan hancur berkeping-keping.

Bayangan Navier tersenyum saat dia memegang tangan raja terkutuk itu muncul di depan matanya.

Dia mengepalkan tinjunya.

Apakah dia sekarang berada di ruangan di mana malam pengantin akan dilangsungkan?

Ketika pikiran itu muncul di benaknya, dia menjadi pucat pasi.

Dia benci melihat Navier tersenyum di sebelah Heinley, daripada melihat Kerajaan Barat menjadi sebuah kekaisaran.

Dia benci melihat mereka menari bersama, dan dia benci fakta bahwa anak sialan itu terus menempel pada Navier seolah-olah mereka benar-benar dekat.

“Hah.”

Sovieshu mencengkeram dadanya dan membungkuk karena rasa sakit di hatinya. Itu sangat menyakitkan.

Rasa sakitnya cukup kuat untuk menahan amarahnya.

Istrinya, yang tadinya tersenyum di sebelahnya, kini berdiri di samping pria lain.

Fakta ini saja sudah membuat darah di kepalanya mendidih. Dia merasa seolah-olah darah akan keluar dari matanya.

Pada akhirnya darah tidak keluar dari matanya, tetapi dari hidungnya.

Sovieshu mengeluarkan saputangan dan menyeka hidungnya saat darah menetes.

"Navier ... Navier, Navier ..."

Tiba-tiba, dia bertanya-tanya apakah Navier merasakan hal yang sama ketika dia membawa Rashta.

'Jika dia marah, karena dia tidak menunjukkannya, apakah dia menekan perasaannya?'

"… Tidak mungkin."

Sovieshu bergumam sekaligus, menggertakkan giginya.

'Jika demikian, aku akan menyadarinya cepat atau lambat, tetapi Navier tampaknya tidak terpengaruh. Dia tidak tertarik padaku. Itu sebabnya dia bertindak begitu acuh tak acuh.'

Namun, dia pikir itu sama saja. Karena jika Navier mengalami perasaan yang sama, itu akan sangat mengerikan.

Kakinya melemah.

Sovieshu duduk di lantai dengan punggung menghadap ke jendela. Dia menyandarkan kepalanya ke dinding dan menurunkan saputangannya.

Apa aku mabuk?

Dia bisa melihat Navier saat hari penobatan di depannya.

Navier hari itu mengulurkan tangannya ke Sovieshu.

"Kita harus cepat pergi, Yang Mulia."

Sambil mengerutkan kening, dia melanjutkan dengan nada mencela,

“Semua orang ada di sini.”

“Navier…”

Sovieshu menjawab tanpa sadar, benar-benar mabuk.

"Aku tidak bisa bangun, Navier."

"Apa yang kamu katakan?"

Dia berpura-pura menatapnya dengan tegas, dan kemudian mengulurkan tangannya lagi.

"Ayo cepat."

“Sungguh, aku tidak bisa berjalan.”

“Pegang saja tanganku.”

Dia berkata dengan jelas.

Bukan ini yang dia ingat tentang hari itu.

Dia telah mempersiapkan dari awal untuk upacara penobatan dengan penuh martabat dan tidak mengeluh bahwa dia tidak bisa berdiri.

'Jadi siapa Navier di depanku? Apa-apaan sebenarnya ini?

Ketika dia memikirkannya, dia ingat bahwa ini terjadi sesaat sebelum hari penobatan. 'Itu mungkin pertama kalinya aku mabuk. Apakah itu penting sekarang?’

"Navier."

Sovieshu mencoba meraih tangan istrinya. Namun, saat tangan mereka tumpang tindih, ilusi Navier menghilang.

Dia hendak bangun ketika dia jatuh terlentang lagi, kepalanya membentur bingkai jendela.

Namun, dia lebih peduli pada ilusi yang menghilang di depan matanya daripada rasa sakit akibat benturan itu.

“Navier? Navier?”

Sovieshu meneriakkan namanya dengan bingung dan melambaikan tangannya ke udara.

“Navier? Kamu mau pergi kemana?"

'Dia tepat di depanku. Ke mana dia pergi? Ke mana dia pergi barusan?’

"Navier?"

Dia bergumam dan berhasil bangun. Dia merasa pusing karena efek mengerikan dari alkohol.

Takut, Sovieshu bergegas membuka pintu dan keluar sambil berteriak.

“Navier! Marquis Karl? Temukan Navier!”

“Yang Mulia!”

Marquis Karl, terkejut, menopang Sovieshu.

"Yang Mulia, Anda mabuk!"

“Karl, Navier, Navier sudah pergi. Navier!”

“Yang Mulia!”

Marquis Karl dengan cepat membawa Sovieshu kembali ke kamarnya dengan memapahnya.

"Bawakan aku obat penenang."

Dia segera menginstruksikan salah satu penjaga, lalu membantu Sovieshu berbaring di tempat tidur.

Rashta, yang datang untuk meminta Sovieshu menyanyikan lagu pengantar tidur, berdiri di koridor, tertegun, sebelum buru-buru berbalik dan melarikan diri.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 232                

>>>             

Chapter 234

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#232) / The Second Marriage



Chapter 232: Malam Pengantin (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

 

Setelah resepsi pernikahan, momen yang paling kutakuti akhirnya tiba—malam pengantin.

Malam pengantin ketika aku harus memimpin.

Akankah aku bisa melakukannya dengan baik?

...Aku tidak punya pengalaman memimpin dalam hubungan seperti itu.

Tentu saja, aku harus bisa melakukannya, tetapi apakah aku akan memiliki keberanian?

Sepertinya aku bahkan tidak akan bisa mengangkat wajahku karena malu!

Tapi aku tidak bisa berpangku tangan di depan Heinley yang tidak berpengalaman.

Aku dalam masalah.

Aku tidak bisa berhenti mengulanginya dalam hati, Aku dalam masalah, aku dalam masalah'.

Sementara itu, waktu berlalu dengan cepat, dan aku akhirnya bisa memasuki Kamar Ratu, yang dilarang untuk aku masuki sampai pernikahan dilangsungkan.

Aku pikir sekarang itu harus disebut Kamar Permaisuri.

Di dalam kamar ada tempat tidur yang sedikit mengejutkanku, karena ada kamar tidur bersama antara kamar Heinley dan kamarku.

Ketika istana ini dibangun, apakah Raja Kerajaan Barat memiliki hubungan yang begitu intim dengan Ratunya?

Mengapa ini dirancang dengan struktur yang merepotkan?

Mengesampingkan itu ... ruangan ini benar-benar luar biasa.

Heinley sengaja mendekorasinya dengan emas. Bahkan, seluruh ruangan berkilau dengan nuansa emas. Perbedaannya terlihat pada detailnya; warna emas tua, warna emas muda, dan seterusnya... Tapi tak diragukan lagi itu semua emas.

Saat aku menyaksikan dengan takjub, para dayang yang mengikutiku, satu demi satu, berseru kagum,

"Ini sangat indah sampai-sampai tidak bisa dibandingankan dengan istana terpisah, Yang Mulia."

“Ini benar-benar cantik. Anda akan tinggal di sini mulai sekarang, bukan? ”

“Oh, di mana kamar kita? Di mana, Nona Rose?”

"Lewat sini."

Saat Rose keluar ke koridor untuk menunjukkan kepada para dayang kamar tempat mereka akan tinggal, aku duduk sendirian di tempat tidur, meremas seprai lembut.

Saat aku membuka pintu ruangan ini, aku teringat ekspresi Yunim dan tertawa kecil. Dia mungkin tidak senang bahwa ruangan ini sekarang resmi menjadi milikku. Namun, dia sangat pendiam akhir-akhir ini.

Apakah sikap permusuhannya terhadap diriku berangsur-angsur berkurang? Semoga saja begitu.

Setelah beberapa saat, para dayang, yang telah selesai melihat kamar mereka, dengan bersemangat menjelaskan bagaimana struktur kamarnya.

"Ada tempat tidur, ada lemari, dan ada meja di sana!"

"Meja rias semuanya berwarna perak, Yang Mulia!"

"Lemarinya dari sini ke sana!"

Sepertinya bukan hanya kamarku, tapi kamar setiap dayang juga sangat mewah.

"Aku akan melihatnya lain kali?"

Ketika aku bertanya kepada mereka sambil tersenyum, dayang-dayangku yang tadinya heboh langsung terdiam.

Saat aku bertanya-tanya mengapa, mereka mulai bertukar pandang satu sama lain dan menyeringai.

… Aku rasa aku tahu apa yang mereka pikirkan.

Kurasa mereka pikir aku harus mandi dan pergi ke kamar tidur bersama sekarang.

Yah, ini sudah malam…

Apakah Heinley sedang mandi di kamarnya? Sebelum kami naik ke atas, sekretaris Heinley menghentikannya dengan tergesa-gesa. Dia mengatakan ada laporan mendesak terkait dengan wilayah perbatasan Kerajaan. Jadi Heinley mungkin belum ada di kamarnya.

"Anda harus segera mandi, Yang Mulia."

“Saya akan membuat tubuh Anda berbau seperti aroma bunga yang lembut. Saya memiliki parfum bunga lili dan mawar, yang paling tren saat ini.”

"Saya membawa beberapa bath bomb* yang akan membuat Anda merasa seperti berada di awan."

Saat dayang-dayangku mencoba menyeretku pergi, aku menolak dengan tegas.

“Yang Mulia?”

Laura tampak bingung karena aku tidak bergerak.

"Ada apa?"

Aku menunjuk satu jari ke pintu.

"Tunggu sebentar. Aku ingin mencari udara segar.”

"Sekarang?"

"Yang Mulia Kaisar belum ada di kamarnya ..."

Aku ingin memanfaatkan angin malam untuk menenangkan wajahku yang panas.

Setelah hari ini hubungan antara Heinley dan aku akan berubah. Aku tidak tahu apakah perubahannya akan positif atau menjadi agak canggung.

Jadi aku ingin menikmati waktu yang tersisa sebelum itu terjadi.

Perasaan menggelitik ini.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah menuruni beberapa anak tangga, aku melangkah keluar ke beranda. Aku meletakkan tanganku di pagar, dan menghirup angin malam yang bertiup melewati ujung hidungku.

Udara dingin memenuhi paru-paruku saat berembus. Tapi tetap saja panas di wajahku tidak berkurang.

Aku melihat ke arah aula pesta di mana masih ada orang-orang dari acara resepsi.

Aku bisa mendengar ledakan kembang api sesekali, dan lampu-lampu terlihat jelas dari sini. Selain itu, aku bisa melihat orang-orang keluar untuk mencari udara segar, kekasih menyelinap keluar untuk menikmati cinta rahasia mereka, dan Grand Duke Kapmen…. Grand Duke Kapmen?

Grand Duke Kapmen sendirian? Berdiri... di beranda sebelah sana.

Meski ekspresinya tidak terlihat dengan jelas dari sini, sekilas dia terlihat sangat kesepian dan tertekan. Kemungkinan besar karena efek ramuan.

Ketika Grand Duke Kapmen berbicara omong kosong bercampur dengan nada tulus, itu lucu dan bahkan membuatku sedikit tertawa.

Kalau dipikir-pikir, itu ramuan yang sangat menakutkan. Cinta bisa menjadi racun yang kuat sampai-sampai seseorang bisa menjadi mabuk cinta.

Apakah efek ramuan itu begitu kuat sehingga penderitaan tidak bisa dihindari? Sayangnya, bahkan dalam kasus itu karena kesalahan yang dibuat dengan tangannya sendiri.

Kemudian, tiba-tiba, Grand Duke Kapmen melihat ke arah sini.

Dia pasti sedang menatapku. Aku merasa mata kami bertemu meskipun jarak kami jauh…

Dia tidak menoleh, jadi aku berbalik duluan dan meninggalkan beranda.

Aku akan melangsungkan malam pengantinku dengan Heinley.

Mengetahui bagaimana perasaannya tentangku, aku tidak bisa menyapanya dengan tenang. Akhirnya, aku kembali ke kamar setelah berjalan-jalan.

"Anda datang tepat waktu."

"Beberapa saat yang lalu 'Yang Mulia Kaisar' juga memasuki kamarnya."

"Nona Mastas, kenapa kamu begitu menekankan pada 'Yang Mulia Kaisar'?"

Mastas dan Rose bertengkar seperti biasa, jadi aku pergi ke kamar mandi dulu dengan Countess Jubel.

Seperti yang dikatakan Laura sebelumnya, bak mandi besar itu dipenuhi gelembung seperti awan.

Saat aku menanggalkan pakaian dan melangkah ke dalam bak mandi, sensasi hangat mulai menyebar dari ujung jari kakiku.

Aku memejamkan mata sebentar untuk menikmati kehangatan, tapi membuka mataku begitu aku mulai merasa mengantuk.

Aku membilas badan lagi setelah mengoleskan sedikit wewangian bunga lili dan mawar. Pada akhirnya, aku mengenakan jubah yang telah disiapkan dengan gaun pengantin.

… Tanganku gemetar.

Untungnya, melihat ke cermin, aku merasa sedikit lebih sensual dari biasanya.

Akankah Heinley juga mengenakan jubah seperti ini?

Meskipun itu dibuat agar kami berdua bisa memakainya sebagai pasangan... Aku tidak tahu bagaimana penampilan Heinley dengan pakaian seperti ini.

Melihat sekeliling dengan canggung, aku memutuskan dan meminta dayang-dayangku untuk pergi.

Struktur tempat ini agak aneh.

Ada kamar tidur di antara kamarku dan kamar Heinley, tetapi tidak ada pintu yang memungkinkan akses ke kamar tidur itu dari koridor.

Seseorang hanya bisa memasuki kamar tidur itu, melalui kamarku atau kamar Heinley, dan bahkan para dayang tidak bisa masuk tanpa izin.

Setelah beberapa kali menarik napas dalam-dalam, tiba-tiba aku mendengar suara teredam dari dalam kamar tidur.

Heinley telah masuk lebih dulu.

Aku mengambil napas dalam-dalam terakhir kali, berjalan perlahan dan meletakkan tanganku di kenop pintu. Menguatkan diri, aku dengan hati-hati memutarnya.

Saat pintu terbuka, kamar tidur yang tetap tersembunyi sampai sekarang pun terungkap.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

* Bath bomb adalah ‘aksesori’ mandi. Bath bomb umumnya diletakkan di dalam air hangat yang akan digunakan untuk berendam. Setelah diletakkan di air, bath bomb akan larut dan membuat air di bathtub jadi berwarna. Bath bomb memiliki tekstur keras, wanginya harum, bentuknya bulat, dan punya beragam warna menarik. (ref: https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3644528/berendam-pakai-bath-bomb-amankah-untuk-kesehatan-kulit)


***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 231                

>>>             

Chapter 233

===

Daftar Chapters