Chapter 759: Semuanya Menyaksikan (4)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Tangan
Clopeh Sekka gemetar.
Tangannya
yang memegang perangkat penyimpanan video otomatis dipenuhi dengan kekuatan.
'Apa yang aku
lihat sekarang?'
Sebelum
yang lain tiba, dia bergerak lebih cepat dari semua orang untuk memasang
perangkat penyimpanan video otomatis di tempat terakhir kuil.
'Sesuatu
yang hebat akan terjadi di sini!'
Dia yakin
dan tidak meragukannya. Ini adalah ruangan terakhir kuil. Clopeh yakin Cale
Henituse akan mencapai puncak terakhirnya sebagai pahlawan di sini.
'Bang!'
Pintu
tiba-tiba terbuka saat itu.
Dan cahaya
merah keluar dari patung yang terpahat di dinding, yang tadinya diam pada saat
Clopeh bergerak.
Cahaya itu
mengandung perasaan tidak menyenangkan yang mengingatkan Clopeh pada mata merah
yang dia lihat ketika dia lolos dari ujian ilusi terakhir – kemarahan.
Semuanya
terjadi secara tiba-tiba.
'Boooooooom-!'
Kemudian
lampu merah bertabrakan dengan sesuatu dan meledak dengan suara dentuman.
Dan dia
bisa melihat seseorang berlari ke arah ledakan.
'Cale
Henituse ...!'
Saat Clopeh
menyadari siapa itu, kegembiraan memenuhi matanya. Pada saat yang sama, pertanyaan
timbul dalam dirinya.
‘Apa kamu
beristirahat dengan baik?’
Cale
berbicara dengan cukup hangat ke arah ledakan.
'Siapa?
Siapa yang beristirahat?’
Untuk
sesaat, Clopeh memikirkan mengapa Cale mengatakan sesuatu seperti itu. Lagi
pula, Cale tidak mungkin mengatakannya kepada Clopeh sendiri.
"…Itu!"
Krek.
Perangkat
penyimpanan video otomatis di tangan Clopeh retak.
Tapi hal
seperti itu tidak terlihat oleh Clopeh. Matanya semakin terbelalak , dan sudut
mulutnya mulai naik.
'Itu dia.'
Rambut
merah secara perlahan mulai menampakkan dirinya di tengah ledakan.
'White Star.'
Dia
tiba-tiba muncul di sini.
Deg. Deg.
Jantung Clopeh berdetak kencang.
Cale
Henituse dan White Star. Pertarungan panjang antara keduanya akhirnya akan
berakhir.
"…Ah."
Dia adalah
satu-satunya yang akan melihatnya.
Clopeh
merasa jantungnya berdebar kencang karena emosinya yang intens. Saat jantungnya
berpacu seperti itu, matanya beralih ke patung itu.
Cahaya
merah. Itu pasti dari dewa yang melarikan diri dari ujian pertama.
'Beraninya
kamu ...'
Dia menatap
patung itu dengan mata dingin yang berbeda dari kehangatan yang dia miliki
beberapa waktu lalu.
Swoosh-
Dia
mendengar suara angin puyuh.
Clopeh
mengalihkan pandangannya.
Dia bertemu
pandang dengan mata Cale yang berubah menjadi merah cerah.
Cale, yang
matanya sedikit melebar, dengan cepat mengalihkan pandangannya darinya saat dia
mengeluarkan perisai perak dan mengirim angin puyuh ke White Star.
Clope
tersenyum.
Seperti
yang dia duga.
Sang pahlawan
tidak menyertakan Clopeh ke dalam pertarungan ini.
Mungkin
karena itu berbahaya.
Clopeh
melemparkan penyimpanan video yang retak ke lantai dan menyatukan tangannya.
Wuuuuurrrllllll-!
Sebuah buku
merah yang terbuka.
Dan daun
merah yang menyelimuti Cale.
Rambut Cale
berwarna merah seperti darah.
Itu sangatlah
indah.
'…Apa itu?'
Clopeh
memandangi belati hitam dan putih kecil itu dengan rasa ingin tahu.
Tapi ada
seseorang di sini yang memiliki pertanyaan yang lebih besar.
'Apa-apaan?'
Itu adalah
Cale.
'Mengapa
Clopeh Sekka ada di sini?'
Cale
mengalihkan pandangannya dari White Star sejenak ketika dia mendengar suara
sesuatu pecah dan suara gemerisik, dan melihat ekspresi Clopeh Sekka yang
sangat menakutkan tersenyum dengan mata terbuka lebar.
'Dewa sialan
itu!'
Dewa itu
telah memberi tahu Cale bahwa dia adalah orang pertama yang lulus ujian. Dewa
itu yang mengatakan bahwa dia mengatakan yang sebenarnya dan bahkan bersumpah
demi kedewaannya adalah pembohong tulen.
‘Untung aku
tidak memercayainya.’
Dia segera
mengalihkan pandangannya dari Clopeh Sekka yang tampak menakutkan.
Yang
penting sekarang bukanlah dia.
“Cale
Henituse …!”
White Star
baru saja keluar dari plakat emas dan mencengkeram dadanya.
"Ini
berjalan dengan baik."
Cale
menyukai satu hal tentang situasi saat ini.
White Star
yang dilepaskan dari Embrace tidak dalam kondisi sempurna.
Dia
dibebaskan secara paksa setelah diserang oleh cahaya merah dewa keputusasaan.
Karena
plakat emas rusak dan segelnya terlepas, akan sulit bagi White Star di dalam plakat
emas untuk segera sadar.
‘Ini akan
mudah.’
Tubuh Cale
berada pada kondisi prima.
Bagi dirinya
yang telah melawan White Star yang sempurna dalam ilusi, White Star yang baru
saja terbangun bukanlah masalah besar.
Seluruh
tubuh White Star terungkap saat debu dari ledakan menghilang.
Tapi Cale
bisa melihatnya.
Di mata
merahnya yang cerah, keadaan sebenarnya dari White Star terungkap.
-Lihat
dengan hati-hati.
Halaman-halaman
buku harian itu berputar cepat mengikuti suara Drew Thames.
Daun-daun merah.
Melalui
dedaunan yang berkibar, Cale bisa melihat 'cincin kehidupan' yang tergambar di
tubuh White Star.
Itu seperti
jaring laba-laba.
Atau
seperti tanah yang kering dan pecah-pecah.
"Beraninya
kamu!"
Dalam
sekejap, Pedang Malapetaka menyala terang di tangan White Star.
Tapi Cale
tidak melihat itu.
Dia hanya
menatap 'garis-garis' yang tergambar di seluruh tubuh White Star.
'Aku dapat
melihatnya.'
Garis-garis
itu membentuk cincin yang tak terhitung jumlahnya.
Besar dan
kecil. Tipis dan tebal. Kasar dan halus.
'Ah.'
Cale
menahan diri untuk tidak berseru.
Itu adalah waktu.
Semua garis
itu adalah waktu.
Waktu yang
tak terhitung jumlahnya tergambar di tubuh White Star.
Waktu dalam
berbagai bentuk saat ia bereinkarnasi melalui banyak tubuh.
Namun, cincin
yang banyak itu pada akhirnya terkurung dalam satu cincin besar.
'Itu dia.'
Cincin
pohon raksasa yang berisi begitu banyak cincin yang tampak menjijikkan.
Itu cukup
besar, tetapi robek di sana-sini, sehingga kehilangan bentuknya.
White Star.
Cale Barrow
adalah kehidupan pertamanya.
Cincin yang
terukir dengan hidupnya ketika dia, pembunuh naga terakhir, memutuskan untuk
menjadi White Star, robek, tercabik, dan rusak selama seribu tahun.
‘Kutukan tetaplah
kutukan.’
Kutukan
reinkarnasi terus-menerus yang diberikan kepada White Star.
Itu
benar-benar kutukan.
Cale merasakan
itu ketika dia melihat cincin itu.
Cincin
besar White Star itu akhirnya akan pecah dan hancur jika dia mengulangi
beberapa kehidupan lagi. Itu akan benar-benar hancur dan kehilangan fungsinya.
Ketika itu
terjadi, White Star tidak akan bisa lagi mempertahankan dirinya sebagai White
Star ketika dia bereinkarnasi berulang kali.
Sebuah
kutukan yang menyebabkan dia kehilangan sesuatu yang berharga baginya.
Kutukan
yang diciptakan oleh dewa kematian pada akhirnya adalah hal terakhir dan paling
berharga bagi dirinya.
Itu bahkan
akan membuatnya kehilangan 'dirinya'.
'Sungguh
menakutkan.'
Cale
menyadari kebenaran kutukan itu dan menatap mata White Star untuk pertama
kalinya hari ini.
Swooosh-
Pedang Malapetaka
yang terbakar mengarah ke Cale.
Cale tidak berhenti
meskipun melihat pedang itu. Sebaliknya, dia mendekati White Star dan
mengulurkan tangannya yang tidak memegang belati.
Wiiiiir-
Angin puyuh
meledak dari tangan Cale dengan cepat. Bang!
Pedang dan
angin bertabrakan.
“Ugh.”
Pada saat
yang sama, tangan White Star yang memegang pedang didorong mundur oleh dampak tabrakan
keduanya.
'Apa yang
sedang terjadi?'
White Star
terbangun ketika segel itu tiba-tiba terlepas, jadi dia menyerang Cale sambil
mencoba menenangkan dirinya.
Entah dia
membunuh Cale secepat yang dia bisa, atau lari darinya. Atau mendapatkan dewa tersegel.
Hanya tiga pilihan itu yang tersisa.
Serangannya
dibelokkan.
Dia tentu
saja tahu kalau Cale Henituse akan menangkal serangan seperti itu.
Namun, saat
White Star bertemu dengan mata Cale yang memerah, dia tanpa sadar merasakan
hawa dingin.
Cale
Henituse sedang menatapnya.
Tetapi
White Star merasa kalau Cale Henituse tidak sedang melihat dirinya.
Cale
Henituse sedang melihat sesuatu selain White Star.
'Apa itu?'
White Star
tidak punya waktu untuk mempertanyakannya.
Cale
menggerakkan tangannya lagi.
Wiiiiir-
Whoosh…
Whiiiiir…
Angin puyuh
ditembakkan ke arah White Star dengan kecepatan tinggi secara beruntun.
"Dasar
b*jingan-!"
White Star
yang nyaris tidak berdiri tegak kemudian dengan cepat menyebarkan dinding
airnya, tetapi angin puyuh dan Cale lebih cepat dari itu.
Pak!
Pak! Pak!
Angin puyuh
menghantam tubuh White Star.
Di kedua
kaki dan tangannya yang tidak memegang pedang.
Tubuh White
Star terdorong keras akibat dampak serangan.
Tapi White
Star tidak hanya berdiam diri.
Fwooosh-
Bumerang
merah melompat keluar dari api di pedangnya yang semakin membara, dan terbang
menuju Cale yang hanya selangkah darinya.
Wiiiiir-
Di timur,
barat, selatan, dan utara. Dinding angin berdatangan dari segala arah,
berangsur-angsur menyempit ketika mencoba memerangkap Cale.
Swooosh-
Dinding air
membentuk perisai di sekitar White Star.
“…Aku tahu
akan seperti ini.”
Saat Cale
mengatakan itu, dia tertawa kecil.
"Cale-nim!"
Ketika Cale
mendengar Clopeh Sekka berteriak, dia merasakan aura hangat menuju ke arahnya.
Dia tidak
menoleh.
Jelas
baginya bahwa aura ini berasal dari dewa tersegel.
Cahaya
merah muncul di mata patung itu sekali lagi.
Cahaya itu
sepertinya akan menembak Cale kapan saja.
-Cale, apa
kamu tahu kalau itu akan berakhir seperti ini?
Tanya Super
Rock.
Cale tidak menjawab.
Super Rock yang
justru memberikan jawabannya.
-Kalau kamu
memblokir cahaya merah itu dengan perisaimu, White Star akan mempertahankan
diri dengan tembok air saat kamu melakukannya. Dan kamu harus menghabiskan
waktu untuk memblokir Pedang Malapetaka dan dinding angin.
Cale
mengencangkan cengkeramannya pada belati.
-Mengapa kamu
menggunakan lebih sedikit kekuatan kunomu?
-Mengapa kamu
begitu tenang dan santai sekarang?
-Mengapa kamu
berhenti sejenak, menyisakan satu langkah antara dirimu dan White Star? Pasti
ada alasannya.
Super Rock
berkata dengan sedikit sedih.
-Cara
terbaik dalam situasi saat ini adalah menghindari cahaya merah itu dan menghindari
serangan dan pertahanan White Star.
Hindari semuanya
dan jangkaulah White Star.
-Kamu harus
cepat.
Cale bisa
secepat itu.
-Cale,
apakah kamu ingat apa yang dikatakan sang naga, Mila?
Naga krem. Ibu
Dodori, Mila, berkata sambil menyatukan piringan Cale dengan atributnya 'melekatkan'.
'Kekuatanku
... Melekatkan cukup berguna untuk menyatukan sesuatu tanpa meninggalkan jejak
apa pun yang terjadi. Namun…'
'Guru,
piringanmu besar, tetapi lemah seperti kaca. Jadi, tolong berhati-hati.’
-Sang naga
mengatakan itu.
‘Tidak ada lain
kali.’
-Tidak akan
ada lain kali.
Dia tahu.
Cale juga
sangat menyadari hal itu.
Instan.
Kemampuan
Kim Rok Soo untuk melompati waktu dalam 5 detik.
Cale tidak
punya niat untuk sepenuhnya menggunakan kemampuan itu.
"Setengah
detik."
Dalam
perhitungannya, itu hanya 0,5 detik.
Tidak, itu
akan memakan waktu lebih sedikit dari itu jika dia menggunakan Instan.
Karena
jarak antara White Star dan Cale hanya satu langkah.
Itu sudah
cukup.
-Tapi jika
hanya satu langkah, piringanmu tidak akan pecah.
Dia tahu.
Dia tahu
itu, jadi dia melakukan ini sekarang.
-Tapi semua
ini dengan asumsi kalau kamu tidak menggunakan kekuatan kunomu saat kamu
menggunakan 'Instan.'
Dia tahu.
-Untuk
jaga-jaga, jangan gunakan 'Cincin Kehidupan'.
Dia juga
tahu itu.
Itulah
mengapa dia 'merekam' cincin White Star terlebih dahulu.
Cale
mengangkat belati.
Dia tidak
tahu, tetapi orang-orang yang melihat pemandangan itu berpikir berbeda.
'Bisakah
dia menusuk White Star dengan belati dalam situasi itu? Tidak mungkin, b*jingan
dengan kekuatan itu!’
Alberu
Crossman, yang sedang menyaksikan di luar kuil, akhirnya berdiri. Dan dia menghalangi
pandangan Raon, On, dan Hong.
Instan.
Karena dia tahu apa yang akan terjadi pada tubuh Cale jika dia menggunakan
kemampuan itu.
Dan banyak
orang di luar kuil menyaksikan dengan cemas, bertanya-tanya apa yang akan
dilakukan Cale dengan itu.
'Apa yang
akan dia lakukan!'
Clopeh,
yang berada di ruang yang sama di dalam kuil, berlari ke arah patung sambil
membuka matanya lebar-lebar.
Penampilannya
kacau, tetapi dia tidak peduli sambil menantikan apa yang akan dilakukan Cale
dengan belati misterius itu.
Dan orang
terakhir.
'Bagaimana
mungkin kamu akan menyerangku dengan itu-'
Pikir White
Star ketika dia bergerak untuk meluruskan tubuhnya yang tadinya terbungkuk.
Namun, dia
tidak bisa menyelesaikan pikirannya.
'Eh?'
Itu terhenti.
Untuk
sesaat, dia merasa waktu telah terhenti.
Dia merasa
seperti itu.
Stab!
Pada saat
Cale menikam dadanya sendiri dengan belati.
Schwaak-
Belati yang
telah menusuk hati Cale dengan dalam segera ditarik keluar.
Belati
putih dan hitam bersinar terang bersama darah Cale.
Dalam
sekejap. Waktu Cale telah melambat.
Tetapi bagi
yang lain, itu berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
Banyak hal
terjadi dalam waktu singkat itu.
Momen yang
sangat singkat yaitu kurang dari satu detik.
Cale maju
selangkah.
Gedebuk.
Buku harian
itu jatuh ke lantai.
Daun-daun
di sekitar Cale dan angin puyuh semuanya menghilang.
Krik-
Berbagai
luka muncul di tangan Cale yang memegang belati.
Luka muncul
di kulit kakinya yang maju selangkah.
Darah
menyembur keluar dari dada yang tertusuk belati.
Tetapi satu-satunya
hal di mata Cale adalah cincin yang samar itu. Dia mengangkat belati
tinggi-tinggi.
Belati yang
menusuk hati Cale. Darahnya mengalir di bilahnya.
Deg. Deg.
Deg.
Cale
merasakan belati itu berdetak.
Belati itu
berdetak seperti sebuah jantung.
Dan detakan
itu seirama dengan detak jantung Cale.
Belati yang
awalnya dalam keadaan statis terbangun dan berdetak bersama dengan jantung
Cale.
Dan jantung
yang berisi regenerasi dan penyembuhan. Jantung itu bergerak sesuai dengan
kehendak tuannya.
Tangan Cale
bergerak.
Titik
terlemah dan paling usang dari cincin terbesar. Titik yang melewati tulang
selangka kanan White Star.
Cale
menusukkan belati yang berlumuran dengan darahnya ke titik itu.
'Apa yang
sedang terjadi?'
Instan. Itu
adalah momen yang sangat singkat bagi White Star yang dia hadapi.
Pada saat
itu dia tiba-tiba melihat Cale Henituse yang berdarah sampai di depannya dan
bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
“… Aak…”
Dunianya
terbalik.
Suaranya
tidak lantang.
Erangan
kecil keluar dari mulutnya.
Dia melihat
ke bawah.
Sebuah
belati merah menusuk tulang selangkanya.
Itu awalnya
merupakan serangan kecil yang bahkan tidak akan dianggap sebagai cedera.
Tapi
kenapa?
Riiiip-
White Star
mendengar suara seolah-olah ada sesuatu yang terkoyak.
Dia tidak
bisa melihatnya, tetapi dia menyadarinya.
Karena
tubuhnya kehilangan kekuatan dan penglihatannya bergetar.
Dia
mengulurkan tangannya.
Tangannya
yang gemetar bertumpu pada tangan yang memegang belati.
Tangan Cale
yang memegang belati merah juga berdarah dan gemetar.
White Star
menatap Cale.
Sebelum dia
menyadarinya, mata merah Cale telah kembali normal, dan Cale yang berdarah
berkata kepada White Star dengan ekspresi tenang.
"Ini
sudah berakhir."
Hanya itu
yang dia katakan.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
AAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHH MOMENT YG TELAH DITUNGGU-TUNGGU SETELAH SEKUAN LAMA NYAAAAA AAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH CALE!!!!!!! RAON BAKALAN MARAH AISHHHH QAQ) T^T)
ReplyDelete