Sunday, July 4, 2021

Remarried Empress (#215) / The Second Marriage



Chapter 215: Kembalilah, Navier (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

'Dan dia masih bertingkah seolah-olah dia lebih unggul ... dasar kurang ajar!'

Rashta, yang harga dirinya telah terluka, menyesal tidak melakukan apa-apa dan menutupi perutnya lagi karena rasa sakit yang semakin kuat.

“Ugh…”

Dia tidak berpura-pura. Tanpa sadar, menghadapi Navier memberi tekanan besar pada dirinya.

Sekarang dia tidak hanya mengincarku, tetapi juga bayiku.

Rashta menganggap semua ini sebagai skema Navier. Dia adalah wanita yang cerdas, jadi itu pasti serangan psikologis.

Namun, saat rasa sakitnya mereda, kata-kata Navier mulai mengganggu ketenangannya.

'Hmm ... Apa yang dia bicarakan?'

Bagi Rashta, permasalahan meminta bantuan dari Marquis Karl dan tentang tidak baik berada di sekitar mereka yang hanya mengejar kekuasaan adalah omong kosong.

Apakah dia pikir aku begitu bodoh sehingga aku tidak belajar apa-apa?

Tapi dia terganggu oleh pertanyaan tentang surat perjanjian pendanaan.

Apakah ada yang salah dengan surat perjanjian pendanaan itu?

Rashta tidak memeriksanya dengan cermat, jadi dia tidak dapat mengingat nama apa pun di surat perjanjian pendanaan tersebut. Dia dengan cemas memeras otaknya, tetapi dia yakin itu adalah surat perjanjian pendanaan tanpa nama.

Selain itu, dia sudah memberikan surat perjanjian pendanaan itu kepada Baron Lant.

'Beberapa hari terakhir berlangsung acara perayaan, jadi Baron Lant harusnya masih memiliki surat perjanjian pendanaan itu. Apakah tidak apa-apa bertanya padanya?’

Rashta berubah pikiran setelah mempertimbangkannya beberapa saat.

Jika dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan memeriksa kembali surat perjanjian pendanaan itu, Baron Lant akan bingung. Namun, itu tidak berarti dia bisa mengambil kembali surat perjanjian pendanaan itu dan memberikan uang tunai yang sesuai.

Dia hanya bicara omong kosong.

Rashta menekan kegugupannya dan mencoba tenang.

'Tersenyum! Kamu harus menunjukkan citra yang bermartabat kepada Yang Mulia mulai sekarang!’

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Aku tidak ingin Sovieshu salah paham, jadi aku meninggalkan surat perjanjian pendanaan kepada Rashta sebagai gantinya.

'Lihatlah aku. Bukankah aku permaisuri yang baik? Apakah kamu masih ingin menceraikanku?’

Seolah-olah aku mencoba mengatakan itu pada Sovieshu.

“…”

'Lupakan. Itu sudah di luar kendaliku.’

Aku menggelengkan kepalaku dan mengesampingkannya, lalu meninggalkan Istana Selatan.

Beberapa hari lagi, aku akan meninggalkan Kekaisaran Timur. Setelah itu, aku akan jarang datang ke sini. Ini mungkin yang terakhir kalinya, jadi aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada tempat ini sepenuhnya.

… Berapa lama sudah aku berjalan?

Tidak jauh dari situ, aku melihat cahaya terang.

Apa itu tadi?

Aku mengikuti cahaya itu dan terkejut melihat Duke Elgy sedang duduk di atas batu besar.

Cahaya kecil datang dari kalung yang dia pegang.

Haruskah aku berpura-pura tidak melihatnya?

Tapi mendengar langkah kakiku, dia menoleh. Sekarang aku tidak punya pilihan, aku berjalan mendekat dan bertanya kepadanya, “Apa itu?”

Duke Elgy tidak menyangka akan bertemu denganku di tempat ini, dia tampak sama terkejutnya denganku. Lalu dia tersenyum dan membuka telapak tangannya,

“Ini sebuah kalung. Kalung dengan sedikit sihir.”

Dia menggulung kalung itu di telapak tangannya seolah-olah untuk menunjukkannya padaku. Kemudian kalung itu bersinar semakin terang seakan-akan kunang-kunang kecil berkeliaran di dalamnya.

Saat aku melihatnya dengan rasa ingin tahu, Duke Elgy bertanya, "Apakah Anda tidak merasa sedih?"

Itu adalah pertanyaan yang tidak terduga.

Apa yang dia maksud? Aku mengalihkan pandanganku dari kalung itu dan menatapnya.

Duke Elgy menatap wajahku tanpa suara, ekspresinya ... sama seperti kemarin.

Ekspresi muram yang sama seperti saat kami berdansa.

Dia adalah teman Heinley, tetapi dia juga teman Rashta.

Ini adalah saat yang sangat membahagiakan bagi Rashta.

Jadi mengapa dia berekspresi begitu? Aneh sekali.

'Jangan-jangan?' Seketika itu juga, sebuah pikiran muncul di kepalaku,

Apa mungkin…

"Apakah Anda menyukai Nona Rashta?"

Jadi dia berekspresi begitu karena Rashta menikah?

Oh, kalau dipikir-pikir, dia bukan 'Nona Rashta' lagi.

"Apakah Anda menyukai Permaisuri Rashta?"

Ketika aku bertanya, mengoreksi kata-kataku, Duke Elgy mengangkat alisnya dan tertawa.

Tetapi hal berikutnya yang dia katakan adalah pertanyaan yang sama seperti sebelumnya.

“Apakah Anda tidak merasa sedih?”

"Sedih…?"

"Karena apa yang terjadi di parade."

Apakah dia mengatakan itu karena orang-orang mengabaikanku selama parade?

Apakah itu sebabnya ekspresinya begitu muram? Apa yang terjadi pada saat itu tidak ada hubungannya dengan dia.

Itu tampak aneh bagiku, tetapi aku menjawab dengan jujur, “Itu tidak bisa dihindari.”

Duke Elgy mengulangi kata-kataku, “Itu tidak bisa dihindari …” lalu bergumam dengan dingin, “Orang-orang seperti itu. Mereka hanya mengingat hal terakhir. Terlepas dari apa yang telah seseorang lakukan, jika mereka tidak menyukai yang terakhir, mereka segera memunggungimu dan melupakan hal-hal lainnya.”

Bukannya menjawab, aku hanya menatap matanya.

Kecuali dia orang bodoh, sepertinya apa yang terjadi membawa kembali kenangan buruk baginya.

Apakah itu seseorang di dekatnya, atau apakah dia sendiri yang mengalami hal serupa?

Pada saat itu, Duke Elgy tersenyum sambil memasukkan kalung itu ke dalam sakunya.

“Ratu, Anda benar-benar pengertian. Jika saya berada di posisi Anda, saya akan sedikit marah. ”

Kata-kata simpatinya bercampur dengan nada mengejek seperti biasa. Namun, dia tampak lebih tertekan dari biasanya.

Apakah karena perubahan ekspresinya yang tiba-tiba?

Jika kami dekat, aku akan bertanya kepadanya, 'Apa yang terjadi padamu?'

Namun, karena kami tidak memiliki hubungan seperti itu, canggung bagiku untuk menanyakan pertanyaan pribadi seperti itu.

Jadi aku mengangguk, mengarahkan jariku ke arah yang aku tuju.

“Saya minta maaf telah mengganggu waktu menyendiri Anda. Saya akan pergi."

Duke Elgy tersenyum manis dan bangkit dari batu.

"Saya akan mengantar Anda."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Hari ini adalah resepsi pernikahan terakhir dan aku seharusnya menghabiskan lebih banyak waktu dengan Heinley.

Kemarin, sebelum kami berpisah ke kamar kami, Heinley memegang tanganku dengan erat dan menggerutu, “Karena kita datang ke sini hanya untuk menghabiskan waktu dengan teman-temanmu. Tolong habiskan waktu bersamaku juga.”

Dia memasang ekspresi sedih, bahunya yang lebar terkulai.

Aku merasa kasihan padanya, jadi aku berjanji kepadanya aku akan menghabiskan lebih banyak waktu dengannya hari ini.

Setelah dipikir-pikir, itu benar.

Sebelum acara perayaan, aku berkumpul dengan teman-temanku.

Aku hanya berdansa dengannya sekali pada hari pertama.

Pada hari pesta topeng, setelah Sovieshu membawa Rashta pergi, aku tinggal sedikit lebih lama dan kemudian kembali ke kamarku.

Tidak heran Heinley kesepian.

Yang paling aku inginkan adalah melewatkan resepsi pernikahan terakhir, tetapi aku mengenakan gaun ungu yang cocok dengan warna mata Heinley dan pergi mencarinya.

Aku hendak menjemputnya sendiri di kamarnya untuk mencoba menghiburnya.

Setelah kami bersenang-senang, aku akan mengajaknya jalan-jalan…

Namun, saat aku hendak mengetuk pintu Heinley.

"Navier."

Aku mendengar Sovieshu meneriakkan namaku.

Saat aku berbalik, aku melihatnya mendekat tanpa pengawalan.

Begitu aku melihatnya, aku teringat Rashta yang menutupi perutnya di pesta topeng.

Apakah dia di sini untuk membahas kejadian kemarin?

Aku berkata dengan tegas, “Mereka yang hadir harusnya sudah melihat semuanya. Aku tidak melakukan apa pun."

Sovieshu mendekat dan bertanya dengan heran, "Apa yang kamu bicarakan?"

Apa yang aku bicarakan?

"Bukankah kamu di sini untuk menyalahkanku atas jatuhnya Permaisuri Rashta?"

Ketika aku bertanya dengan dingin, Sovieshu berseru seolah-olah aku telah menamparnya.

"Astaga! Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku tidak akan pernah percaya itu!”

Dia tidak akan pernah percaya itu?

Tidakkah dia ingat saat-saat dia menyalahkanku atas apa yang terjadi pada Rashta?

Menatapnya dalam diam, Sovieshu menegang seolah-olah dia juga memikirkan hal itu.

Namun, seperti yang dia katakan, dia sepertinya tidak berada di sini untuk membahas apa yang terjadi pada Rashta di pesta topeng.

Tapi aku tidak lengah, Sovieshu bergumam, "Ya ampun," dan meletakkan tangannya di dahinya.

“Jadi, apa yang membawamu ke sini?”

Ketika aku bertanya, menghilangkan semua kemungkinan emosi, Sovieshu menunjuk ke kamarku dengan tatapannya. Seolah-olah dia ingin kami masuk ke dalam untuk berbicara.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Jika kamu punya sesuatu untuk dikatakan, lakukan di sini."

Meskipun sebagai ratu seberang, itu bukan sikap yang tepat terhadap kaisar negara yang kuat, sebagai mantan istri, wajar untuk bertindak seperti ini terhadap mantan suaminya.

Aku tidak ingin berduaan dengannya di kamar yang sama.

Mata Sovieshu berkedut.

Apakah yang ingin dia katakan padaku begitu penting?

Aku pikir dia akan pergi dengan marah. Tapi setelah menatapku dengan seksama sejenak, Sovieshu benar-benar membuka mulutnya, "Kembalilah."

"!"

"Aku tidak ingin kamu menjadi istri orang lain."

***

"Aku tidak ingin kamu menjadi istri orang lain."

Mendengar suara yang datang dari sisi lain pintu, Heinley membeku.

Dia menempelkan telinganya ke pintu dan menekankan tangannya ke jantungnya. Jantungnya berdebar kencang.

'Apa maksudnya ini…?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 214                 

>>>             

Chapter 216

===

Daftar Chapters 







Remarried Empress (#214) / The Second Marriage



Chapter 214: Kembalilah, Navier (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Rashta menjadi gugup saat aku mendekat. Ketika aku mengulurkan tangan dan memintanya untuk menari, matanya terbelalak.

"Hah?"

Sepertinya dia sama sekali tidak menduganya.

Para bangsawan di sekitar kami juga keheranan.

Meskipun wajah kami ditutupi topeng, mereka yang hadir dapat dengan jelas mengenali bahwa kami adalah sang permaisuri baru dan sang mantan permaisuri.

Semua orang merasa aneh karena aku tiba-tiba meminta Rashta untuk menari.

Aku diam-diam menunjuk dengan tanganku yang lain ke panggung dansa. Rashta tampak bingung, tetapi bangkit dan mengikutiku, mungkin untuk mencegahku mengatakan sesuatu yang canggung dengan keras.

Ketika kami berdiri di tengah panggung, musik berhenti dengan pekikan biola yang tidak biasa, para musisi juga terkejut.

Hening sesaat.

Lalu, sekitar 30 detik kemudian.

Musik kembali mengalun.

Mungkin karena memikirkan kami, musik yang dimainkan bukanlah musik yang khusus diperuntukkan bagi pria dan wanita untuk menari.

Langkah-langkah tariannya identik, jadi kami hanya perlu bergerak bersama.

Rashta dengan tenang bertanya seraya mengambil sikap badan untuk menari.

"Apakah kamu sangat ingin mengalahkan Rashta?"

“?”

"Kamu menari lebih baik daripada Rashta, itulah yang ingin kamu dengar sekarang."

“…”

Dia memiliki imajinasi yang sangat unik.

Tapi tidak ada alasan untuk memujinya, apalagi membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting.

“Ayo kita buat agar kamu terlihat seperti penari yang baik.”

Aku mengakhiri pembicaraannya dengan tegas, dan langsung ke intinya, "Jika suatu saat kamu berada dalam masalah di dekat Baron Lant, mintalah bantuan Marquis Karl."

"Hah? Apa?"

Rashta bahkan menjadi lebih bingung, matanya kembali membelalak.

Seolah-olah dia tidak mengerti mengapa tiba-tiba aku mengatakan ini. Aku tidak ingin menggali topik ini terlalu dalam. Jadi aku hanya melanjutkan, “Marquis Karl adalah bawahan Yang Mulia, tetapi dia adalah orang yang adil yang tidak terpengaruh oleh perasaan pribadi. Jika itu demi negara, dia akan membantumu.”

"Apa yang kamu…?"

“Tidak perlu sepenuhnya menyingkirkan mereka yang hanya mencari kekuasaan dan keuntungan. Bahkan beberapa dari orang-orang itu berbakat, hanya saja mereka mengejar tujuan yang berbeda. Namun, mereka tidak boleh menjadi bagian dari pembantu dekat seseorang, dan jika memang demikian, seseorang harus selalu mengawasi apa yang mereka kejar.”

"!"

"Kamu sebaiknya menjauh dari orang yang memilih pakaianmu hari ini."

Rashta benar-benar terpana, dia bahkan sedikit tersandung saat menari. Matanya penuh dengan kebingungan.

Aku tahu. Aku tidak perlu memberitahunya semua ini.

Tapi…

“Aku tidak melakukannya untukmu. Itu nasihat demi negara asalku.”

Setelah aku dengan dingin menambahkan itu, tatapan Rashta akhirnya berubah sedikit angkuh.

“Bagaimana dengan surat perjanjian pendanaan yang kuberikan padamu? Sudahkah kau memberikannya kepada orang lain?”

Namun, tatapan angkuhnya dengan cepat menghilang setelah pertanyaan itu.

Dia berhenti menatapku begitu aku menyebutkan surat perjanjian pendanaan, tatapannya bergerak ke sana kemari dan kulitnya memucat.

"Hmm, Rashta tidak begitu mengerti apa yang kamu bicarakan ..."

“Jika kamu bisa mendapatkannya kembali, lakukanlah. Jika tidak bisa, kamu benar-benar harus mendanai institusi- institusi itu dengan uangmu sendiri mulai sekarang.”

Rashta mendengus.

Dia pikir aku mengatakan itu karena aku tidak ingin dia mengambil keuntungan dari uangku.

Tidak begitu, Rashta.

Aku takut masalah akan muncul karena uang itu dan institusi yang aku danai akan terkena dampaknya.

Secara hukum, hanya karena ada masalah dengan Rashta tidak berarti institusi tersebut juga akan bermasalah, tetapi sponsor tidak akan menyumbang ke institusi yang terlibat dalam skandal.

Namun… alih-alih membicarakan masalah yang mungkin terjadi, aku memutuskan untuk berhenti di sini.

Aku hanya mengatakan kepadanya bagaimana mencegah yang terburuk.

Jika aku lebih detail lagi, aku mungkin akan menembak kakiku sendiri. {mungkin maksudnya bantuannya malah bisa jadi bumerang untuknya}

Bukan karena uang yang aku berikan padanya, melainkan karena Rashta pernah menyalahkan orang lain atas kesalahannya beberapa kali sebelumnya.

Jika aku memberinya lebih banyak informasi, dia bisa saja bersiap untuk menyalahkan orang lain lagi jika masalah muncul nantinya.

Pada saat itu, Rashta tiba-tiba ambruk di lantai dan mulai berteriak.

"Ah, perutku!"

Dia mulai mengerang kesakitan, "Perutku sakit!"

Aku menatap Rashta dengan tenang.

Aku tidak tahu apakah itu sungguhan atau pura-pura tetapi dia terus menutupi perutnya.

“Rashta!”

Sovieshu bergegas datang dengan terkejut. Rashta terisak dan mencengkeram lengannya.

“Yang Mulia, perutku sangat sakit…!”

Sovieshu mengalihkan pandangannya kepadaku. Kami saling berpandangan tanpa ekspresi.

Bibirnya bergetar, tetapi alih-alih mengatakan apa pun, dia hanya meraih Rashta ke dalam pelukannya.

Namun, dia terus memandangi wajahku.

Meskipun aku seharusnya telah menyakiti Rashta, wajahnya tidak mencerminkan pemikiran seperti itu.

Dia benar-benar hanya menatap wajahku.

Mengapa?

Apakah dia mengingat saat kami menari bersama sebelum dia membuangku dan pergi bersama Rashta?

"Astaga."

Heinley mendatangiku, meraih tanganku, dan menasihati Sovieshu dengan suara lembut.

"Yang Mulia, sebaiknya Anda segera membawanya ke dokter istana."

Rashta menggeliat, tangannya pucat.

Melihat dia benar-benar berkeringat dingin, pasti perutnya benaran sakit.

Sovieshu akhirnya pergi dengan membopong Rashta.

Para bangsawan melirik ke arahku. Aku bisa dengan jelas merasakan tatapan mereka padaku, tapi dengan tak acuh aku mengambil dua gelas sampanye dari seorang pelayan yang lewat.

Aku menyerahkan satu kepada Heinley, dan segera menyesap gelasku.

Untunglah aku berbicara di depan para bangsawan. Entah dia kesakitan atau tidak, Rashta pasti akan menyalahkanku.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Baik?"

Atas pertanyaan dingin Sovieshu, dokter istana menarik stetoskopnya dan dengan cepat menjawab.

"Dia hanya ketakutan, dia baik-baik saja."

"Apa yang terjadi dengannya?"

"Sepertinya karena stres."

"Stres?"

Sovieshu menatapnya dengan wajah, ‘Memang apa yang membuatnya stres?'

Dokter istana tersenyum canggung. Itu adalah sesuatu yang harusnya lebih diketahui Sovieshu daripada dirinya.

Ketika dokter akhirnya pergi, Sovieshu berjalan ke Rashta, yang sedang berbaring di tempat tidur, dan meraih tangannya.

Rashta memegang erat tangan Sovieshu.

“Yang Mulia, apakah Anda melihatnya? Permaisuri memerasku. Aku takut."

"Aku tidak melihat apa-apa."

"Permaisuri memerasku."

Sovieshu menghela napas mendengar kata-kata Rashta.

"Dengan apa Permaisuri memerasmu?"

"Dia…"

Rashta ragu-ragu.

Agar seseorang memerasmu, orang itu harus tahu kelemahanmu agar bisa menekanmu. Dia tahu ini lebih baik daripada orang lain karena dia telah diperas oleh Viscount Roteschu sebelumnya.

Karena itu, sulit untuk mengarang perkataannya di hadapan Sovieshu. Dia jelas tidak bisa menyebutkan surat perjanjian pendanaan.

Pada akhirnya, Rashta menutupi dirinya dengan seprai, air mata mengalir di matanya. Sovieshu menghela napas berat saat melihatnya.

Rashta tampaknya berada di bawah tekanan.

Dari sudut pandang Sovieshu, Permaisuri bukanlah seseorang yang akan memanfaatkan kelemahan orang lain untuk memeras mereka.

Namun, niat pembicara dan pendengar tidak selalu sejalan. Rashta bisa saja menganggap kata-kata Permaisuri sebagai pemerasan.

Bagaimanapun, Rashta tampak ketakutan pada saat itu.

"Beristirahatlah."

Sovieshu membelai rambutnya yang bergelombang, menepuk seprai beberapa kali, dan pergi.

Mereka berdua secara tidak sadar memanggil Navier— Permaisuri.

Rashta mengerutkan kening ketika dia menyadari fakta ini.

'Bodoh!'

Rashta menyalahkan mulutnya sendiri.

Rashta telah memanggilnya Permaisuri berkali-kali sehingga kata itu masih keluar dari mulutnya tanpa sadar.

Upacara pernikahan telah diadakan kemarin, dan sekarang Permaisuri Kekaisaran Timur adalah aku. Tidak ada alasan untuk memanggil Ratu— Permaisuri.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 213                 

>>>             

Chapter 215

===

Daftar Chapters 










Saturday, July 3, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#706)

 


Chapter 706 : Satu Jawaban (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Toonka tertawa terbahak-bahak karena dia tidak bisa menahan kegembiraannya. Dia mencengkeram jeruji penjara dan bertanya kepada iw!Alberu tentang siapa lagi yang mencari Cale. Batang besi penjara hancur di tangan Toonka, dan Alberu mencoba berhenti mengerutkan kening saat dia tersenyum tenang. Dia berpikir bahwa Toonka cukup kuat untuk menghancurkan jeruji besi hanya dengan kekuatan fisiknya.

Dia mencoba bertanya kepada Toonka tentang siapa Cale, tetapi tidak bisa menyelesaikan kata-katanya. Toonka yang sangat gembira tidak bisa menahan emosinya dan berbicara. Dia berkata, “Dia sudah bergerak! Hahahaha! Lagipula, dialah yang akan mengubah dunia!” iw!Alberu tertegun dan meragukan pendengarannya. Dia bertanya apa yang dimaksud Toonka dengan 'perubahan'.

Toonka menjawab, “Ya! Dia adalah seseorang yang berjalan di jalan yang belum pernah dilalui siapa pun dan dikagumi semua orang! Dia adalah temanku! Hahahaha!" iw!Alberu menegang mendengar itu, dan menoleh ke bibinya Tasha. Dia berpikir bahwa dia harus berbicara panjang lebar dengan bibinya. Setelah percakapannya dengan Toonka, dia kembali ke kantornya dan berpikir keras.

Dia mengingat kata-kata bibinya. Anak itu adalah Mary, seseorang yang selamat dari mana mati dan menjadi necromancer. Dia adalah anak yang baik, cerdas, dan hebat yang disayangi Tasha dan walikota. Tetapi Mary kabarnya telah menciptakan monster kerangka terbang dan melarikan diri ke Kerajaan Roan. Mereka tahu dia pergi ke sana karena Mary telah meninggalkan surat, mengatakan kepada mereka agar tidak khawatir karena dia akan bertemu Tasha dan penyelamatnya bernama Cale Henituse.

iw!Alberu menggelengkan kepalanya ketika dia tahu bahwa seseorang bernama Cale Henituse tidak ada. Tapi Toonka dan Mary yang lebih kuat dari kebanyakan manusia datang ke kerajaan untuk mencari Cale Henituse. Kata-kata Toonka tertahan di kepalanya, terutama bagian tentang mengubah dunia. iw!Alberu bertanya-tanya apakah orang seperti itu ada di kerajaannya.

Dia tidak bisa membiarkannya begitu saja. Kepribadiannya yang sebenarnya terungkap hanya ketika dia sendirian. Dia berjalan ke salah satu rak buku dan menyentuh sebuah buku. Rak buku itu kemudian bergerak, memperlihatkan dinding di belakangnya. Surat yang tak terhitung jumlahnya menutupi dinding dalam kode yang hanya dia yang tahu. iw!Alberu telah memikirkan bagaimana dia bisa memperkuat posisinya sebagai putra mahkota, dan apakah dia bisa melindungi dirinya sendiri dan menyembunyikan penampilan aslinya. Dia juga bertanya-tanya apakah dia bisa melindungi dan mengembangkan kerajaan di benua barat yang semakin kacau.

iw!Alberu berencana untuk mengungkapkan dirinya dan niatnya di hari ulang tahun raja yang akan datang. Dia berencana untuk mengkonsolidasikan pengaruh dan kekuasaannya dengan mengumpulkan anak-anak bangsawan sebelum perayaan ulang tahun. Tetapi sebuah variabel tiba-tiba muncul – itu adalah 'Cale.' Dia teringat kata-kata lain yang dikatakan Toonka sebelum dia meninggalkan penjara. Kata-kata Toonka adalah hal yang iw!Alberu tidak bisa percayai maupun ingin percayai.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Dia adalah pahlawan! Tak tertandingi di dunia ini, dan Toonka ini mengakuinya sebagai prajurit terbaik!” – Inilah kata-kata Toonka. Jika seseorang diakui sebagai prajurit terbaik di antara suku-suku Kerajaan Whipper, kemungkinan besar orang bernama Cale memiliki kemampuan fisik dan ilmu pedang yang luar biasa, atau itulah yang dipikirkan iw!Alberu.

“Tidak ada di dunia ini yang bisa menghancurkan keyakinannya! Aku belum pernah melihat orang dengan keyakinan lurus seperti itu! Itu sebabnya aku mengakuinya sebagai sahabatku! Hahahahaha!” – Toonka benar-benar percaya bahwa Cale memiliki keyakinan yang lurus. “Dia pria yang selalu mengorbankan dirinya sendiri! Mau tak mau aku ingin membantunya!" – Ditambah orang bernama Cale Henituse itu adalah seorang pemimpin yang mengorbankan dirinya, membuat seseorang seperti Toonka ingin maju dan membantunya. iw!Alberu tertawa terbahak-bahak saat memikirkan semua itu.

Tapi dia tidak menganggapnya lucu. Seseorang yang memiliki keyakinan yang kuat, adalah seorang pejuang yang hebat dan tidak segan-segan untuk mengorbankan dirinya. Seseorang yang bisa mengubah dunia dan memiliki orang-orang kuat yang mengikutinya. Mereka semua berada di Kerajaan Roan. iw!Alberu mengira Toonka gila, tapi jika tidak, maka ada sesuatu, sesuatu yang berbahaya sedang terjadi.

Toonka terus memberikan pujian tentang Cale itu, dan dia adalah seseorang yang dikenal publik sebagai orang yang sembrono dan brutal. Tapi itu bohong. Toonka tidak sembrono atau brutal. Dia berusaha menjadi baik dengan caranya sendiri dan menghindari merusak benda-benda sebisa mungkin. Itulah mengapa iw!Alberu memenjarakannya tanpa kekangan. Toonka lebih cerewet dari yang dia sangka, dan meskipun kasar, dia memiliki karisma seorang pemimpin.

Saat iw!Alberu memikirkan apa yang harus dia lakukan, ketukan mendesak terdengar di pintu. Seseorang memanggilnya, dan dia memiliki firasat buruk. Dia kemudian berteriak agar orang itu masuk, tetapi ekspresinya telah kembali ke persona putra mahkota yang lembut. Dia menuju ke pintu yang terbuka. Seorang pejabat yang terengah-engah kemudian melaporkan bahwa penjara dihancurkan. Pejabat itu mengatakan bahwa Toonka telah kabur dari penjara dan melarikan diri. iw!Alberu terkejut dan mencengkeram kepala dengan tangannya, merasakan masalah akan datang.

Sementara itu, Toonka berlari ke timur laut setelah meninggalkan ibu kota. Dia merasa sangat baik dan tersenyum. Karena tidak ada yang terluka, dan dia hanya menghancurkan beberapa barang dan bangunan. Dia juga berbicara kepada Alberu dengan damai. Toonka berkata pada dirinya sendiri bahwa dia melakukannya dengan sangat baik sambil terus tersenyum, menuju kediaman Henituse dengan mudah. Tetapi bagi Cale, itu seperti bom yang mendekat secara real time.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Cale berdiri dari kursi dan berkata mereka tidak bisa menunggu WS datang ke Desa Harris. P!KRS terus menyampaikan kata-kata Cale ke grup. Cale mengatakan akan sulit untuk mengejar WS dan merespons invasi desa pada saat bersamaan. Dia berdiri di belakang grup dan mengatakan bahwa jika dengan kekuatan grup, itu mungkin.

Matahari terbenam, dan tersisa 2 hari lagi. Cale mengatakan mereka perlu mempertahankan desa, tetapi dia secara pribadi harus pergi ke kediaman Henituse dan memeriksa si pohon rakus. Kemudian dia akan menuju ke Kota Puzzle. Cale ingin melanjutkan jalan yang telah dia ambil di masa lalu. Dia mengatakan bahwa jika ada seseorang yang berpura-pura menjadi WS, mereka akan mengambil jalan yang sama dengan Cale.

Dia bertanya kepada CH apakah dia telah mengunjungi rumah Super Rock, dan CH menjawab ya, dia melakukannya. Cale kemudian mengatakan bahwa jika mereka tidak dapat menangkap WS di Kota Puzzle, mereka harus pergi ke suku serigala biru sebelum menuju ke ibu kota. Tetapi lebih baik bagi mereka untuk menangkap WS sebelum mereka pergi ke ibu kota. Clopeh bertanya apakah mereka akan menangkap dan memukuli WS, dan p!KRS dengan ekspresi gemetar menyampaikan bahwa Cale mengatakan ya.

CH bertanya tentang Toonka, dan Cale menjawab bahwa dia belum memutuskannya. Tapi itu akan tergantung keadaan. Grup itu kemudian melanjutkan membuat rencana untuk melindungi desa dan mengevakuasi penduduk. Keesokan paginya, rombongan itu pergi. CH tetap menerapkan langkah-langkah yang mereka rencanakan untuk desa, jadi Cale, Clopeh, dan Rosalyn menginjak lingkaran teleportasi. Rosalyn mengatakan bahwa Cale benar-benar ada di sini ketika dia merasakan distorsi mana dalam lingkaran sihir.

Grup itu berteleportasi ke gang belakang dekat penginapan tempat Mary dan anak-anak kucing tinggal. Saat itu masih sangat pagi, jadi hanya mereka bertiga yang ada di gang. Namun mereka terkejut saat melihat pemandangan itu. Mary berada di jalan buntu sebuah gang dan berdiri sendirian dengan punggung bersandar ke dinding. Dan orang-orang berjubah hitam mengelilinginya.

Mary dan grup berjubah hitam menoleh ke Rosalyn dan Clopeh. Salah satu orang berjubah hitam bertanya kepada Mary apakah Cale ada di antara dua orang yang muncul. Itu suara Tasha. Mary menghela napas dan Tasha menoleh ke Rosalyn. Tasha bertanya siapa yang berpura-pura menjadi seseorang dari Count Henituse. Karena menyamar sebagai bangsawan adalah kejahatan besar.

Tasha berjalan menuju keduanya dan berkata bahwa dia ada di sini untuk mencari Cale. Dia bertanya kepada keduanya apakah Cale adalah salah satu dari mereka atau apakah dia tidak ada di sini. Bertentangan dengan suaranya yang hangat, ada udara dingin di sekelilingnya. Dia dengan dingin mengatakan bahwa dia perlu membawa pria bernama Cale ke istana. Rosalyn terkejut, dan Tasha melanjutkan bahwa jika Cale tidak ingin melarikan diri selama sisa hidupnya, akan lebih baik untuk bekerja sama dengan mereka. Cale menggaruk pipinya dengan jari telunjuknya dan berkata bahwa dia bisa pergi ke istana, tetapi dia sekarang adalah hantu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Cale memandang Rosalyn yang tampak bingung, dan merenungkan sejenak apa yang harus dilakukan. Karena dia dalam wujud hantu, dia tidak bisa melangkah maju dan mengungkapkan dirinya kepada orang lain.

Pada saat itu, orang di belakang Cale maju selangkah.

"Dia…"

Ah.

Ketika Cale mendengar suara Clopeh, bagian belakang lehernya tiba-tiba menjadi dingin.

Clopeh yang berambut putih dan bermata hijau melangkah maju dengan wajah serius.

"Dia saat ini tidak terlihat."

Apa?

Tasha memiringkan kepalanya ke satu sisi dan membuka mulutnya.

"Jika itu 'dia', apakah kamu mengacu pada pria bernama Cale?"

Tapi Clopeh tidak menjawab pertanyaan Tasha dan mengatakan apa yang ingin dia katakan.

“Tapi dia selalu mengawasi kita."

Tidak-! Itu tidak salah, tapi-!

Cale mengulurkan tangan ke arah Clopeh. Tapi tangannya menembus tubuh Clopeh.

“Dia masih di sini, tetapi kita orang-orang yang tidak berada di level yang sama dengannya tidak dapat melihatnya.”

Tidak, tapi dia tidak salah!

Cale bisa mendengar Rosalyn bergumam.

“Yah…kata-katanya sedikit…tidak ada masalah dengan itu, kan?”

Kata-kata itu.

Itu ... Itu seperti kata-kata yang diucapkan seseorang ketika merujuk pada dewa.

Entah mengapa, Cale merasakan hawa dingin di punggungnya.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 705             

>>>            

Chapter 707

===

Daftar Spoiler