Friday, May 7, 2021

Trash of the Count’s Family (#49)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 49: Entah Bagaimana (7)

Penerjemah: Shira Ulwiya / Proofreader: Tsura

 

Pada awalnya, Cale tidak berencana menghancurkan pusaran air. Dia berencana mengatasinya dengan menggunakan Perisai Anti-Hancur dan Vitalitas Jantung.

‘Tapi itu ketika belum ada si Naga Hitam.’

Tidak ada alasan baginya untuk bekerja keras ketika ada si Naga Hitam.

Cale menjejali Naga Hitam, On, dan Hong dengan banyak makanan lantas mengirim keluar ketiga Manusia Siluman yang berusia rata-rata 7 tahun itu dan menyapa tamu pertamanya.

“Saya tidak tahu apa yang Anda curi, tapi Anda melakukan sesuatu yang luar biasa.”

Dia adalah Billos.

“Aku rasa aku memang lumayan terkenal belakangan ini.”

Billos menggeleng-gelengkan kepalanya kepada Cale, yang tidak tampak terluka sama sekali. Dia dapat melihat Cale mulai minum sementara mengeklaim dirinya masih terluka.

“Anda memang sangat terkenal, tuan muda Cale. Tapi apa tidak apa-apa jika Anda minum?”

“Tidak ada alasan bagiku untuk berbohong di depanmu.”

Billos tersenyum saat dia mengisi gelas kosong Cale. Dia lalu menyerahkan sebuah kotak sihir kepada Cale.

“Ini benda-benda yang Anda minta. Terima kasih sudah mengembalikan benda-benda dari waktu sebelumnya.”

Cale telah mengembalikan benda-benda lain kepada Billos melalui Choi Han. Cale mengusap-usap kotak barang baru ini dan melihat ke arah Billos.

Cale telah memutuskan bagaimana memanfaatkan kesempatan pertama untuk menggunakan plakat emas itu.

Dia memutuskan untuk membeli* waktu (mengulur waktu). {Sepertinya penulis sengaja menggunakan kata ‘buy=membeli’, jadi saya menerjemahkannya di sini secara literal}

Cale memutuskan untuk mengulur waktu untuk momen ketika para Kesatria Utara, yang tidak hanya berbahaya bagi Kerajaan Roan tapi juga Kerajaan Breck dan kerajaan-kerajaan tengah-utara lainnya, mulai menuju ke selatan.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Lebih spesifiknya, selain Kesatria Utara, ada juga Kekaisaran di tengah-tengah Kontinen Barat, si pembantai mage, dan Ratu Hutan Rimba Selatan. Cale memutuskan untuk mengulur-ngulur waktu untuk menghindar dari mereka. Tidak masalah jika dia seorang diri, tapi kini ada orang-orang lain yang perlu dia jaga.

“Billos.”

 “Apa kau mengurus properti juga?”

“Tidak, tapi saya tahu apa yang tengah terjadi belakangan ini.”

Billos benar-benar seorang pedagang. Dia memperoleh informasi dengan sangat cepat.

“Kontinen Barat sedang di ambang huru-hara, dan itu adalah saat yang tepat bagi pedagang seperti saya untuk menghasilkan uang.”

“Pedagang akan berlari ke arah apa pun yang bisa menghasilkan keuntungan.”

Billos menyukai Cale, yang sangat memahami pedagang. Dia juga menyukai Cale karena dia tidak suka bertele-tele dan langsung ke pokok pembicaraan.

“Kerajaan Whipper akan segera porak-poranda. Aku yakin kamu sudah menduganya?”

Billos menganggukkan kepalanya. Para non-mage dan mage sudah tidak dapat lagi hidup berdampingan di Kerajaan Whipper.

“Itu sebabnya saya sedang mencari tahu apa yang bisa saya manfaatkan untuk menghasilkan uang dalam kekisruhan itu. Tuan muda Cale, menurut Anda investasi apa yang paling menguntungkan di sana?”

Cale menjawab pertanyaan Billos dengan gampang.

“Orang-orang.”

Para mage akan kalah dalam perang saudara itu dan Menara Sihir akan dihancurkan. Lalu apa yang akan terjadi pada mage yang tersisa? Tidak semua mage akan tewas di akhir perang saudara.

Kerajaan Whipper adalah penyedia alat sihir terbesar di Kontinen Barat. Ada banyak mage yang menjauhi kekuasaan dan politik, tapi tidak akan ada tempat bagi para mage itu di Kerajaan Whipper setelah perang saudara.

Di dalam novel, Putra Mahkota Alberu Crossman hendak menargetkan permasalahan itu. Sedangkan untuk Menara Sihir yang hancur, Rosalyn adalah mage level tertinggi yang memutuskan untuk menciptakan Menara Sihir yang baru di lokasi berbeda.

Billos adalah orang yang pemikirannya sangat tajam.

“Anda berpikir para mage akan mencari rumah baru.”

Cale tidak memberi Billos jawaban langsung.

Para mage harus kalah di Kerajaan Whipper. Itulah satu-satunya cara agar Kerajaan Whipper bisa menuju masa depan yang lebih baik.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Namun, Cale tidak terlalu memikirkan hal-hal itu.

Apa yang dia inginkan adalah sesuatu yang lain.

Penyedia terbesar alat-alat sihir level tertinggi di Kontinen Barat. Cale membutuhkan benda-benda yang akan tersisa setelah perang saudara.

“Segera kabari aku begitu Menara Sihir dihancurkan.”

“…Boleh saya tanya kenapa?”

Cale mengangkat bahunya dan menjawab ringan.

“Kau akan tahu saat itu terjadi.”

Menara Sihir.

Cale berencana membelinya.

Menara Sihir akan penuh dengan alat-alat sihir rusak yang tidak akan dapat diperbaiki setelah perang saudara. Cale juga tahu metode untuk membeli Menara Sihir ini. Alberu juga tidak akan bisa melakukan apa pun mengenai tindakan Cale.

“Saya menantikannya.”

Cale menganggukkan kepalanya mengiyakan. Dia juga menantikannya.

Membeli Menara Sihir akan membantunya mengulur waktu. Itu akan memberinya waktu untuk melindungi dirinya sendiri dari bahaya. Itu akan sangat mahal, tapi…

‘Toh itu bukan uangku.’

Billos melihat seringai jahat di wajah Cale dan ekspektasinya meningkat.

“Kalau begitu saya akan menghubungi Anda saat itu terjadi.”

“Oke. Aku tunggu.”

Cale mengucapkan sampai jumpa kepada Billos, tamu pertamanya. Dia lalu menyapa tamu kedua dan terakhirnya. Yah, tamu keduanya masuk dengan lebih tergesa-gesa ke kamarnya.

Cale melihat ke arah jendela beranda yang terbuka, lantas terkesiap melihat makhluk yang menyerbu masuk melalui jendela.

“Apa ini?”

Sebuah boneka tanah liat seukuran telapak tangannya memanjat masuk melalui jendela. On dan Hong melompat ke dalam pelukan Cale karena ketakutan.

Itu karena ekspresi boneka tanah liat itu mengerikan. Ia lebih terlihat seperti zombi daripada sebuah boneka. Pada saat itu, Naga Hitam berbicara ke dalam kepala Cale dengan sihir seperti biasa.

-Aku merasakan kekuatan dewa.

“Ah.”

Cale menyerukan nama seseorang.

Si pendeta gila.

“Cage.”

Begitu dia melakukannya, boneka tanah liat yang tidak punya mata ataupun telinga dan hanya sebuah mulut mulai berbicara.

“Sudah saya duga Anda akan mengenaliku, tuan muda Cale. Boneka ini terhubung denganku. Ini adalah benda sekali pakai yang hanya bisa mendengar dan berbicara.”

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dia benar-benar cukup hebat untuk menjadi seorang necromancer.

Cale melihat ke arah Naga Hitam. Naga Hitam berbicara ke dalam benak Cale, tapi tidak membuat dirinya menghilang. Tampaknya dia langsung tahu kalau boneka itu bisa mendengar dan berbicara, tapi tidak bisa melihat.

‘Sebenarnya seberapa kuat naga ini?’

Cale tiba-tiba mempertanyakan kekuatan si Naga Hitam.

Namun, boneka tanah liat itu mulai berbicara dan mencegahnya berpikir terlalu lama.

“Kami akan meninggalkan ibu kota hari ini. Saya yakin tuan muda Cale tidak suka jika kami menghubungi Anda seperti ini.”

‘Benar. Tepat sekali.’

“Akan tetapi, Taylor bilang dia punya sesuatu yang ingin dia katakan kepada Anda.”

“‘Tuan muda Cale ketika saya pergi untuk merebut kembali posisi saya {posisi penerus}, tidak, ketika saya satu tingkat lebih tinggi dari posisi awal saya {posisi Marquis}, saya akan kembali untuk membalas budi atas pertolongan Anda.’, itulah yang dia ingin katakan kepada Anda.”

“Tidak perlu memberitahuku.”

“Saya tahu.”

Cale melihat ke dalam rongga mata kosong milik boneka tanah liat itu.

“Meskipun begitu, Taylor dan saya perlu seseorang untuk berbagi berita ketika kami mendapatkan apa yang kami inginkan.”

“Lakukan apa pun yang kalian mau.”

Boneka tanah liat itu tersenyum mendengar ucapan Cale lantas ia mulai meleleh. On dan Hong semakin membenamkan diri ke dalam pakaian Cale untuk bersembunyi setelah melihat boneka itu meleleh.

“Kalau begitu semoga Anda tetap sehat, tuan muda Cale.”

Boneka tanah liat itu lenyap tanpa meninggalkan jejak. Naga Hitam menatap tempat kosong di mana boneka tanah liat itu sebelumnya berdiri untuk sejenak lantas menoleh ke Cale.

“Kalau begitu itukah saat aku bisa membalaskan dendamku?” (Tanda petik ketika Naga Hitam berbicara langsung, tanda penghubung {-} ketika dia berbicara di dalam benak Cale.)

Begitu Taylor Stan kembali berkuasa dan menjadi tuan di kediaman Marquis Stan, Marquis saat ini dan Venion, keduanya akan menghadapi murka Naga Hitam ini.

“Ya. Kau bisa melakukan apa pun semaumu pada saat itu.”

“Bagus sekali.”

Naga Hitam membulatkan pikirannya tentang kapan dia akan membalaskan dendamnya setelah mendengar tentang situasi kediaman Marquis Stan saat ini dari Cale.

Naga Hitam akan menyerang Venion dan Marquis ketika mereka berada di titik terendah hidup mereka. Dia akan menunjukkan apa itu keputusasaan kepada mereka dan membuat mereka menderita.

Naga Hitam mengepak-ngepakkan sayapnya dengan gembira. Dia benar-benar makhluk yang sadis.

Cale mendengar Naga Hitam menggumamkan rencana balas dendamnya di dalam kepalanya dan menganggapnya sebagai lagu pengantar tidur yang mengerikan saat dia beranjak tidur. Tentu saja, komentar-komentar sadis itu membuatnya tidak bisa terlelap dengan mudah. Keesokan paginya, Cale berdiri di depan kereta kuda pagi-pagi sekali.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Rosalyn, Choi Han, dan Lock mengantarnya pergi. Cale melihat mereka bertiga dengan ekspresi datar.

“Cale-nim, jika Anda pikir Anda melihat mage k*parat itu, tolong suruh si naga untuk langsung membunuhnya. Yang perlu Anda katakan kepadanya hanyalah untuk meledakkan kepalanya agar dia tidak menjadi orang tidak berguna seperti saya, yang hanya bisa memotong sebelah lengannya.”

Choi Han melontarkan ucapan sadis sejak pagi-pagi buta.

“Aku pasti akan menjadi lebih kuat dan kembali! Jadi pastikan kalian mendengarkan tuan muda selama aku pergi. Pikirkan dengan serius tentang hal yang aku katakan kepada kalian terakhir kali. Ini demi masa depan kalian. Sekarang kita semua harus menjadi lebih kuat.”

Lock dikelilingi oleh kesepuluh adik-adiknya dan memberi tahu mereka apa yang ada di pikirannya. Rosalyn sedang berbisik dengan Naga Hitam di dalam kereta, dan suaranya sangat kecil sehingga tidak dapat didengar bahkan oleh Cale.

“Naga-nim, ini buku teks tentang alfabet Kerajaan Roan, dan ini berisi bahasa umum kontinen.”

“Terima kasih, manusia. Aku hebat dan kuat, jadi aku akan belajar dengan cepat.”

“Pastinya. Naga-nim hebat dan kuat. Saya mendoakan agar Anda dapat memikirkan nama yang keren untuk diri Anda.”

“Aku akan memintanya untuk memikirkan nama untukku.”

“…Saya yakin Cale-nim akan tahu maksud Anda dengan memintanya melakukan itu.”

“Hmph.”

Cale tidak tahu apa yang mereka sedang bicarakan, tapi dia menatap Rosalyn, yang sedang mengamati Naga Hitam dengan senyum puas di wajahnya, dan mulai mengernyit. Dia lalu berpaling ke Choi Han dan mulai berbicara.  Choi Han masih terus membicarakan apa yang Cale harus lakukan agar tetap hidup tanpa keberadaan dirinya.

“Cale-nim, peluang bertahan hidup Anda akan naik jika Anda menghancurkan apa saja dalam satu serangan lalu kabur. Juga-.”

“Cukup dengan omong kosong itu.”

Cale terus berbicara dengan datar kepada Choi Han, yang segera tutup mulut.

“Pastikan dirimu tidak terluka.”

“…Ya. Saya pasti akan melakukannya.”

Cale tidak ingin melihat senyum polos Choi Han lagi, jadi dia naik ke kereta. Rosalyn turun begitu Cale naik.

Cale merasakan bobot Naga Hitam yang tak kasatmata, serta On dan Hong, di pangkuannya saat dia melihat keluar jendela ke arah Hans.

“Ayo berangkat.”

Para pegawai, yang berada di luar kediaman untuk mengantar keberangkatan mereka, mengucapkan selamat tinggal kepada Cale. Cale tidak mengerti kenapa para pegawai ini mau menunda pekerjaan mereka dan keluar untuk mengantarnya. Dia memberi tahu bahwa mereka tidak perlu mengantarnya, tapi mereka tetap ingin datang dan mengantarnya.

“Tuan muda-nim, semoga Anda pulang dengan selamat!”

“Kami senang dapat melayani Anda, tuan muda-nim!”

“Kami harap dapat bertemu Anda lagi di masa mendatang!”

‘Sungguh omong kosong yang buruk.’

Cale tidak punya rencana untuk kembali ke ibu kota. Dia melambaikan tangan pada mereka dengan santai lalu menutup tirai kereta.

Tindakannya itu adalah tanda untuk berangkat. Rombongan Cale mempunyai tambahan dua kereta dibanding saat mereka datang, mereka meninggalkan ibu kota dan menuju ke Wilayah Timur Laut.

Ubarr. Cale sedang menuju lautan yang dipenuhi dengan pusaran-pusaran air selama ratusan tahun.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

“Hufh! Baunya asin! Apa ini laut?”

Si kucing merah Hong melihat keluar jendela kereta yang terbuka dan membaui udara. Cale menganggukkan kepalanya saat dia menerima benda kecil bundar yang disodorkan Naga Hitam kepadanya.

“Ini mana yang dipadatkan dari bom itu?”

Naga Hitam menganggukkan kepalanya pada pertanyaan Cale dan menjawab.

“Ya. Kita bisa membuat bom sihir baru sekarang.”

Cale merasa senang mendengar konfirmasi ini dan membuka jendela kereta lebar-lebar. Semilir angin laut yang dingin masuk ke dalam kereta saat dia melihat keluar ke arah lautan Timur Laut. Ada banyak pulau tak terlihat di lautan. Lautan Timur Laut memiliki cukup banyak pulau kecil.

Si kucing perak On juga lumayan bersemangat.

“Oh! Lihat tebing terjal itu!”

Tebing terjal itu menimbulkan kekaguman sekaligus ketakutan ketika mereka tengah melewati jalan yang dibuat di atas tebing itu.

Cale melihat ke arah ‘Tebing Angin’, pemandangan yang paling indah di wilayah Ubarr. Ada banyak pulau kecil di dekat tebing itu.

Di antara tebing itu dan pulau-pulau tampak sejumlah pusaran air yang bergolak. Pusaran-pusaran air itu adalah biang kerok kenapa lautan di wilayah Ubarr sangat berbahaya.

‘Si pembantai mage mendarat di salah satu pulau itu setelah kapalnya karam oleh pusaran air, dan pada akhirnya menemukan ‘Suara Angin’.’

Si pembantai mage dikenal sebagai orang barbar yang cerdas. Dia bahkan lebih kuat dari Lock, anggota Suku Serigala Biru dan calon Raja Serigala, dan memegang gelar individu terkuat di Kontinen Barat. Nama si pembantai mage itu adalah Toonka, dikenal sebagai Toonka Sang Tiran.

‘Aku hanya perlu mendapatkannya sebelum dia.’

Jika hal-hal berjalan sama seperti di novel, masih terlalu cepat bagi Toonka untuk datang ke sini. Cale berpikir tidak mungkin dia akan bertemu Toonka saat dia melihat ke arah lautan dengan rasa puas. Perjalanan ini akan mulus, selama dia menghindari Toonka.

Cale, yang sejak tadi melihat keluar jendela dengan puas, dapat melihat sesuatu jauh di cakrawala.

“Hmm?”

Cale menggosok matanya sejenak, tapi itu masih tetap sama.

“…Bukankah itu seekor paus?”

Segerombolan paus besar sedang menembakkan air ke udara sambil menyeberangi Lautan Timur Laut menuju selatan. Cale mendadak punya firasat buruk, dan mencengkeram bahan bom sihir di tangannya.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Para paus cenderung tinggal di lautan Utara. Sama halnya dengan Suku Paus. Suku Paus datang ke selatan hanya saat berperang dengan para duyung.

‘Aku yakin itu hanya gerombolan paus yang lewat. Ribuan paus menuju selatan. Tidak mungkin, kan?’

Suara Naga Hitam menggema di telinga Cale.

“Aku merasakan aura yang kuat.”

Gema itu menusuk tepat ke dalam otak Cale.

Itu sebabnya mengapa Cale mengernyit ketika dia tiba di sebuah desa kecil tak jauh dari Tebing Angin.

“Tuan muda, apa Anda merasa sakit sepanjang perjalanan?”

Cale menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Hans.

“Tidak, hanya saja perasaanku tidak enak.”

“Ah, Anda merasa takut karena tebing-tebing itu. Tetapi, pengemudi kita seorang veteran, jadi tidak ada yang perlu Anda khawatirkan.”

Cale mengabaikan komentar tidak berguna dari Hans dan mengulurkan tangannya kepada orang yang menghampirinya.

“Lama tidak bertemu, nona muda Amiru.”

“Halo, tuan muda Cale.”

Amiru memasang senyum tenang khasnya di wajahnya saat dia menyambut Cale dan krunya.

Ini adalah desa tepi laut kecil di wilayah Ubarr. Desa kecil ini, yang tidak punya sesuatu yang spesial dan membuat para penduduknya dapat hidup damai dan tenang sampai saat ini, tiba-tiba sibuk didatangi banyak pengunjung.

Desa itu berubah dengan cepat setiap hari. Namun, mereka akan segera berhadapan dengan peluang yang akan membuat desa mereka berubah drastis di masa depan. Besok malam akan menjadi momen itu. Besok malam, Cale berencana untuk meledakkan sebuah bom sihir jauh di dalam lautan.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Akan tetapi, sesuatu yang, dalam pandangan Cale, seharusnya tidak terjadi malah terjadi. Situasi buruk ini bermulai ketika salah satu kesatria Amiru datang melapor ke Amiru. Kesatria itu bergegas menghampiri Amiru dan melapor dengan suara pelan.

“Nona, orang yang kita selamatkan telah sadar.”

“Oh, benarkah?”

‘Selamatkan?’

Kata itu membuat Cale teringat pada seseorang.

Saat Cale mengernyit dengan keraguan dalam benaknya, Amiru menyadari ekspresi Cale dan mulai menjelaskan.

“Kami sedang menginspeksi pesisir pantai dan pulau sekitar untuk pangkalan Angkatan laut yang baru ketika kami menyelamatkan seseorang yang kapalnya karam. Sepertinya dia telah sadar.”

‘Perasaanku tidak enak.’

“Kami memperdebatkan apa yang harus dilakukan ketika kami melihat dia tidak sadarkan diri dan terseret ke dalam pusaran air, tapi aku teringat apa yang kau lakukan di alun-alun dan memutuskan kalau kami perlu menyelamatkannya.”

Amiru terus berbicara kepada Cale.

“Karena nyawa seseorang itu berharga, iya kan, tuan muda Cale?”

Cale menjawab pertanyaan itu setelah terdiam sejenak.

“…Tentu saja.”

“Sudah kuduga tuan muda Cale akan menjawab begitu.”

Cale bahkan tidak dapat memikirkan tentang wajah tersenyum Amiru saat ini. Satu-satunya yang ada di benaknya sekarang adalah penjelasan tentang bagaimana novel itu menggambarkan situasi Toonka.

[Baca Trash of the Count's Family Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

 ***

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 48                   

>>>             

Chapter 50

===

Daftar Isi 


 

 

 

Thursday, May 6, 2021

Remarried Empress (#191) / The Second Marriage (Ep. 96 part 2 - Ep. 97 part 1)

 


Chapter 191: Gaun Pengantin (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Sementara Navier tengah melihat-lihat desain gaun sang desainer.

Secara kebetulan, Rashta juga sedang mengobrol dengan desainer yang dikirim Sovieshu.

Tapi suasananya agak berbeda.

“Haruskah aku berpakaian sesederhana mungkin?”

Rashta bingung dan berulang kali bertanya kepada desainernya.

“Bukankah ini pernikahan Rashta?”

Dia telah mendengar dari Baron Lant bahwa Yang Mulia menyatakan bahwa pernikahan itu haruslah semegah mungkin.

Dia terus membayangkan gaun seperti apa yang akan dia pakai. Dia merasa jengkel karena desainer ini dengan lancangnya masuk dan mengatakan kepadanya bahwa dia harus berpakaian sesederhana mungkin.

"Mengapa?"

"Yang Mulia meminta saya membuat gaun yang akan membuat Anda tampak menawan."

“Jadi, kamu ingin bilang kalau gaun yang mewah dan indah tidak membuat Rashta tampak menawan?”

Ketika Rashta bertanya dengan hampir menangis, desainer itu menjadi gugup dan melambaikan tangannya dengan panik.

“Saya tidak bermaksud begitu.”

“Kedengarannya begitu bagi Rashta.”

“Bukan begitu… Itu-itu karena Rashta sangat populer di kalangan rakyat jelata.”

“Bahkan rakyat biasa tidak menyukai segala sesuatu yang biasa-biasa saja.”

"Iya. Tetapi jika pernikahan itu sangat mewah, dan bahkan juga gaunnya, itu akan… berbeda dari citra yang diharapkan orang-orang dari Rashta. Hanya itu."

"Jika pernikahannya mewah tetapi gaunnya polos, Rashta akan terkubur hidup-hidup."

Rashta membantah kata-kata desainer tersebut.

Bagi Kaisar Sovieshu, ini akan menjadi pernikahan kedua. Selain itu, dia baru saja bercerai.

Orang-orang pasti akan membandingkannya dengan Permaisuri Navier.

'Mengenakan gaun polos pada acara seperti ini ...'

Rashta semakin kesal dengan sikap desainernya. Desainer ini pasti sengaja berusaha membuatnya terlihat konyol.

"Tidak juga. Rashta sangat cantik. Anda tidak membutuhkan banyak aksesori agar bersinar- "

“Gaun apa yang dikenakan mantan permaisuri?”

Menanggapi pertanyaan Rashta, desainer tersebut menunjukkan desain gaun pengantin milik Navier.

Itu sangat mewah.

“…”

Ketika Rashta mengatupkan bibirnya dengan erat dan mengungkapkan ketidakpuasannya dengan keheningan yang menegangkan, desainer itu menjadi semakin gugup.

Rashta menjadi curiga pada desainer itu dan bertanya, "Kamu kan yang merancang gaun mantan permaisuri, apakah aku benar?"

"Betul sekali. Saya merancang gaun pengantinnya, gaun resepsi pernikahannya, dan banyak gaun lainnya."

Rashta berbicara dengan sedih, merasakan kecurigaannya benar.

"Kamu menyukai mantan permaisuri, jadi kamu ingin Rashta mengenakan gaun polos sehingga Rashta akan dikritik ketika dibanding-bandingkan dengannya, iya kan?"

"Sama sekali tidak. Itu semua tergantung pada suasana- ”

Rashta mengarahkan jarinya ke desain gaun pengantin Navier.

"Aku ingin gaunku lebih mewah dan indah dari yang itu."

Segera setelah desainer itu tergesa-gesa keluar, Rashta dengan marah bersandar di sofa dan menendang bantal.

Bagi Rashta, desainer itu bertekad untuk merekomendasikan gaun polos agar dia tidak lebih menonjol dari mantan permaisuri.

Akankah rakyat jelata akan menyukai seorang permaisuri memakai gaun polos? Dia tidak berpikir begitu.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Saat itu, orang lain datang.

Itu adalah Duke Elgy.

Tapi dia tidak sendiri, ada seorang pria di sampingnya yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Duke. Siapa…?"

Ketika Rashta bertanya, Duke Elgy menyuruh pria itu ke koridor dan berkata, "Nona, apakah kau ingat apa yang aku jelaskan kepadamu tentang jurnalis?"

Mata Rashta membelalak dan mengangguk, "Kamu membawa jurnalis?"

“Dia adalah jurnalis rakyat jelata. Nona, apakah kau menerima lamaran pernikahan dari Yang Mulia?"

"!"

"Rumor yang beredar bahwa kau akan menikah dengan Yang Mulia."

“Itu ...”

"Apa itu benar?"

Rashta, yang tidak bisa memberi tahu Duke Elgy yang sebenarnya, merasa bersalah dan menurunkan pandangannya.

Duke Elgy tertawa.

“Anda tidak perlu merasa bersalah. Aku hanya membawanya ke sini karena dia mendengar rumor itu dan ingin mewawancaraimu."

Rashta menatap Duke Elgy dengan tatapan bingung.

Meskipun dia telah menjelaskan kepadanya tentang wawancara dan jurnalis, dia hampir tidak memperhatikan saat itu.

Dia tidak ingat apa pun kecuali bahwa itu rumit dan bahwa dia harus berhati-hati dengan kata-katanya. Saat Rashta berkedip, Duke Elgy menjelaskan sambil tertawa, "Nona, kau harus menyebutkan dalam wawancara bahwa pernikahanmu adalah kemenangan bagi rakyat jelata."

"Rashta sekarang adalah bangsawan ..."

“Tapi katakan seperti ini. Katakan bahwa meskipun kau baru saja mengetahui bahwa kau adalah bangsawan, kau masih berpikir dan bertindak seperti 'kalian semua'.”

"Setuju."

“Dan katakan juga, ketika kau menjadi permaisuri, kau akan mendukung rakyat jelata.”

Rashta gugup tetapi melakukan seperti yang diperintahkan Duke Elgy.

Ketika wawancara dengan jurnalis rakyat jelata selesai, kali ini seorang jurnalis bangsawan datang, dan Duke Elgy menasihatinya lagi sebelum wawancara.

“Tekankan romansa manis dan cinta dramatis dengan Yang Mulia Sovieshu.”

"Bukankah seharusnya aku mengatakan bahwa aku akan mendukung para bangsawan?"

“Itu akan menjadi kontradiktif.”

"Ah."

“Tekankan cinta tanpa syarat. Itu akan menyenangkan mereka."

Rashta kembali melakukan seperti yang diperintahkan Duke Elgy.

Setelah itu, dia benar-benar kelelahan. Dia berbaring di tempat tidur begitu wawancara kedua selesai.

Rashta, berbaring di tempat tidur, merasakan perasaan aneh yang tidak bisa dijelaskan.

'Aku akan menjadi Permaisuri dan naik ke posisi tertinggi di negara ini. Tapi menjengkelkan karena aku tidak bisa mengekspresikan diriku dengan bebas. Apakah aku harus berhati-hati seperti ini setiap kali aku berbicara di masa mendatang?"

'Aku tidak terlalu suka itu ...'

Berbaring dalam keadaan itu, dia merasakan gerakan janin yang samar di dalam rahimnya. Rashta, yang lemas, memegangi perutnya dengan kedua tangan.

'Apakah itu imajinasiku?'

Saat ini dia tidak merasakan apa-apa.

Tapi gerakan janin yang dia rasakan saat dia pikir itu berat menenangkannya.

Rashta menutupi perutnya dengan tangannya dan bergumam dengan tidak sadar.

“Ibu akan mengusahakan yang terbaik, anakku.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Jam-jam berlalu dengan cepat saat aku melihat-lihat kelima album lengkap desain gaun dan memilih beberapa untuk gaun pengantinku.

Tapi masih banyak yang harus dilakukan.

McLinnan ingin mengukurku, jadi aku bangkit dan berdiri tegak dengan tangan terentang di kedua sisi.

Tiba-tiba, ada ketukan di pintu.

"Masuk."

Meskipun seseorang sedang mengukurku, aku menyuruhnya masuk tanpa ragu karena toh aku memakai pakaian tipis.

Itu adalah Heinley.

"Aku datang untuk melihat apakah semuanya berjalan dengan baik ..."

Heinley berhenti berbicara dan berdiri di ambang pintu, menatapku sebentar.

Lalu dia menyeringai lebar seolah dia menyukai sesuatu.

Aku tidak yakin apa yang membuatnya begitu senang, karena aku belum mencoba gaun apa pun.

Akhirnya, dia meninggalkan pintu dan memasuki ruangan sepenuhnya. Orang-orang yang awalnya berbicara langsung terdiam.

Heinley dengan cepat mendekati kami dan bertanya kepada desainernya.

“Desain mana yang kamu pilih?”

Dia duduk untuk memeriksa beberapa desain yang aku pilih dan yang direkomendasikan oleh sang desainer.

Tiba-tiba, pinggulku membentur kepala Heinley.

Aku berusaha untuk tidak memperhatikannya, tetapi aku akhirnya mendorongnya tanpa sadar.

Heinley membeku dengan sebuah album di tangannya, dan aku juga bingung.

Aku mendorongnya dengan begitu cepat seolah-olah seperti aku sedang mengusirnya keluar.

“Hmm, mungkin kamu ingin merahasiakan gaun pengantinmu.”

Heinley bergumam dengan canggung dan meletakkan album itu. Kemudian dia menatap arloji sakunya dengan gelisah dan pergi sambil berkata dia lupa bahwa dia sedang sibuk.

Namun, ketika dia pergi, suasananya menjadi lebih canggung.

Bahkan Desainer McLinnan, yang tadinya berbicara sepanjang waktu, terdiam.

Setelah dia mengukurku, aku duduk di sofa dan memegangi kepalaku dengan kedua tangan.

Aku tidak bermaksud membuatnya merasa buruk.

'Apa yang harus aku lakukan?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Dia pasti marah padaku."

Heinley bergumam dengan gelisah dan menggeram. McKenna, yang datang ke kantornya sambil memegang beberapa kertas, mendecakkan lidahnya melihat keresahan Heinley.

“Apa yang Anda lakukan hingga membuatnya marah?”

“… Aku tidak tahu. Tidak satu hal pun yang terpikir."

“Tapi pasti ada sesuatu, kan? Yang Mulia Ratu sepertinya bukan orang yang marah tanpa alasan."

Heinley mengerutkan bibirnya erat-erat karena sedih, sebelum berbicara lagi, "Sebenarnya, kemarin istriku hendak menanyakan sesuatu padaku, tetapi tiba-tiba berubah pikiran ..."

"Tentang apa?"

“Aku tidak tahu. Dia tiba-tiba mengangkat topik Grand Duke Kapmen. Tapi aku yakin dia hendak mengatakan sesuatu yang lain."

Heinley mengacak-acak rambutnya, merasa tidak nyaman.

“Mungkin dia tahu bahwa aku adalah Queen, dan itulah sebabnya dia marah.”

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 190                   

>>>             

Chapter 192

===

Daftar Chapters

Remarried Empress (#190) / The Second Marriage (Ep. 95 part 2 - Ep. 96 part 1)

 


Chapter 190: Gaun Pengantin (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

“Aku menghindari hati nuranimu.”

"Apa?"

Heinley sepertinya tidak mengerti kata-kataku. Malahan, aku juga tidak mengerti kata-kataku sendiri.

‘Tapi sejujurnya, aku tidak bisa mengatakan kepadanya bahwa aku menghindari tubuh bagian bawahnya.’

Pada akhirnya, percakapan kami berakhir dengan canggung setelah hanya membahas topik tentang Grand Duke Kapmen.

“Jadi, kamu setuju untuk mengundang Grand Duke?”

"Tentu saja."

"Terima kasih."

Heinley sepertinya ingin menanyakan sesuatu padaku. Aku juga ingin menanyakan sesuatu padanya. Tapi kami berpisah dengan canggung, tanpa saling memberi tahu apa yang sebenarnya kami inginkan.

“Ayo pergi, Nona Rose.”

“Saya pikir Anda akan tinggal lebih lama.”

"Tidak banyak yang ingin kusampaikan."

Rose tampak terkejut karena aku keluar begitu cepat.

Sampai taraf tertentu, kebanyakan orang di Kerajaan Barat percaya bahwa Heinley dan aku sangat mencintai satu sama lain.

Apa yang aku katakan tempo hari kepada jurnalis juga menyiratkan hal itu…

Tapi alih-alih bertanya lebih lanjut, dia berkata sambil tersenyum,

“Tidak perlu mengatakan lebih dari yang diperlukan, bukan?”

Aku berjalan dengan santai di sampingnya saat dia memandu kami pergi.

Tapi begitu kami meninggalkan istana utama dan menuju istana ratu terpisah, aku melihat Christa berdiri di sudut jalan. Di belakang Christa adalah dayang yang telah mendengar kata-kata Sir Aprin. Begitu aku melihatnya, aku tahu bahwa Christa datang kemari karena masalah itu.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Aku mendekati Christa dan bertanya padanya,

“Apakah Anda menunggu saya?”

Tampaknya bukan kebetulan bahwa Christa, yang telah pergi sebelum aku, ada di sini.

“Ya, saya sedang menunggu Anda. Saya perlu memberitahu Anda sesuatu."

"Apa itu?"

"Saya dengar bahwa salah satu bawahan Anda menghina dayang saya."

Sudah kuduga. Christa menungguku di sini untuk membela dayangnya.

Christa berbicara dengan pelan tapi tegas.

“Tolong jangan biarkan ini terjadi lagi di masa mendatang.”

Meski itu sebuah permintaan, sikapnya tegas. Selain itu, fakta bahwa permintaannya adalah untuk kepentingan bawahannya sendiri membuatnya terlihat bermartabat.

Tiba-tiba, aku merasa bersalah.

Karena kami berada di posisi yang berlawanan, aku tidak dapat menafsirkan semua tindakannya dengan baik… selain itu, dia terus membuat permintaan yang sulit, tapi…

Sikapnya yang peduli dan melindungi bawahannya sendiri sangat mengagumkan.

Jika kami tidak memiliki hubungan di mana kami saling memperebutkan kekuasaan, kami mungkin akan rukun.

Tapi meski aku menyukai kepribadiannya, aku tahu jelas bagaimana aku harus menanggapinya,

“Sir Aprin bukan bawahan saya, tapi bawahan Yang Mulia. Permintaan seperti itu, Anda harus mengatakannya langsung kepada Yang Mulia."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Setelah bertemu dengan Christa.

Aku mulai berpikir ke arah yang sedikit berbeda.

Christa tahu bagaimana mengurus bawahannya sendiri, terlebih lagi, sikapnya sopan dan anggun. Dia pasti memiliki banyak orang berbakat di pihaknya.

Kami kira-kira seusia, jadi sebagian besar wanita bangsawan yang aku inginkan sebagai dayang pasti telah diambil oleh Christa.

Dalam situasi tersebut, jelas bahwa rencana untuk meluangkan waktu untuk mengamati masyarakat kelas atas Kerajaan Barat sebelum memilih seorang wanita untuk menjadi dayang tidak akan terlalu efektif.

Tentunya semua orang yang bisa menjadi dayang ratu, sudah menjadi bawahan Christa.

Bahkan jika ada beberapa yang tersisa, kemungkinan besar mereka tidak tertarik menjadi dayang sejak awal atau memiliki hubungan yang baik dengan dayang-dayang Christa.

Kalau begitu…

"Bisakah kau menyerahkan surat kepada Nona Mastas untuk memintanya untuk menjadi dayangku?"

Aku tidak punya pilihan selain menunjukkan sedikit jiwa petualang {maksudnya mengambil langkah berani}.

Rose, yang termenung selama lebih dari satu jam setelah bertemu dengan Christa, menjadi was-was ketika aku tiba-tiba menyebut nama Mastas dan bertanya,

"Lady Mastas?"

“Ya, aku berniat untuk menunjuknya sebagai dayangku.”

“Tapi Yang Mulia. Seperti yang Anda lihat, wanita muda itu ... tidak cocok untuk posisi dayang."

“Itu sebabnya aku berniat untuk mengangkatnya.”

"?"

"Aku rasa Christa dulunya tidak perlu mengambil banyak risiko."

"!"

“Kalau dipikir-pikir, memang aneh bagiku… Bolehkah aku bertanya padamu, Nona Rose?”

“Oh. Iya. Tanyakan saja."

“Kamu cerdas dan etiketmu sempurna. Mengapa kamu tidak menjadi dayang Christa…?”

Rose adalah dayang yang cekatan.

Dia adalah seorang wanita bangsawan yang bijaksana, pintar, dan anggun.

Awalnya, aku meminta Rose untuk menjadi dayang demi menenangkan Yunim, tetapi sekarang aku cukup senang dengannya.

Jadi aneh, kenapa Christa tidak mengajak Rose?

“Hmm. Agak memalukan karena Anda tiba-tiba menyanjung saya.”

Rose tersenyum canggung, menggaruk bagian atas hidungnya, dan dengan malu-malu mengaku,

“Mengatakannya seperti itu membuat saya merasa malu karena Anda membuatnya seolah-olah saya menolak Christa. Yah, dia tidak pernah menawari saya untuk menjadi dayangnya sejak awal. Hmm, saya pikir itu karena Yunim adalah bawahan Yang Mulia Heinley."

“Bukankah sebelumnya Sir Yunim adalah kesatria pengawal kerajaan?”

“Itu benar, tapi ... eh, dia bukan pemimpinnya.”

Rose menutup mulutnya karena malu setelah berbicara.

Raja saat itu adalah saudara laki-laki Heinley. Rasanya canggung untuk mengatakan bahwa kesatria penjaga yang seharusnya melindungi mantan raja adalah bawahan Heinley.

Alih-alih bertanya lebih jauh, aku tersenyum dan meraih tangannya.

"Untunglah. Aku sangat menyukai Nona Rose.”

Mata Rose melebar, dia tersenyum malu-malu dan berbisik,

“Tentu saja… saya juga menyukai Anda.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Keesokan harinya sekitar jam 11 pagi, Nona Mastas datang menemuiku dengan senyum lebar, mungkin karena dia menerima suratku.

“Yang Mulia!”

Dia mengangkat satu tangan dan melambai tapi segera menurunkannya setelah melihat tatapan tajam Rose.

Tapi dia masih tersenyum. Dia seorang wanita muda yang sangat ceria.

Namun, dia bukan satu-satunya pengunjung.

“Ah, Yang Mulia. Saya bertemu mereka dalam perjalanan ke sini."

Setelah mengatakan itu, Nona Mastas dengan cepat menyingkir. Di belakangnya aku bisa melihat sederet orang memegang kotak-kotak besar.

“Yang Mulia, suatu kehormatan bertemu dengan Anda. Saya adalah desainer terbaik di Kerajaan Barat, McLinnan.”

Orang yang berdiri di ambang pintu di depanku memperkenalkan dirinya dengan sangat hormat, menggeledah tasnya, mengeluarkan sebuah majalah, dan mengulurkannya.

Nona Mastas menyerahkan majalah itu padaku. Saat aku membolak-baliknya, di halaman ketiga, aku melihat potret wajahnya, namanya, dan nama tokonya, di antara yang lain.

Dengan kualifikasi…. terbaik.

Sementara aku kebingungan, dia tersenyum dan bertanya dengan ekspresi yang sama seperti di potret.

“Yang Mulia Heinley memerintahkan saya untuk membuat gaun pengantin Anda, gaun resepsi pernikahan, dan beberapa gaun lainnya. Jika diperkenankan, bolehkah saya masuk?”

"Silakan."

Desainer McLinnan masuk setelah aku memberinya izin, diikuti sejumlah orang yang memegang kotak.

Selain kotak-kotak itu, aku juga melihat rak pakaian yang dilapisi kain besar.

Desainer McLinnan menggosok kedua tangannya, menatapku dari atas ke bawah, dan berseri-seri,

"Bagus. Bagus sekali."

"?"

“Saya diinstruksikan untuk membuatkan Yang Mulia gaun pengantin yang paling mewah. Saya sedikit khawatir gaun itu akan sangat mencolok sehingga orang-orang akan berpaling. Tapi saya pikir Yang Mulia akan terlihat spektakuler."

Tersenyum lebar sampai-sampai mulutnya tampak memanjang, dia membuka sebuah kotak, mengeluarkan lima album tebal dan dengan percaya diri berseru,

“Saya akan membuatkan Anda gaun yang memesona dan berkilau!”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 189                   

>>>             

Chapter 191

===

Daftar Chapters