Tuesday, March 9, 2021

Remarried Empress (#149) / The Second Marriage (Ep. 71)

 


Chapter 149: Dua Pasangan Suami-Isteri (2)

 

Pada saat yang sama Rashta mengadakan pertemuan yang menyenangkan dengn Duke Elgy, Sovieshu tenggelam dalam pemikiran yang serius. Sovieshu juga tahu bahwa semua orang akan menganggap pasangan bangsawan yang dibawa oleh Baront Lant itu palsu. Namun, ironisnya, pasangan Blue Bohean tampil lebih kredibel. Kisah seorang gadis bangsawan miskin yang dipertemukan kembali dengan orang tuanya lebih menarik daripada seorang selir yang identitasnya berubah. Jika dilakukan dengan benar, semua orang akan tergila-gila pada ceritanya.

Masalahnya adalah…. Sovieshu menjadi bahan tertawaan karena kejadian ini. Dia memejamkan mata karena rasa pusing yang berputar-putar di kepalanya. Mengikuti jejak ayahnya justru membawa bencana. Bahkan Permaisuri Navier menertawakannya.

“Yang Mulia…”

Baront Lant memandang dengan gugup. Dia merasa bersalah, karena dialah yang menyewa pasangan palsu itu.  

Setidaknya itu bukan salahnya. Para menteri diminta untuk menyerahkan agenda ke Dewan Negara, tetapi Duta Besar Lingall tidak menyebutkan tentang orang tua Rashta. Baron Lant juga tidak melakukannya, tapi itu demi efek dramatis. Dia menyesali perbuatannya. Jika saja dia menuliskannya di agenda… Duta Besar Lingall mungkin akan menanyainya terlebih dahulu. Kaisar tidak akan dipermalukan di depan umum.

“Tidak apa-apa.”

Sovieshu jauh dari baik-baik saja, tetapi dia berbohong demi pelayannya yang setia. Namun, nada kelelahan terdengar dari suaranya.

Sovieshu, yang matanya terpejam sedari tadi, perlahan membuka matanya. Tidak ada lagi kebingungan di sorot matanya, hanya ada resolusi dalam mengambil keputusan. Baront Lant dan Marquis Karl saling bertukar pandang, tetapi mereka tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Kaisar.

“Baront Lant.”

“Ya, Yang Mulia.”

“Pasangan suami-isteri yang kamu bawa. Di mana mereka ditahan?”

“Mereka sebenarnya bukan penjahat, jadi mereka dikurung di lantai pertama menara barat. Begitu juga dengan pasangan suami-isteri yang satunya.”

Terlepas dari namanya, menara barat tidak terletak di sisi barat kompleks istana. Awalnya di barat, tetapi dengan penambahan istana pusat, penggunaannya juga berubah. Menara barat paling sering digunakan untuk sementara waktu menampung bangsawan yang dicurigai dan diperbolehkan untuk diinterogasi.”

“Ayo pergi.”

Sovieshu bangkit dari kursinya, dan Baront Lant serta Marquis Karl segera menyusulnya. Namun, setelah tiba di menara barat, Sovieshu memasuki lantai pertama sendirian, meninggalkan dua orang lainnya.

Pasangan palsu yang dibeli oleh Baront Lant berlutut meminta maaf ketika Sovieshu membuka jendela yang terpasang di pintu.

“Kasihanilah kami, Yang Mulia! Kami juga tertipu!”

“Baront Lant mengatakan itu adalah keinginan Anda agar kami menjadi orang tua Rashta!”

“Kami tidak pernah bermaksud untuk menipu!”

Sovieshu melirik ke bawah kepada kedua bangsawan yang meratap. Mereka tidak terlalu mirip – pipi mereka kurus, dan berkulit pucat. Itulah mengapa Sovieshu memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan mereka. Dia membuka mulutnya, menilai bahwa pasangan suami-isteri itu akan mengikuti kata-katanya.

“Nama orang yang menipumu….”

“Itu Baront Lant! Baront Lant!”

“Apakah Koshar Lilder Troby?”

“Apa?”

Pasangan itu dibuat kebingungan oleh kata-kata Kaisar. Meskipun mereka tidak terlibat dekat dengan masyarakat kelas atas, mereka mengetahui informasi dasar. Koshar Lilder Troby adalah kakak laki-laki Permaisuri, dan pewaris keluarga Troby.

“Tidak, saya tidak mengerti…”

“Pikirkan baik-baik.”

“Tidak, itu pasti Baront Lant.”

Sovieshu dengan dingin mengetuk jeruji di jendela.

“Pikirkan lagi.”

Ketika pasangan itu menyadari keinginan Kaisar, mereka tampat terkejut. Kaisar mencoba menyalahkan saudara Permaisuri.

Pasangan itu bertukar pandang ketakutan. Mereka adalah orang-orang biasa dan sopan, dan berbohong berarti saudara laki-laki dan keluarga Permaisuri akan menderita. Pasangan itu bahkan menyukai Permaisuri, tetapi jika hidup mereka dipertaruhkan, mereka akan mengutamakan diri mereka sendiri. Tidak peduli seberapa baik Permaisuri, itu tidak ada artinya bagi mereka jika mereka mati.

“Iya. Betul sekali.”

“Kalau dipikir-pikir, itulah namanya.”

“Bagaimana dengan wajahnya?”

“Dia….”

“Rupawan. Persisi seperti Permaisuri.”

“Ya, benar.”

“Bagaimana dengan matanya?”

“Biru…”

“Warnanya hijau. Bagaimana dengan warna rambut?”

“Berambut pirang!”

“Ya, dia memiliki rambut pirang gelap.”

Pasangan itu berpegangan tangan satu sama lain sambil gemetaran. Bagaimana mereka bisa terlibat dalam masalah ini? Mereka hanya melakukan apa yang biasanya dilakukan bangsawan yang bangkrut. Mereka pikir mereka hanya perlu meminjamkan nama mereka, mengumpulkan uang, dan hidup damai. Berbohong itu menyakitkan dan menyedihkan. Tapi mereka punya lebih banyak alasan untuk takut.

“Bersaksilah di depan umum.”

“A – Anda akan mengampuni kami?”

“Apa yang ditawarkan Koshar sebagai imbalan atas kebohongan kalian?”

“Dia menawarkan untuk memberi kami uang.”

“Aku akan memberi kalian lima kali lipat dari jumlah itu.”

“!”

“Koshar memeras kalian untuk berbohong. Jika kalian berhasil menjadi orang tua Rashta, dia akan memberi kalian perintah nantinya. Namun, ketika dia diasingkan, kalian tidak sempat mendengar apa yang dia perintahkan. Benar?”

“Iya! Betul sekali! Iya!”

Sovieshu meninggalkan “orang tua palsu” itu, dan begitu dia kembali ke kamarnya, dia memanggil Marquis Karl.

“Bawakan aku surat cerai.”

Marquis Karl tercengang. Meskipun Sovieshu telah mengutarakan niatnya untuk bercerai sebelumnya, Marquis tidak berharap itu terjadi begitu tiba-tiba.

  

 <<<

Chapter Sebelumnya                   

>>>             

Chapter Selanjutnya 

===

Daftar Chapters  


No comments:

Post a Comment