Chapter 269: Antara Tugasnya Sebagai Kaisar dan Tugasnya Sebagai Suami (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Melawan bandit Seribu Abadi seharusnya tidak
menimbulkan kesulitan besar bagi kakakku. Dia telah mengejar mereka selama
bertahun-tahun sebagai hobi ...
Namun, mau tidak mau aku merasa khawatir
meskipun aku yakin dengan kemampuan kakakku. Ada banyak situasi tak terduga dalam
pertempuran. Bagaimana jika saudaraku terperangkap dalam
jebakan?
Selama beberapa hari terakhir, aku mencemaskan
hal itu. Para dayangku khawatir melihatku
seperti ini.
Pada awalnya, aku akan menjawab, “Tidak
apa-apa,” setiap kali dayangku bertanya ada masalah apa.
Tapi, karena mereka sangat khawatir, aku akhirnya
mengungkapkan perasaanku kepada mereka dengan jujur.
Mendengar kegelisahanku, Mastas secara
mengejutkan melangkah maju,
“Saya akan pergi memeriksanya sebelum saya kembali dari liburan saya. Saya
akan melihat bagaimana keadaannya.”
Mastas pernah memberi tahuku kalau dia
akan segera berlibur ... tetapi kakakku pergi ke kota perbatasan yang terpencil.
Apakah dia akan pergi jauh-jauh ke sana untuk melihat kakakku?
“Nona Mastas, apakah rumah Anda jauh dari
sana?”
Bagiku itu terlalu berlebihan, jadi aku bertanya
kepada Mastas. Jika dia menjawab kalau itu jauh, aku akan memberitahunya agar tidak
pergi.
Anehnya, Mastas bergumam dengan murung mendengar ucapanku.
“Ah, itu…”
"Kalau begitu, kamu tidak perlu pergi ke
sana."
"Jangan khawatir. Saya juga ingin tahu
tentang bagaimana dia bertarung melawan bandit Seribu Abadi.”
Aku hendak menolak lagi, tapi aku menahan
diri.
Mastas tertarik pada kakakku dan mungkin itu
sebabnya dia menawarkan diri
untuk pergi. Meskipun dia tidak bertingkah layaknya
bangsawan, Mastas adalah orang yang sangat baik.
Bagaimanapun, aku tidak ingin secara
sepihak menghalangi ketertarikan Mastas pada kakakku.
Akhirnya aku mengucapkan terima
kasih dengan tulus, dan Mastas terkejut,
“Tidak perlu Yang Mulia, toh saya akan tetap
pergi ke sana. Sungguh."
Setelah aku selesai berbicara
dengan Mastas, aku pergi mencari kedua
orang tuaku.
Orang tuaku tidak akan tinggal lama
di Kekaisaran Timur. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka sebelum mereka
pergi.
'Di sana mereka.'
Saat aku naik ke teras lantai dua aku bisa
melihat kedua orang tuaku. Mereka berjalan bersama Heinley di sepanjang jalan setapak yang
terlihat jelas dari teras.
Melihat mereka bertiga berjalan bersama, angin
sepoi-sepoi bertiup di sudut dadaku.
Perasaanku tiba-tiba membuncah, jadi aku meletakkan tanganku di dada ketika aku melihat orang tuaku dan Heinley.
Apakah ada adegan yang lebih menyentuh
daripada melihat orang-orang yang kau cintai akur
satu sama lain?
Jika orang tua Heinley masih hidup... Aku bisa menjadi
sebaik Heinley kepada orang tuaku.
Sedih rasanya memikirkan hal ini. Aku tidak bisa
membayangkan hidup tanpa orang tuaku. Aku akan merasa cepat kesepian.
Apakah ada kesepian yang mendalam di bawah
wajah tersenyum Heinley?
Ketika Heinley mengatakan sesuatu, orang tuaku mulai
tertawa.
Saat aku melihat pemandangan itu, aku mengambil
keputusan. Aku akan membuatnya bahagia seperti dia membuatku bahagia.
Aku masih tidak percaya cintanya akan bertahan
selamanya. Tapi selain itu, dia sudah menjadi suamiku dan keluargaku.
***
Mereka tidak tahu kalau Navier mengawasi
mereka dari atas.
Mereka melintasi jalan setapak yang indah yang
ditumbuhi bunga lavender dan jagung, dan memasuki taman yang penuh dengan bunga
tulip.
Bahkan Navier tidak dapat melihat mereka di
sini. Mungkin untungnya.
Suasana di antara ketiganya menjadi berat saat
mereka memasuki taman.
Pasalnya, topik tersebut beralih dari urusan keluarga
dan pribadi, menjadi terfokus pada urusan negara.
“Bisa ada dua kerajaan di benua yang sama.
Bahkan ada catatan tentang keberadaan empat kerajaan sekaligus.”
“Maksud Anda waktu perang antara
empat kaisar. Kaisar Timur, Kaisar Barat, Kaisar Utara, dan Kaisar Selatan.”
“Ya… Mungkin bisa ada banyak kaisar.
Tetapi semakin banyak kaisar, semakin ketat persaingannya.”
Duke Troby melanjutkan dengan prihatin.
“Mengenyampingkan Sovieshu, Navier memiliki rasa sayang
yang mendalam terhadap Kekaisaran Timur. Terlepas dari apa yang terjadi, itu masih negara
tempat dia dibesarkan.”
"Itu benar."
“Peran Anda sebagai kaisar dan peran Anda
sebagai suami tidak akan selalu selaras. Itu yang membuat kami khawatir.”
“…”
Heinley tidak bisa dengan mudah menanggapi
kata-kata Duke Troby.
Duchess Troby juga menambahkan dengan berat.
“Bahkan jika Kekaisaran Timur dan Kekaisaran
Barat berhasil hidup berdampingan secara harmonis, posisi kerajaan dan kekuatan
sekutu lainnya akan berubah karena akan ada dua kaisar. Kalian akan saling
berhadapan secara langsung atau tidak langsung.”
Mereka berdua benar, jadi Heinley tidak tahu
harus menjawab apa.
Awalnya, Heinley tidak berniat menikahi
Navier. Bukan rencananya untuk jatuh cinta pada Permaisuri Kekaisaran Timur
dalam perjalanan pengintaiannya ke sana.
Bagi Heinley, bertemu Navier adalah
kebahagiaan terbesar dalam hidupnya, tetapi juga benar bahwa beberapa rencana
hidupnya berubah sebagai akibat dari cinta ini.
Melihat menantunya tenggelam dalam pikirannya,
Duke Troby berbicara dengan hati-hati dan ramah,
“Mudah-mudahan itu tidak akan terjadi, tetapi
bahkan jika perannya sebagai kaisar dan perannya sebagai suami berubah di masa
depan, saya harap Navier tidak akan terluka.”
* * *
Sementara Rashta mencari cara untuk pergi ke
Rimwell Estate, dia mengetahui sesuatu yang tidak terduga.
'Permaisuri sedang mencari untuk sesuatu yang sangat penting.’ Desas-desus
ini perlahan menyebar ke seluruh istana kekaisaran.
Namun, Rashta
baru mendengarnya sekarang.
"Kamu
bilang apa?!"
Rashta
berteriak, kakinya mati rasa.
Setelah
menghadiri pernikahan di Kekaisaran Barat, Rashta sibuk mencari sertifikat yang
disebutkan Koshar.
Dia tidak
menyuruh orang lain melakukannya, karena itu adalah sertifikat yang berisi
kelemahan besarnya, jadi dia mencarinya sendiri.
'Aku tidak
percaya rumor telah beredar mengenai ini!' Rashta dengan marah memerintahkan
Viscountess Verdi,
"Cari tahu
segera siapa yang memulai rumor itu!"
Ketika dia
mencari ke kamar-kamar atau taman-taman, Rashta merasa sulit melepaskan diri
dari tatapan orang-orang di sekitarnya. Namun, fakta bahwa dia diketahui
'mencari sesuatu', jelas merupakan rumor yang dimulai oleh seseorang yang dekat
dengannya.
Seperti
yang diduga, pelakunya tertangkap dalam waktu singkat.
“Maafkan
saya, Yang Mulia! Maafkan saya!"
Dia adalah
salah satu pelayan Rashta yang baru direkrut.
“Saya tidak
bermaksud memulai rumor aneh! Saya hanya memberi tahu seseorang yang melihat
Yang Mulia berjalan dari satu tempat ke tempat lain bahwa Anda sedang mencari
sesuatu.”
Pelayan itu
menangis dan memohon dengan tangan terkepal. Dia benar-benar tidak memiliki
niat buruk, dia hanya berpikir tidak apa-apa untuk membicarakannya.
Mata Rashta
berkobar dengan ganas, dia meraih dagu pelayan itu dan menggeram,
"Bukankah
aku sudah memberitahumu dengan jelas bahwa di istana kekaisaran kamu harus
berhati-hati dengan tindakanmu?"
Pelayan itu
berulang kali memohon pengampunan, tetapi Rashta tidak memiliki simpati.
Selain itu,
dia adalah pelayan baru pertama yang menyebabkan masalah.
Untuk
mencegah kasus serupa terjadi di masa depan, Rashta merasa perlu memberikan
hukuman berat sebagai peringatan kepada yang lain.
Rashta,
dengan tekad kuat, memerintahkan Viscountess Verdi,
“Viscountess
Verdi. Apa yang kamu ketahui tentang ayah gadis ini?”
“Ayahnya
dihukum mati. Namun, eksekusi tersebut belum dilakukan, meski telah
menghabiskan beberapa tahun di penjara, karena perilakunya yang baik.”
Rashta
dengan dingin memerintahkan.
"Suruh
dia dieksekusi."
Viscountess
Verdi memandang Rashta dengan heran. Namun, Rashta tidak merasa menyesal.
Ini bukan
orang yang tidak bersalah, ini adalah orang yang akan dieksekusi cepat atau
lambat. Agar seorang narapidana dapat dijatuhi hukuman mati, ia pastinya telah
melakukan kejahatan yang serius. Baginya tidak ada masalah.
Pelayan,
yang telah mendengar perintah Rashta, merangkak berlutut, meraih kaki Rashta,
dan berulang kali memohon padanya untuk memaafkannya, tetapi akhirnya pingsan
karena kelelahan.
Setelah
sadar kembali, pelayan itu segera pergi ke Rashta dan terus memohon padanya.
Tapi Rashta
berbohong kepada pelayan itu.
"Ayahmu
sudah meninggal karena digantung."
Meskipun
dia belum dieksekusi, dia sengaja mengarangnya untuk menyakiti si pelayan.
Karena
pelayan itu baru saja mulai bekerja di istana, dia berpikir bahwa satu kata
dari permaisuri akan membuat ayahnya dieksekusi dalam sekejap mata.
Bibir
pelayan itu bergetar karena marah.
Ayahnya
telah dijatuhi hukuman mati karena pembunuhan, tetapi korban yang dibunuh
ayahnya adalah penjahat yang tidak bermoral yang telah menculik dan membunuh
adik laki-lakinya untuk uang yang tak seberapa.
Karena
alasan ini, ayahnya tidak dieksekusi meskipun telah dijatuhi hukuman mati dan
kerabatnya juga tidak diseret melalui sistem asosiasi bersalah.
Dia tidak
percaya bahwa semuanya berakhir dengan cara yang tidak masuk akal.
Pelayan itu
dengan marah mengangkat kursi di sebelahnya dan menerkam Rashta.
"Matilah!"
* * *
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment