Thursday, August 12, 2021

Remarried Empress (#232) / The Second Marriage



Chapter 232: Malam Pengantin (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

 

Setelah resepsi pernikahan, momen yang paling kutakuti akhirnya tiba—malam pengantin.

Malam pengantin ketika aku harus memimpin.

Akankah aku bisa melakukannya dengan baik?

...Aku tidak punya pengalaman memimpin dalam hubungan seperti itu.

Tentu saja, aku harus bisa melakukannya, tetapi apakah aku akan memiliki keberanian?

Sepertinya aku bahkan tidak akan bisa mengangkat wajahku karena malu!

Tapi aku tidak bisa berpangku tangan di depan Heinley yang tidak berpengalaman.

Aku dalam masalah.

Aku tidak bisa berhenti mengulanginya dalam hati, Aku dalam masalah, aku dalam masalah'.

Sementara itu, waktu berlalu dengan cepat, dan aku akhirnya bisa memasuki Kamar Ratu, yang dilarang untuk aku masuki sampai pernikahan dilangsungkan.

Aku pikir sekarang itu harus disebut Kamar Permaisuri.

Di dalam kamar ada tempat tidur yang sedikit mengejutkanku, karena ada kamar tidur bersama antara kamar Heinley dan kamarku.

Ketika istana ini dibangun, apakah Raja Kerajaan Barat memiliki hubungan yang begitu intim dengan Ratunya?

Mengapa ini dirancang dengan struktur yang merepotkan?

Mengesampingkan itu ... ruangan ini benar-benar luar biasa.

Heinley sengaja mendekorasinya dengan emas. Bahkan, seluruh ruangan berkilau dengan nuansa emas. Perbedaannya terlihat pada detailnya; warna emas tua, warna emas muda, dan seterusnya... Tapi tak diragukan lagi itu semua emas.

Saat aku menyaksikan dengan takjub, para dayang yang mengikutiku, satu demi satu, berseru kagum,

"Ini sangat indah sampai-sampai tidak bisa dibandingankan dengan istana terpisah, Yang Mulia."

“Ini benar-benar cantik. Anda akan tinggal di sini mulai sekarang, bukan? ”

“Oh, di mana kamar kita? Di mana, Nona Rose?”

"Lewat sini."

Saat Rose keluar ke koridor untuk menunjukkan kepada para dayang kamar tempat mereka akan tinggal, aku duduk sendirian di tempat tidur, meremas seprai lembut.

Saat aku membuka pintu ruangan ini, aku teringat ekspresi Yunim dan tertawa kecil. Dia mungkin tidak senang bahwa ruangan ini sekarang resmi menjadi milikku. Namun, dia sangat pendiam akhir-akhir ini.

Apakah sikap permusuhannya terhadap diriku berangsur-angsur berkurang? Semoga saja begitu.

Setelah beberapa saat, para dayang, yang telah selesai melihat kamar mereka, dengan bersemangat menjelaskan bagaimana struktur kamarnya.

"Ada tempat tidur, ada lemari, dan ada meja di sana!"

"Meja rias semuanya berwarna perak, Yang Mulia!"

"Lemarinya dari sini ke sana!"

Sepertinya bukan hanya kamarku, tapi kamar setiap dayang juga sangat mewah.

"Aku akan melihatnya lain kali?"

Ketika aku bertanya kepada mereka sambil tersenyum, dayang-dayangku yang tadinya heboh langsung terdiam.

Saat aku bertanya-tanya mengapa, mereka mulai bertukar pandang satu sama lain dan menyeringai.

… Aku rasa aku tahu apa yang mereka pikirkan.

Kurasa mereka pikir aku harus mandi dan pergi ke kamar tidur bersama sekarang.

Yah, ini sudah malam…

Apakah Heinley sedang mandi di kamarnya? Sebelum kami naik ke atas, sekretaris Heinley menghentikannya dengan tergesa-gesa. Dia mengatakan ada laporan mendesak terkait dengan wilayah perbatasan Kerajaan. Jadi Heinley mungkin belum ada di kamarnya.

"Anda harus segera mandi, Yang Mulia."

“Saya akan membuat tubuh Anda berbau seperti aroma bunga yang lembut. Saya memiliki parfum bunga lili dan mawar, yang paling tren saat ini.”

"Saya membawa beberapa bath bomb* yang akan membuat Anda merasa seperti berada di awan."

Saat dayang-dayangku mencoba menyeretku pergi, aku menolak dengan tegas.

“Yang Mulia?”

Laura tampak bingung karena aku tidak bergerak.

"Ada apa?"

Aku menunjuk satu jari ke pintu.

"Tunggu sebentar. Aku ingin mencari udara segar.”

"Sekarang?"

"Yang Mulia Kaisar belum ada di kamarnya ..."

Aku ingin memanfaatkan angin malam untuk menenangkan wajahku yang panas.

Setelah hari ini hubungan antara Heinley dan aku akan berubah. Aku tidak tahu apakah perubahannya akan positif atau menjadi agak canggung.

Jadi aku ingin menikmati waktu yang tersisa sebelum itu terjadi.

Perasaan menggelitik ini.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah menuruni beberapa anak tangga, aku melangkah keluar ke beranda. Aku meletakkan tanganku di pagar, dan menghirup angin malam yang bertiup melewati ujung hidungku.

Udara dingin memenuhi paru-paruku saat berembus. Tapi tetap saja panas di wajahku tidak berkurang.

Aku melihat ke arah aula pesta di mana masih ada orang-orang dari acara resepsi.

Aku bisa mendengar ledakan kembang api sesekali, dan lampu-lampu terlihat jelas dari sini. Selain itu, aku bisa melihat orang-orang keluar untuk mencari udara segar, kekasih menyelinap keluar untuk menikmati cinta rahasia mereka, dan Grand Duke Kapmen…. Grand Duke Kapmen?

Grand Duke Kapmen sendirian? Berdiri... di beranda sebelah sana.

Meski ekspresinya tidak terlihat dengan jelas dari sini, sekilas dia terlihat sangat kesepian dan tertekan. Kemungkinan besar karena efek ramuan.

Ketika Grand Duke Kapmen berbicara omong kosong bercampur dengan nada tulus, itu lucu dan bahkan membuatku sedikit tertawa.

Kalau dipikir-pikir, itu ramuan yang sangat menakutkan. Cinta bisa menjadi racun yang kuat sampai-sampai seseorang bisa menjadi mabuk cinta.

Apakah efek ramuan itu begitu kuat sehingga penderitaan tidak bisa dihindari? Sayangnya, bahkan dalam kasus itu karena kesalahan yang dibuat dengan tangannya sendiri.

Kemudian, tiba-tiba, Grand Duke Kapmen melihat ke arah sini.

Dia pasti sedang menatapku. Aku merasa mata kami bertemu meskipun jarak kami jauh…

Dia tidak menoleh, jadi aku berbalik duluan dan meninggalkan beranda.

Aku akan melangsungkan malam pengantinku dengan Heinley.

Mengetahui bagaimana perasaannya tentangku, aku tidak bisa menyapanya dengan tenang. Akhirnya, aku kembali ke kamar setelah berjalan-jalan.

"Anda datang tepat waktu."

"Beberapa saat yang lalu 'Yang Mulia Kaisar' juga memasuki kamarnya."

"Nona Mastas, kenapa kamu begitu menekankan pada 'Yang Mulia Kaisar'?"

Mastas dan Rose bertengkar seperti biasa, jadi aku pergi ke kamar mandi dulu dengan Countess Jubel.

Seperti yang dikatakan Laura sebelumnya, bak mandi besar itu dipenuhi gelembung seperti awan.

Saat aku menanggalkan pakaian dan melangkah ke dalam bak mandi, sensasi hangat mulai menyebar dari ujung jari kakiku.

Aku memejamkan mata sebentar untuk menikmati kehangatan, tapi membuka mataku begitu aku mulai merasa mengantuk.

Aku membilas badan lagi setelah mengoleskan sedikit wewangian bunga lili dan mawar. Pada akhirnya, aku mengenakan jubah yang telah disiapkan dengan gaun pengantin.

… Tanganku gemetar.

Untungnya, melihat ke cermin, aku merasa sedikit lebih sensual dari biasanya.

Akankah Heinley juga mengenakan jubah seperti ini?

Meskipun itu dibuat agar kami berdua bisa memakainya sebagai pasangan... Aku tidak tahu bagaimana penampilan Heinley dengan pakaian seperti ini.

Melihat sekeliling dengan canggung, aku memutuskan dan meminta dayang-dayangku untuk pergi.

Struktur tempat ini agak aneh.

Ada kamar tidur di antara kamarku dan kamar Heinley, tetapi tidak ada pintu yang memungkinkan akses ke kamar tidur itu dari koridor.

Seseorang hanya bisa memasuki kamar tidur itu, melalui kamarku atau kamar Heinley, dan bahkan para dayang tidak bisa masuk tanpa izin.

Setelah beberapa kali menarik napas dalam-dalam, tiba-tiba aku mendengar suara teredam dari dalam kamar tidur.

Heinley telah masuk lebih dulu.

Aku mengambil napas dalam-dalam terakhir kali, berjalan perlahan dan meletakkan tanganku di kenop pintu. Menguatkan diri, aku dengan hati-hati memutarnya.

Saat pintu terbuka, kamar tidur yang tetap tersembunyi sampai sekarang pun terungkap.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

* Bath bomb adalah ‘aksesori’ mandi. Bath bomb umumnya diletakkan di dalam air hangat yang akan digunakan untuk berendam. Setelah diletakkan di air, bath bomb akan larut dan membuat air di bathtub jadi berwarna. Bath bomb memiliki tekstur keras, wanginya harum, bentuknya bulat, dan punya beragam warna menarik. (ref: https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3644528/berendam-pakai-bath-bomb-amankah-untuk-kesehatan-kulit)


***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 231                

>>>             

Chapter 233

===

Daftar Chapters  



No comments:

Post a Comment