Saturday, September 25, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#745)

 



Chapter 745: Kapan Kamu Paling Marah? (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale memasuki ruang makan dan senyum hangat muncul di bibirnya melihat pemandangan yang damai itu. Raon menggedor sandaran tangannya, menggelengkan kepalanya dan berteriak dengan keras bahwa dia membenci sayuran. Hong berteriak bahwa dia hanya ingin makanan penutup sementara On dengan santai menyingkirkan kacang dari piringnya. Ron menyapa Cale sambil tersenyum ketika Cale duduk. Dia teringat apa yang dia anggap sebagai salah satu momen paling marahnya – ketika anak-anak mengeluh tentang lauk-pauk.

Raon memiringkan kepalanya dan bertanya pada Cale mengapa dia banyak tersenyum. On meletakkan garpunya dan mengerutkan kening. Cale dengan lembut bertanya pada Raon berapa umurnya. Raon bertanya apakah manusianya telah melupakan usianya, dan menyatakan bahwa dia berusia 7 tahun. Cale menyadari bahwa ilusi ini adalah satu tahun kemudian. Tetapi dia terkejut karena Alberu masih menjadi putra mahkota dan belum menjadi raja.

Namun, sudut bibirnya berkedut karena dia senang tidak disuruh bekerja. Raon yang tidak mengetahui itu bertanya apakah Cale mengatakan bahwa dia harus makan sayuran karena dia berusia 7 tahun sekarang. Raon melanjutkan bahwa dia membenci sayuran, tetapi Cale justru berkata jangan memakannya kalau begitu. Raon terkejut dan memiringkan kepalanya. Hong berhenti meletakkan makanan penutup di piringnya sementara On memasang ekspresi bingung.

Tetapi Cale dengan tulus berbicara bahwa mereka harus makan apa saja yang mereka inginkan dan makan apa yang tidak ingin mereka makan belakangan, atau memakannya ketika mereka ingin memakannya. Cale berpikir bahwa itu adalah hal yang baik bagi anak-anak untuk makan apa pun yang mereka suka karena anak-anak ini pernah mengalami kelaparan sebelumnya. Dia pikir adegan anak-anak yang mengeluh tentang lauk-pauk seperti itu bagus.

Dia ingin melihat pemandangan seperti ini setidaknya sekali. Sebagian besar anak-anak mengalaminya ketika mereka masih kecil. KRS sendiri pernah mengeluhkan lauk-pauk ke orang tuanya saat masih kecil. Jadi suatu kemewahan bisa mengeluh seperti itu. Raon mengatakan itu aneh ketika dia melihat Cale dengan cermat lantas mulai memakan sayurannya. Hong menyimpan makanan penutupnya dan makan makanan biasa terlebih dahulu. On menggelengkan kepalanya dan memakan kacangnya.

Cale berkata dengan senyum bahagia bahwa tidak apa-apa tidak makan apa yang tidak ingin mereka makan, tetapi anak-anak tidak mendengarkannya. Ron memuji Cale dengan senyum ramah karena melakukannya dengan baik {menyelesaikan pertengkaran anak-anak}, dan Cale mengerutkan kening. Beacrox meletakkan semangkuk ramyeon pedas di depan Cale. Itu adalah situasi yang tidak masuk akal yang hanya mungkin karena itu adalah ilusi. Dan Cale dengan senang hati menikmati ilusi ini.

Bahkan jika ini adalah ilusi, rasa, bau, dan yang lainnya sama dengan kenyataan. Dia sudah lama tidak makan ramyeon. Cale menikmati ramyeon yang lezat, tetapi Beacrox bergumam dengan ekspresi yang sangat mengecewakan bahwa dia telah makan ramyeon selama sebulan. Cale meminta Beacrox untuk membuat yang lain, dan Beacrox mengatakan bahwa dia akan membuat Jajangmyeon (mie saus kacang hitam).

Cale menahan diri untuk tidak bersorak dan berpikir apakah dia harus meminta Bibimmyeon (Mie dingin Korea pedas). Dia dengan senang menatap anak-anak yang sedang makan sambil memakan ramyeonnya dengan tenang. Tapi sumpitnya berhenti bergerak ketika dia melihat jendela. Dia mencoba bangkit dari kursi tetapi terhenti ketika CH mendekatinya dengan ekspresi serius.

CH mengatakan bahwa dia belum memikirkan apa yang harus mereka lakukan hari ini. Cale bengong menatap CH yang mengalihkan pandangannya seolah merasa sangat menyesal. Anak-anak juga mengatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang harus mereka mainkan hari ini, dan tampak menyesal juga. Cale mengingat satu hal lagi yang dia pikirkan untuk ujian itu- ketika dia tidak tahu apa yang harus dia perbuat dan hanya berguling-guling.

Sudut bibir Cale mulai berkedut lagi, dan dia menutup mulutnya dan berkata dengan serius bahwa dia seharusnya tidak melakukan apa-apa hari ini dan berguling-guling di tempat tidur. Ron berkata kepadanya agar bersemangat saat dia memberi Cale limun. Cale berpikir bahwa rasa asam limun yang sudah lama tidak dia minum sangatlah enak, jadi dia makan ramyeon dengan penuh semangat. Setelah itu, hidupnya sebagai pemalas sejati dimulai.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Cale berguling di tempat tidur. Dia melihat ke langit-langit dan bergumam bahwa ini sangat bagus. Tidak ada yang membangunkannya. Salah satu hal yang dia pikirkan untuk tes kemarahan adalah ketika dia harus bangun tetapi terus tertidur dan tidak ada yang membangunkannya. Dia tertawa karena semua kelelahannya lenyap. Bahkan setelah satu hari berlalu, orang tua dan saudara-saudaranya yang dalam keadaan sehat membuat Cale tidak melakukan apa pun yang melibatkan kata 'bekerja'.

Alberu tidak menerima panggilan video apa pun karena dia sibuk. CH pergi menemui Lock dan anak-anak serigala untuk mencari sesuatu untuk dilakukan. Anak-anak pergi ke kelas Ron. Eruhaben mengatakan bahwa dia sibuk membuat sesuatu yang langka sementara Rosalyn sibuk dengan menara sihir. Singkatnya, semua orang sibuk kecuali Cale. Dan Cale sangat senang bermain sendirian.

Tetapi Cale bertanya-tanya bagaimana dia harus menyelesaikan tes ini. Dia memikirkan keadaannya saat ini. Dia dilarang bekerja, hanya makan ramyeon, mendengarkan anak-anak berebut lauk, berguling-guling di tempat tidur, tidur larut malam, dll. Dia tidak benar-benar marah dengan semua ini. Alih-alih marah, itu seperti masa depan yang diimpikannya. Jadi dia bertanya-tanya bagaimana dia akan mengakhiri tes kemarahan ini.

Cale melihat ke luar jendela dan bergumam bahwa itu agak aneh. Senyumnya menghilang saat dia turun dari tempat tidur dan menuju ke jendela teras. Tatapannya beralih ke tengah gunung yang terlihat dari mansion. Dia merasakan ketidaknyamanan yang tidak diketahui dan aneh dari itu. Dia membuka jendela teras untuk melihat lebih dekat, tetapi pada saat itu, Raon membuka pintu.

Anak-anak kucing mengikuti di belakang Raon dan Cale bertanya pada Raon benda hitam apa yang ada di gunung itu. Gunung itu adalah tempat di mana marmer wilayah Henituse ditambang. Tapi ada sebuah garis hitam vertikal seperti ular tergambar mulai dari tengah gunung ke atas. Cale tahu bahwa hal seperti ini tidak ada di wilayah Henituse. Pendengarannya mulai berdengung aneh saat dia secara naluriah merasa tidak nyaman.

Raon bertanya mengapa dia tidak tahu, tetapi dengan bersemangat menjawab pertanyaan Cale. Dia mengatakan bahwa itu adalah tempat di mana White Star-nim mengajar mereka. Cale terkejut melihat Raon memanggil WS dengan panggilan hormat 'nim' dan Hong dan On menambahkan bahwa WS mengirim kekuatan hitamnya ke gunung itu untuk memberi pencerahan kepada semua orang. Seseorang harus mendengarkan kata-kata WS atau marbelnya akan menghilang dari gunung.

Kerajaan Whipper tidak mendengarkan kata-kata WS dan kehilangan nilai tanah pertanian mereka, sehingga sepertiga dari populasi mereka meninggal karena kelaparan. Jadi Toonka akhirnya mendengarkan kata-kata WS. Raon bertanya apakah Cale tidak dapat mengingat semua itu atau apakah dia pura-pura tidak tahu. Cale hanya tertawa dan berpikir bahwa tes ini memang tidak mudah.

Pada saat itu, Cale menyadari bahwa dia harus keluar dan menghabisi bajingan WS itu. Dia juga menyadari bahwa dia mulai marah. Raon kemudian bertanya kepada Cale dengan antisipasi dan kegembiraan ketika mereka akan berdoa. Cale terkejut dan Raon melanjutkan bahwa mereka harus pergi berdoa kepada dewa keputusasaan. Cale menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan berpikir bahwa itu adalah situasi yang gila. Itu adalah dunia masa depan di mana WS dan SG menang. Dia mengatakan bahwa dia sedikit marah, tetapi senyum mulai muncul dari bibirnya.

***

"I-ini tidak mungkin!"

"Komandan-nim?"

“… Keluar sebentar.”

"Ya! Saya mengerti!"

Klik.

Salah satu kesatria keluar dan kantor itu diliputi keheningan.

"B*rengsek!"

Tidak dapat menahan amarahnya, pria itu meremas dokumen di tangannya.

"Ini tidak masuk akal!"

Sialan. Sialan. Dia tidak bisa menahan amarahnya dan mengambil napas dalam-dalam. Tatapan pria itu beralih ke jendela.

Rambut putih dan mata hijau terpantul di jendela. Wajah Clopeh Sekka memerah karena marah, dan matanya berkilauan.

Dia melihat pemandangan di luar jendela. Bayangan tanah air dan ibu kotanya, yang damai dan indah meskipun terasa agak sepi di utara, terbentang di depannya.

“…Sang legenda…Sang legenda…!”

Pandangannya beralih ke lantai.

Dia tidak ingin memercayainya sehingga dia mencoba untuk berpaling, tetapi pada akhirnya, itu semua adalah ujian yang harus dia atasi.

Sesuatu yang kusut tergeletak di lantai.

Judul berita itu.

<Breaking News: Tanggal penghakiman telah dikonfirmasi untuk pecundang yang menyedihkan Cale Henituse dan anak buahnya!>

Mata hijaunya yang mengingatkan kita pada hutan hijau menyala sepanas lava mendidih dan sedalam malam yang gelap. (Penulis-nim, kamu benar-benar simp Clopeh ya? Hahaha)

“Berani-beraninya membuat seorang pahlawan menjadi pecundang…?”

Bang!

Kedua tinjunya menghantam meja.

Semakin dia memikirkannya, semakin besar kemarahannya.

“Kenapa aku!”

Pahlawan terkadang mengalami kesengsaraan sebelum menjadi legenda.

Itu bisa berupa tuduhan yang tidak adil atau sesuatu yang akan membuat mereka menderita.

Tetapi pada akhir proses seperti itu, seorang pahlawan besar akan muncul.

Clopeh sulit memahaminya, tetapi beberapa orang mengatakan itu.

Tapi ada satu hal yang membuatnya kesal lebih dari apa pun.

“Kenapa aku bukan anak buahnya? Mengapa aku tidak di penjara? Mengapa aku tidak diadili?”

Kemarahan yang tertekan meluap dalam suaranya yang bergumam dengan tenang seolah-olah itu akan meledak kapan saja.

***

“Ah, aku sangat marah. Aku tiba-tiba merinding.”

Bahu Cale bergetar dan dia menghela napas.

Cale dan Clopeh adalah orang-orang yang sekarang telah mencapai ujian akhir. Kedua orang ini.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 744          

>>>            

Chapter 746

===

Daftar Spoiler 


[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#744)

 



Chapter 744: Kapan Kamu Paling Marah? (4)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Cale menghadapi dilema ketika dia bertanya-tanya apakah dia harus menamai naga ilusi ini sebagai Raon Miru. Kedua naga itu punya banyak perbedaan, seperti usia, proses penyelamatan, dan lingkungan mereka saat ini. Jadi Cale menggumamkan kata 'dodam.' Itu adalah kata Korea murni yang mengacu pada cara seorang anak tumbuh dengan bermain dengan baik tanpa masalah.

Naga itu melepaskan cengkeramannya dari kerah Cale, memiringkan kepalanya. Cale memberitahunya bahwa namanya adalah Dodam Miru. Dia mengatakan bahwa Dodam berarti agar tidak sakit, bermain dengan baik, dan tumbuh dengan aman. Mata naga itu bergetar pelan, tetapi getaran itu segera berhenti ketika dia menatap Cale. Cale mengatakan bahwa naga itu bisa mengubah namanya ketika dia dewasa. Naga itu menggumamkan nama barunya dan tersenyum cerah untuk pertama kalinya, mengatakan bahwa dia menyukainya.

Cale juga tersenyum mendengar jawaban sederhana itu. CH mengatakan bahwa itu adalah nama yang bagus (Apakah CH menyadari bahwa itu adalah bahasa Korea?). Cale mengangguk karena itu adalah kata yang bagus untuk sesuatu yang baru dia pikirkan. Tak lama kemudian, Cale diselimuti oleh cahaya ungu. Dodam melambaikan cakarnya saat dia mengucapkan selamat tinggal, dan CH menyeringai dan membelai punggung Dodam sementara tangannya yang lain melambai ke arah Cale.

Cale berpikir itu bukan perpisahan yang buruk, dan dia mengucapkan selamat tinggal terakhirnya kepada mereka. Pandangannya segera kabur. CH dengan cepat menangkap tubuh yang jatuh itu, dan melihat mata coklat tua itu kehilangan fokus karena tertutup oleh warna ungu (Ya, keduanya bisa melihat cahaya ungu). CH menggumamkan 'Cale' dan Dodam berkedip dan mengukir nama itu di benaknya. Dodam kemudian menggelengkan kepalanya dan sepertinya telah memutuskan sesuatu.

***

Cale membuka matanya dan menyadari bahwa dia sedang berdiri di ruang yang penuh dengan warna ungu. Ruang itu menjadi lebih gelap ketika Cale memikirkan tentang tes kemarahan. Tiba-tiba, suara tes mengatakan bahwa dia telah melalui banyak hal. Cale berpikir bahwa suara itu menjadi lebih emosional. Pada awalnya nadanya terdengar serius, tetapi sekarang terdengar hangat. Selain itu, ia juga dengan baik hati memberinya beberapa informasi (petunjuk) dalam tes penghinaan.

Suara itu mengatakan bahwa tes kemarahan akan segera dimulai. Cale melihat ruang melengkung dan cahaya putih berkedip sejenak. Suara statis juga terdengar. Cahaya putih menyala lagi, dan suara statis bisa terdengar. Itu adalah suara tes. Suara tes memberi tahu Cale bahwa dia telah menjalankan tes untuk waktu yang lama dan berpikir bahwa tes itu benar-benar kejam.

Cale terkejut tetapi suara tes mengatakan bahwa ia diciptakan oleh dewa untuk mengawasi ujian, tetapi ia mengembangkan 'pemikiran' saat menyaksikan proses pengujian. Cale bertanya apakah ia memiliki ego, dan suara tes mengatakan bahwa ia memperoleh ego di suatu waktu, mungkin karena telah melihat kehidupan banyak orang untuk waktu yang lama. Cale berpikir itu cukup masuk akal.

Suara tes mengatakan bahwa ia tidak memiliki kekuatan untuk mengakhiri tes brutal ini. Ia ingin membantu peserta tes sebisa mungkin, tetapi itu tidak mudah. Jadi ia putuskan untuk membantu walau sedikit bagi mereka yang kemungkinan besar akan mencapai akhir ujian. Cale memiliki ekspresi aneh, dan suara itu dengan tenang berbicara bahwa dari tes penghinaan dan seterusnya, ia mampu menyampaikan suaranya secara bertahap (artinya kata 'penemuan petunjuk' sebenarnya adalah suara tes yang membantu mereka dan aslinya bukan bagian dari tes). Cale maju selangkah ke ruang hitam.

Suara tes mengatakan bahwa ia berharap Cale bisa mengatasinya sampai akhir. Tapi suara tes berseru ‘ah’ seolah-olah melupakan sesuatu. Cale berhenti berjalan dan suara tes terdiam beberapa saat seolah ragu-ragu, tetapi melanjutkan. Ia mencoba berbicara tentang tes kemarahan, dan Cale bertanya tes itu tentang apa. Suara tes dengan hati-hati mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana menjelaskan tes tanpa melanggar aturan tes.

Cale memberi tahu suara itu untuk memberi tahu dia apa yang bisa dikatakannya sambil menunggu dengan tangan tersilang. Suara tes mengatakan bahwa ia akan menjelaskan dengan pertanyaan: "Kapan peserta tes paling marah?" Cale terdiam dan suara tes bertanya kepadanya apa yang langsung muncul di benaknya, menambahkan bahwa apa yang dia pikir akan ditampilkan. Cale terkejut tetapi tempat itu diselubungi warna hitam dan penglihatannya menjadi gelap. Suara tes dengan ramah berbicara kepadanya, dan Cale berpikir bahwa bahkan hal-hal yang dibuat oleh dewa keputusasaan bukanlah sekutunya.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Ketika dia membuka matanya, Cale tertawa ketika dia memikirkannya. Dia merasa suara tes yang menjadi lebih ramah dan lebih hangat mencurigakan. Namun ketika ditanya kapan dia paling marah, beberapa situasi langsung muncul di benaknya:

- Ketika anak-anak mengeluh tentang lauk-pauk – Cale marah mengapa anak-anak bertengkar karena lauk? (tidak yakin tentang yang ini, mungkin karena KRS tumbuh tanpa makan lauk pauk)

- Ketika dia harus bangun tetapi terus tertidur. Dan tidak ada yang membangunkannya. – Cale marah karena dia ingin terus berbaring di tempat tidur yang empuk dan tidur sampai dia tidak bisa tidur.

- Ketika dia tidak tahu harus berbuat apa dan hanya berguling-guling – Cale marah karena dia ingin bermain, tetapi yang bisa dia lakukan hanyalah berguling-guling di tempat tidur.

- Ketika dia ingin berhenti makan ramyeon tetapi harus memakannya – Cale marah karena ketika dia adalah KRS, dia benar-benar bosan makan ramyeon. Dia ingin berhenti memakannya, tetapi diberitahu bahwa dia harus memakannya. Seseorang bahkan memberinya beberapa kimchi dan berbagai jenis ramyeon.

- Ketika dia ingin bekerja tetapi orang-orang menyuruhnya berhenti dan beristirahat – Ya, Cale marah karenanya.

Tes kemarahan dimulai dengan Deruth mengambil beberapa dokumen dari tangannya dan mengatakan kepadanya bahwa dia seharusnya tidak lagi bekerja selamanya. Deruth mengatakan bahwa dia tidak akan mendengarkan keluhan apa pun, dan Cale menundukkan kepalanya. Deruth tidak bisa menahan amarahnya saat dia membuang dokumen yang dia curi dari Cale ke lantai. Deruth mengatakan bahwa bahkan putra mahkota tidak ingin memercayakan Cale untuk melakukan sebuah pekerjaan. Deruth terus berteriak bahwa Cale seharusnya tidak pernah melakukan pekerjaan.

Cale berpikir itu sangat bagus dan merasakan kegembiraan dan euforia dalam ilusi ini. Dia berpikir bahwa suara tes pasti sangat baik. Deruth menyuruhnya keluar dan tidak pernah mendekati kantor dan kastil (tempat pekerjaan dilakukan). Cale menahan tawanya saat dia berjalan keluar dari kantor.

CH mendekati Cale dengan ekspresi serius dan mengatakan bahwa Raon, On, dan Hong berebut lauk-pauk. Cale setuju bahwa dia memang akan marah karena hal itu. CH mengatakan bahwa Beacrox sedang mencarinya karena Cale adalah satu-satunya yang bisa menyelesaikannya. Cale keluar dari tempat itu dengan langkah ringan.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 743           

>>>            

Chapter 745

===

Daftar Spoiler 


Thursday, September 23, 2021

Remarried Empress (#255) / The Second Marriage

 




Chapter 255: Kemarahan Rashta (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Sementara itu…

Rashta memeriksa wanita biasa yang telah berkumpul di istana barat, yang orang tuanya adalah tahanan.

Para wanita yang berkumpul memiliki usia yang berbeda, karena yang penting mereka ingin bekerja sebagai pelayan.

Akan tetapi, semua wanita yang punya anak dikeluarkan, dia akan menggunakan orang tua mereka sebagai umpan untuk mengendalikan mereka, jadi bahkan jika dia memeras wanita-wanita ini menggunakan orang tua mereka, mereka mungkin meninggalkan orang tua mereka demi anak-anak mereka. Begitu juga, wanita yang memiliki hubungan buruk dengan ayah mereka turut dikeluarkan.

Rashta memandang mereka dengan cermat, satu per satu, saat dia dengan santai mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka.

"Siapa namamu?"

“Apakah kamu pernah bekerja sebagai pelayan?”

“Istana Kekaisaran memiliki aturan yang sama sekali berbeda dari luar istana yang harus diikuti, jadi etiket sangat penting. Apa kamu sepakat?"

Sebagian besar wanita yang berkumpul di sini juga ditandai oleh masyarakat karena ayah mereka adalah tahanan, sehingga mereka bahkan tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

Mereka tahu bahwa Rashta telah memanggil mereka untuk menjadi lebih dari sekadar pelayan, tetapi mereka masih tidak ingin melewatkan kesempatan ini.

Bekerja sebagai pelayan di istana kekaisaran mereka akan menerima gaji yang jauh lebih tinggi daripada pelayan biasa.

Selain itu, permaisuri dapat mengampuni tahanan beberapa kali dalam setahun.

Mereka sangat membutuhkan bantuan Rashta.

"Mata yang bagus."

Rashta menyeringai melihat ekspresi bertekad wanita itu.

"Tapi aku tidak bisa mempekerjakan mereka semua."

Setelah bertanya tentang kelebihan mereka, Rashta memerintahkan Viscountess Verdi untuk terlebih dahulu membawa mereka semua ke ruangan lain.

Dan begitu Viscountess Verdi kembali, dia memerintahkannya untuk membawa mereka semua kembali.

"Mereka semua?"

Viscountess Verdi bertanya dengan heran memikirkan bahwa Rashta akan mempekerjakan mereka semua.

Awalnya, Rashta mengatakan dia hanya akan mempekerjakan sekitar sepuluh orang. Tetapi jumlah wanita yang berkumpul di sini terlalu banyak.

“Bukankah itu terlalu banyak? Karena mereka harus dilatih, lebih baik untuk mempekerjakan secara bertahap, Yang Mulia. ”

Rashta tersenyum lebar. Tentu saja, dia tidak berniat mempekerjakan mereka semua.

"Aku akan melakukan tes."

“Jika itu ujian ….”

"Bawa mereka masuk dulu."

Viscountess Verdi tidak mengerti niat Rashta, tetapi membawa para wanita itu kembali.

Para wanita kembali ke ruang tunggu tanpa mengetahui alasannya.

Namun, mereka disambut oleh teriakan Rashta.

“Anting mutiara berharga Rashta yang ada di sini hilang! Salah satu dari kalian pasti telah mengambilnya! Salah satu dari kalian pasti telah mengambilnya! Siapa itu?"

Para wanita saling memandang kebingungan.

Mereka bahkan belum pernah melihat anting-anting mutiara itu, apalagi membawanya.

Tidak, aneh rasanya meninggalkan anting-anting mutiara di ruang tunggu.

Tapi mereka tidak bisa menentang hal itu, terhadap Permaisuri.

Selain itu, Rashta tampak sangat marah.

Melihat tidak ada yang melangkah maju, Rashta bertindak seolah-olah dia lebih marah dan mengangkat suaranya.

“Tidakkah ada di antara kalian yang tahu siapa yang mengambilnya atau apakah kalian pura-pura tidak tahu? Jika kalian para wanita saling menutupi, Rashta tidak akan punya pilihan selain menghukum kalian semua! ”

Setelah itu, Rashta menghambur ke dalam kamarnya.

Saat para wanita gemetar, Viscountess Verdi dengan cerdik mengikuti Rashta ke kamarnya.

"Bagaimana mereka?"

“Mereka sangat ketakutan.”

“Bawa mereka ke sini satu per satu. Sebelum kau membiarkan mereka masuk, beri tahu mereka secara diam-diam bahwa jika mereka mengatakan yang sebenarnya, mereka tidak akan dihukum.”

Mendengar kata-kata Rashta, Viscountess Verdi memahami situasinya.

Rashta ingin melihat bagaimana calon pelayannya keluar dari skenario sulit ini.

Viscountess Verdi melakukan apa yang diperintahkan Rashta.

Viscountess memimpin wanita pertama ke kamar Rashta, dan berbisik padanya,

“Jika kamu melihat sesuatu, jujurlah. Yang Mulia baik hati, jika kamu mengatakan yang sebenarnya, aku yakin dia akan memaafkanmu. Kalau tidak, kalian semua bisa menerima hukuman yang sama.”

Beberapa sangat ketakutan sehingga mereka berbohong. Yang lain menyebut orang yang tampaknya paling mencurigakan, atau yang paling mudah dituduh menurut mereka, mengklaim bahwa orang itu adalah pelakunya.

Yang lain bahkan terang-terangan berbohong bahwa mereka telah melihat lokasi pencurian.

Namun, beberapa terus mengatakan mereka tidak tahu apa-apa.

Pada akhirnya, Rashta memutuskan untuk mempekerjakan mereka yang berbohong.

"Apa itu tidak apa-apa?"

"Ya. Fleksibilitas diperlukan untuk bekerja di Istana Kekaisaran. Kamu tahu ini, kan?”

“Tapi mereka bisa berbohong tergantung pada situasinya. Meskipun pada beberapa kesempatan mungkin bermanfaat bagi Yang Mulia, pada saat lain mungkin tidak.”

"Aku tahu. Tapi Viscountess Verdi, jika mereka ingin menyelamatkan orang tua mereka, mereka tidak punya pilihan selain setia kepada Rashta. Kecerdasan para wanita itu pada akhirnya akan digunakan untuk keuntungan Rashta. ”

"Tetapi…"

Viscountess Verdi memilih untuk tidak berada di dekat siapa pun yang mungkin membuat tuduhan palsu demi kenyamanan mereka.

Dia tidak peduli apakah itu hanya satu atau dua, tetapi dia tidak percaya bahwa orang-orang seperti itu akan ada di seluruh istana barat.

Membayangkannya saja sudah mengerikan.

Rashta tersenyum lebih lebar.

"Tesnya tidak berakhir di sini."

"Hah?"

Alih-alih menjelaskan lebih lanjut, Rashta pergi ke wanita yang telah dikeluarkan.

Dia kemudian meminta maaf,

“Maaf telah mencurigaimu. Tetapi jika ini sampai keluar, itu akan merusak reputasi Rashta, jadi aku harap kamu akan merahasiakannya.”

Semua wanita mengangguk setuju.

Keesokan harinya, Rashta memerintahkan pengawalnya untuk mengunjungi rumah para wanita yang sengaja dikeluarkan dan bertanya tentang apa yang terjadi kemarin di istana.

Ada beberapa yang tutup mulut, dan yang lain sangat ketakutan sehingga mereka mengaku.

Rashta juga mempekerjakan mereka yang diam.

Kemudian, dia mengirimkan ke Evely seorang pelayan yang dipilih karena pintar berbohong.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Saat itu Evely sudah memiliki pelayan yang dikirim oleh Kaisar.

Evely yang belum pernah memiliki pelayan sebelumnya sudah merasa sangat tidak nyaman dengan pelayan ini.

Tetapi ketika Permaisuri juga mengiriminya seorang pelayan, dia benar-benar enggan.

Itu tidak terlihat bagus, permaisuri saat ini adalah orang yang mengambil posisi donaturnya setelah menyebabkan perceraiannya.

'Dan tiba-tiba dia mengirimiku pelayan? Bukankah hubungan kami hancur sejak aku tiba di sini? Ini mencurigakan.’

Tapi Evely, yang kehilangan mana dan tidak memiliki dukungan, tidak bisa menolak 'kebaikan' permaisuri dan mengirim pelayan itu pergi.

Pada akhirnya, Evely tidak punya pilihan selain menerima pelayan yang dikirim Permaisuri.

Namun, dia tidak pernah lengah dengan pelayan yang dikirim oleh permaisuri untuk mencegahnya membuat tuduhan palsu.

Untungnya, Evely adalah asisten penyihir pengadilan, dan menghabiskan banyak waktu dengannya, jadi dia tidak banyak berinteraksi dengan pelayan permaisuri.

Kemudian suatu hari.

Pelayan, yang membantunya bersiap-siap untuk bekerja, memperhatikan leher Evely dan berseru kagum,

“Nona selalu memakai kalung ini, kan? Kelihatannya sangat mahal!”

Pelayan yang dikirim oleh Rashta menerima beberapa perintah sebelum datang ke sini.

Salah satu perintah itu adalah mencari tahu apakah Evely memiliki hadiah dari kaisar.

Pelayan itu tahu bahwa Evely adalah asisten penyihir, dengan gaji rendah dan orang biasa yatim piatu.

Pelayan itu yakin bahwa kalung ini adalah hadiah dari kaisar, karena dia tidak mungkin membeli kalung semahal itu sendiri.

“Ini adalah hadiah dari akademi sihir. Tidak ada yang penting."

Evely berbicara dengan tegas, dan memasukkan kalung itu ke dalam pakaiannya.

Faktanya, kalung itu adalah barang yang berasal dari McKenna atas perintah Heinley, dibuat khusus untuk mengembalikan mana, dan dikirim ke dekan untuk diberikan kepadanya. Namun, Evely tidak menyadari hal ini.

"Apakah akademi memberikan hadiah semacam itu?"

Pelayan itu bergumam, tersenyum mendengar kata-kata Evely. Dalam hati, dia masih yakin bahwa Kaisar Sovieshu yang memberinya kalung itu.

Pelayan itu memiliki mata yang lebih baik daripada Evely, jadi dia tahu kalung itu tidak hanya sedikit mahal.

'Mengapa akademi sihir memberinya kalung seperti itu?'

Rashta, yang mendengar cerita pelayannya, memiliki pemikiran yang sama.

"Sudah Rashta duga."

Rashta menggertakkan giginya dan menghadiahi pelayan atas pekerjaannya yang bagus dengan gelang rubi dan berlian.

"Cari kesempatan untuk mencuri atau menghancurkan kalung itu."

"Ya, Yang Mulia."

"Tidak pernahkah kamu melihatnya bertemu secara pribadi dengan Kaisar?"

“Dia selalu pergi bekerja. Saya tidak bisa mengikutinya.”

Rashta menekan amarahnya dan membiarkan pelayan itu keluar.

Setelah pertemuan dengan saudara laki-laki Delise, Sovieshu menjadi semakin menjauh.

Tentu saja, Sovieshu masih akan mengunjunginya dan menyanyikan lagu pengantar tidur, memeriksa apakah ada sesuatu yang ingin dia makan, dan kemudian memerintahkan koki untuk mengiriminya banyak makanan. Sekali sehari dia akan mengirim dokter istana untuk memeriksanya, dan dia juga akan memberinya hadiah.

Namun, Rashta percaya bahwa Sovieshu tidak sehangat sebelumnya.

Sovieshu mengatakan bahwa dia tidak menyukai Navier karena menjadi wanita bangsawan yang biasa, dan mengalihkan perhatiannya ke dirinya yang polos dan segar.

Oleh karena itu, kemungkinan besar dia akan mengalihkan perhatiannya ke wanita lain yang berakal dan cerdas, mengatakan bahwa dia tidak menyukainya karena tidak tahu apa-apa.

"Sayang, kamu harus segera lahir."

Rashta bergumam, menutupi perutnya.

Tapi jawabannya datang dari luar.

Ada ketukan di pintu, dan Viscountess Verdi melaporkan bahwa itu adalah Viscount dan Viscountess Isqua.

Rashta membiarkan mereka masuk.

Meskipun mereka adalah orang tua palsu, mereka terkadang merawat Rashta seolah-olah dia adalah putri kandung mereka. Dia berharap agar saat ini dirinya dihibur bahkan sedikit saja.

Tapi kata-kata mereka sama sekali tidak menghibur.

"Rashta, apakah kamu menemukan saudara perempuanmu?"

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 254                

>>>             

Chapter 256

===

Daftar Chapters