Chapter 773: Lahirnya Seorang Pahlawan? (7)
Penerjemah: Shira
Ulwiya
Basen dikejutkan oleh
Cale yang melemparkan buku itu. Ron dan CH tidak melihat buku itu tetapi kebingungan.
Cale berdiri dari tempat tidur dan berkata kalau dia harus pergi ke kamarnya
dulu. Sudah lama sejak dia begitu marah. Bahkan jika Hilsman palsu adalah
kerabatnya, api menyala di mata Cale memikirkan dirinya dirampok. Cale ingin
segera pergi ke rumah Henituse tetapi tersentak ketika dia melihat Ron.
Ron tersenyum lembut
sambil membelai pisau teh dengan jarinya. Dia mengatakan kalau kamar tuan
mudanya dirampok dan bertanya apakah dia tidak salah dengar. Cale ketakutan
pada saat itu karena Ron tampak seperti akan menggorok leher Hilsman palsu
dengan pisau teh itu. CH bertanya apakah dia harus pergi dulu, dan Cale menjadi
gugup juga.
CH terus mengeluarkan
dan menyembunyikan bilah pedang dari sarungnya. CH terlihat tenang, tetapi
menggumamkan 'rumah kami'. Entah mengapa, dia tampak lebih marah daripada saat
monster tak berperingkat menyerang Puzzle City. Kemarahan Cale mereda saat
melihat pemandangan menakutkan Ron dan CH. Basen memberi tahu Cale kalau ayah
mereka tidak menyuruhnya segera datang. Basen juga mengatakan kalau mereka
menyimpan catatan yang ditinggalkan Hilsman palsu, sehingga Cale dapat
memeriksanya ketika dia tiba di rumah.
Basen berhenti sebelum
melanjutkan kalau Cale harus menerima Medali Pahlawan yang saat ini sedang
dibahas. Itu adalah pertama kalinya karena dianugerahkan oleh benua timur dan
barat. Tidak ada yang akan pernah menerima medali seperti itu. Dia menambahkan kalau
medali juga memiliki peringkat, dan orang lain akan menerima 'Medali
Kontinental' juga. Tapi Cale akan mendapatkan medali dengan peringkat
tertinggi, Medali Pahlawan.
CH memperhatikan dua
bersaudara itu dan berpikir kalau Basen mungkin tidak terlihat seperti Deruth,
tetapi tindakannya mirip dengan Deruth. Dua bersaudara itu saling menatap untuk
waktu yang lama. Cale memecah kesunyian dan berkata kalau dia tidak ingin tercatat
dalam sejarah. Basen tersenyum dan Cale bertanya kalau Basen tahu itu, kan?
Basen mengangguk dan berkata ya, mereka akan mengurusnya jadi Cale hanya perlu memikirkan
kepulangannya saja (Basen berbohong, hahaha).
***
Di ruang konferensi di
Balai Kota Puzzle, beberapa orang duduk di meja bundar. Mereka adalah
perwakilan negara-negara, dan semuanya tampak ceria. Mereka memulai dengan
agenda pertama mereka. Hanya Litana yang memiliki ekspresi aneh. Dia melihat
perwakilan dari benua barat dan mereka yang berasal dari benua timur. Dia
bergumam 'sungguh ambigu' (ini adalah kata Korea yang berarti kalau motif
seseorang itu ambigu), dan ketika perwakilan Askosan bertanya apa yang dia
katakan, dia bilang bukan apa-apa.
Dia tersenyum tetapi
tidak terlihat ceria. Dia memperhatikan kalau Toonka atau Alberu tidak ada di
sini. Singkatnya, perwakilan yang sesungguhnya tidak ada di sini. Hanya
Valentino dan pangeran dari Kerajaan Breck yang menjadi perwakilan yang sesungguhnya.
Perwakilan Askosan kemudian berkata kalau mereka harus mulai dengan peringkat
medali, dan kanselir Kerajaan Caro yang datang ke sini bukannya Valentino, siap
menjawab. Tapi seseorang memasuki ruangan tanpa mengetuk. Dia adalah Clopeh.
"Sir
Clopeh."
Litana berdiri dari
tempat duduknya.
“….Kesatria Penjaga.”
Paerun, Norland, dan Askosan.
Putri mahkota Norland, yang berasal dari tiga negara utara, meneteskan air
liur.
Clopeh melihat
sekeliling dan kemudian beranjak ke kursi kosong, duduk.
"Salam."
Dia adalah salah satu
pahlawan yang berpartisipasi dalam Pertempuran Kota Puzzle, yang umumnya
dikenal sebagai 'Perang Putih', dan perwakilan Paerun yang memiliki militer
paling kuat di antara tiga negara utara.
“Ehem. Sir Clopeh,
apakah Anda baik-baik saja?”
Menteri luar negeri
Askosan, salah satu dari tiga negara utara, berbicara kepada Clopeh.
"Saya baik-baik
saja."
Clopeh melanjutkan
sambil tersenyum.
"Saya dengar kalau
Anda akan memberikan medali sebagai hadiah untuk pertempuran ini."
"Ah! Anda sudah
dengar!”
Ekspresi perwakilan
Askosan menjadi cerah.
“Kami sedang mempersiapkan
ini untuk para pahlawan, termasuk Sir Clopeh, yang menderita dalam pertempuran
ini.”
Kanselir Kerajaan Caro
menambahkan.
“Ini akan menjadi
kehormatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah karena medali
akan disiapkan oleh benua timur dan barat.”
Pada saat itulah.
"Ha ha ha-"
Clopeh terang-terangan
tertawa.
“…Sir Clopeh?”
Senyumnya yang sangat
terbuka dan menyegarkan menimbulkan keraguan di antara mereka yang berbicara
dengannya.
“Ehem.”
Hanya Litana dan
beberapa orang lainnya yang menatap mereka dengan ekspresi aneh.
Clope tersenyum.
“Oh, betapa lucunya.”
Tapi dia masih
tersenyum.
"Kalian
salah."
"Maaf?"
"…Apa maksud Anda?"
Saat ekspresi
perwakilan dari Askosan dan Caro menegang, Clopeh berkata dengan acuh tak acuh.
"Ini bukan hanya
medali atau sesuatu yang akan menilai suatu kehormatan yang akan tercatat dalam
sejarah."
Clopeh tahu.
Dalam legenda-legenda.
Dalam mitos-mitos.
Ini bukan tentang
medali. Medali hanyalah bonus.
Tangannya menunjuk ke
jendela.
"Sejarah telah
dibuat dan akan dibuat hari ini."
Bukan di tempat ini
tapi di seluruh dunia.
Clopeh tahu dan
percaya itu.
"Sir
Clopeh."
Pewaris Kerajaan
Norland berikutnya membuka mulutnya.
"Sir Clopeh,
apakah Anda tidak menyukai medali itu?"
Menteri luar negeri
Askosan melambaikan tangannya.
“Ah, apa mungkin.”
Clopeh membuka
mulutnya saat dia melihat pewaris Kerajaan Norland.
"Itu benar."
"Maaf?"
Ketika menteri luar
negeri Askosan menatapnya dengan heran, putri mahkota Norland menganggukkan
kepalanya seolah-olah dia sudah menduganya.
"Sir Clopeh, apa
maksud Anda dengan itu?"
Mendengar pertanyaan
kanselir Kerajaan Caro, Clopeh menatapnya.
“Pangeran Valentino
tidak ada di sini. Perwakilan Kerajaan Caro lebih kecil dari yang kukira. Bahkan
lebih rendah dari Pangeran Valentino.”
Clopeh membuka
mulutnya dengan acuh tak acuh dan tatapan dingin.
“Kalian tidak
berencana untuk mengakhiri ini hanya dengan medali, kan?”
“…Hanya medali?”
"Ya."
Clopeh datang ke sini begitu
dia mendengar berita itu.
Dia telah melihat
secara langsung sebuah legenda besar yang tak seorang pun akan pernah
melihatnya lagi.
Dia telah mengalaminya
bersama dengannya.
Orang itu telah
bekerja keras dengan serius.
"Menteri Luar
Negeri."
Clopeh kesal – tidak,
dia sangat tidak senang.
Kecuali mereka yang turut
menderita, ada yang hanya berdiri diam dan mencari untung. Orang yang sekadar
menonton.
Apakah mereka
mengatakan kalau mereka ingin memberikan medali, menyatakannya sebagai suatu kehormatan?
Khususnya, orang-orang
yang tidak tahu tentang peristiwa yang terjadi di belakang layar akan menjadi
orang yang memberi peringkat dan mengevaluasi mereka yang bertarung?
Untuk sang pahlawan.
Untuk sang legenda.
Dia harus diperlakukan
dengan baik.
Tentu saja pahlawan
yang ia kenal adalah pahlawan sejati yang tidak terlalu memperhatikan hal-hal
sepele tersebut.
Clopeh memandang
kanselir Kerajaan Caro. Matanya sedingin ular. Ada aura dingin yang luar biasa dari
sosoknya yang bermartabat.
"Menteri luar
negeri, apakah Anda baik-baik saja?"
Dia mengalihkan
pandangannya ke Menteri Luar Negeri Askosan.
"Anda baik-baik
saja. Bukankah Anda hanya menonton selama Perang Putih?”
Kata-kata yang dia
ucapkan dengan nada tenang tetapi memiliki aura yang tajam dan menakutkan.
“A-Apa maksud Anda?
Apa yang baru saja Anda katakan-!"
Bang!
Kanselir Kerajaan Caro
membanting meja dengan telapak tangannya dan berdiri.
Tapi Clopeh hanya
melihat sekeliling.
Putri mahkota Norland,
rektor Kerajaan Breck, perwakilan Mogoru…
Satu per satu. Dia
mengamati mereka dengan mata tanpa emosi. Dia hanya memeriksa untuk melihat
apakah mereka baik-baik saja.
Dia terakhir melihat
Litana yang tertutup debu dan staf yang kelelahan dari Kerajaan Whipper.
"Yah."
Tuk, tuk.
Jarinya mengetuk meja.
“Mari kita bahas
lagi.”
Krieett.
Pintu setengah terbuka
tempat Clopeh masuk terbuka lebar.
"Ya. Ayo lakukan
lagi.”
Sebagian besar dari
mereka yang duduk berdiri dari tempat duduk mereka.
"Putra Mahkota!
Apakah Anda baik-baik saja?"
Litana buru-buru
berlari keluar.
Alberu yang berwajah
pucat mengatakan kalau dia baik-baik saja sambil memasuki ruangan dengan kursi
roda yang didorong oleh Tasha. Litana tersenyum pahit ketika Alberu tidak
terlihat baik-baik saja meskipun mengatakan kalau dia baik-baik saja. Tasha
menutup pintu dan Alberu berkomentar dengan senyum cerah kalau itu aneh. Ada
konferensi yang diadakan di Kerajaan Roan, tetapi tidak ada perwakilan dari
Kerajaan Roan di sini. Jadi itu benar-benar aneh. Beberapa orang menghindari
tatapannya.
Sekarang setelah
krisis berakhir, orang-orang mulai bergerak untuk kepentingan negara mereka.
Mereka yang mengatakan kalau mereka akan membantu setelah perang telah mundur
satu per satu. Mereka tidak kehilangan banyak orang. Harol dari Kerajaan
Whipper yang diam sampai sekarang, berbicara dan setuju kalau itu aneh. Senyum
Alberu semakin dalam dan berkata kalau mereka harus memperbaikinya karena itu
aneh.
Alberu mengatakan kalau
Cale menolak medali. Beberapa orang terkejut dan kebingungan, sementara
beberapa orang lainnya diam-diam mengangguk. 'Seperti yang diduga ...' pikir
Clopeh saat matanya berbinar. Dia berharap sampai batas tertentu kalau Cale
akan menolaknya karena dia tahu kalau Cale adalah pahlawan sejati yang tidak
peduli dengan hal-hal seperti itu. Jadi dia bertekad untuk memastikan kalau sang
legenda dan pahlawan itu akan diperlakukan dengan baik.
Alberu menunjuk ke
luar jendela dan berkata kalau mereka perlu membicarakan pemulihan Kota Puzzle
terlebih dahulu. Kerajaan Roan telah menderita banyak kerusakan. Alberu pada
dasarnya menusuk hati nurani perwakilan lainnya. Menteri Askosan terbatuk dan
berkata dengan ekspresi sedih kalau Alberu pasti mengkhawatirkan masa depan.
Seseorang dari benua timur setuju. Tapi tidak seperti kata-kata simpatik
mereka, ada kilatan di mata mereka.
Kerajaan Roan telah
tumbuh terlalu kuat, jadi perlu ditekan. Yang lain berpikir apakah mereka
seharusnya mengirim kesatria atau penyihir mereka. Orang-orang dari Norland dan
Breck menutup mulut mereka, sementara kanselir Caro melihat sekeliling. Litana
mencengkeram sandaran tangannya dan hendak berbicara, tetapi seseorang mengetuk
pintu.
Komandan kesatria yang
tidak disebutkan namanya yang ragu-ragu ketika Alberu bertanya apa yang
terjadi. Beberapa orang menyambut baik perubahan topik karena kedatangannya,
sementara yang lain senang karena suasana yang berat menjadi ringan. Kesatria
itu gugup karena dia tahu ada motif tersembunyi baginya berada di sini, tetapi
akhirnya berbicara.
Dia mengatakan kalau
dia telah mengidentifikasi semua pasukan di kota, dan menyerahkan dokumen yang
mencantumkan mereka. Dia mengatakan kalau jika Alberu memberitahunya apa yang
harus dilakukan, dia akan bergerak sesuai dengan itu. Alberu melihat sekeliling
sambil memegang dokumen. Dia tahu kalau sebagian besar kekuatan Kerajaan Roan
terkonsentrasi di Puzzle City. Semua pahlawan juga ada di sini. Jadi ketika
para perwakilan menyadari hal ini, Alberu tersenyum.
Dia memerintahkan
komandan kesatria untuk menunggu saja. Angin dingin berhembus di ruang
konferensi. Clopeh dan Harol tersenyum, sementara Litana dan perwakilan
Kerajaan Breck memegang dahi mereka sambil berseru. Tapi yang lain menegang.
Alberu memandang orang-orang itu dan bertanya dengan suara lembut apakah perang
benar-benar berakhir.
***
Cale sedang mengemasi
tasnya tanpa mengetahui tentang acara di ruang konferensi. Raon bertanya apakah
dia akan pergi sekarang. Cale berkata dia akan menjelaskannya nanti, jadi
mereka harus berteleportasi sekarang. Raon berhenti dan bertanya apakah dia
akan mengambil buku hitam Dewa Kematian. Cale bimbang ketika dia melihat buku
itu, dan dengan ragu mengatakan kalau dia harus mengambilnya.
Raon mengambilnya, tetapi
buku itu tiba-tiba terbuka dan halaman-halamannya berkibar-kibar. Cale
mengerutkan kening sementara Raon terkejut. Dia menyuruh Raon untuk memberikan
itu kepadanya karena dia tidak ingin benda menjijikkan itu ada di dekat Raon.
Tapi buku hitam itu bergerak sendiri. Buku itu terbang di udara melesat menuju
Cale. CH terkejut dan mencoba mendekati Cale.
Tetapi wajah Cale
dikejutkan oleh buku hitam yang terbuka. Halaman-halaman buku hitam menutupi
wajahnya, dan Cale merasa seperti ditampar meskipun tidak sakit. Dia kemudian
mendengar suara Dewa Kematian bergema di benaknya. Dewa Kematian berkata 'Ha,
sulit untuk berbicara denganmu. Jadi ayo kita ngobrol, hah?’ (Cara Dewa
Kematian mengatakan itu terdengar sedikit kesal…. Singkatnya, Dewa Kematian
kesal karena Cale melemparkan buku itu, hahaha) Yang lain meneriakkan nama
Cale. Ron mendukung Cale yang jatuh ke belakang. Cale perlahan menutup matanya.
Cale yang ditampar wajahnya oleh sebuah buku kemudian pingsan.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
ditampar buku Ampe pingsan lol 🤣
ReplyDeleteSumpah si dewa kematian nambah beban😭🙏😀😂
ReplyDelete