Wednesday, July 7, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#707)

 


Chapter 707 : Satu Jawaban (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Keheningan memenuhi gang belakang saat Clopeh memandang ke langit dengan senyum bangga sementara Tasha dan para dark elf tidak bisa berkata-kata. Rosalyn menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan tawa dan senyumnya sementara Mary hanya berdiri diam. Adapun Cale, satu detik terasa seperti satu menit baginya. Tasha akhirnya berbicara.

"...Apakah kamu berbicara tentang sebuah agama?"

Aigoo.

Cale menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Apakah 'Cale' adalah kata yang mengacu pada ... dewa?"

"Dewa…"

Clope menggelengkan kepalanya.

“Dia adalah manusia dan bukan dewa, tapi dia luar biasa dan pantas disebut legenda.”

Clopeh biasanya akan meninggikan suaranya dan berteriak dengan antusias.

Jika memang demikian, situasinya akan lebih baik.

Namun, Clopeh justru anteng dan tenang, dan meskipun dia mengenakan jubah, baju besi putihnya dapat terlihat di bawahnya, dan suara serta penampilannya membuat orang tampak mempercayainya, meskipun dia benar-benar terlihat seperti…

Dia terlihat seperti b*jingan yang benar-benar gila.

Cale berpikir bahwa Clopeh tampak seperti b*jingan yang benar-benar gila. Tidak, dia memang b*jingan gila.

Menggigil. Cale merinding dan mundur selangkah, berdiri di belakang Rosalyn. Pada saat itu, kepala Tasha yang ditutupi jubah kemudian bergerak ke arah Mary alih-alih Clopeh.

“…Mary, apakah kamu mengenalnya?”

"Aku kenal."

Haa.

Tasha menarik napas dalam-dalam seolah putus asa.

“…Bagaimana mungkin anak yang begitu baik…”

Tidak, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Bukan itu, oke?

Cale menggigit bibirnya dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi karena toh tidak ada yang mendengarnya. Sebaliknya, dia memejamkan matanya karena frustrasi.

Di sisi lain, Rosalyn tidak melangkah maju dan memasang senyum aneh. Dia bergumam, memfokuskan pandangannya pada tempat di mana Cale seharusnya berada.

“Itu tidak salah.”

Apa?

Cale membelalakkan matanya dan menatapnya dengan tatapan bingung, tetapi Rosalyn melanjutkan kata-katanya.

Rosalyn berujar bahwa istana kerajaan tampaknya mengawasi mereka sekarang. Jarinya menunjuk ke alat komunikasi video yang tersembunyi di celah jubah Tasha. Rosalyn berpikir bahwa orang yang menonton dari sisi lain pastilah iw!Alberu, jadi dia berkata bahwa dua hari kemudian, mereka akan menemui putra mahkota. Tasha bertanya apakah dia bisa mempercayainya, dan Rosalyn menjawab bahwa atasan Tasha akan mempercayainya.

Tasha menelan ludah ketika Rosalyn sepertinya tahu siapa atasannya meskipun dia hanya menyebutkan bahwa istana kerajaan sedang mencari mereka. Rosalyn meyakinkan Tasha bahwa mereka akan datang, dan Tasha bertanya-tanya bagaimana mereka tahu tentang putra mahkota. Dia meragukan Mary, tetapi membuang keraguannya karena Mary tidak tahu banyak tentang hubungan Alberu dan dark elf. Yang Mary tahu hanyalah bahwa para dark elf keluar dari waktu ke waktu untuk bekerja di Kerajaan Roan.

Rosalyn mengatakan bahwa atasan Tasha harusnya mengetahui identitas Rosalyn. Dia menambahkan bahwa dia tidak cukup bodoh untuk membahayakan Kerajaan Breck. Tasha bingung kenapa Rosalyn menyebut Kerajaan Breck, tapi tiba-tiba teringat tokoh kunci kerajaan itu. Dia akhirnya mengenali siapa Rosalyn.

Rosalyn menyuruh Tasha untuk mempercayai Mary. Dia berkata kepada Mary bahwa mereka akan bertemu nanti, jadi dia harus tinggal bersama keluarganya untuk saat ini. Mary mengangguk dan berjalan ke Tasha yang melihat mata Mary yang jernih. Bukan mata seseorang yang terseret ke dalam sesuatu yang rumit. Sebaliknya, rona wajah Mary lebih hidup daripada saat dia berada di kota bawah tanah.

Tasha merasa sakit kepala ketika dia bertanya-tanya apa yang harus dilakukan. Dia tidak bisa menangkap seorang putri Kerajaan Breck, dan untuk pria yang satunya, dia juga mengetahui siapa dia. Rosalyn bertanya pada Tasha apakah dia setuju untuk bertemu dua hari kemudian, tetapi Tasha menoleh ke Clopeh dan mengatakan bahwa kesatria itu tampaknya tidak setuju dengan itu.

Tetapi Clopeh menjawab tanpa ragu, “Aku hanya mengikuti kehendak pahlawan. Dia belum mengatakan apa-apa, jadi aku hanya akan bertindak apa adanya.” Cale merasa dia menjadi gila dan ingin memukul bagian belakang kepala Clopeh. Tidak, dia ingin menutup mulut Clopeh. Tapi dadu sudah dilempar. Sebuah suara datang dari perangkat video, dan itu adalah sinyal dari Alberu yang berarti 'mundur'. Jadi Tasha setuju untuk menemui mereka dua hari kemudian. Sebuah lingkaran sihir mengelilingi Mary, Tasha, dan para dark elf, dan mereka berteleportasi menjauh dari tempat itu.

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

"Ini membuatku gila."

Pak!

Alberu Crossman memukul sandaran tangan kursi dengan telapak tangannya. Dia tidak dapat menahan diri saat dia duduk sendirian di kantor.

“Ada Toonka, pewaris Kerajaan Breck, dan juga Kesatria Penjaga Utara?”

Melalui perangkat komunikasi video yang disembunyikan oleh Tasha, dia mengkonfirmasi wajah orang-asing asing itu. Itu masalahnya.

"Tidak apa-apa. Kecuali Toonka… aku tidak bisa mengabaikan yang lain.”

Perang saudara telah pecah di Kerajaan Whipper antara mage dan suku anti-mage. Toonka harus pergi ke sana, jadi dia seharusnya tidak melakukan apa pun di Kerajaan Roan untuk saat ini.

“…Tapi dua orang lainnya berbeda.”

Pertama-tama, Rosalyn adalah pewaris pertama takhta Kerajaan Breck, dan Alberu bahkan tidak tahu mengapa dia datang ke sini.

Di mana Kerajaan Breck?

Bukankah itu negara di sebelah Roan? Dan penerus tempat seperti itu diam-diam menyusup ke Roan.

'Ini ... Ini bukan masalah yang bisa dianggap enteng.'

Alberu tidak tahan dengan rasa frustrasinya dan berdiri dari tempat duduknya. Dia berjalan di sekitar kantornya.

“…Clopeh Sekka.”

Tempat yang paling diperhatikan oleh Kerajaan Roan, tidak, Alberu sendiri saat ini adalah ketiga kerajaan utara. Di antara mereka, Kerajaan Paerun terletak di bagian paling utara. Kerajaan itu selalu merindukan tanah yang tidak membeku, tanah dengan cuaca hangat.

Kerajaan Alberu berada di utara, berbatasan dengan Kekaisaran Mogoru di tengah. Kerajaan Roan, negara yang tidak berdaya dan polos tanpa sesuatu yang istimewa, adalah mangsa yang pas bagi mereka.

Tetapi orang-orang ini sekarang telah menyelinap ke Kerajaan Roan.

Dan untuk menemukan seseorang bernama Cale juga.

iw!Alberu telah memerintahkan Count Deruth Henituse untuk pergi ke istana secara diam-diam, karena pria bernama 'Cale.' Dia berpikir bahwa kemungkinan besar 'Cale' menyamar sebagai bangsawan, tetapi masih lebih baik untuk memastikan semuanya . Dia berjalan ke jendela dan berpikir bahwa situasinya tidak baik. Dia berencana untuk meningkatkan keberadaan dan pengaruhnya sekarang, tetapi keberadaan 'Cale' tiba-tiba muncul dan membuat situasi menjadi kacau.

Dia menertawakan kata-kata Clopeh bahwa 'Cale' tidak bisa dilihat. Dia tidak suka bagaimana Clopeh terlihat seperti sedang menyembah seseorang, tetapi dia berpikir bahwa 'Cale' jelas bukan dewa karena Toonka menyebut Cale sebagai teman, jadi Cale pasti manusia. Dia tertawa lagi dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di kerajaannya. Mengapa orang-orang kunci dari kerajaan lain datang ke Kerajaan Roan. iw!Alberu tersenyum pahit dan berkata bahwa ini bukan masalah yang harus dia pecahkan. Dia tidak memiliki banyak kekuatan atau pengaruh militer – seorang pangeran yang tidak berdaya, jadi dia memutuskan untuk pergi menemui ayahnya, sang raja, untuk memberitahukannya tentang situasi ini.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 706             

>>>            

Chapter 708

===

Daftar Spoiler 









Sunday, July 4, 2021

Remarried Empress (#216) / The Second Marriage

 


Chapter 216: Tampan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Sikap Heinley sedikit aneh setelah kami menghadiri acara pernikahan. Dia tampak putus asa…

Dalam perjalanan ke acara pernikahan, dia menikmati waktu kami bersama di kereta. Namun, dalam perjalanan pulang, dia tampak tertekan. Meskipun kami berada di kereta yang sama, dia berusaha untuk tidak menatap mataku.

Aku khawatir, jadi aku bertanya kepadanya ada apa, tetapi tidak ada jawaban.

Dia hanya akan memegang tanganku sesekali, dan pada satu titik dia bertanya, “Kamu akan selalu berada di sisiku, kan?”

"Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang begitu jelas?"

Ketika aku menjawab dengan senyuman, dia diam-diam meletakkan pipinya di tanganku, menutup matanya.

Dia bahkan sesekali mencium tanganku dengan lembut.

“Heinley?”, tanyaku.

Itu lucu, tapi menggelitik. Kemudian, dia menanyaiku pertanyaan yang mirip dengan yang sebelumnya.

“Kamu istriku, kan?”

Mengapa pangeran burungku mengatakan hal-hal yang sudah jelas?

Aku pikir itu karena dia kelelahan dalam perjalanan pulang. Namun, setelah kembali ke Kerajaan Barat, suasana hati Heinley tetap sama.

Bahkan ketika dia datang mengunjungiku, dia mondar-mandir dengan cemas dan menghela napas seolah-olah dia punya sesuatu untuk dikatakan tetapi tidak bisa mengatakannya.

Dia masih tidak menjawab ketika aku bertanya ada masalah apa.

Tidak ada yang berubah selama beberapa hari sampai aku memutuskan untuk mengambil inisiatif dan menyemangati Heinley.

Dia telah terluka oleh banyak hal selama di Kekaisaran Timur.

Dia pergi ke Kekaisaran Timur demi aku, jadi aku ingin membuatnya merasa lebih baik.

Tapi apa yang harus aku lakukan ... bagaimana aku bisa menyemangati Heinley yang depresi lagi?

Aku bergumul dengan masalah ini untuk beberapa saat.

Saat aku terus berpikir, tanpa sadar aku melihat Rose yang sedang merajut.

Sebuah bola benang kuning lembut dan jarum.

Ketika aku melihat dua benda itu, sebuah ide bagus muncul di kepalaku.

Pakaian! Aku bisa membuatkan pakaian untuknya.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Heinley sedang duduk dalam posisi berbahaya di ambang jendelanya, menatap ke langit.

Ada setumpuk kertas yang ditumpuk di mejanya yang seharusnya dia kerjakan, tetapi sekarang bahkan itu tidak lagi dihiraukannya.

Hari resepsi pernikahan terakhir terbayang-bayang dengan menyakitkan di kepalanya sampai dia merasa di ambang kegilaan.

 Kembalilah.

— Aku tidak ingin kamu menjadi istri orang lain.

— Kita adalah pasangan suami istri, Navier.

Bagaimana respons Ratu terhadap omong kosong seperti itu? Heinley berharap dia bisa menguping semuanya.

Suara Ratu begitu tenang dan rendah sehingga dia tidak bisa mendengar jawabannya dari sisi lain pintu. Namun, dia percaya bahwa dia menolaknya karena dia mendengar Kaisar Sovieshu berteriak kesal, 'Navier!'…

Namun, kecemasannya tidak kunjung hilang. Dia memahami bahwa Ratu dan Kaisar Sovieshu telah tumbuh bersama.

Mereka pernah sedekat saudara kandung.

Bagaimana jika perasaan Ratu terhadap Sovieshu adalah cinta-benci?

Bagaimana jika dia ingin memberinya kesempatan lagi?

Heinley memiringkan kepalanya sedikit ke satu sisi saat dia memikirkan semua hal buruk yang bisa terjadi.

Dia bahkan berpikir bahwa Ratu akan datang menemuinya kapan saja dan membicarakan topik itu, berkata, 'Maaf, tapi—'

Pada saat itulah…

"Yang Mulia."

Seorang kesatria masuk dan memberitahunya bahwa Rose, dayang Navier, ada di sini. Heinley kemudian bertanya, "Untuk apa?"

"Yang Mulia Ratu punya sesuatu yang istimewa untuk diberikan kepada Anda, beliau berkata untuk datang mengunjunginya ketika Anda punya waktu."

Mata Heinley melebar.

"Apa yang Navier ingin berikan padaku?"

“Saya hanya tahu itu adalah sesuatu yang beliau buat sendiri. Yang Mulia, turun dari ambang jendela. Itu berbahaya.”

Apakah itu hidangan ...? Itu bukan surat cerai, kan?

Kegelisahan dan antisipasi melonjak di seluruh dirinya secara bersamaan.

Heinley bergegas turun dari ambang jendela.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Heinley muncul kurang dari lima menit setelah Rose kembali.

"Aku bilang untuk datang ketika kamu punya waktu," aku menegurnya sambil tertawa.

Heinley mencari alasan dan tersenyum seolah malu, "Aku sedang beristirahat dengan santai."

Setelah dayangku diam-diam bergegas keluar, Heinley bertanya padaku dengan binar di matanya, “Aku mendengar kamu ingin memberiku sesuatu. Apa itu?"

Apakah dia benar-benar datang saat jam istirahatnya? Melihat ekspresinya, dia sepertinya habis berlari karena penasaran dengan hadiahnya.

Sikapnya yang penuh harap membuatku tertawa.

Penampilannya yang tertekan sebelumnya telah sedikit berkurang.

Aku segera membuka laci meja, mengeluarkan bungkusan kotak kado, dan menyerahkannya kepadanya.

"Ini kecil."

Heinley bergumam tentang hadiah yang kuberikan kepadanya, memeriksa kotak itu dari semua sisi. Kurasa dia penasaran dengan apa yang ada di dalamnya.

"Bukalah," kataku sambil tersenyum.

Heinley menatapku dan menarik ujung pita.

Kotak itu terbuka sepenuhnya saat pita yang mengikat bungkusnya dengan hati-hati terlepas.

Heinley dengan cepat membuka tutup kotak seolah-olah dia tidak sabar untuk melihat apa itu.

"…Bagaimana menurutmu?"

Aku bertanya padanya saat dia melihat hadiah itu dengan takjub. Dia sedikit terpana melihatnya.

Kemudian dia merogoh kotak itu, mengeluarkan hadiah yang kuberikan padanya, dan mengangkatnya sedikit.

"Bagaimana menurutmu?" Aku bertanya lagi padanya.

Di dalam kotak, ada pakaian yang aku rajut untuk 'Queen'.

Aku dulu pernah mengatakan kepadanya bahwa aku akan mendandaninya jika dia muncul di depanku lagi dalam wujud Queen.

Tiba-tiba, ketika aku melihat Rose merajut, aku teringat kata-kata itu dan terpikir olehku untuk membuatkannya pakaian.

Meskipun saat itu aku mengatakannya sebagai hukuman, Heinley sepertinya sangat menyukainya…

“Ini lucu. Apakah kamu membuatnya untuk aku pakai ketika aku berubah menjadi burung?

Heinley tertawa terbahak-bahak ketika dia melihat pakaian itu seolah-olah itu adalah pakaian bayi.

Seperti yang kuduga, dia terlihat sangat bahagia. Kemurungannya beberapa hari terakhir memudar, dan wajahnya kembali cerah.

Syukurlah, karena suasana hatinya jauh lebih baik.

Aku memandang Heinley dan mengusulkan, "Jika kamu menjadi Queen sekarang, aku akan mendandanimu."

Heinley terkejut dan menatapku, matanya bertanya, 'Serius?'

Untuk menunjukkan bahwa aku serius, aku duduk di sofa dan dengan lembut menepuk pangkuanku.

Begitu aku melakukannya, Heinley menghilang, dan aku melihat sesuatu bergerak di dalam pakaiannya di lantai.

Queen keluar dari pakaiannya dan bergegas ke arahku.

Dia datang ke depan sofa dan melihat ke atas, aku mengangkatnya dan meletakkannya di pangkuanku. Seperti hari-hari dulu.

Matanya melebar dan berkedut.

Berpura-pura tidak menyadarinya, aku mengambil pakaian rajutan dan mengenakannya pada Queen.

"Imut."

Setelah aku selesai mendandaninya, aku bernyanyi untuknya sambil membelai kepalanya.

Aku bernyanyi dengan lembut, bersenandung.

Dia tampak merasa sangat nyaman sehingga matanya perlahan-lahan menyipit saat aku bernyanyi sampai akhirnya tertutup sepenuhnya.

Melihat ke bawah setelah menyelesaikan lagu, aku melihat Queen benar-benar terlelap.

Dadanya naik turun dengan teratur, kelopak matanya sesekali berkedut seolah-olah sedang bermimpi.

"Lucunya."

Aku menatapnya dan mencium keningnya dengan lembut.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

* * *

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 215                  

>>>             

Chapter 217

===

Daftar Chapters 









Remarried Empress (#215) / The Second Marriage



Chapter 215: Kembalilah, Navier (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

'Dan dia masih bertingkah seolah-olah dia lebih unggul ... dasar kurang ajar!'

Rashta, yang harga dirinya telah terluka, menyesal tidak melakukan apa-apa dan menutupi perutnya lagi karena rasa sakit yang semakin kuat.

“Ugh…”

Dia tidak berpura-pura. Tanpa sadar, menghadapi Navier memberi tekanan besar pada dirinya.

Sekarang dia tidak hanya mengincarku, tetapi juga bayiku.

Rashta menganggap semua ini sebagai skema Navier. Dia adalah wanita yang cerdas, jadi itu pasti serangan psikologis.

Namun, saat rasa sakitnya mereda, kata-kata Navier mulai mengganggu ketenangannya.

'Hmm ... Apa yang dia bicarakan?'

Bagi Rashta, permasalahan meminta bantuan dari Marquis Karl dan tentang tidak baik berada di sekitar mereka yang hanya mengejar kekuasaan adalah omong kosong.

Apakah dia pikir aku begitu bodoh sehingga aku tidak belajar apa-apa?

Tapi dia terganggu oleh pertanyaan tentang surat perjanjian pendanaan.

Apakah ada yang salah dengan surat perjanjian pendanaan itu?

Rashta tidak memeriksanya dengan cermat, jadi dia tidak dapat mengingat nama apa pun di surat perjanjian pendanaan tersebut. Dia dengan cemas memeras otaknya, tetapi dia yakin itu adalah surat perjanjian pendanaan tanpa nama.

Selain itu, dia sudah memberikan surat perjanjian pendanaan itu kepada Baron Lant.

'Beberapa hari terakhir berlangsung acara perayaan, jadi Baron Lant harusnya masih memiliki surat perjanjian pendanaan itu. Apakah tidak apa-apa bertanya padanya?’

Rashta berubah pikiran setelah mempertimbangkannya beberapa saat.

Jika dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan memeriksa kembali surat perjanjian pendanaan itu, Baron Lant akan bingung. Namun, itu tidak berarti dia bisa mengambil kembali surat perjanjian pendanaan itu dan memberikan uang tunai yang sesuai.

Dia hanya bicara omong kosong.

Rashta menekan kegugupannya dan mencoba tenang.

'Tersenyum! Kamu harus menunjukkan citra yang bermartabat kepada Yang Mulia mulai sekarang!’

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Aku tidak ingin Sovieshu salah paham, jadi aku meninggalkan surat perjanjian pendanaan kepada Rashta sebagai gantinya.

'Lihatlah aku. Bukankah aku permaisuri yang baik? Apakah kamu masih ingin menceraikanku?’

Seolah-olah aku mencoba mengatakan itu pada Sovieshu.

“…”

'Lupakan. Itu sudah di luar kendaliku.’

Aku menggelengkan kepalaku dan mengesampingkannya, lalu meninggalkan Istana Selatan.

Beberapa hari lagi, aku akan meninggalkan Kekaisaran Timur. Setelah itu, aku akan jarang datang ke sini. Ini mungkin yang terakhir kalinya, jadi aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada tempat ini sepenuhnya.

… Berapa lama sudah aku berjalan?

Tidak jauh dari situ, aku melihat cahaya terang.

Apa itu tadi?

Aku mengikuti cahaya itu dan terkejut melihat Duke Elgy sedang duduk di atas batu besar.

Cahaya kecil datang dari kalung yang dia pegang.

Haruskah aku berpura-pura tidak melihatnya?

Tapi mendengar langkah kakiku, dia menoleh. Sekarang aku tidak punya pilihan, aku berjalan mendekat dan bertanya kepadanya, “Apa itu?”

Duke Elgy tidak menyangka akan bertemu denganku di tempat ini, dia tampak sama terkejutnya denganku. Lalu dia tersenyum dan membuka telapak tangannya,

“Ini sebuah kalung. Kalung dengan sedikit sihir.”

Dia menggulung kalung itu di telapak tangannya seolah-olah untuk menunjukkannya padaku. Kemudian kalung itu bersinar semakin terang seakan-akan kunang-kunang kecil berkeliaran di dalamnya.

Saat aku melihatnya dengan rasa ingin tahu, Duke Elgy bertanya, "Apakah Anda tidak merasa sedih?"

Itu adalah pertanyaan yang tidak terduga.

Apa yang dia maksud? Aku mengalihkan pandanganku dari kalung itu dan menatapnya.

Duke Elgy menatap wajahku tanpa suara, ekspresinya ... sama seperti kemarin.

Ekspresi muram yang sama seperti saat kami berdansa.

Dia adalah teman Heinley, tetapi dia juga teman Rashta.

Ini adalah saat yang sangat membahagiakan bagi Rashta.

Jadi mengapa dia berekspresi begitu? Aneh sekali.

'Jangan-jangan?' Seketika itu juga, sebuah pikiran muncul di kepalaku,

Apa mungkin…

"Apakah Anda menyukai Nona Rashta?"

Jadi dia berekspresi begitu karena Rashta menikah?

Oh, kalau dipikir-pikir, dia bukan 'Nona Rashta' lagi.

"Apakah Anda menyukai Permaisuri Rashta?"

Ketika aku bertanya, mengoreksi kata-kataku, Duke Elgy mengangkat alisnya dan tertawa.

Tetapi hal berikutnya yang dia katakan adalah pertanyaan yang sama seperti sebelumnya.

“Apakah Anda tidak merasa sedih?”

"Sedih…?"

"Karena apa yang terjadi di parade."

Apakah dia mengatakan itu karena orang-orang mengabaikanku selama parade?

Apakah itu sebabnya ekspresinya begitu muram? Apa yang terjadi pada saat itu tidak ada hubungannya dengan dia.

Itu tampak aneh bagiku, tetapi aku menjawab dengan jujur, “Itu tidak bisa dihindari.”

Duke Elgy mengulangi kata-kataku, “Itu tidak bisa dihindari …” lalu bergumam dengan dingin, “Orang-orang seperti itu. Mereka hanya mengingat hal terakhir. Terlepas dari apa yang telah seseorang lakukan, jika mereka tidak menyukai yang terakhir, mereka segera memunggungimu dan melupakan hal-hal lainnya.”

Bukannya menjawab, aku hanya menatap matanya.

Kecuali dia orang bodoh, sepertinya apa yang terjadi membawa kembali kenangan buruk baginya.

Apakah itu seseorang di dekatnya, atau apakah dia sendiri yang mengalami hal serupa?

Pada saat itu, Duke Elgy tersenyum sambil memasukkan kalung itu ke dalam sakunya.

“Ratu, Anda benar-benar pengertian. Jika saya berada di posisi Anda, saya akan sedikit marah. ”

Kata-kata simpatinya bercampur dengan nada mengejek seperti biasa. Namun, dia tampak lebih tertekan dari biasanya.

Apakah karena perubahan ekspresinya yang tiba-tiba?

Jika kami dekat, aku akan bertanya kepadanya, 'Apa yang terjadi padamu?'

Namun, karena kami tidak memiliki hubungan seperti itu, canggung bagiku untuk menanyakan pertanyaan pribadi seperti itu.

Jadi aku mengangguk, mengarahkan jariku ke arah yang aku tuju.

“Saya minta maaf telah mengganggu waktu menyendiri Anda. Saya akan pergi."

Duke Elgy tersenyum manis dan bangkit dari batu.

"Saya akan mengantar Anda."

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Hari ini adalah resepsi pernikahan terakhir dan aku seharusnya menghabiskan lebih banyak waktu dengan Heinley.

Kemarin, sebelum kami berpisah ke kamar kami, Heinley memegang tanganku dengan erat dan menggerutu, “Karena kita datang ke sini hanya untuk menghabiskan waktu dengan teman-temanmu. Tolong habiskan waktu bersamaku juga.”

Dia memasang ekspresi sedih, bahunya yang lebar terkulai.

Aku merasa kasihan padanya, jadi aku berjanji kepadanya aku akan menghabiskan lebih banyak waktu dengannya hari ini.

Setelah dipikir-pikir, itu benar.

Sebelum acara perayaan, aku berkumpul dengan teman-temanku.

Aku hanya berdansa dengannya sekali pada hari pertama.

Pada hari pesta topeng, setelah Sovieshu membawa Rashta pergi, aku tinggal sedikit lebih lama dan kemudian kembali ke kamarku.

Tidak heran Heinley kesepian.

Yang paling aku inginkan adalah melewatkan resepsi pernikahan terakhir, tetapi aku mengenakan gaun ungu yang cocok dengan warna mata Heinley dan pergi mencarinya.

Aku hendak menjemputnya sendiri di kamarnya untuk mencoba menghiburnya.

Setelah kami bersenang-senang, aku akan mengajaknya jalan-jalan…

Namun, saat aku hendak mengetuk pintu Heinley.

"Navier."

Aku mendengar Sovieshu meneriakkan namaku.

Saat aku berbalik, aku melihatnya mendekat tanpa pengawalan.

Begitu aku melihatnya, aku teringat Rashta yang menutupi perutnya di pesta topeng.

Apakah dia di sini untuk membahas kejadian kemarin?

Aku berkata dengan tegas, “Mereka yang hadir harusnya sudah melihat semuanya. Aku tidak melakukan apa pun."

Sovieshu mendekat dan bertanya dengan heran, "Apa yang kamu bicarakan?"

Apa yang aku bicarakan?

"Bukankah kamu di sini untuk menyalahkanku atas jatuhnya Permaisuri Rashta?"

Ketika aku bertanya dengan dingin, Sovieshu berseru seolah-olah aku telah menamparnya.

"Astaga! Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku tidak akan pernah percaya itu!”

Dia tidak akan pernah percaya itu?

Tidakkah dia ingat saat-saat dia menyalahkanku atas apa yang terjadi pada Rashta?

Menatapnya dalam diam, Sovieshu menegang seolah-olah dia juga memikirkan hal itu.

Namun, seperti yang dia katakan, dia sepertinya tidak berada di sini untuk membahas apa yang terjadi pada Rashta di pesta topeng.

Tapi aku tidak lengah, Sovieshu bergumam, "Ya ampun," dan meletakkan tangannya di dahinya.

“Jadi, apa yang membawamu ke sini?”

Ketika aku bertanya, menghilangkan semua kemungkinan emosi, Sovieshu menunjuk ke kamarku dengan tatapannya. Seolah-olah dia ingin kami masuk ke dalam untuk berbicara.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Jika kamu punya sesuatu untuk dikatakan, lakukan di sini."

Meskipun sebagai ratu seberang, itu bukan sikap yang tepat terhadap kaisar negara yang kuat, sebagai mantan istri, wajar untuk bertindak seperti ini terhadap mantan suaminya.

Aku tidak ingin berduaan dengannya di kamar yang sama.

Mata Sovieshu berkedut.

Apakah yang ingin dia katakan padaku begitu penting?

Aku pikir dia akan pergi dengan marah. Tapi setelah menatapku dengan seksama sejenak, Sovieshu benar-benar membuka mulutnya, "Kembalilah."

"!"

"Aku tidak ingin kamu menjadi istri orang lain."

***

"Aku tidak ingin kamu menjadi istri orang lain."

Mendengar suara yang datang dari sisi lain pintu, Heinley membeku.

Dia menempelkan telinganya ke pintu dan menekankan tangannya ke jantungnya. Jantungnya berdebar kencang.

'Apa maksudnya ini…?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 214                 

>>>             

Chapter 216

===

Daftar Chapters