Sunday, May 30, 2021

Remarried Empress (#202) / The Second Marriage (Ep. 105 part 2)

 


Chapter 202: Penderitaan Kapmen (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

"Uh begitu ... baguslah," gumam Christa dengan senyum pahit setelah mengetahui bahwa salah satu komandan Kesatria Supranasional datang untuk melayani Navier. Dia bahkan mengatakan bahwa Navier adalah penyelamatnya.

Sebagai Ratu Kerajaan Barat, dia juga berpikir bahwa ini adalah hal yang baik untuk negaranya. Namun, dia benar-benar kesal karena bukan dia orangnya.

Setelah berpikir sejenak, Christa pergi ke taman bunga yang dia rawat sendiri dan memerintahkan dayang-dayangnya,

“Buatlah keranjang bunga dengan bunga-bunga itu dan berikan pada Navier.”

"Astaga. Apakah Anda ingin mengiriminya hadiah lebih dulu?”, para dayang bertanya dengan marah.

Sebagai musuh potensial Christa, dayang-dayang Christa sejak awal tidak menyukai Navier. Dan setelah bawahan Navier dengan terang-terangan menghina salah satu dari mereka, mereka benar-benar membenci Navier dan dayang-dayangnya.

Mereka tidak percaya bahwa dia ingin mengirim hadiah kepada Navier.

“Mengapa Anda melakukan ini, Ratu?”

“Suka atau tidak, itu tidak masalah.”

“Yang Mulia ...”

“Selama Navier tidak melakukan kesalahan apa pun, sebagai mantan ratu, aku harus menunjukkan keramahan kepada ratu saat ini,” Christa menghela napas dan menambahkan, “Selain itu, salah satu komandan Kesatria Supranasional datang ke sini untuk berada di sisinya. Apa gunanya bertengkar?"

Akhirnya, salah satu dayang dengan enggan mulai memetik bunga kesayangan Christa dan menaruhnya di keranjang.

Sementara dia membuat keranjang bunga, dayang-dayang lain terus berbicara dengan Christa tentang Navier.

"Ratu, tidak ada gunanya bagi Anda mencoba bergaul dengannya."

"Betul sekali." yang lain menambahkan, "Orang itu sudah menganggap ratu sebagai musuh."

"Apa Anda tidak mendengar bahwa dia menghubungi Nona Mullaney?"

Christa mengerutkan kening saat dia tanpa daya memainkan pita di keranjang bunga.

“Nona Mullaney?”

Kandidat kedua belas untuk menjadi Ratu Heinley.

Wanita muda itulah yang memberi tahu Christa di hadapannya bahwa dia harus meninggalkan istana kerajaan karena dia bukan lagi ratu.

Adapun Christa, dia pastinya tidak menyukai orang itu.

Tapi apakah Navier memanggilnya?

“Navier mencoba untuk menarik Lady Mullaney ke pihaknya.”

Christa menghela napas lagi, bergumam dengan ekspresi kaku, "Navier benar-benar melihatku sebagai musuh..."

"Betul sekali. Kalau tidak, dia akan tetap diam sampai acara pernikahan, memanfaatkan kecerdasannya untuk kepentingan negara.”

"Jika dia memanggil Nona Mullaney, itu berarti dia ingin menyingkirkan Christa."

“Anda harus melakukan sesuatu, Ratu.”

Para dayang mendesak Christa dengan gelisah.

Christa bukan satu-satunya yang kehilangan kekuasaan sejak kedatangan Navier. Para dayang ratu juga mengalami hal yang sama.

Jika Heinley menikahi seorang wanita muda dari Kerajaan Barat, mereka akan berada dalam posisi yang lebih baik daripada sekarang, karena tidak ada wanita muda yang dapat melampaui pengaruh mereka dalam masyarakat kelas atas.

Selain itu, Raja Heinley adalah seorang playboy. Seorang playboy yang bisa memiliki lusinan selir di masa depan.

Ratu yang menikah karena alasan politik akan kesepian dan terpinggirkan. Tanpa hati raja atau kekuasaan dalam masyarakat kelas atas, dia hanya akan menjadi ratu sebatas gelar saja.

Pada saat itu, para dayang mendengus kesal, "Anda harus melakukan sesuatu tentang ini, Christa."

“Meskipun tidak mungkin untuk menyingkirkannya, setidaknya Anda harus menaklukkannya.”

"Anda tidak boleh membiarkan wanita itu mengambil posisi Anda di masyarakat kelas atas."

Christa tersenyum sedih dengan wajah pucat dan menjawab, “Apa yang harus aku lakukan? Jika hubungan kami buruk di depan umum, negara dan orang lain akan menertawakan kami. Yang Mulia tidak akan suka jika aku memusuhi dia secara pribadi. Lagi pula, aku bahkan tidak punya kewenangan sekarang ... "

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sementara Nian sedang berbincang dengan para dayang. Viscount Langdel sendiri tiba-tiba datang menemuiku.

“Ratu Navier.”

Mata Viscount Langdel berkedut ketika dia menatapku, lalu dia dengan canggung berlutut untuk menyapaku.

"Aku tidak menyangka akan melihatmu di sini," kataku padanya.

Dia ragu-ragu seolah tidak tahu harus berkata apa.

Aku hendak bangkit dari tempat dudukku untuk membantunya berdiri, tetapi Viscount Langdel menggelengkan kepalanya dan berkata,

"Saya datang untuk membalas kebaikan Anda."

Aku tidak melakukannya dengan harapan dia akan membalas budi padaku, tetapi alih-alih menolak, aku menerima tawarannya, "Terima kasih."

Meskipun aku tidak yakin apa yang dapat dilakukan Viscount Langdel untuk membantuku, aku sudah bersyukur memiliki orang-orang yang dekat denganku di negara asing seperti ini.

“Aku sangat senang kau dan Lady Nian ada di sini. Itu sudah cukup bagiku.”

Namun, ternyata 'pembalasan budi’ Viscount Langdel jauh melebihi harapanku.

“Saya telah memimpin kesatria saya ke sini. Tolong izinkan kami menjadi kesatria pribadi Anda,” pintanya.

Viscount Langdel datang dengan para kesatria?

Itu mengejutkanku.

Viscount Langdel adalah seorang bangsawan tanpa wilayah. Meskipun dia memiliki rumah besar di ibu kota, tidak ada bangsawan tanpa wilayah yang dapat membangun pasukan pribadi hanya dengan sebuah rumah besar.

Tapi Viscount Langdel memiliki kesatrianya sendiri ...

Aku mengetahui apa yang dia maksud dari seorang petugas yang dikirim oleh Heinley setelah Viscount Langdel dan Nian pergi.

Para kesatria yang dipimpin oleh Viscount Langdel bukanlah kesatria pribadi biasa, tetapi Kesatria Supranasional.

“Ksatria Supranasional!” teriak Mastas.

Dia melompat kegirangan begitu mendengarnya.

“Saya selalu ingin bertanding dengan mereka! Baguslah!"

"Nona Mastas, itu sikap tidak sopan kepada Ratu," tegur salah salah satu dayangku.

Dia menepisnya, "Menurut saya itu bukan sikap tidak sopan, saya bisa diam-diam meminta duel tidak resmi."

Mastas tertawa terbahak-bahak. Dayang-dayang lain mencoba menenangkannya sementara dia bertanya-tanya butuh berapa hari untuk melawan mereka satu per satu setiap dua hari sekali.

Duduk di sofa, aku bergumam, dipenuhi dengan kegembiraan, "Aku menerima lebih dari yang aku berikan."

Rose juga bertanya dengan ekspresi gembira, “Tapi Yang Mulia, Lady Nian, tidakkah dia datang sebagai dayang Anda? Seperti Countess Jubel dan Laura?”

Aku menjawab sambil tertawa, "Nian tidak bisa bekerja sebagai dayang."

Nian suka bersosialisasi. Dia adalah seorang wanita yang menarik perhatian masyarakat kelas atas dan itu membuatnya merasa hidup.

Menjadi dayang pasti akan membatasi jumlah orang yang bisa dia temui.

Betapapun terhormatnya posisi ini, itu tidak cocok untuknya.

Mungkin memikirkan hal yang sama, Laura dan Countess Jubel, yang mengenal Nian dengan baik, tertawa terbahak-bahak.

Namun, saat kami tertawa dan mengobrol, tamu lain datang.

Setelah bertemu teman-teman dari Kekaisaran Timur satu demi satu, aku ingin melihat apakah orang ini juga dari Kekaisaran Timur, jadi aku cepat-cepat berkata, "Biarkan dia masuk."

Tamu itu memang dari Kekaisaran Timur. Namun, dia bukanlah seorang teman.

Aku kenal wajahnya, tapi…

"Navier, saya datang untuk memberi Anda salam atas perintah Yang Mulia Kaisar."

Begitu tamu itu berbicara, wajah Laura dan Countess Jubel membeku.

Tamu itu tersenyum getir seolah-olah dia telah mengantisipasi suasana ini.

Lalu dia memelintir bibirnya seolah ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

Melihat ini, aku meminta dayang-dayangku untuk mundur dan bertanya, "Untuk apa sebenarnya kamu datang kemari?"

Asumsiku bahwa dia datang untuk tujuan lain ternyata benar.

Tamu itu dengan cepat mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya kepadaku.

Itu adalah sebuah surat.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 201                  

>>>             

Chapter 203

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#201) / The Second Marriage (Ep. 104 part 2 - Ep. 105 part 1)

 


Chapter 201: Membalas Kebaikan Navier (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Duchess Tuania balas memelukku dengan mata memerah saat aku mengulurkan tangan dan memeluknya.

Dia memelukku erat-erat sebelum melepaskanku dan tersenyum, "Saya bukan lagi 'Duchess Tuania'."

Oh. Benar juga.

Tapi aku harus memanggilnya apa? Viscountess Langdel? Apakah dia sudah menikah dengan Viscount Langdel?

Saat aku ragu-ragu, dia berbisik dengan senyum menawan, "Panggil saya Nian."

Nian adalah nama aslinya.

Jika dia ingin aku memanggilnya dengan nama aslinya, itu berarti ...

“Saya jemu dengan pernikahan,” ujar Duchess Tuania, tidak, Nian sambil mengangkat bahu.

“Jadi, apa yang terjadi dengan Viscount Langdel…?”

Aku pikir dia akan menikah dengan Viscount. Dalam surat yang dikirim sebelum dia meninggalkan ibu kota, dia tampak bertekad untuk menerima Viscount Langdel.

Nian tertawa main-main, “Kami adalah sepasang kekasih. Seandainya saya hamil, maka saya akan berpikir untuk menikah. Saya tidak ingin anak saya jadi anak haram. Tapi jika tidak, saya lebih suka tetap seperti itu."

Dia sepertinya merasa sangat dikhianati oleh Duke Tuania, yang segera mengajukan gugatan cerai tanpa memercayainya.

Aku mengerti bagaimana perasaannya. Aku memeluknya sekali lagi tanpa berkata apa-apa.

Setelah itu, kami berdua duduk dan mengobrol sambil minum kopi dan makan makanan ringan.

Nian bercerita tentang hari-harinya di luar ibu kota.

“Saya bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Saya mengembara ke seluruh negeri."

“Bukankah itu sulit?,” tanyaku.

“Akan sulit jika saya melakukannya selama beberapa tahun, tetapi ini baru beberapa bulan. Rasanya menyenangkan."

"Aku senang mendengarnya."

“Setelah meninggalkan Kekaisaran Timur, Anda tahu apa yang paling mengejutkan saya?”

"Apa?"

“Saat saya mendengar tentang pernikahan Anda dengan Raja Heinley.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Pada saat kami selesai bertukar kabar.

Nian bertanya padaku dengan mata berbinar, “Jika Anda bersusah payah menggunakan koran untuk memanggil saya, pasti ada yang ingin Anda minta dari saya, kan? Apa itu?"

Seperti yang diharapkan, dia datang menemuiku setelah membaca artikel di koran. Jadi, aku mengatakan kepadanya dengan jujur, "Kakak laki-laki Heinley, mantan raja, meninggal muda, jadi Christa, mantan ratu, juga masih sangat muda. Dia tampaknya telah menjalankan tugasnya sebagai ratu dengan baik."

"Hmm. Tidak ada ibu suri di kerajaan barat, kan?”

"Tepat sekali. Selain itu, selama Heinley masih lajang, Christa terus menjalankan peran sebagai ratu sampai aku datang.”

Nian langsung mengerti maksudku dan mendecakkan lidahnya, “Pasti dia punya banyak pengikut.”

"Iya. Itu sebabnya aku memanggilmu ke sini, Lady Nian."

Aku memegang tangannya dengan erat dan bertanya, “Aku butuh bantuanmu. Gunakan keahlianmu untuk menaklukkan masyarakat kelas atas Kerajaan Barat."

Nian tertawa terang-terangan, "Itu mudah."

Sikapnya membuat hatiku yang berat sedikit lebih ringan.

"Terima kasih."

Nian tersenyum setelah aku mengucapkan terima kasih dan berkata, "Saya pernah bilang saya pasti akan membalas kebaikan Anda."

"…Terima kasih banyak."

"Ah. Ratu."

"?"

“Viscount Langdel juga berterima kasih. Dia juga akan mendukung Anda, Ratu."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Tidak seperti Navier yang bahagia, Heinley justru cemberut.

Navier sibuk dengan Laura dan Countess Jubel selama jam makan siang. Dan di malam hari, dia sibuk dengan Duchess Tuania, jadi dia bahkan belum bisa bertemu dengannya hari ini.

Dia mengerti Navier ingin bersama teman-temannya setelah mereka menghabiskan waktu lama tanpa bertemu satu sama lain.

Tapi meski dia mengerti, dia juga ingin bersama Navier.

McKenna menatapnya dan mendecakkan lidahnya, "Anda akan melihatnya selama sisa hidup Anda, mengapa Anda begitu gelisah karena tidak bisa melihatnya selama satu hari?"

“Bukankah kami pengantin baru?”

Mendengar jawaban Heinley, McKenna sepertinya merasa menyesal dan bergumam, "Mengapa kita tidak mengambil kesempatan untuk keluar dan menjernihkan pikiran kita, Yang Mulia."

Saat keduanya bercakap-cakap, salah satu ajudan Heinley mengetuk pintu, meminta untuk segera menemuinya.

Kecuali ajudan itu sedang bertugas, dia seharusnya sudah pulang atau bersiap untuk pergi pada waktu selarut ini.

Apa yang ingin dia laporkan begitu tiba-tiba?

“Biarkan dia masuk.”

Dia bingung, tetapi Heinley mengizinkannya masuk.

Begitu ajudan itu masuk, dia melaporkan dengan wajah pucat, "Yang Mulia, kesatria-kesatria tak dikenal ditempatkan di dekat ibukota, bersiap siaga."

“Kesatria-kesatria tak dikenal?”

Heinley mengerutkan kening.

Jika Kekaisaran Timur dikenal dengan pasukan penyihirnya, Kerajaan Barat terkenal dengan infanteri {pasukan bersenjata} dan kavalerinya {pasukan berkuda}. Ada batasan untuk peningkatan jumlah penyihir, tetapi batasan seperti itu tidak berlaku untuk kekuatan militer murni.

Bahkan jika mereka berhadapan dengan kesatria yang tidak dikenal, mustahil bagi ribuan orang untuk berkumpul entah dari mana.

Dia tidak mengerti mengapa ajudannya terlihat sangat pucat tentang beberapa kesatria.

"Mengapa kamu tidak mencari tahu siapa mereka, dan biarkan mereka pergi jika kamu menganggap mereka berbahaya."

Mendengar jawaban ringan Heinley, ajudan itu menjawab dengan berat, "Saya tidak bisa melakukan itu ... mereka tampaknya para Kesatria Supranasional."

Saat mendengar kata 'Kesatria Supranasional', suasana hati Heinley dan McKenna menjadi berat pada saat bersamaan.

Setelah memberi tahu ajudannya bahwa dia bisa pergi, McKenna buru-buru bertanya kepada Heinley ketika mereka sendirian lagi, “Yang Mulia, mungkinkah mereka menyadari sesuatu?”

“…”

"Jika mereka menyadari bahwa kita terlibat dalam penurunan jumlah penyihir ..."

Di Benua Wol, terdapat Aliansi Wol, tempat sebagian besar negara-negara di Benua Wol bersekutu. Tidak hanya Kekaisaran Timur yang menjadi bagian dari aliansi itu, tetapi juga Kerajaan Barat. Kesatria Supranasional dikelola oleh Aliansi Wol.

Julukan mereka tepatnya adalah 'Kesatria Bayangan’, dan secara resmi, mereka bekerja untuk menjaga perdamaian.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Namun, mereka terkenal karena tindakan yang mereka ambil untuk menghentikan setiap 'ancaman terhadap perdamaian' dari ujung pangkalnya demi menjamin perdamaian.

Walaupun fenomena penurunan penyihir terjadi secara alami, Heinley-lah yang mempercepatnya.

Dia pasti akan mendapat masalah jika Kesatria Supranasional menyadarinya. Mau tidak mau dia merasa gugup mengetahui mereka ditempatkan di luar ibu kota.

“McKenna.”

"Ya, Yang Mulia."

“Cari tahu dan selidiki secara langsung apa yang terjadi.”

“Dimengerti,” jawab McKenna dengan wajah kaku dan bergegas keluar.

Heinley duduk dengan cemas di mejanya, menunggu McKenna kembali. Meskipun Kerajaan Barat adalah negara yang cukup kuat untuk menjadi sebuah kekaisaran, bukan berarti ia mampu berperang melawan seluruh dunia. Hal yang sama berlaku untuk Kekaisaran Timur.

Selama aliansi tidak pecah atau sekadar nama di atas kertas, negara-negara yang terlibat harus saling menghormati.

'Ini masalah serius.'

Setelah sekitar dua setengah jam, McKenna kembali. Untungnya, McKenna tidak memiliki ekspresi yang muram, tetapi Heinley bertanya dengan tergesa-gesa, "Apa yang terjadi? Apakah mereka benar-benar Kesatria Supranasional?”

“Ini… Ini sedikit aneh.”

“Apa yang kamu maksud dengan aneh?”

“Mereka memang Kesatria Supranasional. Tapi mereka sepertinya tidak mengincar kita."

“Mereka tidak mengincar kita?”

Heinley menjadi lebih bingung.

Jadi, apakah itu berarti mungkin ada bahaya serius di dalam ibu kota?

Kesatria Supranasional melakukan sebagian besar misi mereka secara rahasia. Bahkan Heinley tidak tahu untuk apa mereka ada di sini.

“Bahkan ada yang lebih aneh.”

“Lebih aneh?”

“Orang yang memimpin Kesatria Supranasional adalah Viscount Langdel, Yang Mulia.”

"Apa!?"

Alis Heinley terangkat.

Viscount Langdel… Heinley bertemu dengannya di pesta perayaan Tahun Baru. Bukankah dia pemuda yang mengejar-ngejar Duchess Tuania seperti bayangan?

 “Apakah dia benar-benar bayangan?”

"Apa?"

“Bukankah dia telah diasingkan karena menikam Rashta?”

"Betul sekali."

Heinley tertawa keras.

Dia ingat wajah naif pria itu. Terlebih lagi, Langdel tampak seperti akan mati karena cinta.

Bagaimana dia bisa menjadi kesatria supranasional dengan wajah seperti itu ...

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Keesokan harinya, ketika Heinley bertemu dengan para pejabatnya, Viscount Langdel secara resmi meminta audiensi atas nama Kesatria Supranasional.

Sejak dia diberi tahu bahwa dia sedang menunggu di luar ibu kota, Heinley berasumsi ini akan terjadi, jadi dia membiarkan Viscount Langdel masuk.

Dia ingin tahu apa yang membawanya ke sini.

“Dia adalah Kesatria Supranasional?”

“Pria semuda dia?”

Para pejabat yang berkumpul di ruang konferensi saling berbisik ketika mereka menyaksikan Viscount Langdel masuk dengan ekspresi ramah.

Meskipun Kesatria Supranasional terkenal kejam, mereka jarang menunjukkan diri mereka di hadapan orang lain.

Oleh karena itu, para pejabat yang berkumpul di sini terkejut melihat seseorang dari Kesatria Supranasional di ruang konferensi di siang bolong.

Heinley tersenyum melihat Viscount Langdel, dan berkata, "Lama tidak bertemu."

"Nama saya Langdel, Komandan Divisi 5 Kesatria Bayangan," Viscount Langdel memberi hormat dengan sopan tetapi tidak tersenyum.

Namun, dengan senyum lembut, Heinley bertanya, “Aku telah diberitahu bahwa Kesatria Supranasional ditempatkan di luar ibu kota. Apa alasannya? Orang-orangku merasa tidak nyaman dengan keberadaan pasukanmu. Tergantung dari tanggapanmu, Anda harus bersiap untuk pergi.”

Para pejabat memandang Raja Heinley dengan heran atas kata-kata kasarnya. Tetapi tanggapan Viscount Langdel benar-benar tidak terduga oleh Heinley.

"Ratu menyelamatkan hidup saya di masa lalu."

Para pejabat sekali lagi terkejut. Ini adalah cerita yang bahkan tidak diketahui oleh Heinley, jadi dia mengangkat alisnya, "Istriku?"

“Benar, saya ingin membalas kebaikan itu. Saya meminta Anda mengizinkan saya dan kesatria saya untuk melayani beliau sebagai kesatria pribadi ratu sampai pengawal resminya ditentukan."

Pemimpin aliansi memiliki wewenang untuk segera memanggil divisi Kesatria Supranasional, tiga di antaranya hanya menjalankan perintah langsung dari pemimpin aliansi.

Namun, tujuh divisi ksatria yang tersisa bertindak secara independen meskipun memiliki nama Kesatria Supranasional.

Ini adalah pertama kalinya mereka ingin menjadi kesatria pribadi.

Bisikan-bisikan semakin keras terdengar.

Apakah Heinley mengetahui ini sebelumnya?

Tatapan mereka yang hadir terfokus pada Heinley.

Heinley tidak tahu apa-apa tentang itu, tetapi dengan santai tersenyum dan berkata, "Tanyakan sendiri padanya."

 [Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 200                  

>>>             

Chapter 202

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#200) / The Second Marriage (Ep. 103 part 2 - Ep. 104 part 1)

 


Chapter 200: Membalas Kebaikan Navier (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Delise meninggalkan kamar Rashta membawa piring-piring kotor. Dalam perjalanan, dia bertemu Arian, pelayan Rashta lainnya.

Berbeda dengan Delise yang baru pertama kali bekerja sebagai pelayan, Arian sangat berpengalaman. Dia selalu bersedia membantu Delise yang memiliki banyak kekurangan dan seringkali melakukan kesalahan.

“Erm… Arian,” katanya. Karena mereka memiliki hubungan seperti ini, Delise memutuskan untuk memberi tahu Arian tentang apa yang baru saja terjadi untuk meminta nasihat, "Sepertinya Rashta marah kepadaku karena aku mengekspresikan diri dengan buruk."

"Betulkah?"

"Iya. Jadi tentang liburan singkat yang akan aku lakukan sore ini… Haruskah aku tetap pergi? Bukankah dia akan lebih marah jika aku pergi berlibur di tengah situasi ini?"

Arian tersenyum tipis melihat ekspresi khawatir Delise.

“Saat persiapan pernikahan sedang ramai-ramainya, kita akan lebih sibuk. Sibuk dengan persiapan pernikahan, sibuk selama acara berlangsung, bahkan semakin sibuk setelah acara pernikahan. Kita akan bekerja keras selama beberapa bulan, jadi pergilah dan nikmati sejenak waktu istirahatmu."

Delise sedikit lega setelah mendengar nasihat baik itu  dan menjawab, "Ya."

Saat malam tiba, meskipun dia masih khawatir, dia memercayai Arian dan kembali ke rumah sesuai rencana semula.

Dia tinggal di ibu kota, jadi rumahnya tidak terlalu jauh. Kakak Delise, Joanson, dengan antusias menggoda adiknya ketika dia kembali setelah sekian lama.

“Kenapa wajahmu jadi lebih murung padahal kamu bekerja di istana kekaisaran? Semua orang di istana kekaisaran wajahnya berseri-seri, kenapa adik perempuanku malah lesu?"

Tapi saat wajah Delise berubah sangat murung, Joanson bertanya dengan heran, "Ada apa? Apakah pekerjaanmu terlalu berat?”

“Tidak, bukan itu…”

Delise ragu-ragu sebelum mengakui secara garis besar tentang apa yang terjadi dengan Rashta.

"Rashta sepertinya marah padaku."

"Mengapa?"

"Aku mengatakan sesuatu untuk menghiburnya, tapi suasana hatinya memburuk karena itu."

“Apakah kamu mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kamu katakan?”

“Sepertinya begitu…”

“Dia pasti hanya sedang sensitif saat itu. Mau bagaimana lagi. Tunggu saja dan itu akan berlalu.”

"Ck. Aku tahu. Tapi kalau tidak. Apa ada cara lain?”

“Jangan khawatir. Jangan khawatir tentang itu."

Delise mendecakkan lidahnya berulang kali, marah karena kakaknya tidak memihaknya, dan kemudian bertanya dengan cemberut, "Apakah kamu sangat menyukai Rashta ketika kamu bertemu dengannya sebelumnya?"

Joanson adalah jurnalis rakyat jelata yang dibawa Duke Elgy untuk mewawancarai Rashta.

Delise bertanya karena dia juga tahu bahwa saudara laki-lakinya dan Rashta telah bertemu.

Joanson mengakuinya dengan wajah bahagia, "Ya. Rashta berkata bahwa dia akan berada di pihak rakyat jelata tanpa rasa takut, dan dengan sangat bangga, seolah-olah dia tidak peduli dengan pendapat para bangsawan."

“Serius?”

"Iya. Dia orang yang luar biasa. "

“…”

“Para bangsawan mungkin mengabaikannya. Meskipun dia adalah seorang bangsawan sekarang, dia tumbuh sebagai orang biasa. Dia akan menjadi harapan rakyat jelata. Dia menyatakan begitu."

"Yah…

“Jadi, sebagai saudara, kita harus mendukungnya dia dari dalam dan luar. Oke, Delise?”

Joanson berbicara dengan mata berbinar, kelihatan jelas dia sangat menyukai Rashta.

Delise khawatir dengan suara sarkastik Rashta, tapi akhirnya setuju, "Baiklah."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Apa yang akan Yang Mulia lakukan jika Kekaisaran Timur dan Kerajaan Barat suatu hari bersaing untuk mendapatkan keuntungan?

Kemarin. Jurnalis Mondrae menanyakan pertanyaan provokatif ini kepadaku.

Aku menjawab, "Itu akan sangat jarang, tetapi bahkan jika itu terjadi, itu bukanlah sesuatu yang bisa saya pilih."

Ini mungkin tampak seperti jawaban yang mengelak, tapi itulah kebenarannya. Seorang Ratu atau Permaisuri terutama bertanggung jawab atas urusan internal. Meskipun aku telah berencana untuk mengundang Grand Duke Kapmen ke sini untuk memimpin perdagangan antarbenua, aku rasa ini bukan pertanyaan, 'berpihak ke mana', seperti yang coba ditonjolkan oleh jurnalis itu.

Meskipun akan sangat disayangkan bagi Kekaisaran Timur nantinya, Sovieshu-lah yang memutuskan negosiasi dengan Grand Duke Kapmen sejak awal.

Namun demikian, pertanyaannya menyebabkan pergolakan kecil dalam diriku.

Aku merenung sejenak, sampai kabar baik itu datang.

Itu adalah berita tentang Laura dan Countess Jubel, dayang-dayangku dari Kekaisaran Timur.

“Mereka tiba di Kerajaan Barat?”, tanyaku.

Rose menjawab, “Ya, Yang Mulia. Mereka akan datang berkunjung secepatnya."

Berita yang dibawa Rose membuat jantungku berdegup kencang. Bahkan sulit untuk berkonsentrasi pada buku yang asyik aku baca selama beberapa hari terakhir ini. Tentu saja, aku menyukai Rose dan Mastas, tetapi aku punya rasa sayang khusus pada Laura dan Countess Jubel karena tahun-tahun yang kami habiskan bersama. Mereka bahkan ada untukku ketika aku melalui waktu tersulit…

Jadi aku ingin melihat mereka segera.

Ketika mereka berdua datang menemuiku beberapa jam kemudian. Kami berpelukan dan berbagi kasih sayang yang dalam di negara yang jauh ini.

"Saya terlambat karena orang tua saya tidak ingin saya datang," kata Laura.

“Saya sedikit terlambat karena saya memiliki banyak hal yang harus diselesaikan, Yang Mulia Permaisuri,” Countess Jubel, yang memanggil saya Yang Mulia Permaisuri, mengangkat alisnya dan bergumam, “Oh tidak.” sebelum menambahkan, "Sekarang Yang Mulia Ratu, kan? Saya belum terbiasa dengan itu."

'Kamu bisa memanggilku 'Yang Mulia Permaisuri' lagi setelah acara pernikahan,' kata-kata ini hampir keluar dari mulutku, tetapi aku menahan diri dan tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun.

Heinley memintaku untuk merahasiakan ini. Hanya sedikit orang yang mengetahuinya, dan itu akan diungkapkan kepada semua orang di acara pernikahan.

“Selamat datang, Nona Laura, Countess Jubel.”

Mereka berdua memelukku berulang kali, senang melihatku, dan akhirnya menyapa Rose dan Mastas juga.

Pertukaran salam yang canggung di antara mereka berempat agak lucu untuk ditonton.

Terutama Mastas yang tidak terbiasa berinteraksi dengan wanita bangsawan. Sayangnya dia membeku.

Tetapi begitu dia menyadari bahwa Laura sangat riang dan ceria, dia mulai berbicara tanpa kesulitan. Rose juga tampaknya cocok dengan kepribadian Countess Jubel.

Ketika aku berada di Kekaisaran Timur, aku meratapi semua hal buruk yang terjadi satu demi satu sejak kemunculan Rashta.

Sebaliknya, hal-hal baik secara mengejutkan terjadi satu demi satu sejak aku tiba di Kerajaan Barat.

Sekitar sore hari. Seseorang datang mengunjungiku dan aku senang melihatnya.

“Duchess Tuania!”, aku tersentak.

Itu adalah Duchess Tuania, yang aku harap bisa kubawa ke sini melalui wawancara.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 199                   

>>>             

Chapter 201

===

Daftar Chapters