Chapter 268: Antara Tugasnya Sebagai Kaisar dan Tugasnya Sebagai Suami (1)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Viscount Roteschu juga hadir di acara jamuan
makan, jadi tidak sulit memanggilnya.
Rashta memerintahkan Viscount Roteschu agar
mengunjunginya setelah jamuan makan selesai.
Roteschu pergi menemuinya sekitar pukul
sembilan malam. Rashta membiarkannya masuk ke ruang tamu dan memerintahkan
semua pelayannya keluar.
Ditinggal sendirian, mata Viscount berbinar berpikir kalau
dia akan membicarakan
tentang sebuah rahasia.
Rashta mulai berbicara sambil menyembunyikan
niat tergelapnya.
"Bisakah kamu memanggil tentara bayaran
yang terampil dan rahasia?"
Viscount Roteschu tersenyum bangga,
"Tidak sulit bagiku untuk memanggil tentara bayaran."
"Seorang tentara bayaran yang mampu
membunuh demi uang."
Viscount Roteschu sedikit terkejut, tetapi
kali ini dia menjawab dengan senyum sinis.
"Tentu saja."
Begitu Roteschu pergi, Rashta sangat gembira. Aku tidak percaya
aku bisa menggunakan tangan Viscount Roteschu sendiri untuk membunuh
Rivetti yang hina!
Jika semuanya berjalan lancar, Rivetti akan
mati, dan Viscount Roteschu akan senang tidak mengetahui apa yang telah dia
lakukan. Bagaimana jika aku mengakui yang
sebenarnya kepadanya nanti? Bukankah dia akan menjadi
gila?
Tetapi ketika dia bangun setelah tidur malam
yang nyenyak, kegelisahan menghampirinya. Bagaimana jika Viscount Roteschu
mencoba menggunakan ini untuk melawannya di masa mendatang? Dia terlanjur memiliki hubungan dengannya yang tidak dia sukai, apakah tidak apa-apa menambahkan
kelemahan lain ke dalam daftar ini?
Setelah banyak berpikir, Rashta memutuskan
untuk mengunjungi Duke Elgy. Bagaimanapun, dia ingin memberitahunya tentang
Sovieshu dan Baron Lant
yang melarang persahabatan mereka.
Ketika Rashta memberitahunya tentang
kekhawatiran Sovieshu dan Baron Lant, Duke Elgy tersenyum acuh tak acuh.
“Terserah Rashta untuk memutuskan apakah akan
mempercayai rumor itu atau tidak. Bukan rumor yang penting, tapi kebenarannya.”
"Duke Elgy adalah pria hebat, aku tidak
mengerti mengapa rumor buruk beredar."
"Rasa dengki."
"Ya. Kau adalah salah satu pria
paling tampan yang pernah aku lihat. Kau memiliki pesona kuat
yang tidak bisa
dilampaui orang lain.”
Rashta mengaku, menatap Duke Elgy, yang santai
meskipun ada rumor buruk.
Namun, ekspresi Duke Elgy menjadi sangat
serius ketika Rashta memberitahunya bahwa dia meminta Viscount Rostechu untuk memanggil
tentara bayaran.
Melihat ekspresi itu, Rashta semakin gelisah
dan bertanya.
“Tidakkah menurutmu itu permintaan yang cocok
untuk Viscount Roteschu?”
“Itu tergantung pada apa yang kamu ingin
tentara bayaran itu lakukan. Apa yang ingin kamu perintahkan?”
Rashta ragu-ragu, tidak dapat mengatakan, 'Aku
akan menyuruhnya membunuh putri Viscount Rostechu.'
Melihat keraguan Rashta, Duke melanjutkan seolah itu tidak mengganggunya,
"Apa pun yang kamu perintahkan,
kamu harus memastikan bahwa tentara bayaran yang dibawa oleh Viscount Roteschu
bukanlah bawahannya."
Rashta khawatir. Viscount Roteschu memiliki
pikiran jahat, dan dia tidak sabar untuk menemukan kelemahan lain untuk
digunakan melawannya.
Tentara bayaran yang dibawa oleh Viscount
Roteschu kemungkinan
besar adalah bawahannya.
“Akan sulit untuk memercayai tentara
bayaran yang dibawa oleh Viscount Roteschu. Apa yang harus aku
lakukan?"
"Aku tidak tahu."
"Dan jika kamu memanggil seseorang
..."
"Itu bukan masalah."
"Baguslah!"
Rashta senang, tetapi Duke Elgy menggelengkan
kepalanya.
“Aku bisa memanggil seseorang, tetapi masalahnya sama.
Pertama-tama kamu harus memastikan orang itu bukan bawahanku.”
"Tapi Duke berbeda dari Viscount jahat
itu, kan?"
"Betul sekali."
Duke Elgy tersenyum halus.
"Tapi Rashta, bukankah kamu mencari
seseorang untuk melakukan sesuatu yang bahkan tidak bisa kamu katakan
padaku?"
Itu benar.
Rashta kembali ke kamarnya dan merenung sambil
minum teh.
Tidak peduli melalui siapa dia mendapatkan
tentara bayaran, dia harus sangat berhati-hati.
Tentu saja, tidak bisa melalui Viscount
Roteschu. Dan jika dia melakukannya melalui orang lain, dia mungkin akan
mendapatkan Roteschu kedua (T/N: orang lain yang tahu kelemahan Rashta dan memerasnya seperti
Roteschu).
'Rashta harus mendapatkan tentara bayaran.'
Setelah banyak berpikir, Rashta mengambil
keputusan.
‘Kalau tidak, aku tidak akan bisa tetap tenang.’
Meskipun mungkin sedikit berbahaya, Rashta
memutuskan pergi ke tempat dia dulunya tinggal sebagai budak secara pribadi.
* * *
Sementara itu.
Koshar, yang telah memimpin kavaleri dan
menyerbu barak sementara bandit Seribu Abadi, berada di tengah-tengah
konfrontasi dengan Penguasa Surgawi dari bandit Seribu Abadi, Kelderek.
Penguasa Surgawi dari bandit Seribu Abadi
telah mundur ke barisan
belakang dengan rekan-rekannya yang terluka dengan
tergesa-gesa, dan semua kavaleri yang dibawa Koshar berbaris dalam tiga barisan.
Kelderek menyeka tangannya di dahinya untuk
menyeka keringat, tetapi mengutuk marah ketika dia menyadari itu adalah darah.
"Apa yang kamu lakukan di sini?! Tidak
bisakah kamu hidup tanpa melihat wajah kami? Hah?!"
"Apakah kamu tidak terlalu kasar kepada
teman yang sudah lama tidak kamu temui?"
“Teman? Kamu seorang b*jingan! ”
"Aku bahkan datang sejauh ini karena aku
merindukanmu."
"Pergi! Tolong pergi dari
hidupku!”
Kesatria Kekaisaran Barat yang mengikuti Koshar
saling bertukar pandang. Sungguh menakjubkan melihat pemimpin bandit Seribu
Abadi yang ditakuti mengamuk di depan Koshar seperti anak berusia tujuh tahun.
Pada saat yang sama, mereka senang melihat
Koshar mengejeknya dengan sinis.
“Kasih sayangmu tidak lagi sama? Aku akan
tinggal di sini supaya
aku bisa melihat wajahmu.”
"Dasar
bajingan kotor!"
Kelderek
mendengus sambil menyeka darah. Tapi Koshar masih tersenyum dan tidak
menunjukkan tanda-tanda akan mundur.
Dia tampak
seperti seorang kesatria yang baik hati dengan penampilannya yang tampan,
tetapi Kelderek tahu lebih baik daripada siapa pun betapa gilanya Koshar.
Selama
tinggal di perbatasan Kekaisaran Timur. Dia awalnya mengira Koshar adalah
seorang bangsawan muda yang malang dengan rasa keadilan yang membara.
Tetapi
setelah melihat Koshar muncul dari waktu ke waktu di medan perang mengayunkan
pedangnya, dan memintanya untuk bermain dengannya karena dia bosan, Kelderek
menyadari bahwa dia adalah orang gila sejati!
Kelderek
juga menyadari hal ini pada satu kesempatan ketika dia menyusup ke kota dan
melihat Koshar dalam pakaian bangsawannya. Dia bukan bangsawan dengan rasa
keadilan yang membara, tetapi orang gila yang telah belajar sopan santun dan
mengendalikan kegilaannya!
Di depan
bangsawan lain, dia berpura-pura menjadi 'kesatria muda yang tidak bisa
beradaptasi dengan baik dengan bangsawan'.
"B*jingan
keji!"
Kelderek
mengutuk lagi, dan memberi isyarat agar bawahannya mundur.
"Sudah
mau pergi?"
Koshar
bertanya, mengangkat alisnya dengan kecewa.
Kemudian
Kelderek menarik tali kekang kuda dan kuda itu meringkik. Pemimpin bandit,
menunggang kuda, berteriak dengan marah.
“Aku akan
pergi ke tempat lain. Aku akan pergi ke tempat lain di mana kamu tidak ada!"
* * *
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment