Sunday, July 4, 2021

Remarried Empress (#216) / The Second Marriage

 


Chapter 216: Tampan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Sikap Heinley sedikit aneh setelah kami menghadiri acara pernikahan. Dia tampak putus asa…

Dalam perjalanan ke acara pernikahan, dia menikmati waktu kami bersama di kereta. Namun, dalam perjalanan pulang, dia tampak tertekan. Meskipun kami berada di kereta yang sama, dia berusaha untuk tidak menatap mataku.

Aku khawatir, jadi aku bertanya kepadanya ada apa, tetapi tidak ada jawaban.

Dia hanya akan memegang tanganku sesekali, dan pada satu titik dia bertanya, “Kamu akan selalu berada di sisiku, kan?”

"Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang begitu jelas?"

Ketika aku menjawab dengan senyuman, dia diam-diam meletakkan pipinya di tanganku, menutup matanya.

Dia bahkan sesekali mencium tanganku dengan lembut.

“Heinley?”, tanyaku.

Itu lucu, tapi menggelitik. Kemudian, dia menanyaiku pertanyaan yang mirip dengan yang sebelumnya.

“Kamu istriku, kan?”

Mengapa pangeran burungku mengatakan hal-hal yang sudah jelas?

Aku pikir itu karena dia kelelahan dalam perjalanan pulang. Namun, setelah kembali ke Kerajaan Barat, suasana hati Heinley tetap sama.

Bahkan ketika dia datang mengunjungiku, dia mondar-mandir dengan cemas dan menghela napas seolah-olah dia punya sesuatu untuk dikatakan tetapi tidak bisa mengatakannya.

Dia masih tidak menjawab ketika aku bertanya ada masalah apa.

Tidak ada yang berubah selama beberapa hari sampai aku memutuskan untuk mengambil inisiatif dan menyemangati Heinley.

Dia telah terluka oleh banyak hal selama di Kekaisaran Timur.

Dia pergi ke Kekaisaran Timur demi aku, jadi aku ingin membuatnya merasa lebih baik.

Tapi apa yang harus aku lakukan ... bagaimana aku bisa menyemangati Heinley yang depresi lagi?

Aku bergumul dengan masalah ini untuk beberapa saat.

Saat aku terus berpikir, tanpa sadar aku melihat Rose yang sedang merajut.

Sebuah bola benang kuning lembut dan jarum.

Ketika aku melihat dua benda itu, sebuah ide bagus muncul di kepalaku.

Pakaian! Aku bisa membuatkan pakaian untuknya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Heinley sedang duduk dalam posisi berbahaya di ambang jendelanya, menatap ke langit.

Ada setumpuk kertas yang ditumpuk di mejanya yang seharusnya dia kerjakan, tetapi sekarang bahkan itu tidak lagi dihiraukannya.

Hari resepsi pernikahan terakhir terbayang-bayang dengan menyakitkan di kepalanya sampai dia merasa di ambang kegilaan.

 Kembalilah.

— Aku tidak ingin kamu menjadi istri orang lain.

— Kita adalah pasangan suami istri, Navier.

Bagaimana respons Ratu terhadap omong kosong seperti itu? Heinley berharap dia bisa menguping semuanya.

Suara Ratu begitu tenang dan rendah sehingga dia tidak bisa mendengar jawabannya dari sisi lain pintu. Namun, dia percaya bahwa dia menolaknya karena dia mendengar Kaisar Sovieshu berteriak kesal, 'Navier!'…

Namun, kecemasannya tidak kunjung hilang. Dia memahami bahwa Ratu dan Kaisar Sovieshu telah tumbuh bersama.

Mereka pernah sedekat saudara kandung.

Bagaimana jika perasaan Ratu terhadap Sovieshu adalah cinta-benci?

Bagaimana jika dia ingin memberinya kesempatan lagi?

Heinley memiringkan kepalanya sedikit ke satu sisi saat dia memikirkan semua hal buruk yang bisa terjadi.

Dia bahkan berpikir bahwa Ratu akan datang menemuinya kapan saja dan membicarakan topik itu, berkata, 'Maaf, tapi—'

Pada saat itulah…

"Yang Mulia."

Seorang kesatria masuk dan memberitahunya bahwa Rose, dayang Navier, ada di sini. Heinley kemudian bertanya, "Untuk apa?"

"Yang Mulia Ratu punya sesuatu yang istimewa untuk diberikan kepada Anda, beliau berkata untuk datang mengunjunginya ketika Anda punya waktu."

Mata Heinley melebar.

"Apa yang Navier ingin berikan padaku?"

“Saya hanya tahu itu adalah sesuatu yang beliau buat sendiri. Yang Mulia, turun dari ambang jendela. Itu berbahaya.”

Apakah itu hidangan ...? Itu bukan surat cerai, kan?

Kegelisahan dan antisipasi melonjak di seluruh dirinya secara bersamaan.

Heinley bergegas turun dari ambang jendela.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Heinley muncul kurang dari lima menit setelah Rose kembali.

"Aku bilang untuk datang ketika kamu punya waktu," aku menegurnya sambil tertawa.

Heinley mencari alasan dan tersenyum seolah malu, "Aku sedang beristirahat dengan santai."

Setelah dayangku diam-diam bergegas keluar, Heinley bertanya padaku dengan binar di matanya, “Aku mendengar kamu ingin memberiku sesuatu. Apa itu?"

Apakah dia benar-benar datang saat jam istirahatnya? Melihat ekspresinya, dia sepertinya habis berlari karena penasaran dengan hadiahnya.

Sikapnya yang penuh harap membuatku tertawa.

Penampilannya yang tertekan sebelumnya telah sedikit berkurang.

Aku segera membuka laci meja, mengeluarkan bungkusan kotak kado, dan menyerahkannya kepadanya.

"Ini kecil."

Heinley bergumam tentang hadiah yang kuberikan kepadanya, memeriksa kotak itu dari semua sisi. Kurasa dia penasaran dengan apa yang ada di dalamnya.

"Bukalah," kataku sambil tersenyum.

Heinley menatapku dan menarik ujung pita.

Kotak itu terbuka sepenuhnya saat pita yang mengikat bungkusnya dengan hati-hati terlepas.

Heinley dengan cepat membuka tutup kotak seolah-olah dia tidak sabar untuk melihat apa itu.

"…Bagaimana menurutmu?"

Aku bertanya padanya saat dia melihat hadiah itu dengan takjub. Dia sedikit terpana melihatnya.

Kemudian dia merogoh kotak itu, mengeluarkan hadiah yang kuberikan padanya, dan mengangkatnya sedikit.

"Bagaimana menurutmu?" Aku bertanya lagi padanya.

Di dalam kotak, ada pakaian yang aku rajut untuk 'Queen'.

Aku dulu pernah mengatakan kepadanya bahwa aku akan mendandaninya jika dia muncul di depanku lagi dalam wujud Queen.

Tiba-tiba, ketika aku melihat Rose merajut, aku teringat kata-kata itu dan terpikir olehku untuk membuatkannya pakaian.

Meskipun saat itu aku mengatakannya sebagai hukuman, Heinley sepertinya sangat menyukainya…

“Ini lucu. Apakah kamu membuatnya untuk aku pakai ketika aku berubah menjadi burung?

Heinley tertawa terbahak-bahak ketika dia melihat pakaian itu seolah-olah itu adalah pakaian bayi.

Seperti yang kuduga, dia terlihat sangat bahagia. Kemurungannya beberapa hari terakhir memudar, dan wajahnya kembali cerah.

Syukurlah, karena suasana hatinya jauh lebih baik.

Aku memandang Heinley dan mengusulkan, "Jika kamu menjadi Queen sekarang, aku akan mendandanimu."

Heinley terkejut dan menatapku, matanya bertanya, 'Serius?'

Untuk menunjukkan bahwa aku serius, aku duduk di sofa dan dengan lembut menepuk pangkuanku.

Begitu aku melakukannya, Heinley menghilang, dan aku melihat sesuatu bergerak di dalam pakaiannya di lantai.

Queen keluar dari pakaiannya dan bergegas ke arahku.

Dia datang ke depan sofa dan melihat ke atas, aku mengangkatnya dan meletakkannya di pangkuanku. Seperti hari-hari dulu.

Matanya melebar dan berkedut.

Berpura-pura tidak menyadarinya, aku mengambil pakaian rajutan dan mengenakannya pada Queen.

"Imut."

Setelah aku selesai mendandaninya, aku bernyanyi untuknya sambil membelai kepalanya.

Aku bernyanyi dengan lembut, bersenandung.

Dia tampak merasa sangat nyaman sehingga matanya perlahan-lahan menyipit saat aku bernyanyi sampai akhirnya tertutup sepenuhnya.

Melihat ke bawah setelah menyelesaikan lagu, aku melihat Queen benar-benar terlelap.

Dadanya naik turun dengan teratur, kelopak matanya sesekali berkedut seolah-olah sedang bermimpi.

"Lucunya."

Aku menatapnya dan mencium keningnya dengan lembut.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

* * *

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 215                  

>>>             

Chapter 217

===

Daftar Chapters 









No comments:

Post a Comment