Saturday, November 20, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#760)

 



Chapter 760: Semuanya Menyaksikan (5)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat Cale mencabut belatinya, darah mengalir keluar dari tulang selangka White Star.

Tubuh White Star jatuh seperti boneka yang talinya terpotong.

Riiip… Riiip…

Suara bernada tinggi itu adalah satu-satunya hal yang bisa didengar White Star.

Dia tidak bisa mendengar suara lain, dan tampaknya dia sedikit demi sedikit terputus dari dunia.

"…Tidak…!"

White Star secara naluriah menyadarinya.

'Aku sekarat...!'

Namun, kematian ini berbeda dari banyak kematian yang dia rasakan di masa lalu.

Kekuatan Dewa Kematian yang tinggal di tubuhnya menghilang.

Kekuatan kutukan yang tinggal di tubuh White Star bahkan setelah reinkarnasinya yang tak ada habisnya. Kekuatan Dewa Kematian, yang menjadi kekuatan pendorong reinkarnasinya, kekuatan dewa itu berpencaran bagaikan asap.

'Mustahil.'

White Star mengedipkan matanya.

‘Aku tidak bisa bereinkarnasi sekarang?’

'Berapa banyak kesulitan yang sudah aku hadapai untuk sampai sejauh ini!'

‘Tapi aku sekarat?’

Seperti ini.

Beginikah akhirnya?

White Star tidak takut mati. Dia memang orang seperti itu.

Tetapi ketika akhirnya menghadapi kematian total, White Star mengulurkan tangannya.

Tangan yang terulur dari tubuhnya yang roboh gemetar.

Tangannya yang lemah yang nyaris tidak terulur meraih lengan Cale.

Tapi tangannya tidak memiliki tenaga untuk memegang lengan itu.

Tangannya tergelincir, dan White Star entah bagaimana memperkuat cengkeramannya.

“Ugh…uh…”

Saat dia berusaha mati-matian, kukunya membuat goresan dangkal di lengan Cale.

Itu adalah batasnya.

Cale menatap White Star yang roboh. White Star yang tak bergerak dan Cale saling menatap.

Setelah kurang dari satu detik, Cale dengan kasar menyeka darah dari wajahnya dengan tangannya yang tidak memegang belati.

'Bagus.'

Aku baik-baik saja.

Tidak, tubuhku menjadi lebih baik dalam sekejap.

-Cale, piringanmu baik-baik saja ... dan kamu ...

Super Rock tidak bisa berbicara.

Dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Setelah beberapa saat, dia berhasil berbicara.

-… Kamu menjadi semakin sehat.

Luka di jantungnya tiba-tiba sembuh.

Saat Cale menarik belati dan mencabutnya, dia tidak bisa melihat apa-apa karena darah yang mengalir keluar, tetapi dia merasakan vitalitas yang berputar-putar di tubuhnya menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Ssst-

Cale menundukkan kepalanya.

Belati yang berubah merah karena bersimbah darah Cale.

Belati akar di tangannya berubah menjadi debu mulai dari ujungnya.

Ssst-

Debu merah itu meninggalkan belati dan menuju ke Cale.

'Ha!'

Dan itu meresap ke dalam jantung Cale.

‘Pohon Dunia mengatakan yang sebenarnya.’

Cale memegang belati dan mengingat apa yang dikatakan Pohon Dunia.

'Jangan khawatir. Kamu tidak akan mati. Ini akan tampak mengerikan karena kamu akan banyak berdarah, tetapi sebenarnya itu akan sangat membantumu juga. Aku menjaminnya.’

Sama sekali tidak terasa sakit ketika dia menusuk jantungnya.

Jadi dia bisa langsung mencabutnya.

Dan ketika dia memutuskan untuk bergerak di saat yang singkat itu.

Sekitar 0,5 detik. Butuh kurang dari satu detik, dan Cale memutuskan untuk tidak menggunakan kekuatan kunonya karena dia berpikir bahwa tidak akan ada bahaya besar.

Dia berpikir bahwa dia tidak akan pingsan seperti terakhir kali, dan piringannya tidak akan pecah.

Tetapi sampai batas tertentu, dia berpikir semua bagian tubuhnya akan terasa menegang.

'...Ini benar-benar aneh.'

Meskipun dia menggunakan Instan, tubuhnya tidak terasa menegang sedikit pun.

Jelas menyakitkan ketika dia melangkah saat dia menggunakan Instan, dan ketika tubuhnya terluka.

Bahkan tanpa data objektif sekali pun, Cale merasa tubuhnya menjadi lebih baik hingga dia bisa memercayainya.

Kemudian, suara seorang lelaki tua terdengar.

Vitalitas Jantung yang diserap oleh perisai berbicara setelah sekian lama.

-...Kekuatan pemulihan baru tampaknya telah lahir.

Mata Cale sedikit melebar.

-Ada jejak keabadian.

Ah.

Erangan keluar dari mulut Cale.

Akar itu milik Pohon Dunia, makhluk yang tidak pernah menghilang meskipun berulang kali mati dan terlahir kembali. Dan ia memberi Cale fondasinya.

‘Fondasinya terukir di jantungku.’

Ini menyegarkan.

Benar-benar menyegarkan.

Tanpa dia sadari, belati itu berubah menjadi debu dan menghilang, dan Cale melihat tangannya yang kosong dan menoleh.

“…Haa…haa…”

Dia melihat White Star bernapas terengah-engah.

Cale mengulurkan tangannya.

Dia mengingat buku harian merah itu.

Pada saat yang sama, daun-daun merah bermunculan dan mata Cale memerah.

-Cale, piringanmu tidak pecah. Namun, jangan berlebihan!

-Tidak apa-apa. Hyung-nim, kupikir dia akan hidup lebih lama dariku.

Super Rock menghentikan Cale, tetapi lelaki tua Vitalitas Jantung itu tertawa terbahak-bahak.

-Tetap saja!

Super Rock mencoba menghentikan Cale sekali lagi, tetapi Cale tidak mau mendengarkan.

Karena dia harus memeriksanya.

Mata merahnya sepenuhnya menangkap White Star.

Mata White Star berangsur-angsur tertutup.

Ada garis-garis di sekujur tubuhnya.

Cincin kehidupan yang berisi nyawanya yang tak terhitung jumlahnya muncul lagi.

Cale menutup matanya sejenak dan kemudian membukanya.

Cincin besar terluar White Star hancur.

Di tempat belati itu ditikam, cincin kehidupan runtuh.

"…Pasti…"

Sampai akhir hidupnya, White Star berjanji bahwa mereka akan bertemu lagi.

Cale menyaksikan seluruh pemandangan di matanya dalam diam.

Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Tapi untuk berjaga-jaga, dia tidak mengalihkan pandangannya dari White Star.

Namun.

'Dewa ini, mengapa dia diam saja?'

Dewa itu cuma menunggu.

'Mungkin dewa tersegel sedang menunggu seperti diriku untuk momen itu.'

Sekelilingnya sunyi.

Dia tidak tahu apa yang Clopeh Sekka lakukan hingga sesunyi ini, tetapi entah bagaimana mengerti mengapa dewa tersegel itu tidak menyerang.

Ketika White Star menemui kematian totalnya.

Kekuatan kunonya kemudian akan mengalir keluar.

Seperti yang sudah diketahui, kekuatan kuno terserap ke dalam tempat atau benda tertentu ketika pemiliknya meninggal.

'Akan merepotkan jika itu terserap ke dalam kuil.'

Kuil itu adalah wilayah dewa tersegel.

Itu pasti akan berdampak buruk pada Cale. Karena itu bukan hanya kekuatan kuno biasa, itu adalah kekuatan White Star.

Khususnya, kekuatan kuno dari atribut Langit tidak boleh berada di tangan kuil.

‘Jadi aku harus mengambilnya.’

Meskipun pria yang sekarat itu adalah musuh dan jiwanya mungkin telah rusak, Cale masih harus menghilangkan kemungkinan-kemungkinan karena telah dia memutuskan untuk menanganinya sendiri.

Dan Cale punya cara untuk melakukan itu.

Embrace.

Dengan kemampuan itu, dia bermaksud menahan semua kekuatan kuno White Star.

‘Di mana aku harus menaruhnya?’

Cale menggerakkan tangannya ke saku bagian dalam untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk Embrace.

‘Untung saja jantungku ada di sebelah kiri.’

Jika berada di sisi kanan, dia akan menikam saku bagian dalamnya dengan belati.

Cale masih menatap White Star ketika dia mencoba memasukkan tangannya ke saku bagian dalam.

'Hah?'

Pada saat itu, sebuah bola menggelinding ke arahnya.

'Ah.'

Kemudian dia teringat kalau Clopeh Sekka memegang bola di tangannya.

'...Penyimpanan video.'

Cale menyadari bahwa bola yang rusak itu adalah perangkat penyimpanan video otomatis, dan dia merinding karena alasan lain.

‘Hampir saja jadi masalah besar.’

Jika Clopeh tidak membuat kesalahan, perangkat itu akan merekam hampir seluruh kejadian itu.

Untungnya, bola itu sekarang pecah dan tergeletak di lantai.

‘Aku hanya perlu membuat Clopeh tutup mulut.’

Kemudian yang lain tidak akan tahu detail dari apa yang terjadi di tempat ini.

Bahkan jika Cale berlumuran darah, mereka tidak akan bisa membayangkannya.

‘Mereka tidak akan bisa membayangkan kalau aku menikam jantungku sendiri.’

Cale tiba-tiba teringat rekan-rekannya yang masih mengikuti tes.

‘Mereka belum keluar?’

Mereka lebih terlambat dari yang dia duga.

Saat itu Cale tahu kalau dia telah mendengar batu-batu yang menghalangi pintu masuk telah dihancurkan.

"Ha."

Hah?

“…Haa, ah-”

…Apa itu tadi? Suara tangisan?

Cale mendengarkan karena dia tidak bisa mengalihkan pandangannya karena dia tidak tahu kapan White Star akan berhenti bernapas.

Suara yang tampaknya lemah itu jelas bukan milik Clopeh.

“…Choi Han?”

Tidak ada jawaban yang terdengar.

Meski begitu, Cale berbicara dengan tenang.

Aku harus tenang.

Pertama-tama, aku perlu tahu apa yang dilihat orang itu.

"Kapan kamu sampai? Aku tidak menyadarinya.”

Pada saat itu, suara Clopeh tiba-tiba terdengar.

"Itu adalah momen yang mendebarkan, jadi saya rasa Anda tidak mendengarnya."

Cale tampaknya tahu bagaimana ekspresi Clopeh ketika dia berbicara dengan suara yang sepertinya sangat terkesan.

Tapi dia tidak ingin melihat wajah pria itu.

Tampak jelas bagi Cale kalau dia tidak merasakan kehadiran orang lain pada saat itu karena dia terfokus pada belati. Tidak, itu sangat mungkin.

Cale mendengar suara lemah langkah kaki di belakang punggungnya.

'Choi Han, pernahkah ada kejadian ketika laki-laki ini berjalan dengan sangat lemah?'

Pada saat itu, Cale mendengar suara Choi Han.

"Apa yang terjadi? Apa yang baru saja aku lihat?”

Kedengarannya seperti dia tergagap, tetapi suaranya gemetar dan tidak bertenaga.

Cale tidak bisa menjawabnya.

Choi Han menatap lekat-lekat punggung pria yang tidak menjawab atau melihat ke belakang.

Dalam sekejap, dunianya menjadi putih.

Bahkan sekarang, pikirannya kosong. Dia tidak bisa memikirkan apa pun.

Apakah aku masih dalam ilusi?

Mary menarik kerahnya saat dia bergerak. Atau lebih tepatnya, dia berpegangan padanya.

Mary yang terkejut hanya menggenggam sedikit ujung jubah Choi Han dengan tangannya yang gemetar, seolah-olah dia telah melupakan kata-katanya sejenak.

“Ada apa? Maria, apa yang terjadi?”

Rosalyn berlari dari arah belakang.

Tapi Choi Han masih melihat ke punggung pria yang mengamati White Star dalam diam sambil melangkah maju.

Dia hidup.

Dia baik-baik saja.

Tentu saja, orang itu tidak akan pingsan sekarang.

Ya, dia tidak mati.

Dia tidak mati.

Orang itu tidak boleh mati.

Dia jelas tidak boleh mati.

Choi Han memikirkan kata-kata itu berulang-ulang.

Kalau tidak, sepertinya dia akan pingsan.

Dan ada seseorang yang terduduk.

Di luar kuil.

“… aku… sekarang… apa…”

Litana, penguasa hutan. Bibirnya bergetar. Dia tidak bisa berdiri karena terkejut, dan kakinya lemas, membuatnya ambruk ke tanah.

“…Bagaimana…mengapa…seperti itu…”

Dia berbicara terpatah-patah.

Matanya gemetar melihat bola yang melayang di atas kuil dewa tersegel.

Beberapa saat yang lalu, Cale menikam jantungnya sendiri dengan belati.

Dan dengan belati itu, dia membunuh White Star.

Matanya tampak berubah gelap saat memikirkan dua kalimat pendek itu.

Pada awalnya, dia berpikir kalau dewa tersegel itu memberi orang-orang ilusi yang paling menakutkan. Tetapi saat White Star terjatuh, dia tahu ini adalah kenyataan.

Sekejap.

Apa yang Cale lakukan dalam waktu yang sangat singkat itu adalah hal yang paling mulia, indah, dan menyedihkan yang pernah dilihat Litana dalam hidupnya.

Cale masih berdiri tegak di matanya.

Meski tubuhnya berlumuran darah dan jantungnya tertusuk.

Dia masih hidup.

“…Apakah dia manusia…”

Begitu banyak emosi yang dirasakannya, dan pada akhirnya kekagumanlah yang tersisa.

Setelah itu, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Itu adalah situasi di mana bahkan tidak ada teriakan atau sorakan yang keluar.

Dia sangat, sangat, sangat terkejut.

Dan hatinya pilu.

Terakhir, hatinya terasa berat saat merasakan gejolak yang tidak diketahui.

Tetapi dia tahu kalau bukan dia seorang yang merasakan hal ini.

Sekelilingnya senyap.

Tak satu pun dari mereka membuat suara keras.

Tidak ada sorakan atau teriakan, hanya gumaman pelan dari waktu ke waktu.

Mungkin karena di sanalah tempat Litana dan perwakilan atau pemimpin masing-masing negara berada.

Begitu Clopeh muncul di dalam bola, Litana dan para pemimpin lainnya menuju ke kuil. Saat mereka menaiki tangga kuil, mereka tak bisa berkata-kata saat melihat pemandangan yang mereka lihat.

"Mengapa! Apa yang sedang terjadi!"

Sebuah suara belia kemudian terdengar.

"Aku tidak bisa lihat karena putra mahkota menutupinya!"

Nyaaaaaa!

Meong!

Raon, On, dan Hong melihat sekeliling tempat yang tadinya bising tetapi tiba-tiba menjadi sunyi. Karena Alberu Crossman telah menghadang jalan mereka dan mendadak menghalangi pandangan mereka.

Kemudian anak-anak itu mendongakkan kepala mereka dan buru-buru mencari Cale.

“Kakek!”

Raon meraih ujung pakaian sang naga tua, Eruhaben.

“Hei, kakek. Kenapa manusiaku seperti itu? Kenapa… kenapa… kenapa-"

Kenapa dia berdarah seperti itu?

Raon bahkan tidak bisa mengucapkan kata 'berdarah' dari mulutnya. Jadi dia segera mengucapkan kata lain.

“Kakek! Apa yang sedang terjadi! Manusiaku terlihat baik-baik saja sekarang!”

“Noona.”

Hong si anak kucing meringkuk dan meraih On.

On tidak mengatakan apa-apa ketika dia melihat kondisi Cale.

Seluruh tubuhnya terutama dadanya berlumuran darah, tetapi tubuhnya tidak gemetaran, dan rona wajahnya terlihat baik. Dia tidak terhuyung-huyung dan berdiri tegak, dan matanya jernih.

Ya, dia terlihat baik-baik saja untuk saat ini.

Betul sekali.

Dia akan baik-baik saja. Dia akan baik-baik saja.

On memahami kondisi Cale dengan cukup baik karena dia telah melihatnya beberapa kali, tetapi dia menoleh untuk mendapatkan konfirmasi.

Hanya ada Alberu Crossman yang berdiri diam.

Saat On menatap matanya, dia mengerutkan kening.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat Alberu berdiri diam dengan mulut tertutup dan memasang ekspresi seperti itu.

Kaki depan On dengan cemas meraih ujung celana Alberu.

Dia kemudian melihat Alberu Crossman membuka mulutnya sambil tetap melihat bola itu.

“…B*jingan gila…”

Suara itu terdengar getir.

Suaranya terdengar rendah dan tanpa martabat di dalamnya.

On lalu merasakan sebuah tangan memegang dirinya dan Hong.

"Tidak apa-apa."

Naga tua Eruhaben menggendong anak-anak itu dan mengucapkan kata-kata itu.

Pada saat itu On melihatnya.

Choi Han dan Mary berdiri di sebelah Cale.

"Hah?"

Mata Raon melebar.

"White Star-"

Raon tak bisa berkata-kata.

***

Di dalam kuil.

Tubuh White Star perlahan menghilang menjadi debu.

Pada saat itu, Cale segera bergerak lagi.

Fwoosh-

Sejumlah cahaya muncul dari White Star yang menghilang.

‘Kekuatan kuno.’

Dia menatap White Star. Dan kemudian menuju ke patung di belakangnya.

Jadi dia tidak melihat mata Choi Han yang telah berubah menjadi garang, dan mata Mary yang bahkan lebih garang lagi.

***

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<

Chapter 759       

>>>            

Chapter 761

===

Daftar Spoiler 



3 comments:

  1. Wow wow deg degaaaaan! Untung anak-anak ga liat pas Cale nusuk jantungnya, kalo liat Raon PASTI ngamuk banget!

    ReplyDelete
  2. Ngak adil ngak sih buat white star,sejak awal dia digunakan sebagai bidak catur oleh para pemburu dan digunakan oleh SG untuk perkuat diri.
    Menurutku white star juga kasihan.đŸ˜­

    ReplyDelete