Wednesday, October 13, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#752)

 



Chapter 752: Situasi Seperti Ini Menyenangkan (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Pedang api dan tombak air bertabrakan. WS dan Cale keduanya terlempar ke belakang. Cale menabrak sebuah gedung, dan mengerutkan kening karena terkejut. Dunia ilusi WS (iw!WS) benar-benar berbeda dari WS yang dia kenal. Cale bisa merasakan saat keduanya bertabrakan bahwa iw!WS 2-3x lebih kuat dari WS yang asli. Itulah mengapa Cale yang tidak sempurna di sini tidak bisa mengalahkan iw!WS. Dia tertawa dan melihat tangannya. Tombak air menghilang dan tangannya mati rasa dan telapak tangannya gemetar.

Cale mulai menganalisis situasi. iw!WS jauh lebih kuat dari Cale. Memang ada kekuatan kuno, tetapi tidak ada yang bisa mengatakan siapa yang lebih kuat dalam hal kekuatan kuno. Tapi iw!WS memiliki kekuatan kuno langit, jadi dia adalah lawan yang tangguh. Cale menggunakan anginnya untuk menyerang iw!WS yang juga terkejut dengan Cale. iw!WS bertanya bagaimana Cale menjadi sempurna saat mereka kembali bertabrakan.

Batu merahnya dan tombak batu Cale bertubrukan. Batu-batu itu pecah dan berserakan menjadi debu. Altar telah terbakar oleh kilat merah Cale dan berubah menjadi abu. iw!WS melihat tangannya karena ujung jarinya juga mati rasa. iw!WS mengatakan bahwa Cale mendapat atribut pohon. Alberu menangkap pejabat yang bertanggung jawab atas festival itu. Pejabat itu adalah anggota Arm. Alberu memerintahkan pria itu untuk membuka gerbang sekarang juga.

Ada kegembiraan di mata Alberu ketika dia berpikir bahwa Cale dapat menghadapi WS sekarang karena kekuatan kuno Cale kini seimbang. Dia berpikir kalau dia sudah menduganya karena Cale tidak akan bergerak dengan sia-sia. Dia menyalakan perangkat komunikasi video dan memerintahkan kelompok penyihir dan kesatria yang bersembunyi di hutan dekat Puzzle City untuk bergerak. Kelompok itu kecil tetapi mereka sangat terampil.

Tiba-tiba, cahaya menyerang Alberu tapi dia mengelak. Sayeru-lah yang mengatakan bahwa Alberu seharusnya tidak melakukan hal licik seperti memerintahkan pasukannya untuk menyerang. Dia menembakkan tombak cahaya ke Alberu yang mengutuk dan memanggil Taerang. Sayeru memerintahkan pasukannya agar menangkap Alberu, dan para kesatria hitam bergegas menyerbu Alberu. Tapi kelompok kesatria lain menghadang mereka.

Mereka adalah kesatria Taylor Stan. Taylor dan Alberu bertukar pandang, dan Alberu berkata bahwa dia akan pergi duluan. Alberu tahu bahwa dia harus menyelamatkan para sandera terlebih dahulu. Alberu meraih kerah pejabat yang mencoba melarikan diri saat dia mulai berlari. Sayeru mencoba mengejarnya tetapi mengutuk dan mengerutkan kening ketika orang lain muncul.

Hannah muncul. Aura hitam dan emasnya dipenuhi dengan kemarahan dan berbagai emosi. Dia tersenyum pada Sayeru, dan Cage serta tentara bayarannya muncul di belakangnya. Sayeru mendecakkan lidahnya saat melihat kedua wanita itu menghalanginya. Anggota Arm kemudian bergerak dan mengikuti Alberu untuk mencoba membunuhnya. Sayeru mengumpat dan Hannah balas mengumpat. Sayeru dan Hannah bertarung sementara para kesatria hitam bentrok melawan para kesatria Stan dan tentara bayaran Cage.

Cage berbalik dan melihat pertarungan antara iw!WS dan Cale. Dinding angin iw!WS dan angin puyuh Cale berbenturan saat pedang api dan tombak air bersilangan lagi. iw!WS dan Cale terus-menerus saling menyerang. Cage merinding di lengannya saat dia berpikir bahwa pertarungan mereka tidak main-main. Dia memberi tahu Taylor bahwa dia akan pergi seraya menuju ke gedung Langit Putih juga.

Sementara itu, Cale bertanya-tanya mengapa Raon terlambat dan menjadi gugup. Orang-orang Molan, anak-anak, dan pasukan Henituse seharusnya menyerang gedung Langit Putih. Tujuan mereka adalah untuk mengambil keuntungan dari kekisruhan ini dan menyelamatkan para persembahan. Cale bertanya-tanya apakah dia harus pergi, tetapi tahu bahwa dia tidak bisa bergerak dengan mudah. Dia memanggil batu-batu di udara dan menciptakan perisai.

Tapi perisai batunya dihancurkan oleh tombak batu merah iw!WS. iw!WS menyerang Cale yang memblokirnya dengan tombak air. Tabrakan itu membuat keduanya mundur selangkah. Tangan iw!WS gemetar sementara Cale menggigit bibirnya sementara keringat menetes dari dahinya. Cale berpikir bahwa WS ini tidak memiliki celah. Demikian juga, iw!WS tidak dapat melihat celah apa pun pada Cale. Sebuah celah akan menentukan pemenang dari pertempuran mereka.

Cale mengutuk dan iw!WS tersenyum. iw!WS telah menggunakan kekuatan kuno langitnya dan batu-batu Cale dihancurkan. Dan orang-orang yang melihat petir putih iw!WS panik. Cage berlari lebih cepat sementara orang-orang bersembunyi di rumah mereka. Puzzle City benar-benar kacau. Para pengikut WS dengan berlinang air mata memuji WS. Suku beruang dan suku harimau sibuk berkelahi dan saling memaki.

Suku beruang berjumlah lebih besar dari suku harimau, tetapi beberapa orang dari wilayah timur laut dan negara lain membantu dalam pertempuran itu. Cage mengutuk karena dia tahu bahwa dia tidak bisa membantu mereka. Dia kemudian melihat Beacrox menabrak dinding sebuah bangunan. Pedang besarnya retak dan jatuh ke lantai. Dorph yang mengirimnya terbang. Raon melepas sihirtembus pandangnya dan bertanya kepada kakek Ron apa yang harus mereka lakukan.

Ron melirik Dorph dan menyadari bahwa mereka seharusnya lebih waspada. Ron dan orang-orang Molan telah mencoba memasuki ruang bawah tanah tempat persembahan dikurung. Dia berpikir kalau mereka dapat dengan aman meruntuhkan tembok, tetapi musuh mereka lebih teliti dari yang mereka duga. Dorph mengatakan bahwa dia tidak bisa lengah karena hanya satu tahun telah berlalu.

Meskipun Dorph tertawa berlebihan dan arogan, matanya lebih rasional daripada orang lain. Atas panggilan Dorph, para pendeta berjubah abu-abu datang. Para pendeta memegang rantai di tangan mereka seraya membawa persembahan yang ditutup matanya ke lantai dasar. Dorph berkata kepada Ron bahwa dia berpikir kalau Cale akan mencoba menyelamatkan para persembahan suatu hari nanti, jadi dia meminta para pendeta untuk memantau persembahan pada hari festival.

Ron berpikir bahwa dia belum pernah melihat pendeta sebanyak ini sebelumnya. Dia bingung apa yang harus dilakukan karena persembahan sekarang telah menjadi sandera. Suku singa juga bergabung dan mengepung Ron dan kelompoknya. Ron mengakui bahwa dia melakukan kesalahan karena tidak mengamati kuil dengan benar. Dia mencoba memikirkan apa yang harus mereka lakukan dan menoleh ke Dorph.

Dorph menyebutnya bodoh dan berkata bahwa tuannya belum menyelesaikan festival. Ron menjadi cemas dan kemudian mendengar teriakan dari langit. Raon berteriak bahwa itu adalah serangan WS dan Ron mengerutkan kening. Dia mengutuk dan memerintahkan orang-orang Molan untuk merebut para persembahan dari para pendeta. Tapi Dorph tertawa dan suku singa menyerang mereka. Para pendeta berlutut dan menggenggam tangan mereka sambil memegang rantai. Mereka mengatakan bahwa mereka akan bersedia memberikan hidup mereka kepada WS saat kilat putih menyambar di langit.

Mata para persembahan tertutup kain, tetapi mereka berteriak ketakutan karena mereka bisa mengetahui apa yang sedang terjadi. iw!WS menurunkan pedang apinya dan menyeka darah dari lukanya, mengatakan bahwa Cale kuat tetapi masih lebih lemah darinya. Cale menoleh ke langit dan kemudian ke pendeta dan para persembahan.

White Star dengan tenang berkata.

“Kamu sedikit lebih lemah dariku. Apakah kamu berpikir kalau perbedaan setipis kertas akan membuat perbedaan besar?”

White Star berseru ketika dia mengangkat pedangnya lagi dan bergegas menuju Cale.

"Kamu yang harus menghentikanku tidak bisa menyelamatkan mereka."

Pada saat itu, langit bergemuruh.

Gelegarrrrr-!

Cahaya putih, kilat putih bersih yang seolah menghapus semua cahaya dan warna, jatuh dari langit ke bumi.

Arahnya adalah tempat para persembahan dan pendeta berada.

"Jangan berhenti!"

Ron melihat ke arah cahaya dan menangis. Dia masih berlari menuju para persembahan.

Tak lama setelah itu, ada suara sesuatu di sekitarnya, tetapi dia tidak bisa mendengarnya. Cahaya itu bahkan tampaknya menelan suara.

Tapi dia tidak menghentikan kakinya. Dia bahkan tidak berhenti untuk melihat sekelilingnya dan merasakan kemajuannya.

'Ron. Jangan takut dengan apa pun yang akan menyerangmu.’

Sebelum mereka datang ke Puzzle City.

Cale mengatakan itu kepada Ron.

'Aku akan menghentikan semuanya. Apakah kamu mengerti?'

Dia memberi tahu anak-anak yang rata-rata berusia 10 tahun, dan juga memberi tahu wakil kapten Hilsman.

‘Saat aku menghentikannya.’

Sayap perak bersinar di sekitar Cale saat dia mengucapkan kata-kata itu. Dan perisai perak menutupi wajahnya. Saat perisai itu menyebar, Cale menegaskan.

Saat dia memblokirnya sendiri.

‘Itu akan menjadi saat ketika semuanya berubah.’

Ron menggelengkan kepalanya.

Cahaya perak mulai muncul sedikit demi sedikit di depan petir putih.

'Percayalah padaku. Pada ucapanku. Dan ingatlah. Apa yang telah aku katakan.’

Mereka percaya dan ingat.

Tidak hanya Ron tetapi juga mereka yang ada di sana bersama Cale.

Ketika perisai perak menutupi Ron dan para persembahan.

Cale memandang White Star.

White Star berkata beberapa waktu yang lalu.

'Kamu sedikit lebih lemah dariku. Apakah kamu berpikir bahwa perbedaan setipis kertas akan membuat perbedaan besar?’

Sudah jelas bagi Cale bahwa sangat sulit untuk mengalahkan White Star. Cale mengerti itu.

Dan kata-kata lain yang diucapkan White Star.

‘Kamu yang harus menghentikanku tidak bisa menyelamatkan mereka.’

Sudut bibir Cale naik, dan White Star memunggungi Cale sambil mengerutkan kening. Cale berkata sambil melihat punggung White Star.

“Kenapa hanya aku yang menghentikanmu? Kami bisa melakukannya bersama-sama.”

White Star berbalik. Sebuah yong hitam dengan mulut terbuka lebar dengan ganas mendekatinya.

Di belakang yong hitam, Choi Han mengayunkan pedangnya ke arah White Star.

Baaaaaaang-!

Yong hitam bertabrakan dengan White Star.

Bababababababang-!

Perisai perak memblokir petir putih.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 751         

>>>            

Chapter 753

===

Daftar Spoiler 



Sunday, October 10, 2021

Remarried Empress (#263) / The Second Marriage

 



Chapter 263: Christa Mengambil Risiko (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

McKenna senang karena beban kerja utamanya berkurang sejak Navier turut bekerja.

Navier sekarang mengambil alih banyak tugas, yang dulunya menjadi tanggung jawab sementara McKenna.

Namun, penambahan Navier ke tim kerja juga membawa sesuatu yang buruk, yang ironisnya adalah 'penundaan pekerjaan' karena Heinley.

Setelah pernikahan dengan Navier, Heinley sering jatuh ke dalam 'kekhawatiran pribadi', di mana produktivitasnya menurun drastis.

Kapan pun itu terjadi, McKenna juga terpaksa memperlambat kecepatan kerjanya.

Sama seperti sekarang,

"McKenna, aku punya pertanyaan."

"Lagi. Ada apa, Yang Mulia?”

"Lagi? Lagi?"

Ketika Heinley menyipitkan matanya, McKenna menutup mulutnya sedikit dengan kepalan tangan dan mencicit, "ciak," berpura-pura lucu.

Di satu sisi, dia melakukannya untuk membangkitkan penampilannya yang seperti burung, tetapi itu sangat buruk untuk dilakukan di depan sepupunya di usianya saat ini.

Meskipun McKenna tampan, di mata Heinley dia hanyalah seorang teman dekat.

Manusia pada dasarnya adalah hewan yang pelupa dan memanjakan diri sendiri.

Heinley benar-benar lupa bahwa dia juga sengaja bertingkah seperti burung lucu di depan Ratu dan menjadi kesal,

“Terkadang kau benar-benar menyebalkan, kau tahu itu?”

"… Apa yang Anda inginkan? Saya sibuk. Yang Mulia belum menyetujui apa pun selama 45 menit, jadi saya benar-benar sibuk sekarang.”

"Jika aku belum menyetujui apa pun, bukankah kau seharusnya lebih bebas?"

Justru pikiranku! Pikiranku yang kelebihan beban! Tolong setujui sesuatu!”

"Aku akan melakukannya setelah aku mengajukan pertanyaan yang sangat penting."

“Tak perlu dikatakan, ini adalah pertanyaan tentang Permaisuri. Tentang apa ini?"

Ketika McKenna bertanya dengan pasrah, Heinley menggelengkan kepalanya.

“Ini tentang kamu.”

"Apakah Anda akan melepaskan saya agar saya bisa menikah?"

"Ingat saat aku meringkuk di tempat tidur?"

"Kapan?"

“Setelah Ratuku tahu aku berakting. Saat aku merangkak di bawah selimut karena malu.”

"Ah, iya. Waktu itu."

"Kau naik ke atasku?"

“Mengapa aku melakukan sesuatu yang sangat mengerikan?”

Ketika McKenna menanggapi dengan jijik, Heinley memucat dan bertanya.

“McKenna. Jangan-jangan, apakah Ratuku datang menemuiku hari itu?”

McKenna mengangkat alisnya. Hari itu, melihat ekspresi dingin Navier, yang tampak siap untuk pertengkaran suami istri, dia diam-diam meninggalkan ruangan.

Dia tidak bertanya tentang apa yang terjadi setelahnya. Dia tidak ingin terlibat dalam pertengkaran suami istri.

Sampai sekarang, McKenna tentunya berasumsi kalau Heinley telah berbicara dengan Navier.

Namun, Heinley bahkan tidak tahu dia ada di sana ...

"Ya. Mengapa Anda bertanya? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Mendengar jawaban McKenna, Heinley berteriak menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

“Yang Mulia?”

McKenna terkejut dan menjulurkan lehernya untuk melihat ekspresi Heinley yang tersembunyi di bawah tangannya.

Dia terlihat sangat tertekan.

"Mengapa? Apa yang terjadi? Anda pikir itu saya dan Anda marah?”

"Karena badanku ditindih, aku tentu saja berasumsi itu kamu dan ..."

"Dan?"

"Aku bilang kamu berat."

McKenna memiringkan kepalanya.

"Apa yang salah dengan itu?"

Heinley memandang McKenna dengan tidak percaya. McKenna tampaknya benar-benar tidak tahu apa masalahnya.

“Ratuku membenci kata itu. Kurasa dia marah padaku karena itu.”

"Apa? Mengapa?"

Mata McKenna melebar dan dia bertanya lagi tidak mengerti alasannya.

"Anda hanya mengatakan kepadanya bahwa dia berat karena dia benar-benar tampak berat bagi Anda, mengapa dia marah?"

Tetapi begitu dia selesai berbicara, dia mendengar suara rendah di belakangnya dan bergidik.

"Jadi begitu. Jika itu benar, seorang wanita tidak bisa marah karena dia diberitahu bahwa dia berat. Jadi kamu pikir aku sangat berat, apa kamu juga penasaran kenapa aku marah, Heinley?”

McKenna perlahan melihat ke belakang.

Navier berdiri di ambang pintu dengan senyum cerah.

Dalam sekejap, ekspresinya berubah menjadi sangat dingin. Seolah-olah begitu memandangnya, es akan menyembur keluar.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Mengabaikan ekspresi kaku kedua pria itu, aku berjalan masuk dan berkata dengan dingin,

"Aku punya sesuatu untuk disampaikan."

Kemudian, aku menyerahkan dokumen-dokumen yang aku pegang ke McKenna.

McKenna mengambil dokumen-dokumen itu dengan gugup, berjalan ke Heinley dan meletakkannya di mejanya.

“Ratuku!”

Saat itulah Heinley berdiri dengan tergesa-gesa dan tersenyum. Dia ingin menggunakan wajah tampan dan senyum manisnya untuk menutupi kesalahannya.

Aku tersenyum acuh tak acuh padanya dan menunjuk dokumen-dokumen itu. Aku hendak dengan cepat mengatakan apa yang ada dalam pikiranku.

Sejujurnya, aku tidak begitu marah sampai-sampai tidak ingin melihatnya.

Dibandingkan dengan saat Rashta memanggilku saudari, dan Sovieshu menyalahkanku atas semua yang berhubungan dengan Rashta, ini bukan apa-apa.

Tapi sebelum aku bisa berbicara,

"Yang Mulia."

Yunim tiba-tiba muncul di pintu kantor dan memanggil Heinley. Saat aku berbalik, aku melihat dia memasang ekspresi khawatir,

"Ada apa?"

Heinley juga berhenti terlihat malu di depanku dan bertanya dengan ekspresi layaknya kaisar.

Apakah sesuatu benar-benar terjadi? Yunim menjawab dengan susah payah,

"Christa ada di sini."

Heinley mengerutkan kening dan memerintahkan.

"Tanyakan dulu untuk urusan apa dia ke sini."

Lalu dia melirik ke arahku.

Aku mengesampingkan sikap dinginku yang setengah bercanda dan dengan pelan meletakkan tanganku di bahunya.

Meskipun dia datang sendiri, Heinley tidak berhenti menatapku sejak Christa disebutkan.

Aku ingin memberitahunya bahwa itu tidak apa-apa.

“Yang Mulia…”

Namun, Yunim berbicara dengan ekspresi yang lebih khawatir dari sebelumnya.

"Saya pikir Anda harus menemuinya, Yang Mulia."

Ada apa?

Ekspresi Yunim tidak biasa.

Aku mengangguk ke Heinley sebagai tanda, 'Tidak apa-apa, biarkan dia masuk.'

Heinley mengerutkan kening, tetapi akhirnya mengizinkan Christa masuk.

Setelah beberapa saat, Christa datang bersama Marquis Ketron. Tapi pasti ada sesuatu yang aneh yang terjadi.

Dia sepertinya tidak memedulikan pakaiannya. Gaunnya lebih gelap dari biasanya, dan dia tidak memiliki aksesori. Rambutnya juga tidak benar-benar rapi, diikat dengan cara yang sederhana.

Yang lebih aneh lagi adalah Yunim menatapku dengan ekspresi sangat menyesal.

Apa yang terjadi?

Ekspresi Yunim, penampilan Christa, dan ekspresi marah Marquis Ketron.

Aku punya firasat buruk.

Christa menatapku, tetapi hanya berbicara dengan Heinley tanpa menyapa,

"Yang Mulia, bisakah saya berbicara dengan Anda berdua sebentar?"

"Maaf, kakak ipar."

Heinley dengan tegas menolak, dan diam-diam memberi isyarat padaku agar tidak pergi.

Lagipula aku tidak punya niat untuk pergi, jadi aku melangkah lebih dekat ke Heinley dan menatap Marquis Ketron.

Ekspresi marah Marquis Ketron terlalu menjengkelkan.

Itu adalah tatapan marah, tapi ... mengapa itu tampak begitu palsu?

Dia seperti aktor yang baik tetapi tidak berpengalaman yang mencoba memamerkan kemampuan aktingnya secara maksimal di atas panggung.

Seolah dia tahu ini akan terjadi, Christa berkata dengan senyum pahit.

"Jadi begitu. Kalau begitu saya akan memberitahu Anda di sini. Saya datang dengan sebuah usulan.”

Usulan?

"Sebuah usulan?"

Untuk sesaat, Christa berhenti berbicara dan menahan napas.

Seketika, seluruh kantor terlempar ke dalam ketegangan yang aneh.

Aku punya firasat bahwa sesuatu yang mengerikan akan keluar dari mulut Christa.

Dalam suasana yang penuh ketegangan itu, Christa berbicara perlahan,

"Jadikan saya sebagai selirmu."

Kata-katanya memercik bagaikan air dingin di kantor yang kering.

Semuanya menjadi sunyi. Keheningan total. Tidak ada yang berbicara.

Aku juga sangat terkejut. Ini ... adalah usulan yang tidak terduga.

Selir? Dia ingin menjadi selirnya?

Dari wajah Heinley, dia sepertinya tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Christa, yang mengejutkan semua orang, memasang ekspresi yang rumit.

Aku bahkan tidak bisa membayangkan apa yang dia pikirkan. Kata-katanya di luar akal sehatku.

"Kakak ipar, aku pikir aku salah dengar."

Setelah keheningan itu, Heinley berbicara dengan dingin dengan wajah tanpa ekspresi. Wajah yang tidak menunjukkan sedikit pun emosi.

Tetapi bahkan dalam menghadapi sikap dinginnya, Christa tidak mundur,

“Itu bukan usualn yang buruk. Saya dan keluarga saya akan membantu Anda menstabilkan Kekaisaran Barat.”

"Kakak ipar."

Ekspresi Heinley menjadi gelap.

"Keluargamu memiliki tugas untuk membantu menstabilkan Kekaisaran Barat sebagai bangsawan di negara ini."

Christa bertanya dengan senyum muram.

"Yang Mulia, pasti Anda pernah mendengar rumor yang beredar antara Anda dan saya baru-baru ini, kan?"

Setelah mengemukakan skandalnya sendiri, dia dengan erat menggenggam lengan Marquis Ketron dan menatap Heinley dengan menyedihkan.

“Saya terus memikirkan Yang Mulia, seperti yang orang-orang bisikkan.”

"Kakak ipar!"

Seolah-olah dia tidak ingin mendengar lagi, Heinley menutup telinganya dan memerintahkan Yunim.

“Yunim! Keluarkan kakak iparku dari sini.”

Yunim buru-buru mendekat, tapi Marquis Ketron menghentikan Yunim.

Christa tersenyum ketika dia melihat Heinley. Seolah semua keributan ini tidak ada hubungannya dengannya.

“Saya tahu, Yang Mulia tidak memikirkan saya. Tapi meski hanya sekali, Yang Mulia menerima saya, kan?”

"Kakak ipar!"

“Kita jelas mengadakan pertemuan rahasia, dan banyak wanita bangsawan yang menyaksikannya. Karena fakta itu, citra dan reputasi saya yang bermartabat hancur. Jika tidak ada yang menyaksikannya, saya akan menyimpannya sebagai mimpi satu malam, tetapi dalam situasi ini, tidak ada jalan lain. Kita adalah orang dewasa. Yang Mulia dan saya harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi malam itu.”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 262                

>>>             

Chapter 264

===

Daftar Chapters 

Remarried Empress (#262) / The Second Marriage

 



Chapter 262: Christa Mengambil Risiko (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Christa saat ini berada dalam situasi yang sulit karena rumor yang beredar di masyarakat kelas atas.

Awalnya, Christa dulunya memiliki reputasi yang sangat baik di masyarakat kelas atas. Dia baik dan berhati-hati dengan kata-katanya, serta rendah hati, meskipun menjadi ratu. Setelah suaminya membawa wanita lain, simpati untuknya meningkat, dan para bangsawan mengaguminya karena tetap teguh.

Setelah suaminya meninggal, pendapat terbagi dua. Separuhnya menyesalkan dirinya yang kehilangan posisi sebagai ratu di usia yang begitu muda, dan separuh lainnya mengkritiknya karena tetap tinggal di istana kekaisaran.

Namun, mereka yang mengkritiknya juga setuju bahwa situasinya tidak menguntungkan.

Sejak dia menjadi ratu, dia khawatir tidak memiliki anak, khawatir tentang selir suaminya, khawatir tentang reputasi Pangeran Heinley, dan tiba-tiba dia terpaksa meninggalkan posisinya sebagai ratu.

Namun setelah resepsi pernikahan, rumor aneh mulai beredar yang merusak reputasinya.

– Christa dan Yang Mulia Heinley berselingkuh.

Bangsawan cenderung toleran untuk memiliki selir, tetapi mereka memiliki standar tersendiri.

Apakah dia berselingkuh dengan adik suaminya? Ini adalah sesuatu yang menakutkan kaum bangsawan.

Ketika masalah itu tampaknya menjadi serius, seorang dayang Christa berbicara dengan canggung.

“Ratu, saya pikir yang terbaik untuk saat ini adalah pergi ke Compshire dan mengamati situasinya. Tentu saja rumor itu tidak benar, tetapi pada saat seperti ini, tidak ada salahnya untuk berhati-hati.”

Pergi ke Compshire? Ekspresi Christa sontak menegang mendengar saran dayangnya.

Dia tidak mau. Dia akan memiliki kehidupan yang nyaman di Compshire, tetapi dia akan diperlakukan sama sekali berbeda, seolah-olah momennya telah berlalu.

Bahkan lingkaran dekatnya akan tergeser, dianggap sebagai 'generasi masa lalu'. Termasuk keluarga dan teman-temannya.

Pergi ke Compshire berarti menyerahkan semua kekuasaan kepada Navier, menjadikan Christa sebagai jejak masa lalu.

Dengan kata lain, Navier akan berada di depan sementara dia akan tertinggal di belakang menunggu jejaknya menghilang.

“Bukankah itu hanya rumor? Selain itu, itu juga mempengaruhi Yang Mulia Heinley, mengapa hanya aku yang harus menghindarinya?”

"Itu benar ... tapi Kaisar selalu memiliki citra buruk ..."

"Sebaliknya, tidak ada yang membayangkan citra ratu seperti itu, jadi itu lebih mengejutkan."

Christa sedih. Navier yang bercerai memiliki suami baru yang tampan, bagaimana mungkin dia yang masih berduka diperlakukan seperti itu?

Selain itu, dia tidak jauh lebih tua dari Navier.

Pada usia yang sama, sangat menyakitkan karena seseorang memiliki harapan baru, sementara yang lainnya akan menjadi masa lalu yang suram.

Ekspresi sedih Christa membuat dayangnya hampir menangis bersamanya.

Christa menatap kosong pada gambar di dinding di kejauhan.

Setelah sekian lama. Christa akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.

Dia telah membuat keputusan tegas.

“Pergi ke Compshire sekarang berarti menerima akhir hidupku. Aku akan tinggal di sana menunggu kematianku tanpa tujuan apa pun.”

"Ratu! Tidak, itu tidak akan terjadi!”

“Selama rumor itu beredar, tidak ada yang akan berubah jika aku pergi ke Compshire. Rumor itu akan mengikutiku. Jika aku pergi seolah-olah aku melarikan diri, rumor itu bisa semakin menguat.”

Berbicara dengan suara tenang, Christa mencengkeram roknya dan menurunkan pandangannya.

Apa yang dia rencanakan sekarang akan sangat berisiko.

Tapi dia tidak ingin kehilangan segalanya tanpa melakukan apa-apa. Setidaknya dia ingin bertarung.

Di bawah kelopak mata yang setengah tertutup, matanya bersinar terang.

“Karena sudah begini, aku harus memanfaatkan rumor itu.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Di malam hari, alih-alih pergi ke kamar pengantin, aku meletakkan semua dokumen di atas meja di kamarku dan mulai bekerja.

Aku kesulitan berkonsentrasi karena pikiranku terus terbayang-bayang akan kamar pernikahan, tetapi sekarang aku merasa sangat frustasi terhadap Heinley jadi aku tidak ingin melihat wajahnya.

Meskipun pikiranku terbagi, aku mencoba berkonsentrasi sebisa mungkin pada pekerjaanku.

Untungnya, perlahan-lahan aku bisa kembali berkonsentrasi.

Tapi tiba-tiba, aku mendengar ketukan dari pintu kamar pengantin.

Satu-satunya yang diizinkan berada di kamar tidur itu adalah Heinley dan aku, jadi itu pasti Heinley.

Alih-alih menjawab, aku dengan sengaja membalik kertas itu sambil mencelupkan pena ke dalam wadah tinta.

Namun, dia terus mengetuk pintu.

– Tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok-tok!

Bukannya berhenti, dia mulai mengetuk secara berirama.

Mau lihat siapa yang menang? Aku pasti tidak akan membuka pintu. Biarkan dia melakukan apa yang dia inginkan.

Aku mendengus dan meraih pena lagi.

Tetapi sulit untuk mengabaikan kebisingan itu saat bekerja.

Akhirnya, aku mengambil dokumen-dokumen itu dan keluar pelan-pelan dari kamarku, pindah ke kamar cadangan di seberang koridor.

Kamar cadangan jarang digunakan, tetapi tetap bersih dan memiliki meja untuk digunakan.

Aku meletakkan dokumen-dokumen itu di atas meja dan duduk di kursi.

Namun, karena jarak antara meja dan pintu sangat jauh, aku juga sulit berkonsentrasi karena aku merasa gugup karena membelakangi pintu.

Aku tidak punya pilihan selain pindah lebih dekat ke pintu.

Ketika aku meletakkan bantal di dekat pintu dan duduk di atasnya, aku akhirnya merasa sedikit nyaman.

Setelah meletakkan dokumen-dokumen itu di pangkuanku dan membuka pintu sedikit dengan hati-hati, aku merasa lebih nyaman.

Bagus, jadi aku bisa mencari tahu apakah Heinley keluar dari kamarnya.

“…”

Tetapi tidak peduli berapa lama aku menunggu, Heinley tidak kunjung keluar.

Mungkinkah dia… masih mengetuk pintu?

Aku tidak bisa mendengar apa pun dari sini, jadi aku tidak tahu.

Saat aku melihat-lihat dokumen, aku merasakan kekhawatiran yang aneh.

Bagaimana jika dia mengetuk pintu begitu lama sehingga tangannya patah? Atau merobek kulitnya?

Saat itu aku mengumpulkan semua dokumenku, dan membuka pintu untuk kembali ke kamarku.

"!"

Jantungku berdetak kencang ketika aku melihat Heinley berdiri di depan pintu.

Kapan dia keluar? Bukankah aku selalu memperhatikannya?

Melihatnya kebingungan, Heinley bergumam dengan ekspresi tertekan,

“Apakah kamu sangat membenciku, Ratuku? Sampai-sampai lari jauh-jauh ke sini?”

"Aku tidak melarikan diri, aku punya terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan ..."

Ketika aku mencoba menjelaskan mengapa aku ada di sini, sesuatu terbersit di dalam diriku.

Mengapa aku tidak pergi ke kamar pernikahan?

Jika aku mengeluh, 'Kamu bilang aku berat,' aku akan terlihat seperti gadis kecil yang terobsesi dengan hal-hal sepele.

Pada akhirnya, aku ragu-ragu lantas membuat alasan dengan niat lain,

“Kamu melukai dirimu sendiri karena jatuh dari kuda. Aku berasumsi dalam keadaan itu kamu akan merasa tidak nyaman jika aku berbaring di sebelahmu.”

“Ratuku. Kau kan tahu tidak terjadi apa-apa padaku, kau melakukannya dengan sengaja, bukan? Apakah kau mengerjaiku?”

"Memangnya siapa yang duluan mengerjai."

Kataku tajam, berbalik dan menuju kamarku. Heinley mengikutiku dan bersikeras.

“Aku minta maaf atas aktingku yang buruk. Aku hanya ingin mendapatkan perhatian Ratuku, meskipun dengan melakukan itu.”

Aku benar-benar... ingin memukul dan mencium mulut itu. Kenapa dia berbicara begitu manis?

Ketika aku menatap mulutnya, Heinley ragu-ragu dan dengan cepat menambahkan,

"Tentu saja, itu tidak berarti aku tidak melakukan kesalahan."

"Itu sudah jelas."

"Apakah kamu sangat marah, Ratuku?"

"Tidak semarah itu. Selain itu, bukan aktingmu yang buruk yang membuatku merasa tersinggung.”

"Benarkah?"

“Pikirkan baik-baik. Meskipun aku tidak tahu apakah hati nuranimu akan seberat aku.”

"!"

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 261                

>>>             

Chapter 263

===

Daftar Chapters