Tuesday, March 9, 2021

Remarried Empress (#148) / The Second Marriage (Ep. 70 - 71)

 


Chapter 148: Dua Pasangan Suami-Isteri (1)

 

Itu adalah hari pertemuan bulanan Dewan Negara. Banyak menteri senior dan anggota komite berkumpul di istana, dan sementara Kaisar diwajibkan untuk hadir, tugasku sebagai permaisuri sedikit berbeda. Kehadiranku di pertemuan itu tidaklah wajib, dan aku hadir hanya ketika tugas dan urusanku sendiri termasuk dalam agenda.

Aku memeriksa jadwalku hari ini dan ternyata aku punya waktu luang. Namun, setelah setengah jam berpikir, aku memutuskan untuk menghadiri pertemuan, dan mengirim pesan untuk menginformasikan majelis.

Aku tahu Sovieshu akan segera menceraikanku, tetapi situasinya terlalu tenang, itu membuatku merasa gelisah. Mungkin dia akan mengumumkan perceraiannya hari ini.

‘Apakah McKenna kembali ke Heinley?’

Bagaimana reaksi Heinley? Sekarang setelah semuanya menjadi rumit, apakah dia akan menyerah untuk menjadikanku ratunya? Atau apakah dia mencoba mencari cara lain untuk bertukar kabar?

Aku tenggelam dalam pikiranku saat berjalan menyusuri koridor, dan tahu-tahu, aku sudah tiba di aula tempat pertemuan itu diadakan. Sovieshu menatapku ketika aku masuk, tetapi kemudian memalingkan muka tanpa menyapaku.

‘Dia berpura-pura menyesal. Tapi dia menunjukkan sifat aslinya begitu aku menolak hadiahnya.’

Alih-alih melambaikan tangan padanya, aku duduk di kursiku dan menatap lurus ke depan. Kadang-kadang, aku merasakan pandangan sekilasnya ke arahku , tetapi aku tidak balik melihatnya. Kami sama sekali mengabaikan satu sama lain selama pertemuan, dan bahkan selama istirahat.

Saat pertemuan digelar kembali, suasana menjadi semakin canggung. Giliran pertama adalah Lord Palme, yang menyebut-nyebut tentang kakakku.

“Setelah Lord Koshar pergi ke ibu kota, Seribu Bandit Abadi bangkit kembali. Mereka menyebarkan tirani mereka, dan bahkan para pedagang tidak lagi datang ke Palme. Mohon, Yang Mulia, sudi memusnahkan para bandit itu.”

Lord Palme tidak berbicara tentang pengusiran kakakku, tetapi wajah Sovieshu segera menjadi suram mendengar nama kakakku disebut. Para bangsawan yang peka memberi peringatan kepada Lord Palme melalui tatapan mereka, tetapi karena keamanan tanah dan rakyatnya sendiri yang dipertaruhkan, dia hanya memandang Kaisar Sovieshu dengan penuh semangat.

“Aku akan menyelidikinya.”

Sovieshu menjawab dengan suara keras. Setelah itu, seorang bangsaan lainnya naik.

“Yang Mulia.”

Baront Lant tidak ada di agenda berikutnya, tapi dia mengangkat tangannya dan melangkah maju. Hatiku menjadi dingin. Baront Lant adalah sekretaris Sovieshu. Apakah dia akan menjadi orang yang pertama membicarakan perceraian saya?

Aku mencengkeram lengan tahta dengan erat. Sovieshu, yang biasanya memecat baron karena berbicara sembarangan, bertanya kepadanya, “Ada apa?” Kecemasanku semakin menguat.

“Ini tentang orang tua Rashta.”

Namun, Baron Lant mengangkat topik tentang Rashta, bukan aku.

“Orang tua?”

“Iya. Ada pasangan yang mengaku sebagai orang tuanya.”

Sovieshu mencondongkan tubuh ke depan dengan tertarik.

“Siapa mereka?”

Baront Lant melihat sekeliling, lalu berbicara.

“Mereka dari Keluarga Kalen.”

Aku tahu tentang mereka. Mereka adalah keluarga yang mapan dua generasi sebelumnya, tetapi ketika para pangeran memperebutkan takhta, mereka mendukung pangeran yang salah dan akhirnya terguling. Jadi Rashta berasal dari keluarga itu?

“Apakah itu benar?”

“Saya tidak tahu. Saya harus memverifikasi keakuratannya.”

“Aku harap itu benar.”

Sungguh waktu yang tepat bagi kemunculan orang tua bangsawan Rashta ketika Sovieshu akan menceraikanku. Sulit untuk tidak tertawa sinis saat mendengarkan Sovieshu dan Baron Lant berbicara.

Jadi Sovieshu akan memberi Rashta orang tua bangsawan. Sebagai seorang anak, dia benci ketika ayahnya, kaisar sebelumnya, melakukan ini. Tidak masuk akal melihat Sovieshu sekarang melakukan hal yang sama persis.

“….”

Aku memperhatikan telinga Sovieshu memerah. Apakah kami sedang memikirkan hal yang sama?

‘Tapi dari perspektif berbeda…. Seberapa besar dia mencintai Rashta sehingga dia bersedia melakukan drama yang tidak dia sukai?’

Aku pikir dia akan menjaga keyakinannya.

“Saya akan membawa pasangan suami-isteri itu kepada Anda nanti.”

Baron Lant melangkah mundur, dan yang hadir bergumam satu sama lain menyaksikan peristiwa mendadak yang ganjil ini. Beberapa mengira ini tipuan yang diatur oleh Sovieshu, sementara yang lainnya mengira itu nyata.

Sovieshu memberi isyarat kepada orang berikutnya dalam antrian. Orang berikutnya adalah Duta Besar Lingall dari negara Blue Bohean. Ekspresi wajahnya terlihat bingung, dan dia terus menengok ke belakang ke arah Baront Lant. Langkahnya melambat saat dia mendekati singgasana.

‘Ada apa dengannya?’

Perilakunya yang tidak biasa segera menarik perhatianku. Ketika dia akhirnya membuka mulut untuk berbicara, aku tahu kenapa.

“Saya …. mmm, Yang Mulai Kaisar. Sebenarnya, pasangan suami-isteri di Blue Bohean datang menemui saya beberapa hari yang lalu dan menceritakan kisah yang aneh.”

“Cerita yang aneh?”   

 “Yang Mulia, Nona Rashta, selir Anda, tampaknya adalah putri pasangan itu yang telah hilang.”

“…..”

Untuk sesaat, ekspresi Sovieshu berubah menjadi sangat bingung seperti eskpresi seekor rakun. Aku mengatupkan rahang dan menggigit bibir. Deru tawa pelan keluar dari mulut para menteri. Baront Lant menatap duta besar dengan mata terbelalak, yang sepertinya menyadari bahwa dia berada dalam situasi bermasalah.

“Itu … mmmm. Pasangan itu juga bangsawan.”

Aku melirik ke arah Sovieshu.

“Rashta pasti punya enam orang tua.”

Aku berbicara cukup pelan sehingga hanya dia yang bisa mendengarnya, lantas telinganya memerah.

Aku menoleh ke depan lagi, sementara para menteri lainnya berjuang menahan tawan mereka. Aku bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi. Sovieshu dengan gugup mengetuk lengan kursinya.

“Salah satu pasangan suami-isteri itu pasti penipu. Mungkin keduanya. Bagaimanapun, para penjahat itu tidak akan bisa melarikan diri. Kurung mereka semua!”

***

“Apa? Itu benaran terjadi?”

Rashta, yang merasa depresi sejak kejadian dengan burung biru itu, pergi mengunjungi Duke Elgy. Dia tertawa gembira ketika Duke Elgy menceritakan apa yang terjadi di pertemuan itu.

“Kamu tidak boleh tertawa.”

Dia langsung menjadi malu.

“Rashta mengerti. Apakah keduanya orang suruhanmu?”

“Tidak. Aku menyuap pasangan suami-isteri dari Blue Bohean itu.”

“Ah, yang kamu ceritakan pada Rashta…”

“Iya.”

Rashta berteriak “Terima kasih!”, tapi kemudian dia segera mengerutkan kening.

“Apakah orang yang dibawa Baront Lant itu penipu?”

Duke Elgy tersenyum.

“Mereka penipu yang dibeli oleh kekasihmu.”

“Kekasihku? Ah…!”

Dia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

“Yang Mulia!”

Kaisar telah memberitahunya bahwa dia akan menjadikannya permaisuri, tetapi sejak itu dia tidak melihatnya melakukan tindakan apapun. Dia pasti telah mempersiapkan ini di belakangnya! Rashta sangat tersentuh karena Duke Elgy dan Sovieshu telah melakukan hal yang sama untuknya. Dia tersenyum lantas pipinya merona merah muda.

“Kalian berdua manis. Melakukan ini demi Rashta….”

Duke Elgy tersenyum saat dia menyandarkan lengan ke kursinya. Entah bagaimana dia tampak senang. Rashta memiringkan kepalanya.

“Apa yang terjadi sekarang?”

“Kamu tidak boleh memiliki empat orang tua, jadi satu pasangan suami-isteri itu akan dicap palsu.”

“Yang mana?”

“Yang mana yang kamu inginkan untuk menjadi orang tuamu yang asli?”

“…yang akan dipercaya orang.”

Sudut mulut Duke Elgy terangkat seolah dia menyukai jawabannya.

“Itu jawaban yang benar.”

“Mana yang akan dipercaya orang?”

“Para bangsawan mungkin berpikir bahwa pasangan suami-isteri yang dibawa Baront Lant itu palsu. Orang tua palsu atau pernikahan palsu seringkali digunakan untuk menutupi identitas seseorang. Pasti Kaisar yang melakukan ini.”

“Ah…”

“Tapi pasangan suami-isteri lain muncul, maka kepercayaan mereka akan semakin meningkat. Karena Yang Mulia tidak bisa menyiapkan dua pasangan suami-isteri.”

“Jadi Rashta akan mengatakan bahwa pasangan suami-isteri yang diatur oleh Duke Elgy adalah orang tua Rashta?”

“Nah, bukankah kamu pintar?”

Duke Elgy memberinya senyuman, dan Rashta terkikik sebagai jawaban. Sekarang karena dia memiliki orang tua palsu, dia akan dianggap sebagai wanita bangsawan. Duke Elgy telah memberitahunya bahwa dia perlu mendapat dukungan dari rakyat biasa dan kepercayaan dari dewan untuk menantang permaisuri. Namun, Sovieshu sekarang mengangkatnya ke posisi itu. Semuanya sempurna sekarang. Semuanya…

“Ah, Nona. Ada yang perlu diingat.”

“Rashta harus menenangkan para menteri?”

“Itu masih lama. Yang lain.”

“Apa itu?”

“Maksudku si orang tua palsu.”

“?”

“Kamu harus memperlakukan mereka seperti orang tuamu yang sebenarnya.”

“Apa? Mereka hanya meminjamkan nama mereka demi uang, bukan?”

“Maka orang-orang hanya akan melihat tiruan.”

“!”

“Tujuanmu bukan hanya menjadi selir, tapi seorang permaisuri. Seorang selir dengan orang tua palsu mungkin terlewatkan, tapi latar belakang permaisuri akan diteliti.”

“Ah…”

“Mereka akan memperlakukanmu seperti putri mereka yang telah lama hilang. Perlakukan mereka seolah-olah kamu merindukan mereka dengan cara yang dramatis. Begitulah seharusnya.”

 

 

<<<

Chapter Sebelumnya                   

>>>             

Chapter Selanjutnya 

===

Daftar Chapters  


Remarried Empress (#147) / The Second Marriage (Ep. 69 - 70)

 


Chapter 147: Pria dengan Mata Tertutup (2)

 

Keesokan harinya kemarahan Sovieshu tidak kunjung mereda, dan akhirnya dia melampiaskannya pada Marquis Karl.

Sekretaris kepala itu datang ke kantor memegang laporan baru tentang ‘Para Penyihir Kehilangan Mana’, dan dia terkejut ketika melihat Sovieshu menyilangkan lengannya dan memasang ekspresi menakutkan.

“Yang Mulia?”

Ekspresi Sovieshu sangat tidak normal sehingga membuat Marquis serta-merta menciut.

“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”

“Tidak ada. Tidak ada.”

‘Tapi wajahmu…’

Marquis Karl menyampaikan laporannya sambil menatap mata Sovieshu. Kaisar mengambil dokumen itu dengan satu tangan dan membacanya dengan cepat, tetapi ekspresinya tidak membaik sama sekali ketika dia melihat isi laporannya. Marquis Karl diam-diam mencoba meninggalkan ruangan ketika Sovieshu memanggilnya.

“Apakah kamu sudah menemukan sertifikat penjualannya?”

“Sertifikat? Ah ya, sertifikat budak Rashta…”

“Kamu tidak lupa, kan?”

“Tidak.”

Marquis Karl menghela napas.

“Seperti yang Anda ketahui, kami tidak menemukan apa pun pada Permaisuri atau saudara laki-lakinya.”

“Jadi kamu berhenti mencarinya?”

“Tidak. Setelah itu, saya ingat apa yang dikatakan Lord Koshar, dan memeriksa tempat tinggal para kesatria.”

Wajah Marquis Karl semakin muram.

“Tapi itu belum ditemukan.”

Sertifikat penjualan itu memang ada. Itu dikonfirmasi oleh Viscount Roteschu, Lord Koshar, dan perusahaan yang Roteschu percayakan. Tapi Sovieshu bahkan belum melihat secuil pun kertas itu! Mengapa dia bahkan berencana untuk menceraikan Permaisuri?

Ketidakpastian itu tidak akan pernah hilang kecuali sertifikat penjualan itu benar-benar dihancurkan, tetapi sertifikat itu tidak dapat ditemukan di mana pun bahkan setelah mencari di setiap tempat. Sebagai Kaisar, dia dapat menggunakan kekuatannya untuk mencari di setiap rumah warga di Kekaisaran, tetapi memberikan perintah semacam itu sama saja dengan mempromosikan keberadaan sertifikat itu.

“Haaa….”

Sovieshu menghela napas dan menekan jari ke pelipisnya yang berdenyut-denyut. Dia mengerutkan bibir dan menatap dinding, tapi dia tidak bisa menemukan ide apa pun.

“Aku tidak punya banyak waktu. Aku bisa gila.”

Dia harus menyelesaikan perceraian dan pernikahan kembali sebelum Rashta melahirkan bayinya. Permaisuri tidak akan menyerah dengan patuh. Kecemasannya hanya bertambah ketika dia menghitung waktu yang tersisa untuk rencananya.

“Kita perlu menemukan sertifikat itu secepatnya dan menghancurkannya…”

Marquis Karl hanya berdiri di sana tanpa bersuara. Sementara itu, Sovieshu bergumam sembari tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Aku tidak ingin menggunakan metode penutup mata…”

“?”

“Jika aku tidak bisa menghilangkan sertifikat perdagangan itu, maka aku terpaksa melakukannya.”

“Apa yang Anda bicarakan, Yang Mulia?”

“Aku harus menggunakan metode yang sering digunakan kaisar sebelumnya dengan selir mereka.”

Marquis Karl langsung mengerti.

“Anda ingin memalsukan identitas Rashta?”

“Iya. Jika sertifikat penjualan itu muncul, ini adalah satu-satunya cara untuk membantahnya.”

Suara Sovieshu terdengar kasar karena kesal.

“Bawakan aku orang yang tepat dari bangsawan yang sudah bangkrut. Akan lebih baik jika mereka sedikit lebih tua. Tidak masalah apakah mereka pasangan suami-isteri, atau hanya pria atau wanita.”

Metode yang sering digunakan untuk mengubah status selir adalah melakukan pernikahan palsu dengan bangsawan lain. Namun, karena Sovieshu harus menikahi Rashta dalam waktu satu tahun, dia tidak dapat mengambil tindakan tersebut.

“Ya, Yang Mulia.”

“Secepatnya.”

Marquis Karl membungkuk dan meninggalkan ruangan, dan Sovieshu bersandar di kursinya dan menutup kelopak matanya yang berat. Dia masih marah soal burung biru itu. Wajah pucat Permaisuri Navier terus terbayang. Usahanya untuk mewujudkan perceraian ini menyebabkan banyak hal yang tak terduga.

Hanya memikirkannya saja membuatnya merasa tidak nyaman.

***

Setelah amarahku pada Sovieshu yang mengirim burung itu mereda, pikiran tentang McKenna dan burung itu kembali ke benakku. Setelah memikirkannnya, aku memutuskan untuk pergi ke Duke Elgy dan menanyakannya sendiri.

‘Aku ingin tahu bagaimana kondisi McKenna….”

Aku pergi ke istana selatan dan mengetuk pintu kamar Duke Elgy. Tidak ada jawaban. Saat aku mengetuk pintu lagi, sebuah suara menjawab dari belakangku.

“Iya.”

Itu adalah suara yang penuh tawa. Aku berbalik, dan melihat Duke Elgy menggenggam bunga baby’s breath di tangannya.

“Maukah Anda menerimanya?”

Aku melirik wajahnya yang tersenyum saat dia mengulurkan buket bunga. Namun, alih-alih menerimanya, aku justru mengajukan pertanyaan kepadanya.

“Tidak apa-apa. Apakah Sir McKenna ada di dalam?”

 Alih-alih menjawab, Duke Elgy membalas dengan omong kosongnya sendiri.

“Tidak ada yang pernah menolak ini. Saya jadi malu sekarang.”

“…Sir McKenna?”

Kenapa pria ini mempermainkanku? Aku menghela napas dan menerima bunga dengan harapan dia akan menjawabku dengan benar.

“Barusan Anda menerima bunga sambil mendesah? Wow. Ini pertama kalinya aku merasa malu seperti ini.”

“Sir McKenna?”

“Orang yang sangat aneh.”

“Jawab aku.”

“Persis seperti pisau.”

Apakah dia bercanda denganku? Aku memiringkan kepala, dan dia menatapku lantas tertawa. Dia menjawab dengan senyum jahat.

“Apa Anda tahu? Anda memancing jiwa penantang dalam diri saya.”

“….”

“Inikah sebabnya Heinley tertarik pada Yang Mulia?”

“McKenna pasti tidak ada di sini.”

Jika dia benar-benar ada di dalam kamar, dia akan keluar agar tidak terjadi hal merepotkan begini.

Aku mengembalikan bunga itu kepada Duke Elgy alih-alih membalas perkataannya. Entah bagaimana tanganku terasa penuh dengan energi, tapi aku berusaha tidak menunjukkannya. Duke Elgy memegang buket bunga itu, tetapi ketika aku berbalik dan berjalan, dia terus mengikutiku dan mengoceh.

“McKennna tidak terluka separah kelihatannya, jadi dia kembali pulang.”

“Saya berharap Anda memberitahu saya sebelumnya.”

Kenapa pria ini sangat licin? Aku membayangkan seperti apa percakapan antara Duke Elgy dan Rashta. Rashta akan berkata, “Rashta, Rashta,”, dan Duke Elgy akan mengatakan apa pun yang dia inginkan. Apa mereka bisa mengobrol dengan lancar? Aku bertanya-tanya dalam hati.

Namun, aku punya pertanyaan lain. Ini tentang alasan mengapa McKenna ada di sini sejak awal… tetapi jika dia sudah pergi, bisakah aku bertanya pada Duke Elgy?

“Aku ingin bertanya.”

“Silakan saja.”

“Apakah McKenna seekor burung?”

Jika McKenna adalah burung biru seperti dugaanku, Duke Elgy juga pasti mengetahuinya. Laura berkata Duke Elgy memungut burung biru itu dari taman. Duke menjawab dengan cekikian.

“Yah. Hampir tepat, tapi dia bukan burung.”

“Lalu, apakah dia bagian dari Suku Kepala Burung?”

Nama suku itu terdengar seperti umpatan, jadi aku berbicara dengan eskpresi seserius mungkin. Duke tiba-tiba menengadahkan kepalanya dan tertawa. Tawanya sangat keras sampai-sampai aku melihat sekeliling dengan malu. Setelah beberapa saat, tawanya akhirnya mereda.

“Penghinaan baru macam apa itu?”

“Bukan apa-apa.”

Aku merasa malu, jadi aku mengalihkan pembicaraan lantas pergi meninggalkannya.

***

Setelah Permaisuri Navier menghilang, Duke Elgy tersenyum sendiri di dekat pagar tembok. Dia menganggap lucu cara Permaisuri mengatakan “Suku Kepala Burung” dengan ekspresi dingin di wajahnya. Mengapa Heinley tertarik pada orang-orang yang begitu polos dan tidak menarik? Apakah penampilannya yang dia sukai?

Duke Elgy menggelengkan kepalanya. Dia tidak percaya Pemaisuri menanggapi sebuah legenda dengan begitu serius. Dia bergumam pada dirinya sendiri, mengingat cara Permaisuri dengan tenang bertanya tentang suku yang hilang.

“Dia cepat tanggap.”

   


<<<

Chapter 146                   

>>>             

Chapter 148

===

Daftar Chapters  







   

Remarried Empress (#146) / The Second Marriage (Ep. 68 - 69)

 

Chapter 146: Pria dengan Mata Tertutup (1)

 

Koshar mendengus kepada bandit itu.

“Tipuan macam apa ini?”

“Ti… tipuan. Ini sungguhan!”

“Jadi, apakah raja mencoba mengajakku berinvestasi pada sesuatu? Apa dia bilang ada prospek yang baik di suatu tempat?”

“Investasi!”

Pria itu memekik cemas dan menunjuk simbol Kerajaan Barat di dadanya.

“Lihat ini! Ini sungguhan.”

Koshar mengamati lambang itu sejenak dan menganggukkan kepala, dan wajah pria itu berubah lega. Akan tetapi, hanya karena simbol itu sungguhan, tidak berarti Koshar peduli bahwa Raja Kerajaan Barat berusaha mencarinya. Dia berkata blak-blakan.

“Aku tidak akan memenuhi panggilan dari Raja Kerajaan Barat. Bahkan jika itu terkait dengan saudaraku.”

“Tapi!”

Koshar masih tidak tampak percaya. Pria itu bersungut-sungut karena frustasi, tapi dia dapat memahami reaksi Koshar itu. Berapa banyak orang asing yang akan mengikutinya jika dia memberitahu mereka kalau raja tetangga sedang mencari mereka? Mungkin jika ini dilakukan dengan cara yang lebih formal, ini mungkin akan lebih mudah dipercayai.

Akan tetapi, pria itu harus bepergian dengan cepat dan secara rahasia, sehingga penampilannya sangat tidak meyakinkan. Meskipun begitu, Koshar terkenal dengan ototnya daripada otaknya, dan pria itu tidak pernah menyangka dia akan bereaksi begini…!

Koshar mendengus dan menarik tali kekangnya. Pada akhirnya, dia tidak pergi, tapi menatap pria itu penuh harap. Ketika pria itu menatapnya dengan bingung, Koshar menjawab.

“Jadi? Bukankah harusnya kamu menunjukkan jalannya?”

“Apa?”

Pria itu tidak menyangka Koshar akan mengikutinya, jadi kenapa tiba-tiba…? Dia menatap kebingungan, tapi Koshar tidak mau repot-repot menjelaskan.

“Ayo. Tunjukkan jalannya.”

Pria itu mulai berjalan di depannya.

“Lewat sini.”

Akan tetapi, Koshar tidak berniat menemui Raja Kerajaan Barat tanpa perlawanan. Dia teringat rumor bahwa Raja Kerajaan Barat jatuh cinta kepada Rashta pada acara perayaan Tahun Baru. Ketika Koshar mengumpulkan informasi untuk mencari tahu kelemahan Rashta, dia mendengar bahwa karena rasa cintanya Heinley sampai-sampai bertengkar di depan umum dengan Kaisar Sovieshu.

Koshar tidak percaya pada Raja Heinley. Tidak peduli seberapa banyak dia memikirkannya, tidak ada alasan bagi Raja Heinley untuk memanggilnya. Akan tetapi, Koshar telah diasingkan dari negaranya, dan dia tidak punya pekerjaan maupun hak. Jadi dia memutuskan untuk menurut. Jika Raja Kerajaan Barat memang benar memanggilnya…

Dia akan membujuk raja itu untuk membawanya ke Rashta.

***

Rashta memandangi bulu-bulu burung biru itu. Dia tidak tahu spesies burung apa itu, tapi dia merasakan aura kebangsawanan darinya. Akan tetapi, ini bukan saatnya mengagumi penampilan burung itu.

“Aku minta maaf.”

Rashta bergumam dan menjulurkan tangannya ke burung itu. Dia mencengkeram bulunya, lantas menarik napas dalam-dalam dan mencabutnya. Burung itu memekik dan terbang karena terkejut, tetapi sangkar itu menghalanginya untuk melarikan diri.

Rashta menjulurkan tangan lagi, mencabut lebih banyak bulunya, burung itu menjerit dan mematuk tangan Rashta dengan paruhnya. Rashta menyentakkan tangannya ke belakang.

Burung itu menatap Rashta dengan tajam. Jika dia memasukkan tangannya ke dalam sangkar lagi, dia mungkin akan terluka. Rashta menarik diri karena dia sudah memiliki cukup banyak bulu, lantas membersihkan bulu-bulu yang bertebaran di lantai dan menyembunyikannya di dalam sarung bantal.

“Aku minta maaf.”

Rashta sekali lagi meminta maaf kepada burung itu.

Terlepas dari rasa bersalahnya, dia bertekad untuk melindungi diri dan bayinya. Meskipun saudara laki-laki Permaisuri yang kejam itu telah diasingkan, keluarganya yang lain masih tetap ada. Terlepas dari janji Sovieshu untuk menjadikan Rashta permaisuri, dia harus menjaga keselamatannya sendiri dengan cara apapun.

Bahkan jika itu berarti dia harus melakukan hal yang mengerikan.

‘Bagaimana aku bisa menjadi seperti ini?’

Ini semua karena sikap permusuhan Permaisuri. Jika Permaisuri dan saudaranya tidak menyerangnya lebih dulu, Rashta yakin dia tidak akan pernah melakukan ini.

Dia duduk di kursi berlengan, meletakkan tangannya di perut, dan terisak.

Beberapa jam kemudian langit menjadi gelap, dan ketika Sovieshu memasuki ruangan, dia masih menangis. Sovieshu tampak kelelahan ketika dia masuk, tetapi ketika dia melihat Rashta, dia seketika menjadi waspada.

“Kenapa kamu menangis?”

Rashta menunjuk ke arah sangkar. Alis Sovieshu terangkat ke atas ketika dia melihat bulu burung yang hilang.

“Kenapa kondisinya begini? Tidak, kenapa kamu punya burung ini?”

“Permaisuri mengembalikan burung itu, lalu Delise mengambilnya dan memberikannya kepada Rashta.”

“Mengapa bulunya seperti ini?”

Sovieshu berjalan ke sangkar, memeriksa lukanya, dan menekan bibirnya dengan kuat seolah-olah dia sedang mencoba meredakan amarahnya.

“Rashta tidak tahu.”

Dia menggelengkan kepala, terisak. Dia merasa bersalah melihat cara burung itu memelototinya, tapi dia berpikir dia bisa menebus kesalahannya dan memelihara burung itu sendiri.

Rashta mengatupkan kedua tangannya dan memohon.

“Yang Mulia, karena sekarang Permaisuri telah membuang burung itu, bisakah Rashta memeliharanya?”

Sovieshu menatap burung itu tanpa memberi jawaban. Dia sangat tersinggung karena hadiahnya dikembalikan dengan cara ini. Rashta memintanya lagi, menyeka air matanya.

“Yang Mulia. Rashta ingin merawatnya. Kasihan burung itu.”

Sovieshu kembali menatap Rashta dan menghela napas lelah.

“Kenapa kamu menginginkan seekor burung yang dibuang orang lain? Aku akan membelikanmu yang baru.”

“Makhluk ini memiliki kehidupan juga. Bagaimana Anda bisa membuangnya?”

“Siapa bilang aku akan membuangnya?”

“Ha? Anda tidak akan membuangnya?”’

“Aku akan memeliharanya.”

“Kenapa Anda hendak memelihara burung yang telah dibuang Yang Mulia?”

Rashta menatap Sovieshu dengan gugup. Reaksinya tidak masuk akal. Dia tidak menyangka Sovieshu akan memelihara sendiri burung itu. Kaisar adalah orang yang memiliki harga diri tinggi, dan dia seharusnya sangat marah karena Permaisuri merusak dan menolak hadiahnya. Kaisar tidak marah seperti yang seharusnya. Apa karena dia masih memiliki perasaan pada Permaisuri? Dia bilang dia akan menurunkannya dari posisinya sebagai Permaisuri. Apakah dia berubah pikiran?

Jika Rashta bisa membaca pikiran Sovieshu, dia akan merasa lega alih-alih cemas. Sovieshu memang marah. Permaisuri pingsan karena burung Pangeran Heinley telah mati, kemudian Permaisuri mencabut bulu dari burung yang dia kirimkan kepadanya. Dia ingin menemui Permaisuri dan bertanya mengapa dia melakukan ini. Memang benar bahwa selama berjam-jam Permaisuri tidak sadarkan diri, Sovieshu merasa ketakutan seolah-olah dia tenggelam dalam air es. Dia takut Permaisuri akan pingsan lagi. Namun, kemarahan yang telah kehilangan arah di tubuhnya telah menyala kembali.

Tanpa sepatah kata pun, Sovieshu mengambil sangkar itu dan meninggalkan kamar Rashta.



>>>             

Chapter 147 

===

Daftar Chapters