Thursday, July 8, 2021

Remarried Empress (#218) / The Second Marriage

 


Chapter 218: Kapmen dan Heinley (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Aku berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Namun, saat aku melihat wajahnya yang resah, aku mundur selangkah.

Efek dari ramuan itu masih belum hilang?!

Ekspresinya semakin berubah saat aku melangkah mundur. Sekarang, aku benar-benar yakin. Efek dari ramuan itu pasti belum hilang.

Tapi kenapa? Sudah lama sekali, bukan?

Selagi aku memikirkan itu, Grand Duke Kapmen sepertinya ingin lewat sini.

Tidak mungkin.

Aku melangkah mundur lagi.

Ekspresi Grand Duke Kapmen menjadi muram, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Cara Grand Duke berbicara di bawah pengaruh ramuan itu sangat aneh sehingga siapa pun akan salah memahaminya.

“Yang Mulia?”

Setelah memanggilku, Mastas, yang mengikutiku, bertanya, “Ada apa?”

“Ayo pergi ke arah lain. Sepertinya ada banyak orang di sekitar sini.”

Aku segera berbalik ke sisi lain, berpura-pura tenang.

***

'Ah…'

Kapmen tanpa sadar menjulurkan tangannya, seolah hendak meraih seseorang. Kemudian, dia menutup tangannya dan menurunkannya, berdiri di sana dengan linglung, melihat rok gaunnya saat dia berjalan pergi.

Layaknya kupu-kupu yang terbang menjauh, terbang terbawa angin.

"Grand Duke?"

Prajurit yang menemaninya dari Rwibt, sedang memberikan instruksi agar barang bawaan dikeluarkan dari kereta ketika dia memanggil Kapmen.

"Apa yang sedang terjadi?"

"Navi..." (TL/N: Navi adalah romanisasi dari '나비', yang berarti 'Kupu-kupu'.)

“Kupu-kupu?”

Pengawal itu melihat sekeliling dengan bingung.

Tidak ada bunga di dekatnya, apalagi kupu-kupu.

[Apakah Grand Duke melihat hal-hal aneh lagi?]

Suara bingung pengawal itu bergema di kepala Kapmen.

"…Tidak."

Kapmen berbalik dengan enggan.

“Hm, kemana aku harus pergi?” Dia kemudian bertanya, dan pejabat yang datang untuk menyambutnya dengan cepat menjawab, “Ke Aula Bintang. Saya akan menunjukkan Anda jalannya.”

Kapmen mengangguk dan mengikutinya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

'Aula Bintang' adalah tempat yang sesuai dengan namanya. Sesampainya di aula di bawah tuntunan si pejabat, Kapmen menatap langit-langit berwarna hitam.

Berbagai jenis permata yang tak terhitung jumlahnya bersinar bagaikan bintang-bintang di langit.

Apakah untuk menunjukkan kekayaan negara tempat di mana tamu terhormat diterima seperti ini?

Di tengah, karpet merah panjang membentang di lantai, dengan para pejabat berdiri di kedua sisi.

Raja Heinley juga berdiri di dekat takhta di ujung lain karpet.

“Maafkan saya, Grand Duke. Anda harus meletakkan pedang Anda,” bisik pejabat yang membawanya ke sini.

Kapmen menarik pedang dari pinggangnya dan menyerahkannya kepadanya, lalu berjalan ke arah Raja Heinley.

Berhenti sekitar enam langkah darinya, dia menundukkan kepalanya sedikit untuk memberi salam.

"Selamat atas penobatan Anda, Yang Mulia."

Heinley tersenyum dan menjawab, "Terima kasih."

Untuk sesaat, keduanya saling menatap tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Kapmen teringat saat terakhir mereka bertemu. Hari itu dia telah menyerang Kaisar Sovieshu, tetapi konfrontasi itu bermula dengan Heinley, seorang pangeran pada saat itu.

Sudut bibir Kapmen terangkat.

Dia bisa mendengar apa yang orang lain pikirjan, jadi dia menyadari bahwa Raja Heinley sedang memikirkan kembali kejadian yang sama persis dengan dirinya.

Namun, pada saat itu Raja Heinley menyeringai dan berkata, "Saya juga ingin mendengar ucapan selamat atas pernikahanku."

Kapmen mengerutkan kening, senyum tipis di wajahnya sepenuhnya lenyap.

Orang biasa dalam situasi ini akan merasa canggung dan terbawa oleh kata-kata itu.

[Apa yang bisa aku lakukan jika dia terlalu dekat dengan Ratu?]

Tetapi Kapmen dengan jelas mendengar pikiran Heinley.

Terlebih lagi, begitu dia mendengar 'Ratu', ada badai ketenangan di dalam dirinya. Begitu dirinya tersapu badai, mulutnya terbuka sendiri.

“Selamat atas pernikahannya.”

"Terima kasih."

"Rasanya seperti mimpi melihatnya mengenakan gaun pengantin."

“?”

Mengerutkan kening, Heinley berteriak, "Apa yang Anda coba katakan?!" Suaranya terdengar ke seluruh aula.

“Jangan khawatir. Lupakan kata-kata saya,” tambah Kapmen dengan canggung.

Dia tidak ingin menimbulkan masalah lagi dan pergi seolah-olah dia diusir dari Kerajaan Barat.

Betapa besar penyesalannya memukul Kaisar Sovieshu saat itu? Rasanya menyenangkan pada saat itu, tetapi perasaan itu tidak bertahan lama.

Pada akhirnya, itu menjadi masalah besar. Perdagangan tidak terwujud dan dia tidak bisa tinggal di sisi Permaisuri Navier lebih lama lagi.

Dia tidak bisa mengulangi hal yang sama kali ini.

Namun, Heinley terlanjur tampak tersinggung.

[Aku harus menahan diri. Aku harus menahan diri. Aku harus menahan diri.]

Kata-kata ini diulangi oleh Heinley yang menyeringai dalam hati, mengungkapkan pikirannya yang sebenarnya.

[Aku berbeda dari Kaisar Sovieshu. Aku tidak akan terdorong oleh rasa cemburu. Ratu bilang aku imut.]

Tapi penyesalan Kapmen menghilang lagi saat Heinley menyebut 'Ratu' dalam pikirannya.

"Itu adalah kata-kata kosong."

Efek dari ramuan, yang tampaknya telah stabil untuk sesaat, tiba-tiba melonjak.

"…Barusan Anda bilang apa?"

"Terima kasih atas undangannya."

"Bukan itu."

“Selamat atas per—”

Kapmen menggigit bibirnya.

Dia mengatakannya sebelumnya tanpa masalah, tapi kali ini dia tidak bisa mengucapkan selamat atas pernikahannya.

Melihatnya bereaksi seperti itu, ekspresi Heinley menjadi muram.

***

Sementara itu, ekspresi Sovieshu juga muram.

Dia sedang membaca undangan yang dikirim oleh Heinley untuk menghadiri pernikahan mereka di Kerajaan Barat.

"Apakah dia waras?"

Sovieshu bergumam ketika dia melihat surat yang dihias dengan mewah, dengan detail berwarna gading.

Bahkan ada kalimat dalam surat yang berbunyi— 'Untuk persahabatan kita.'

Sovieshu meremas surat itu dan membuangnya ketika dia menyadari itu tidak ditulis oleh Navier.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 217                  

>>>             

Chapter 219

===

Daftar Chapters 




 






 

No comments:

Post a Comment