Wednesday, June 23, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#701)

 


Chapter 701: Tidak Sesuai Rencana (3)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Setelah bertemu dengan CH dan menyelesaikan insiden di Desa Harris, Rosalyn berencana untuk memulai dari tempat terdekat dan bertemu Cale, On, Hong, Raon, dan Lock. Dia tidak tahu tes itu tentang apa, tetapi dia ingin membantu rekan-rekannya yang telah bekerja dengannya dan membantunya mencapai tujuannya. Tetapi dia terkejut mendengar dari Clopeh bahwa Cale tidak ada di sini.

Tes ini tentang kesedihan. Tetapi jika Cale, yang menjadi pusat dari semua hubungan mereka, hilang, apa yang akan mereka lakukan sekarang? Apakah itu kesedihan mereka? Clopeh membuka mulutnya dan mengatakan bahwa itu bukan kesedihan. CH dan Rosalyn menoleh padanya saat angin mengacak-acak rambut putihnya. Mata hijau Clopeh bersinar dan mengatakan bahwa ini adalah keputusasaan.

Dia mengatur informasi yang dia ketahui satu per satu. Cale pernah mengikuti tes tentang keputusasaan sebelumnya. Dan tes yang mereka jalani sekarang berbeda dengan informasi yang diberikan Alberu. Jadi Clopeh mengatakan bahwa mereka seharusnya tidak melihat tes ini sebagai kesedihan. Meski CH dan Cale memercayai info yang diberikan Alberu, bagi Clopeh, jalan pahlawan besar yang dia ikuti lebih bisa diandalkan.

Sebuah kilatan aneh berkilau di mata Clopeh. Dia berkata, “...Dunia tanpa Cale-nim. Bagaimanapun juga, dunia tanpa pahlawan adalah dunia yang penuh keputusasaan.” Cale berpikir Clopeh adalah b*jingan gila saat dia melihat mereka bertiga. Meskipun dia terkadang merasa Clopeh pintar. Dia bertanya-tanya bagaimana Clopeh sampai di sini, dan merasa sedikit sedih. CH mengangguk dengan ekspresi seolah dia mengerti situasi saat ini.

Clopeh bertanya apakah CH mengikuti tes yang sama dengan Cale, dan CH menjawab ya. Tempatnya berbeda tetapi situasinya sama. Mereka akan kembali ke titik tertentu di masa lalu dan mengatasi keputusasaan di dalamnya. CH menghela napas ketika dia menyadari bahwa dia memahami situasinya karena kata-kata Clopeh. Tapi dia bertanya kepada Clopeh apa yang dia lakukan di Desa Harris.

Clopeh menjawab, “Dunia tanpa pahlawan tidak dapat diterima. Aku harus menyelesaikan tes ini dengan cepat, jadi aku datang ke sini untuk memeriksa apakah Cale-nim ada di sini.” Sebenarnya, Clopeh juga datang ke sini untuk memeriksa apakah CH ada di sini karena Cale tidak ada, tetapi dia tidak mengatakannya. CH memberi tahu keduanya bahwa WS mungkin datang ke desa ini. Rosalyn terkejut, menanyakan apakah WS pernah pergi ke desa ini di masa lalu.

Sedangkan Clopeh, dia berkata, “Fufu. Seperti yang aku duga, jika tidak ada pahlawan, penjahat akan bertingkah arogan.” Tapi Rosalyn memandangnya dengan dingin dan bertanya tentang Aliansi Indomitable. Clopeh mengatakan dia tidak tahu, tetapi waktunya pas. Karena jika dia membawa wyvern ke sini, artinya aliansi itu sudah terbentuk.

Rosalyn menatap Clopeh dengan tatapan tidak senang, berkata apakah dia tidak tahu karena dia tidak memeriksa dengan benar atau dia sengaja mengabaikannya. Tapi Clopeh menjawab, “…Pertama dan terpenting, aku harus melihat wajah pahlawan yang terhormat terlebih dahulu.” Clopeh mengatakan itu sambil terlihat percaya diri, bermartabat, dan tanpa ragu-ragu. Rosalyn ingin memberitahunya untuk berhenti berbicara tentang pahlawan, tetapi terhenti. Sedangkan CH, dia bahkan tidak melihat Clopeh.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Clopeh bergumam pelan, "Aku jadi ingin memutarbalikkan semuanya." Rosalyn tersentak mendengar kata-katanya dan menatapnya. Dia bertanya apakah dia akan meninggalkan Aliansi Indomitable. Tapi Clopeh malah tersenyum aneh alih-alih menjawabnya. Itu adalah senyuman yang terlihat seolah dia akan menyebabkan insiden yang sangat besar.

Rosalyn bertanya-tanya apakah kekacauan lain akan terjadi setelah insiden Desa Harris, dan merasa sakit kepala karena hal yang berbeda ketika dia teringat orang lain yang juga ikut dalam tes ini. Dia ingat bahwa Toonka juga ada di sini, meskipun dia tidak separah Clopeh. Tapi dia tidak tahu di mana Toonka sekarang.

Rosalyn berpikir bahwa tanpa Cale, tidak ada orang lain yang bisa mengendalikan Clopeh. Ekspresinya berubah serius. Clopeh bertanya kepada CH mengapa WS pergi ke desa ini. CH menjelaskan secara singkat bahwa WS akan datang ke desa dalam 3 hari ke depan untuk mendapatkan kekuatan kuno. Dia tidak memberi tahu mereka tentang kekuatan kuno apa itu, tentang ibu Cale, atau tentang kehidupan-tunggal. Sebagian karena dia tidak bisa sembarangan membocorkan informasi karena Cale tidak ada di sini, dan sebagian lagi karena dia tidak bisa memercayai Clopeh.

Rosalyn menganggukkan kepala saat dia memahami situasinya, sementara Clopeh melihat sekeliling dan bertanya apakah WS sedang memantau tempat ini. CH mengatakan tidak, dia sudah melihat-lihat sekeliling hutan dalam perjalanan ke sini. Dia mengatakan bahwa WS tidak ada di sini sekarang, dan Clopeh mengatakan WS mungkin akan datang nanti. Jadi Clopeh meniup serulingnya dan memberi wyvern beberapa instruksi.

Wyvern itu terbang menjauh, dan Clopeh berkata dia memerintahkannya untuk mencari WS atau anak buahnya yang bersembunyi di sekitar tempat itu. Rosalyn berpikir dia sangat membantu. Clopeh bertindak lebih normal dan rasional daripada yang dia harapkan, karena dia dengan cepat mengetahui apa yang harus dilakukan dan melaksanakannya. Clopeh lalu berkata, “Fufu. Ini adalah jalan yang harus diambil pahlawan untuk menjadi legenda…”, tapi Rosalyn tentu saja mengabaikan kata-katanya.

Dia mengatakan bahwa mereka memiliki waktu 3 hari, tetapi mereka masih harus bergerak cepat. Mereka harus melindungi penduduk desa, berurusan dengan Arm, dan juga melawan WS. Mereka tidak punya waktu untuk beristirahat karena saat ini mereka lebih lemah. Rosalyn dua tahun yang lalu masih kurang dalam banyak hal. Tetapi CH angkat bicara, mengatakan ada tempat yang harus mereka datangi terlebih dahulu.

CH awalnya berpikir untuk bertarung sendirian, jadi dia membuang beberapa gagasannya karena dia tidak memiliki sihir. Tapi karena sekarang Rosalyn ada di sini, situasinya jadi berbeda. CH memberi tahu mereka bahwa mereka perlu menjemput On, Hong, dan Raon. Rosalyn menghela napas saat dia memahami maksud CH. Anak-anak kucing berada di daerah kumuh dan kelaparan. Raon saat ini sedang disiksa. Jadi mereka perlu menyelamatkan anak-anak.

Rosalyn menyusun ulang rencananya dan berkata bahwa mereka harus menyelamatkan anak-anak malam ini. Setelah itu, mereka harus bersiap untuk pertempuran melawan WS. Jika mereka pergi pada malam hari, mereka akan menghindari pandangan orang-orang. Dia mengatakan bahwa mereka harus pergi ke Raon terlebih dahulu sebelum anak-anak kucing. Mungkin butuh beberapa saat untuk menemukan anak kucing. CH tersenyum lebar dan setuju dengannya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Tapi Clopeh memiringkan kepalanya dan bertanya apakah mereka benar-benar harus pergi pada malam hari. Rosalyn dan CH bingung, dan Clopeh menepuk pedang di pinggangnya dan berkata bahwa mereka memiliki kemampuan untuk pergi saat ini juga dan menghancurkan segalanya, jadi mengapa mereka harus repot-repot bertarung seperti itu. Rosalyn menjawab bahwa mereka perlu menyembunyikan identitas mereka, tetapi Clopeh menjawab bahwa Archmage berikutnya {Rosalyn} hanya perlu menggunakan sihir pewarnaan.

Rosalyn terdiam mendengarnya, tapi dia mengerti maksud Clopeh. Jadi dia setuju bahwa mereka harus pergi sekarang. Dia menatap Clopeh dengan tatapan aneh setelah mendengar tanggapan cepatnya. Dia berpikir bahwa Clopeh cukup proaktif dalam menyelamatkan Raon dan anak-anak kucing. Ini adalah dunia ilusi, dan dia tidak dekat dengan anak-anak. Baginya dan CH, meninggalkan anak-anak seperti itu merupakan keputusasaan atau kesedihan bagi mereka, sehingga mereka harus menyelamatkan anak-anak untuk mengatasi tes itu.

Jadi Rosalyn memandang Clopeh dengan cara baru, dan Clopeh tersenyum muram. Dia mengatakan bahwa jika itu Cale-nim, dia akan mencoba pergi saat ini juga. Rosalyn berkata 'ah' dan memutuskan untuk tidak memikirkan Clopeh lebih dalam lagi. Sebaiknya, CH hampir tidak mendengarkan Clopeh sama sekali. CH mengatakan bahwa dia akan pergi ke desa sebentar.

CH menuju ke pintu masuk dan mendekati penduduk desa yang sedang menonton. Penduduk desa awalnya waspada terhadap CH, orang luar, tetapi mereka segera menerimanya sebagai penduduk desa dan membuatnya merasa hangat kembali. Penduduk desa adalah orang-orang yang sangat sederhana dan hangat. Aneh bahwa orang-orang ini tinggal di tempat yang bersebelahan dengan Hutan Kegelapan.

CH menjawab bahwa yang satu adalah temannya, dan yang lainnya hanya… kenalan. Penduduk desa bertanya apakah mereka akan masuk dan menyapa kepala desa. Tapi CH mengatakan bahwa dia akan kembali dalam satu jam. Mereka bertanya kemana dia akan pergi. Penduduk desa lain mendekati CH dengan senyum lembut dan bertanya apakah dia baik-baik saja seraya memandang orang-orang luar itu dengan curiga.

Tetapi CH menjawab bahwa dia baik-baik saja dan mereka tidak perlu khawatir. CH berpikir sejenak dan menambahkan bahwa dia akan menjemput dongsaeng-nya. Penduduk desa bertanya apakah itu saudara kandungnya, dan CH menjawab bahwa mereka bukan saudara kandung yang sebenarnya, tetapi dia menganggap mereka sebagai saudara kandung. Cale menghela napas ketika dia melihat CH karena ekspresi CH terlihat sangat tulus. Cale menarik napas dalam-dalam sejenak.

Setelah berbicara dengan beberapa penduduk desa lagi, CH kembali ke Clopeh dan Rosalyn. Mereka menuju sedikit lebih jauh dari desa, di tempat yang terpencil. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, Rosalyn mulai mengeluarkan sihir teleportasinya. Lingkaran sihir menyebar di bawah ketiganya, dan dia menanyakan CH lokasi gunung itu.

CH menjawab bahwa dia tidak terlalu mengingatnya, lantas Clopeh mengeluarkan peta dari sakunya. Itu adalah peta Kerajaan Roan, dan Clopeh mengatakan bahwa dia menyiapkan ini karena rencana invasi Aliansi Indomitable. CH menunjuk ke gunung di peta, dan Rosalyn mengangguk sesudahnya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Lingkaran sihir mulai bersinar terang, tetapi Rosalyn tertegun sejenak. Karena ketika dia mengaktifkan lingkaran sihir untuk 3 orang, dia merasakan sesuatu yang aneh. Mana tampak terdistorsi di satu tempat dalam lingkaran. Tapi distorsi itu segera menghilang, dan dia berhenti mempertanyakannya. Cahaya menyala, dan ketiganya akhirnya menghilang.

Dan Cale yang ditinggalkan sendirian tersenyum aneh. Dia menganggap situasi ini misterius. Beberapa saat yang lalu, Cale berdiri di lingkaran sihir yang dibuat Rosalyn untuk memastikan apakah sihir bekerja padanya. Dia sekarang seperti hantu, dan dia tidak bisa menyentuh siapa pun atau apa pun. Jadi dia bertanya-tanya apakah itu juga berlaku untuk sihir. Tapi di lingkaran teleportasi tadi, dia merasakan mana mempengaruhinya, dan juga terjadi distorsi mana.

Jadi dia buru-buru keluar dari lingkaran sihir, takut sihirnya akan gagal. Dia kemudian melihat ketiganya pergi. Cale berpikir bahwa dia telah mendapatkan petunjuk tentang cara berkomunikasi dengan sekutunya. Dia merasa sangat disayangkan bahwa dia tidak bisa melihat bagaimana Raon dan anak-anak kucing akan diselamatkan. Tapi dia tidak khawatir karena CH dan Rosalyn ada di sana. Cale berjalan pergi dengan senyum aneh, saat dia menuju ke Hutan Kegelapan. Karena dia memiliki petunjuk sekarang, dia berpikir untuk pergi ke rumah Super Rock.

***

Siang hari cerah, dan tiga orang muncul di gunung tempat vila Viscount Tolz berada. Mereka berada di dekat gua tempat Cale menyelamatkan Raon. Setelah tiba di tempat itu, mereka melihat sekeliling. Tapi mereka semua terkejut dengan apa yang mereka saksikan.

Mereka melihat kerangka tulang berwarna putih bergerak dan tempat itu benar-benar berantakan. Di tempat itu berserakan orang-orang dan monster kerangka. Di tengah kekacauan itu ada seseorang dengan jubah hitam menutupi seluruh tubuhnya. Orang itu menoleh ke ketiganya dan berkata 'Eh?' dengan suara bingung, tidak seperti Mary yang biasanya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

*** 

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 700             

>>>            

Chapter 702

===

Daftar Spoiler 


Sunday, June 20, 2021

Remarried Empress (#209) / The Second Marriage

 


Chapter 209: Bertemu Sovieshu Lagi (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Ternyata salah satu roda kereta kami lepas, tapi ada roda cadangan, jadi kami bisa mengganti rodanya dan melanjutkan perjalanan.

Setelah itu, tidak ada hal khusus yang terjadi dalam beberapa hari berikutnya, jadi kami tiba dengan selamat di Kekaisaran Timur.

Pada saat itu, aku telah hampir pulih dari perasaan kagetku.

Setiap kali aku sendirian dengan Heinley, aku merasa tidak nyaman karena apa yang terjadi hari itu akan muncul di benakku …. Tetap saja, kami berdua berusaha sebisanya untuk menjaga diri tetap tenang.

Setidaknya aku melakukannya.

Namun, ketika tiba saatnya untuk melewati ibukota Kekaisaran Timur, aku sangat gugup sehingga aku bahkan tidak bisa memikirkan insiden kereta itu.

Melintasi tembok ibu kota, aku membuka setengah jendela dan tirai.

Aku melihat keluar jendela diam-diam seperti ini.

Aku bisa melihat orang-orang di sekitarnya mengamati kereta-kereta Kerajaan Barat dengan penasaran.

Tentunya mereka mendengar desas-desus bahwa Heinley dan aku akan datang.

Apakah mereka pikir aku naik salah satu kereta ini?

Mungkin mereka berpikir bahwa permaisuri, yang pergi dan menikah lagi, berani-beraninya kembali.

Itu wajar tetapi tetap tidak terasa menyenangkan.

Ketika aku menyandarkan kepalaku ke dinding kereta dan menutup jendela sepenuhnya, Countess Jubel, yang duduk di seberangku, berkata dengan tegas, “Orang-orang ini bukan pengikut Yang Mulia. Jangan pedulikan mereka.”

Laura segera menambahkan, “Itu benar, seandainya Yang Mulia dulu menerima perceraian dan hidup terkurung selama sisa hidup Anda, orang-orang itu tidak akan melakukan apa pun untuk Anda, kan? Jangan hiraukan mereka.”

Apakah aku terlihat terlalu tertekan?

Aku menepuk pipiku dengan kedua tangan, lalu tersenyum dan menjawab, berusaha terlihat biasa saja, “Jangan khawatir, aku baik-baik saja.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sebelum pergi ke Istana Kekaisaran Timur, kami mampir dulu ke Kediaman Troby.

Kami akan tinggal di sini hari ini, dan pergi ke Istana Kekaisaran besok.

Begitu aku turun dari kereta, orang tua dan kerabatku, yang telah mendengar berita itu sebelumnya, bergegas datang dan mengelilingiku.

Melihatku, ayahku kembali menangis karena tidak dapat menahan diri, sedangkan aku hampir tidak dapat menahan air mataku sendiri.

Memeluk ibuku juga, berbagi kegembiraan karena telah menyatukan kami kembali, Heinley segera mendekati ayahku, tersenyum dan berkata, “Ayah, Ayah.”

Aku tidak tahu apakah aku harus mengatakan itu hal yang baik, tapi ... ayahku sepertinya berhenti menangis karena dia kebingungan.

Setelah kami berdiri di sana sebentar, berbicara tentang apa yang terjadi selama kami berpisah, kami pergi ke ruang makan dan melanjutkan obrolan.

Banyak hal yang ingin aku ceritakan sehingga aku tidak bisa berhenti berbicara. Sementara itu, Heinley, yang berdiri di sampingku, menatapku diam-diam seolah-olah takjub.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” Aku bertanya padanya saat aku membawanya ke kamarnya setelah makan.

Dia mengatakan kepadaku bahwa dia takjub melihatku berbicara begitu banyak untuk pertama kalinya ...

Kemudian, setelah mandi di kamarnya, Heinley pergi menemui orang tuaku lagi, berjuang untuk mencapai tujuannya.

Aku bertukar salam dengan wajah-wajah yang kukenal ketika aku berjalan-jalan di sekitar rumah setelah sekian lama, kadang-kadang bertemu Heinley di samping orang tuaku.

Sayangnya, orang tuaku sepertinya masih merasa tidak nyaman berada bersama Heinley.

Itu bisa dimengerti.

Sovieshu telah menjadi menantu mereka selama bertahun-tahun, tetapi sekarang mereka memiliki menantu yang sama sekali berbeda.

Tetap saja, aku merasa semuanya berjalan dengan baik, jadi aku terus berjalan dan kemudian menuju ke kamarku untuk beristirahat dengan nyaman.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sayangnya, keesokan harinya kami harus meninggalkan Kediaman Troby.

"Kami juga akan menghadiri pesta itu."

“Kita akan bertemu lagi kalau begitu.”

Orang tuaku juga sedih, tetapi berusaha untuk tidak terlalu menunjukkannya.

Heinley dan aku naik kereta, dan menuju istana kekaisaran.

Namun, ketika kereta melewati gerbang utama istana kekaisaran, aku merasa aneh.

Aku benar-benar gugup ketika kami memasuki ibukota Kekaisaran Timur. Tapi sekarang hanya ada perasaan yang tidak kentara dan kompleks dalam diriku yang sulit untuk didefinisikan dengan jelas. Itu seperti ketika aku menerima surat dari Sovieshu.

Saat aku mendengarkan derak kaki kuda dan kereta yang menggelinding, aku merasa kepalaku berputar.

Pemandangan di luar begitu akrab sehingga terasa mengganggu. Aku menghabiskan hidupku bertahun-tahun di tempat ini. Aku tidak pernah berpikir aku akan datang ke sini berpura-pura tidak peduli ...

Ketika kereta berhenti, jantungku berdebar.

Mengendalikan ekspresiku sebisa mungkin, aku turun dari kereta.

Count Pirnu, sekretaris Sovieshu, yang menyambut kami.

Aku bukan satu-satunya yang terganggu.

Saat kami saling bertatap muka. Mata Count Pirnu juga sedikit gemetar.

"Selamat datang, Yang Mulia Ratu Kerajaan Barat dan Yang Mulia Raja Heinley."

Tapi dia menyapaku dengan tegas, dan aku mengangguk setenang mungkin.

Count Pirnu ragu-ragu sejenak sebelum menunjuk dengan tangannya.

"Silakan, lewat sini."

Aku tahu persis ke mana dia akan membawa kami— Ruang Mawar Putih.

Ruangan itu adalah tempat bagi para tamu kehormatan. Di sanalah aku bertemu Heinley untuk pertama kalinya.

Di depan Ruang Mawar Putih berdiri para Kesatria Pengawal Kekaisaran Sovieshu.

Ketika mereka melihatku, wajah mereka membeku.

Aku tersenyum seolah tidak menyadarinya, dan menunggu Count Pirnu mengizinkan kami masuk ke kamar.

Akhirnya, pintu Ruang Mawar Putih terbuka dan kami diizinkan untuk masuk.

Di dalamnya ada Sovieshu, sekretarisnya, dan bangsawan lainnya.

Apakah dia mendengar bahwa aku akan datang?

Sovieshu tampak sama sekali tidak terganggu.

Aku melihat singgasana kosong di sebelahnya. Takhta tempatku dulu menerima tamu kehormatan.

Aku menatap Sovieshu lagi. Dia menatapku dengan ekspresi tegas. Tapi tidak seperti ekspresinya, matanya tampak sedih.

Kami saling berpandangan sejenak. Bertentangan dengan apa yang aku harapkan, tidak ada yang terlintas dalam pikiranku.

Bagaimana dengan Sovieshu? Sampai kapan dia akan tetap seperti ini.

"Yang Mulia," Count Pirnu berbisik padanya.

Baru saat itulah Sovieshu membuka mulutnya seolah-olah dia telah terbangun dari mantra.

“Saya tahu ini adalah perjalanan yang sulit… Saya menghargai sikap persahabatan yang ditunjukkan oleh Kerajaan Barat.”

Ekspresinya datar dan suaranya tenang.

Dia tidak tampak seperti pria yang tercengang beberapa saat yang lalu. Dia menatapku lagi tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Siapa yang datang?"

Tidak seperti Sovieshu, yang berhasil menyembunyikan pikirannya yang sebenarnya dan tetap tanpa ekspresi, Rashta tidak bisa melakukannya.

Saat memeriksa gaunnya yang sudah jadi untuk terakhir kalinya, dia bingung mendengar bahwa Navier akan menghadiri pernikahannya.

“Bagaimana ini bisa terjadi?”

Baron Lant, yang memberitahunya berita itu, tertawa canggung, “Dia adalah orang yang mengutamakan urusan negara. Karena dia diundang, dia pasti mempertimbangkan bahwa yang terbaik adalah menerimanya.”

Setelah Baron Lant pergi. Rashta menjadi sangat cemas sehingga dia mulai menggigit kukunya.

Segera setelah itu, dia bertanya kepada sang desainer, "Aku juga ingin semua aksesoriku mewah, dari hiasan kepala hingga perhiasan."

Sang desainer bertanya keheranan saat dia menusukkan peniti ke gaunnya, “Apa? Benarkah?"

"Iya."

Rashta berbicara dengan tegas.

"Semua orang akan membandingkan Rashta dengan permaisuri yang digulingkan."

“Itu benar, tapi…”

"Permaisuri yang digulingkan datang ke negara yang dia tinggalkan, berapa banyak yang harus dia persiapkan agar martabatnya tidak diinjak-injak?"

Kata-kata Rashta masuk akal. Namun, permintaan Rashta tidak sesuai dengan selera sang desainer.

“Gaun Anda sudah mewah, jika aksesorinya juga mewah, Anda bisa tertutupi.”

Desainer itu memberi saran, tetapi Rashta bersikeras, “Ini pernikahan Rashta. Di hari pernikahanku, aku tidak ingin kalah dari siapa pun.”

Sang desainer tidak punya pilihan selain memilih aksesori mewah sebelum pergi.

Melihat gaun di gantungan, Rashta merasa sedikit lega. Dengan gaun itu, dia yakin dia tidak akan kalah dari Navier.

Namun, kecemasannya tidak hilang.

Setelah mondar-mandir sebentar, Rashta menemukan ide bagus.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 208                

>>>             

Chapter 210

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#208) / The Second Marriage

 


Chapter 208: Bertemu Sovieshu Lagi (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Queen mengedipkan mata ungunya.

Navier memeluk tubuhnya dengan kedua tangan, tidak bergerak sedikit pun.

Queen, yang bergeming bak boneka, mendongak diam-diam.

Dia bisa melihat dagu Navier. Lalu hidungnya, diikuti oleh bulu matanya yang lentik.

Matanya tertutup.

Tubuh Navier berayun sebentar.

Dia tertidur.’

Mata Queen menyipit. Dia memeriksa Navier sekilas dan dengan lembut menarik salah satu sayapnya dari pelukannya.

Kemudian dia memeriksa lagi bahwa Navier masih tertidur dan berusaha membebaskan sayap yang satunya.

Queen, setelah memeriksa untuk terakhir kali bahwa Navier masih benar-benar tertidur, berkicau gembira ketika kedua sayapnya terlepas.

Tentu saja, dia harus berhati-hati agar tidak mengeluarkan suara.

'Gu! Gu!’ Queen berkicau di dalam hati dan segera membungkus Navier dengan sayap lembutnya.

Meskipun telah menyelimutinya dengan sayapnya, Navier hampir tidak bisa merasakan sentuhannya. Namun, dia akan merasa sangat nyaman karena bulunya

Queen tetap berada di dada Navier, juga memejamkan matanya.

Dia ingin tidur di sebelahnya seperti ini. Jika ada yang namanya kebahagiaan, kebersamaan seperti ini akan menjadi—.

- Bruk!

Akan tetapi, sebuah sentakan tiba-tiba menyebabkan tubuh Navier jatuh ke samping.

Queen melebarkan sayapnya untuk mencoba melindunginya, tetapi sayapnya tidak cukup besar untuk menutupi seluruh tubuh bagian atas Navier.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Aku merasakan rasa sakit yang tajam di sisi kepalaku.

Aku membuka mata karena terkejut mendapati diriku ambruk di lantai kereta dan menindih Queen.

"Queen!"

Apakah sayapnya terluka?

Karena panik, aku segera bangun dan memeriksanya.

Untungnya, dia tampak baik-baik saja. Dia bahkan merentangkan kedua sayapnya dan menyentuh kepalaku dengan pelan.

"Aku baik-baik saja."

Sebenarnya, sisi kepalaku sangat sakit, tapi aku berbohong untuk menyembunyikan rasa maluku.

Kemudian, dia mulai melihat sekeliling tanpa sebab.

"Ada apa?"

Heinley telah menjadi Queen, jadi tentu saja dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Setelah memeriksanya dengan cermat, aku menyadari bahwa keretanya miring.

Sesuatu pasti telah terjadi.

Saat aku membuka jendela, aku mendengar suara Yunim datang dari luar.

"Yang Mulia Heinley, apakah Anda baik-baik saja?"

Tapi Heinley, yang seharusnya menjawab, sedang dalam wujud burungnya.

"Yang Mulia baik-baik saja."

Ketika akhirnya aku menjawab sebagai gantinya, Yunim terdiam sejenak sebelum berbicara lagi,

"Yang Mulia Heinley, saya pikir Anda harus keluar untuk melihat ini."

Saat aku mendengarkan dengan saksama, aku juga bisa mendengar suara roda kereta.

Kemudian, Queen menatapku.

"Kembalilah ke wujud manusiamu."

Aku berbisik cepat, menyingkirkan pakaiannya dan memejamkan mata.

Tak lama aku mendengar suara lembut berkata, "Jangan khawatir."

Dengan mata tertutup, aku tersenyum pelan dan mengangguk.

Suamiku adalah seekor burung. Bukankah itu menggemaskan?

Tiba-tiba, kereta tersentak sekali lagi. Terkejut, aku secara refleks membuka mata dan mencoba untuk berpegangan ke samping.

Namun, hampir pada saat yang bersamaan, sesuatu yang besar menekanku ke lantai.

Setelah melambaikan tangan dengan bingung, aku menyadari bahwa Heinley kehilangan keseimbangan saat sedang berpakaian dan terpeleset.

Tubuh Heinley-lah yang menekanku. Mataku terbelalak kaget.

Wajah Heinley berada tepat di depan wajahku. Dia tampak malu dan juga kaget.

"Aku- aku minta maaf."

Heinley tergagap, wajahnya memerah dan dia mencoba meletakkan tangannya di lantai kereta. Namun, dia justru meletakkan tangannya di atas tanganku.

"Maafkan aku. Aku tidak melakukannya dengan sengaja, Ratu.”

Aku menoleh ke samping dan berbisik,

"Tidak apa-apa ... Kamu bisa turun dariku."

Sangat memalukan mengetahui bahwa tubuh telanjangnya berada di atasku.

Untungnya, wajah kami sangat dekat sehingga aku tidak bisa melihat apa pun. Tapi itu tidak berarti aku tidak sadar bahwa dia telanjang.

"Iya. Segera, segera.”

Heinley bergumam dan bergegas untuk bangun, menghindari tanganku.

Tapi kali ini dia tergelincir oleh rokku.

Hidung kami hampir bersentuhan. Kami bahkan bisa saja terluka, tetapi Heinley menjulurkan tangannya untuk menahan dirinya dari lantai dan menghindari tabrakan.

Di sisi lain pintu, Yunim berteriak lagi, “Yang Mulia, apakah Anda baik-baik saja?”

"Aku baik-baik saja!"

"Apakah Anda ingin saya masuk?"

"Tidak!"

Heinley berkata dengan tegas kepada Yunim dan mencoba bangun, tetapi terpeleset lagi.

Tubuh kami menjadi semakin terbelit.

Karena malu, aku mencoba mendorongnya. Tapi aku malah menyentuh tubuh telanjangnya.

Hangat dan kokoh…

Aku semakin malu, jadi aku menarik tanganku dari tubuh telanjangnya dan mencoba menarik diri. Karena keretanya miring dan rokku terbentang di lantai, jika Heinley mencoba berdiri dia akan terpeleset lagi.

Tapi Heinley mengerang begitu aku mulai menjauh, jadi aku bertanya dengan cemas,

"Ada apa?"

Apakah aku melukainya? Apakah perhiasanku menusuknya?

Mengangkat tubuhnya sedikit, Heinley bergumam sambil wajahnya memerah,

“Jangan bergerak, kumohon. Ini sedikit… merangsang.”

Jangan bergerak?

Tertegun, aku melihat ke bawah.

Aku lebih suka bahwa Heinley tidak terpisah dariku. Ketika Heinley mengangkat tubuhnya sedikit, aku bisa langsung menyadari mengapa dia menyuruhku untuk tidak bergerak.

"Ah!"

Aku berseru kaget, dan Heinley terkesiap. Aku buru-buru melihat ke atas, tetapi sekali lagi melakukan kontak mata dengan Heinley.

Lalu aku mengalihkan pandanganku, kewalahan. Aku bahkan tidak bisa meminta bantuan dari luar dalam situasi ini. Itu tidak akan ada gunanya.

Aku hanya bisa memikirkan satu cara.

"Pegangan yang kuat."

"Apa?"

Setelah itu, aku menurunkan tanganku dan mengambil rok yang membentang di lantai kereta.

Aku mendengar Heinley bergumam dengan suara yang sangat lirih, “Tuhan, Tuhan ….”

“Selesai.”

Begitu aku selesai, Heinley berdiri menyandarkan satu tangan ke lantai dan tangan yang satunya ke dinding untuk menghindari pakaianku.

Aku menolehkan kepalaku ke arah dinding. Wajahku panas dan telingaku berdenging.

Jika ada lubang di sini, aku akan mengubur Heinley di dalamnya saat ini juga.

Aku mendengar dia mengenakan pakaiannya, tetapi tetap tidak membuka mataku.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara pintu terbuka. Baru kemudian aku membuka mata dan melihatnya.

Pakaian Heinley berkerut, leher dan wajahnya benar-benar memerah.

Ya Tuhan. Aku tidak menyadarinya sebelumnya karena aku terlalu malu, tetapi ada bekas lipstik di lehernya.

Rose, yang melongo melihat Heinley, menoleh ke arahku.

Dengan panik, aku buru-buru menutup pintu.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 207                  

>>>             

Chapter 209

===

Daftar Chapters