Chapter 217: Tampan (2)
Penerjemah: Shira Ulwiya
‘Apa dia bipolar*?’
Heinley, yang mengalami depresi sepanjang
pagi, menghabiskan sepanjang sorenya dengan tersenyum.
McKenna menatapnya curiga.
Tidak sekadar tersenyum, tetapi dia juga
cekikikan ketika menyentuh dahinya.
Dalam perjalanan ke ruang konferensi, dia
menatap pilar yang memantulkan wajahnya dan dia berkata, "Aku imut."
McKenna menatap Heinley dengan cemas.
Lebih baik melamun daripada depresi.
Heinley selalu mempertahankan sikap percaya
diri yang mutlak, jadi dia khawatir kalau-kalau emosinya sekarang sangat tidak stabil.
Pada saat itu.
Heinley, yang sedang berjalan dengan penuh
semangat, tiba-tiba berhenti dan menutup mulutnya dengan satu tangan. Kemudian
dia menatap ruang
kosong dengan serius, sorot mata yang dalam,
mengerutkan kening.
Dia tampak terkejut karena terlambat menyadari
sesuatu.
“Yang Mulia? Ada apa?"
McKenna bertanya dengan bingung, Heinley
melihat sekeliling dan akhirnya berbisik, "Jika aku segera menikah
..."
Tapi, Heinley tidak bisa mengatakannya, jadi
dia menutup mulutnya.
“Yang Mulia?”
Kenapa
memangnya jika dia segera menikah?
McKenna ingin tahu lanjutannya, dan bertanya,
"Apa yang hendak Anda katakan?"
Tapi Heinley tetap diam, tidak menjawab.
McKenna bertanya berulang kali, “Yang Mulia?
Yang Mulia?”
Baru saat itulah Heinley berbicara dengan
prihatin, “McKenna. Bagaimana citra diriku?”
“Citra Yang Mulia? Yang Mulia, Anda mungkin tidak terlihat begitu,
tetapi Anda cerdas, bermartabat, dan romantis…”
“Bukan citra yang kamu lihat.
Citra luarku.”
"Kalau begitu, Anda tidak pintar, Anda tidak
bermartabat, Anda juga tidak romantis."
Heinley menghela napas, menggelengkan
kepalanya, mulai berjalan lagi.
Bukan itu jawaban yang dia inginkan.
Sebenarnya yang ingin dia tanyakan adalah
tentang malam pertama setelah akad nikah.
Setelah malam itu, pertemuan berikutnya akan
diadakan dengan mempertimbangkan keinginan masing-masing, tetapi malam pengantin akan
tetap diadakan terlepas dari itu.
Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi hanya
memikirkan hari itu membuat jantungnya berdetak semakin lama semakin cepat.
Rasanya sangat menyenangkan menyentuh orang yang kau cintai. Bagaimana
rasanya ketika aku benar-benar memeluknya?
Dia bahkan tidak bisa membayangkannya.
Tapi tiba-tiba sebuah pikiran muncul di
benaknya.
Dia ... Dia tidak punya pengalaman dalam hal 'itu'.
Masalahnya adalah citra playboynya.
Meskipun Navier tampaknya tidak berpikir dia bergaul bebas
seperti yang lain, dia percaya sampai batas tertentu bahwa Heinley adalah
seorang playboy.
Bukankah Navier akan berpikir aku pandai dalam hal 'itu' jika aku seorang playboy?
Tentu saja, dia pasti akan melakukannya dengan
baik begitu dia belajar dan membiasakan diri.
Tetapi jika dia tidak bisa melakukannya dengan
benar pada malam pengantin, apakah akan ada malam kedua?
Heinley ingin menjadi pria yang sempurna untuk
Navier.
“Yang Mulia?”
McKenna memanggilnya dengan ekspresi tegas;
dia benar-benar khawatir.
Heinley melambaikan tangannya untuk menunjukkan
bahwa dia baik-baik saja, lalu mengganti topik pembicaraan.
"Kapan semua orang akan tiba dari Ekspedisi
Kesatria?"
‘Aku pikir dia tidak sedang memikirkan
hal itu,' pikir McKenna dan menjawab dengan tenang,
"Itu perjalanan yang panjang, tetapi mereka akan
tiba hari ini."
"Kemudian upacara penyambutan dijadwalkan
besok."
"Tepat sekali. Ah! Aku
harus memberi tahu Ratu untuk menyiapkan saputangan.”
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
“Saputangan?”
McKenna datang mengunjungiku dan memberitahuku
bahwa aku harus menyiapkan saputangan.
"Ya, semua kesatria yang berpartisipasi
dalam 'Ekspedisi Kesatria' akan tiba hari ini."
“Akan ada acara.”
"Benar sekali. Tepatnya,
hari ini mereka akan berkumpul di pinggiran ibukota, dan besok mereka akan
berangkat dari sana ke Istana Kerajaan dengan kostum upacara yang sesuai. Biasanya banyak orang berdatangan untuk
melihat mereka.”
"Ah."
“Setelah parade selesai, setiap wanita menaruh
saputangan di saku kesatrianya. Saya pikir akan lebih baik jika Yang Mulia Ratu
bergabung dengan kami saat itu.”
Memikirkan keheningan yang aku terima dari
orang-orang di Kekaisaran Timur, aku sedikit khawatir.
"Anda tidak perlu terlalu khawatir, Yang
Mulia."
Seolah-olah dia tahu apa yang aku pikirkan,
McKenna tersenyum lembut dan meyakinkanku, "Sir Koshar
adalah salah satu kesatria paling populer dalam ekspedisi ini."
***
Keesokan paginya.
Aku mengenakan gaun formal dan menyanggul rambutku dengan elegan tanpa meninggalkan sehelai rambut pun.
Itu bukan pesta, tapi hari ini aku akan
bertemu dengan para kesatria yang berpartisipasi dalam ekspedisi serta para
wanita muda dan wanita bangsawan yang terkait dengan mereka.
Kami tidak akan makan bersama, tapi setidaknya
kami akan saling menyapa sambil menunggu para kesatria.
Aku belum begitu berpengaruh di
masyarakat kelas atas, jadi aku pasti tidak boleh menganggap enteng kesempatan
itu.
Setelah memeriksa diri di cermin beberapa kali
untuk memastikan diriku terlihat baik, aku naik kereta dan keluar dari gerbang
istana pada waktu yang dijadwalkan.
Heinley pergi sebelum aku, jadi hanya Rose,
Mastas, dan Kesatria Supranasional yang mengikutiku.
Saat aku melangkah keluar dari kereta, para wanita
bangsawan yang datang lebih dulu menyapaku dengan sopan.
"Merupakan suatu kehormatan untuk bertemu
Yang Mulia Ratu."
"Salam untuk Yang Mulia Ratu."
Karena kami tidak memiliki hubungan dekat,
mereka tidak dapat memulai percakapan terlebih dahulu, jadi mereka hanya
menatapku diam-diam setelah menyapa.
Ketika orang-orang yang tidak dekat
berada di tempat yang sama, orang dengan status tertinggi seharusnya memulai
percakapan.
Tetapi alih-alih berbicara dengan mereka, aku
bertanya kepada Rose, “Kapan ini akan dimulai?”
"Ini akan segera dimulai, Yang
Mulia."
Begitu dia selesai berbicara, suara terompet
pertempuran terdengar di kejauhan. Namun, karena gerbang ibu kota tidak dapat terlihat dari
sini, begitu suaranya memudar, semuanya menjadi sunyi kembali.
Ada keheningan yang canggung untuk sesaat.
Tapi tidak lama kemudian, sorakan keras mulai terdengar di kejauhan.
Para kesatria sepertinya datang ke sini. Aku
bisa merasakan sorakan itu semakin lama semakin dekat.
Kadang-kadang aku bisa mendengar nama-nama,
tetapi suaranya sangat hiruk-pikuk karena sorakan yang kencang sehingga
sulit untuk memahami apa yang dikatakan.
Lambat laun sorak-sorai itu semakin menguat, layaknya ombak laut.
Akhirnya, para kesatria bisa terlihat dari
sini. Mereka datang dengan menunggang kuda dalam barisan tiga orang.
Orang-orang bersorak untuk mereka dan
menaburkan kelopak bunga dari keranjang mereka.
Secara
mengejutkan, kakakku adalah salah satu dari tiga orang di
barisan depan.
Dan, bertentangan dengan kekhawatiranku, tidak
ada yang mengabaikannya.
Aku juga bisa mendengar beberapa orang
berteriak, “Koshar.”
Saat aku menyaksikan dengan takjub, Mastas
berkata kepadaku dari samping, “Tiga kesatria paling populer ada di barisan
depan, Yang Mulia. Di belakangnya, tiga orang berikutnya. Setelah itu, barisannya
hanya sesuai urutan kedatangan.”
Kakakku tersenyum dan melambai kepada mereka
yang hadir seolah-olah dia merasa canggung.
Melihat pemandangan itu, perasaanku membuncah
bangga. Aku bangga sekaligus terharu.
Akhirnya, para kesatria dengan disiplin
berhenti saat mereka mendekati kami, dan atas isyarat McKenna, mereka turun
dari kuda mereka.
Di antara para kesatria itu adalah kakakku.
Kakakku maju beberapa langkah dan tersenyum
saat dia menatapku dalam diam.
Kupikir kami akan pergi bersama untuk menaruh
saputangan, atau mengantre. Namun, saat kakakku terus bergerak maju, tidak ada
orang lain yang bergerak
selain dia.
'Apakah aku harus menjadi yang pertama menaruhnya?'
Melihat Heinley, dia mengedipkan mata padaku
dan mengangguk. Jadi, aku mengeluarkan saputanganku dan berjalan ke arah
kakakku.
Tiba-tiba aku perhatikan di baris kedua adalah
Sir April, kakak Mastas.
Setelah mengangguk sedikit ke arahnya sebagai
salam, aku menaruh saputangan itu di saku dada baju upacara kakakku seolah-olah itu
adalah aksesori.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Waktu pertemuan dengan kakakku untuk pertama
kalinya setelah sekian lama begitu singkat. Setelah kembali dari ekspedisi,
para kesatria yang berpartisipasi harus melaporkan detailnya di ruang
konferensi.
Aku lega melihatnya canggung dan malu, tapi
bisa menyesuaikan diri dengan baik.
Aku berharap kakakku dapat secara bertahap
menyingkirkan reputasi buruk yang dia miliki di Kekaisaran Timur …
Malam itu, aku mengunjungi kuil dan berdoa
sebentar.
Tetapi keesokan harinya, aku terkejut
mengetahui bahwa citra kakakku jauh lebih baik daripada yang aku kira.
"Apa ini?"
Sekitar tengah hari, Rose membawa setumpuk
surat. Surat-surat ini datang dari pengirim dari keluarga yang berbeda.
Membuka satu untuk dibaca, isinya sederhana
tapi bersahabat.
Begitu juga dengan surat-surat lainnya.
Mengapa mereka tiba-tiba mengirim surat-surat
ini?
Ketika aku memandang Rose dengan bingung, dia
berkata sambil menatap Mastas, "Para wanita muda di upacara penyambutan
kemarin pasti jatuh cinta pada Sir Koshar."
Dengan kakakku?
"Benarkah?"
Aku memintanya untuk memberitahuku lebih
banyak tentang itu, kata Rose, melihat lagi ke Mastas, “Sir Koshar seindah
lukisan. Dia memberikan penampilan yang hebat kali ini, jadi saya yakin di mata
para wanita muda dia luar biasa.”
Mastas menambahkan dengan bersemangat, tidak
menyadari bahwa Rose sedang menatapnya.
“Selain itu, dia adalah penerus keluarga
berpengaruh di Kekaisaran Timur dan saudara Ratu satu-satunya.”
"Iya…"
Ketika aku mengangguk dengan canggung, mereka
berdua menatapku dengan aneh.
“Bukankah selalu begitu?”
"Sir Koshar pasti populer
di Kekaisaran Timur juga, bukan?"
Tidak juga.
Kakakku memiliki reputasi buruk. Sejak usia
tujuh tahun, popularitas kakakku telah anjlok.
Namun, tidak mungkin mereka berdua dan
para nona muda tidak tahu tentang rumor kakakku.
Karena desas-desus tentang kakakku tidak
berasal dari Kerajaan Barat, apakah desas-desus tentangnya dianggap
berlebihan di sini?
Mungkin.
Keesokan harinya.
Aku menerima lebih banyak surat daripada
kemarin, yang mengkonfirmasi kecurigaanku.
Orang-orang di Kerajaan Barat menganggap
reputasi buruknya dilebih-lebihkan.
Pada awalnya, aku merasa situasi ini canggung.
Tapi setelah dipikir-pikir, sepertinya itu hal
yang cukup bagus.
Mungkinkah Nian dan kakakku bisa memberiku
tempat di masyarakat kelas atas tanpa bantuan Mullaney?
Bergabung dengan Mullaney akan menjadi cara
mudah untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat kelas atas Kerajaan Barat.
Namun, jika aku mengambil jalan ini, aku akan kehilangan separuh lainnya yang
mendukung Christa, yang tidak baik dalam jangka panjang.
Tidak semua orang harus menyukaiku, tetapi
juga tidak perlu mengubah separuh masyarakat kelas atas menjadi musuhku pada saat
yang sama.
Meskipun aku harus berhati-hati dalam memilih
pembantu dekatku, aku tidak keberatan sedikit dekat dengan Christa jika itu
adalah persahabatan yang moderat.
Untuk saat ini, aku akan pergi menemui Christa
lagi.
Apakah ada kemungkinan sekecil apa pun bahwa kami
akan menjadi dekat? Setelah mengambil keputusan, aku berganti pakaian dan
meninggalkan istana terpisah.
Saat aku berjalan menyusuri koridor, aku
melihat kereta kuda asing dan orang-orang yang sedang menuju ke
istana utama.
Pola di kereta itu tampak familier.
Apakah mereka terlihat seperti kereta Rwibt?
Begitu aku memikirkan itu, aku melihat Grand
Duke Kapmen.
Dia menerima undangan itu.
Grand Duke Kapmen, yang berjalan tenang dengan
ekspresi muram, menoleh ke arah sini.
Apakah dia merasakan tatapanku padanya?
***
* Bipolar:
gangguan mental di mana penderitanya mengalami perubahan suasana hati yang
ekstrem. McKenna menyebut Heinley bipolar karena moodnya berubah dengan cepat
dari depresi menjadi ceria kembali.
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment