Wednesday, December 29, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#773)




Chapter 773: Lahirnya Seorang Pahlawan? (7)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Basen dikejutkan oleh Cale yang melemparkan buku itu. Ron dan CH tidak melihat buku itu tetapi kebingungan. Cale berdiri dari tempat tidur dan berkata kalau dia harus pergi ke kamarnya dulu. Sudah lama sejak dia begitu marah. Bahkan jika Hilsman palsu adalah kerabatnya, api menyala di mata Cale memikirkan dirinya dirampok. Cale ingin segera pergi ke rumah Henituse tetapi tersentak ketika dia melihat Ron.

Ron tersenyum lembut sambil membelai pisau teh dengan jarinya. Dia mengatakan kalau kamar tuan mudanya dirampok dan bertanya apakah dia tidak salah dengar. Cale ketakutan pada saat itu karena Ron tampak seperti akan menggorok leher Hilsman palsu dengan pisau teh itu. CH bertanya apakah dia harus pergi dulu, dan Cale menjadi gugup juga.

CH terus mengeluarkan dan menyembunyikan bilah pedang dari sarungnya. CH terlihat tenang, tetapi menggumamkan 'rumah kami'. Entah mengapa, dia tampak lebih marah daripada saat monster tak berperingkat menyerang Puzzle City. Kemarahan Cale mereda saat melihat pemandangan menakutkan Ron dan CH. Basen memberi tahu Cale kalau ayah mereka tidak menyuruhnya segera datang. Basen juga mengatakan kalau mereka menyimpan catatan yang ditinggalkan Hilsman palsu, sehingga Cale dapat memeriksanya ketika dia tiba di rumah.

Basen berhenti sebelum melanjutkan kalau Cale harus menerima Medali Pahlawan yang saat ini sedang dibahas. Itu adalah pertama kalinya karena dianugerahkan oleh benua timur dan barat. Tidak ada yang akan pernah menerima medali seperti itu. Dia menambahkan kalau medali juga memiliki peringkat, dan orang lain akan menerima 'Medali Kontinental' juga. Tapi Cale akan mendapatkan medali dengan peringkat tertinggi, Medali Pahlawan.

CH memperhatikan dua bersaudara itu dan berpikir kalau Basen mungkin tidak terlihat seperti Deruth, tetapi tindakannya mirip dengan Deruth. Dua bersaudara itu saling menatap untuk waktu yang lama. Cale memecah kesunyian dan berkata kalau dia tidak ingin tercatat dalam sejarah. Basen tersenyum dan Cale bertanya kalau Basen tahu itu, kan? Basen mengangguk dan berkata ya, mereka akan mengurusnya jadi Cale hanya perlu memikirkan kepulangannya saja (Basen berbohong, hahaha).

***

Di ruang konferensi di Balai Kota Puzzle, beberapa orang duduk di meja bundar. Mereka adalah perwakilan negara-negara, dan semuanya tampak ceria. Mereka memulai dengan agenda pertama mereka. Hanya Litana yang memiliki ekspresi aneh. Dia melihat perwakilan dari benua barat dan mereka yang berasal dari benua timur. Dia bergumam 'sungguh ambigu' (ini adalah kata Korea yang berarti kalau motif seseorang itu ambigu), dan ketika perwakilan Askosan bertanya apa yang dia katakan, dia bilang bukan apa-apa.

Dia tersenyum tetapi tidak terlihat ceria. Dia memperhatikan kalau Toonka atau Alberu tidak ada di sini. Singkatnya, perwakilan yang sesungguhnya tidak ada di sini. Hanya Valentino dan pangeran dari Kerajaan Breck yang menjadi perwakilan yang sesungguhnya. Perwakilan Askosan kemudian berkata kalau mereka harus mulai dengan peringkat medali, dan kanselir Kerajaan Caro yang datang ke sini bukannya Valentino, siap menjawab. Tapi seseorang memasuki ruangan tanpa mengetuk. Dia adalah Clopeh.

"Sir Clopeh."

Litana berdiri dari tempat duduknya.

“….Kesatria Penjaga.”

Paerun, Norland, dan Askosan. Putri mahkota Norland, yang berasal dari tiga negara utara, meneteskan air liur.

Clopeh melihat sekeliling dan kemudian beranjak ke kursi kosong, duduk.

"Salam."

Dia adalah salah satu pahlawan yang berpartisipasi dalam Pertempuran Kota Puzzle, yang umumnya dikenal sebagai 'Perang Putih', dan perwakilan Paerun yang memiliki militer paling kuat di antara tiga negara utara.

“Ehem. Sir Clopeh, apakah Anda baik-baik saja?”

Menteri luar negeri Askosan, salah satu dari tiga negara utara, berbicara kepada Clopeh.

"Saya baik-baik saja."

Clopeh melanjutkan sambil tersenyum.

"Saya dengar kalau Anda akan memberikan medali sebagai hadiah untuk pertempuran ini."

"Ah! Anda sudah dengar!”

Ekspresi perwakilan Askosan menjadi cerah.

“Kami sedang mempersiapkan ini untuk para pahlawan, termasuk Sir Clopeh, yang menderita dalam pertempuran ini.”

Kanselir Kerajaan Caro menambahkan.

“Ini akan menjadi kehormatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah karena medali akan disiapkan oleh benua timur dan barat.”

Pada saat itulah.

"Ha ha ha-"

Clopeh terang-terangan tertawa.

“…Sir Clopeh?”

Senyumnya yang sangat terbuka dan menyegarkan menimbulkan keraguan di antara mereka yang berbicara dengannya.

“Ehem.”

Hanya Litana dan beberapa orang lainnya yang menatap mereka dengan ekspresi aneh.

Clope tersenyum.

“Oh, betapa lucunya.”

Tapi dia masih tersenyum.

"Kalian salah."

"Maaf?"

"…Apa maksud Anda?"

Saat ekspresi perwakilan dari Askosan dan Caro menegang, Clopeh berkata dengan acuh tak acuh.

"Ini bukan hanya medali atau sesuatu yang akan menilai suatu kehormatan yang akan tercatat dalam sejarah."

Clopeh tahu.

Dalam legenda-legenda. Dalam mitos-mitos.

Ini bukan tentang medali. Medali hanyalah bonus.

Tangannya menunjuk ke jendela.

"Sejarah telah dibuat dan akan dibuat hari ini."

Bukan di tempat ini tapi di seluruh dunia.

Clopeh tahu dan percaya itu.

"Sir Clopeh."

Pewaris Kerajaan Norland berikutnya membuka mulutnya.

"Sir Clopeh, apakah Anda tidak menyukai medali itu?"

Menteri luar negeri Askosan melambaikan tangannya.

“Ah, apa mungkin.”

Clopeh membuka mulutnya saat dia melihat pewaris Kerajaan Norland.

"Itu benar."

"Maaf?"

Ketika menteri luar negeri Askosan menatapnya dengan heran, putri mahkota Norland menganggukkan kepalanya seolah-olah dia sudah menduganya.

"Sir Clopeh, apa maksud Anda dengan itu?"

Mendengar pertanyaan kanselir Kerajaan Caro, Clopeh menatapnya.

“Pangeran Valentino tidak ada di sini. Perwakilan Kerajaan Caro lebih kecil dari yang kukira. Bahkan lebih rendah dari Pangeran Valentino.”

Clopeh membuka mulutnya dengan acuh tak acuh dan tatapan dingin.

“Kalian tidak berencana untuk mengakhiri ini hanya dengan medali, kan?”

“…Hanya medali?”

"Ya."

Clopeh datang ke sini begitu dia mendengar berita itu.

Dia telah melihat secara langsung sebuah legenda besar yang tak seorang pun akan pernah melihatnya lagi.

Dia telah mengalaminya bersama dengannya.

Orang itu telah bekerja keras dengan serius.

"Menteri Luar Negeri."

Clopeh kesal – tidak, dia sangat tidak senang.

Kecuali mereka yang turut menderita, ada yang hanya berdiri diam dan mencari untung. Orang yang sekadar menonton.

Apakah mereka mengatakan kalau mereka ingin memberikan medali, menyatakannya sebagai suatu kehormatan?

Khususnya, orang-orang yang tidak tahu tentang peristiwa yang terjadi di belakang layar akan menjadi orang yang memberi peringkat dan mengevaluasi mereka yang bertarung?

Untuk sang pahlawan.

Untuk sang legenda.

Dia harus diperlakukan dengan baik.

Tentu saja pahlawan yang ia kenal adalah pahlawan sejati yang tidak terlalu memperhatikan hal-hal sepele tersebut.

Clopeh memandang kanselir Kerajaan Caro. Matanya sedingin ular. Ada aura dingin yang luar biasa dari sosoknya yang bermartabat.

"Menteri luar negeri, apakah Anda baik-baik saja?"

Dia mengalihkan pandangannya ke Menteri Luar Negeri Askosan.

"Anda baik-baik saja. Bukankah Anda hanya menonton selama Perang Putih?”

Kata-kata yang dia ucapkan dengan nada tenang tetapi memiliki aura yang tajam dan menakutkan.

“A-Apa maksud Anda? Apa yang baru saja Anda katakan-!"

Bang!

Kanselir Kerajaan Caro membanting meja dengan telapak tangannya dan berdiri.

Tapi Clopeh hanya melihat sekeliling.

Putri mahkota Norland, rektor Kerajaan Breck, perwakilan Mogoru…

Satu per satu. Dia mengamati mereka dengan mata tanpa emosi. Dia hanya memeriksa untuk melihat apakah mereka baik-baik saja.

Dia terakhir melihat Litana yang tertutup debu dan staf yang kelelahan dari Kerajaan Whipper.

"Yah."

Tuk, tuk.

Jarinya mengetuk meja.

“Mari kita bahas lagi.”

Krieett.

Pintu setengah terbuka tempat Clopeh masuk terbuka lebar.

"Ya. Ayo lakukan lagi.”

Sebagian besar dari mereka yang duduk berdiri dari tempat duduk mereka.

"Putra Mahkota! Apakah Anda baik-baik saja?"

Litana buru-buru berlari keluar.

Alberu yang berwajah pucat mengatakan kalau dia baik-baik saja sambil memasuki ruangan dengan kursi roda yang didorong oleh Tasha. Litana tersenyum pahit ketika Alberu tidak terlihat baik-baik saja meskipun mengatakan kalau dia baik-baik saja. Tasha menutup pintu dan Alberu berkomentar dengan senyum cerah kalau itu aneh. Ada konferensi yang diadakan di Kerajaan Roan, tetapi tidak ada perwakilan dari Kerajaan Roan di sini. Jadi itu benar-benar aneh. Beberapa orang menghindari tatapannya.

Sekarang setelah krisis berakhir, orang-orang mulai bergerak untuk kepentingan negara mereka. Mereka yang mengatakan kalau mereka akan membantu setelah perang telah mundur satu per satu. Mereka tidak kehilangan banyak orang. Harol dari Kerajaan Whipper yang diam sampai sekarang, berbicara dan setuju kalau itu aneh. Senyum Alberu semakin dalam dan berkata kalau mereka harus memperbaikinya karena itu aneh.

Alberu mengatakan kalau Cale menolak medali. Beberapa orang terkejut dan kebingungan, sementara beberapa orang lainnya diam-diam mengangguk. 'Seperti yang diduga ...' pikir Clopeh saat matanya berbinar. Dia berharap sampai batas tertentu kalau Cale akan menolaknya karena dia tahu kalau Cale adalah pahlawan sejati yang tidak peduli dengan hal-hal seperti itu. Jadi dia bertekad untuk memastikan kalau sang legenda dan pahlawan itu akan diperlakukan dengan baik.

Alberu menunjuk ke luar jendela dan berkata kalau mereka perlu membicarakan pemulihan Kota Puzzle terlebih dahulu. Kerajaan Roan telah menderita banyak kerusakan. Alberu pada dasarnya menusuk hati nurani perwakilan lainnya. Menteri Askosan terbatuk dan berkata dengan ekspresi sedih kalau Alberu pasti mengkhawatirkan masa depan. Seseorang dari benua timur setuju. Tapi tidak seperti kata-kata simpatik mereka, ada kilatan di mata mereka.

Kerajaan Roan telah tumbuh terlalu kuat, jadi perlu ditekan. Yang lain berpikir apakah mereka seharusnya mengirim kesatria atau penyihir mereka. Orang-orang dari Norland dan Breck menutup mulut mereka, sementara kanselir Caro melihat sekeliling. Litana mencengkeram sandaran tangannya dan hendak berbicara, tetapi seseorang mengetuk pintu.

Komandan kesatria yang tidak disebutkan namanya yang ragu-ragu ketika Alberu bertanya apa yang terjadi. Beberapa orang menyambut baik perubahan topik karena kedatangannya, sementara yang lain senang karena suasana yang berat menjadi ringan. Kesatria itu gugup karena dia tahu ada motif tersembunyi baginya berada di sini, tetapi akhirnya berbicara.

Dia mengatakan kalau dia telah mengidentifikasi semua pasukan di kota, dan menyerahkan dokumen yang mencantumkan mereka. Dia mengatakan kalau jika Alberu memberitahunya apa yang harus dilakukan, dia akan bergerak sesuai dengan itu. Alberu melihat sekeliling sambil memegang dokumen. Dia tahu kalau sebagian besar kekuatan Kerajaan Roan terkonsentrasi di Puzzle City. Semua pahlawan juga ada di sini. Jadi ketika para perwakilan menyadari hal ini, Alberu tersenyum.

Dia memerintahkan komandan kesatria untuk menunggu saja. Angin dingin berhembus di ruang konferensi. Clopeh dan Harol tersenyum, sementara Litana dan perwakilan Kerajaan Breck memegang dahi mereka sambil berseru. Tapi yang lain menegang. Alberu memandang orang-orang itu dan bertanya dengan suara lembut apakah perang benar-benar berakhir.

***

Cale sedang mengemasi tasnya tanpa mengetahui tentang acara di ruang konferensi. Raon bertanya apakah dia akan pergi sekarang. Cale berkata dia akan menjelaskannya nanti, jadi mereka harus berteleportasi sekarang. Raon berhenti dan bertanya apakah dia akan mengambil buku hitam Dewa Kematian. Cale bimbang ketika dia melihat buku itu, dan dengan ragu mengatakan kalau dia harus mengambilnya.

Raon mengambilnya, tetapi buku itu tiba-tiba terbuka dan halaman-halamannya berkibar-kibar. Cale mengerutkan kening sementara Raon terkejut. Dia menyuruh Raon untuk memberikan itu kepadanya karena dia tidak ingin benda menjijikkan itu ada di dekat Raon. Tapi buku hitam itu bergerak sendiri. Buku itu terbang di udara melesat menuju Cale. CH terkejut dan mencoba mendekati Cale.

Tetapi wajah Cale dikejutkan oleh buku hitam yang terbuka. Halaman-halaman buku hitam menutupi wajahnya, dan Cale merasa seperti ditampar meskipun tidak sakit. Dia kemudian mendengar suara Dewa Kematian bergema di benaknya. Dewa Kematian berkata 'Ha, sulit untuk berbicara denganmu. Jadi ayo kita ngobrol, hah?’ (Cara Dewa Kematian mengatakan itu terdengar sedikit kesal…. Singkatnya, Dewa Kematian kesal karena Cale melemparkan buku itu, hahaha) Yang lain meneriakkan nama Cale. Ron mendukung Cale yang jatuh ke belakang. Cale perlahan menutup matanya. Cale yang ditampar wajahnya oleh sebuah buku kemudian pingsan.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 772      

>>>            

Chapter 774

===

Daftar Spoiler 


2 comments: