Thursday, November 18, 2021

Remarried Empress (#271) / The Second Marriage

 



Chapter 271: Kepribadian Heinley Yang Lain (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Kalau terus begini, Sovieshu akan mencoba menjadikan Evely permaisuri ketiga, merebut anakku dariku, dan menceraikanku. Sama seperti apa yang terjadi dengan Permaisuri Navier! Aku harus bertindak cerdas dan tenang. Permaisuri Navier berselingkuh saat masih menikah dengan Sovieshu, jadi segera setelah perceraiannya dia pergi dengan pria itu, tetapi karena aku mengabdikan diri hanya untuk Sovieshu, aku berada dalam posisi yang sulit.

Rashta dengan cepat mengaduk-aduk kotak perhiasannya dan mengeluarkan kalung safir besar yang indah, memberikannya sebagai hadiah kepada pelayan yang mengadukan rekannya.

"Apakah ini untuk saya?"

"Ya."

"Sungguh cantik…"

“Lakukan apa yang kamu mau, kamu bisa menjualnya atau menyimpannya. Ngomong-ngomong, ibumu ada di penjara, kan?”

"Hah? Ya."

"Aku akan menggunakan hak kekebalanku untuk mengeluarkannya dari penjara."

***

Aku terbiasa dengan beban kerjaku yang besar, dan para ajudanku juga terbiasa dengan cara kerjaku. Karena itu, efisiensi dan kecepatan kerja meningkat secara alami.

Sekarang aku yakin kalau aku dapat melakukan beberapa tugas lain pada waktu bersamaan. Aku memerintahkan seorang ajudan untuk mengirim surat kepada Grand Duke Kapmen untuk membahas masalah perdagangan dengan Rwibt.

Grand Duke Kapmen mengirim balasan sekitar empat jam kemudian, dan setelah itu, kami berkorespondensi tiga atau empat kali sehari. [berkorespondensi: saling berkirim surat]

Beberapa hari kemudian, ajudan itu bertanya dengan ragu,

“Bukankah lebih baik bertemu untuk berbicara secara langsung?”

“Bila perlu. Saat ini tidak banyak yang bisa dikatakan.”

Aku dengan santai membuat alasan sambil menunda pertemuan dengan Grand Duke Kapmen.

Namun, para ajudanku tampaknya merasa semakin aneh seiring berjalannya waktu.

Isi surat yang kami pertukarkan semakin panjang dan interval antara masing-masing surat semakin pendek. Para ajudanku sepertinya berpikir dengan cemas, 'Apakah mereka berkelahi?'

Untungnya, sebelum kecurigaan mereka semakin kuat, William dan Mullaney masing-masing muncul dengan laporan investigasi mereka sendiri.

Aku meletakkannya di meja kantorku dan membaca laporan dengan perlahan. Pertama Mullaney, lalu William.

Kedua penerus saling melirik satu sama lain dan menunggu jawabanku dengan cemas. Ekspresi mereka terlihat sangat serius dan waspada.

Setelah beberapa saat, aku bertanya kepada keduanya seraya meletakkan laporan di tanganku ke atas meja,

"Apakah kalian melakukan penyelidikan bersama?"

Mereka berdua menggelengkan kepala, bingung.

Terkekeh, aku menyampaikan laporan William ke Mullaney, dan laporan Mullaney ke William.

“Apakah kamu ingin membacanya?”

Dalam waktu kurang dari tiga menit, kedua wajah mereka menjadi kaku.

Itu jelas bisa dimengerti. Laporan mereka sangat mirip, bahkan kesalahan mereka.

“Aku tidak tahu siapa yang meniru siapa, tapi itu bukan pilihan yang baik. Aku telah melakukan investigasi terpisahku sendiri, dan ada banyak data yang salah dalam laporan ini.”

Mullaney dan William tampak bingung. Sulit untuk mengatakan siapa yang berpura-pura, dan siapa yang tidak, karena keduanya memiliki ekspresi yang cukup meyakinkan.

“Penyelidikan ini memalukan. Aku kecewa. Kalian sebaiknya pergi, aku akan mengurus ini.”

Aku sengaja berbicara dengan tajam dan memerintahkan mereka berdua untuk pergi.

Malam itu, Heinley tertawa ketika aku memberi tahu dia tentang apa yang terjadi.

“Aku tidak membayangkan mereka akan melakukan itu. Sungguh tidak terduga.”

“Menurutmu itu lucu?”

"Seperti yang aku katakan, aku tidak membayangkan itu bisa terjadi."

Dengan kepalaku di dadanya, aku mengangkat tangan dan meregangkan pipinya.

"Tapi apakah laporannya benar-benar seburuk itu?"

“Tidak seburuk itu. Aku hanya mencoba menipu mereka.”

Heinley tersenyum, matanya melengkung seolah dia membaca pikiranku,

"Kamu melakukannya untuk mencari tahu siapa yang menyalin laporan itu, itu akan menjadi orang pertama yang mengunjungimu."

Aku mengangguk dan menggigit pipinya. Karena ini telah terjadi, hanya ada satu hal yang bisa aku lakukan.

Aku harap bukan Mullaney yang mengunjungiku.

“Ratuku? Aku gugup kamu menggigit pipiku dengan tatapan serius. Aku merasa seperti kamu mencoba merobeknya dariku.”

***

Tiga hari berlalu, tetapi tidak seperti dugaan, baik Mullaney maupun William tidak datang menemuiku. Keduanya tampak pintar.

Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang… Aku sedang merenungkan dengan hati-hati sembari berjalan, ketika aku mendengar desas-desus. Tapi isinya sangat aneh.

"Hantu. Apa kamu yakin?"

“Oh, ngeri sekali. Jangan bilang begitu. Aku tidak akan bisa keluar malam-malam!"

"Itu nyata. Aku tidak tahu berapa banyak orang yang sudah melihatnya!”

“Aku juga pernah mendengarnya. Kabarnya itu hantu laki-laki dengan mahkota di kepalanya.”

"Benarkah? Maka mungkin saja itu adalah mendiang Raja Wharton III.”

"Kenapa dia bisa menjadi hantu?"

"Ada desas-desus bahwa Yang Mulia Heinley meracuni Raja Terdahulu."

Bagian pertama adalah cerita lucu. Bahkan di Kekaisaran Timur, sesekali ada kehebohan tentang penampakan hantu. Tapi bagian terakhir tampak agak jahat.

Meskipun aku telah mendengar rumor itu juga, aku tidak percaya itu telah bercampur dengan cerita hantu.

Seketika, para bangsawan di pihak Christa muncul di benaknya. Apakah mereka yang menyebarkan rumor itu? Christa pergi ke Compshire, tetapi banyak bangsawan dan pejabat yang mendukungnya tinggal di sini.

Karena mereka mendukung Christa, mereka tidak bisa berbuat apa-apa jika dia tiba-tiba kehilangan semua kekuasaannya. Mungkinkah mereka menargetkan Heinley untuk mencoba membalikkan situasi?

Tapi aku terlihat seperti satu-satunya yang peduli tentang ini. Ketika aku pergi menemui Heinley sekitar waktu makan siang, dia sudah tahu tentang rumor itu. Namun, dia sepertinya tidak berpikir itu terkait dengan rekan Christa.

Sebaliknya, dia bertanya padaku dengan binar di matanya.

"Ratuku, apakah kamu takut pada hantu?"

"Jika begitu, aku bisa tinggal di sisimu sejak matahari terbenam hingga matahari terbit."

"Jangan khawatir. Aku tidak takut."

"Itu hantu, apa kamu tidak takut?"

"Tidak juga."

“…”

“Heinley?”

“Sebenarnya, aku takut, Ratuku. Jadi… maukah kamu tinggal di sisiku sejak matahari terbenam hingga matahari terbit?”

"Kamu tidak berpikir ini terkait dengan pendukung Christa?"

“Tentu saja aku pikir kita harus menyelidikinya juga. Tapi selain itu, aku takut, Ratuku. Aku percaya pada hantu.”

Bahkan, begitu matahari terbenam, dia tinggal bersamaku di kamarku bahkan ketika aku sedang bekerja atau membaca.

"Aku takut, bisakah kita mandi bersama malam ini, Ratuku?"

"Tidak."

Meskipun tampak sedikit mencurigakan, Heinley bertingkah seolah dia benar-benar takut pada hantu. Jadi aku memutuskan untuk mengungkapkan identitas asli hantu itu demi dia.

Di tengah malam, aku pergi dengan pengawalku ke tempat hantu itu muncul.

Aku tidak tidur di kamar bersama sehingga aku tidak perlu khawatir tentang Heinley yang terbangun.

Namun, sudah ada pengunjung lain di tempat hantu itu seharusnya muncul.

“Cari dengan hati-hati. Pasti ada perangkatnya.”

Heinley adalah orang pertama yang aku lihat.

"Bagaimana jika itu benar-benar hantu?"

McKenna adalah orang kedua.

“Tidak ada hantu. Aku juga tidak peduli jika ada yang muncul.”

Siapa pria yang mirip suamiku ini, dan tanpa ragu berkata kalau tidak ada hantu?

Heinley, yang kukenal, gemetar ketakutan pada hantu.

Haruskah aku menganggap kepribadian suamiku yang lain ini sebagai orang ketiga?

“Tapi Yang Mulia. Jika hantu Raja Terdahulu muncul, apa yang harus kita lakukan?”

“Taburkan garam.”

* * *

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 270                

>>>             

Chapter 272

===

Daftar Chapters 


1 comment: