Chapter 735: Bukankah Ini Keterlaluan? (5)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Tangan
kanan Venion memerintahkan Cale untuk menyiapkan anggur dan membawanya ke
dapur. Cale mengikuti perintahnya dan bersenandung saat dia berjalan pergi.
Tidak ada yang memandangnya dengan curiga. Dia menuju ke tempat para mage
tinggal dan mengatakan bahwa Venion menyuruhnya mengambil sesuatu dari dalam. Mage
itu membiarkannya masuk, dan tidak menanyai Cale karena mage itu tahu bahwa
tubuh Cale adalah anak buah Venion.
Cale
mengambil alat sihir di dalam lantas meninggalkan tempat itu. Dia menuju ke
gudang anggur dan mengambil anggur terbaik yang dia temukan, mengambil beberapa
botol sebelum menuju ke dapur. Cale mengikuti tangan kanan Venion yang
mendorong troli berisi makanan yang baru dimasak. Dia juga meletakkan botol
anggur di troli. Keduanya menuju ke gua.
Mereka
menyapa kesatria di pintu masuk dan memasuki gua. Cale ingat bahwa Venion suka
makan sambil menonton Raon disiksa. Jadi di masa lalu, mereka melakukan hal
yang sama pada Venion. Tapi dia akan melihat pemandangan itu sekarang. Setelah
tiba di ruangan dengan gerbang besi, dia melihat Venion di dalam duduk bersila
di kursi kulit yang empuk. Venion terlihat anggun tanpa cela apa pun, mulai
dari pakaian hingga postur tubuhnya.
Di depan
Venion ada naga hitam meringkuk dengan luka kecil di sana-sini. Naga itu
memelototi Venion, tetapi tangan, kaki dan lehernya terikat oleh pembatas mana.
Si penyiksa mulai mengatur makanan di atas meja, dan Venion menyuruh si penyiksa
untuk memulai. Cale menoleh ke penyiksa, dan Venion bertanya pada Cale apa yang
dia lakukan.
Si tangan
kanan itu mengerutkan kening dan memberi isyarat kepada Cale dengan matanya
untuk menyajikan anggur. Cale menyadari bahwa perannya adalah mengisi anggur
Venion hari ini. Jadi Cale menuang botol anggur, dan si penyiksa mencoba
menghidupkan suasana, mengatakan bahwa dia akan melakukan yang terbaik hari
ini. Penyiksa itu berjalan ke Raon yang sedang menatap Venion.
Venion
melihat tatapan naga itu dan berkata bahwa sekarang dia punya nafsu makan. Dia
minum anggur, tidak menyadari bahwa apa yang dia minum adalah racun. Cale
buru-buru menutup gerbang besi dengan wajah tanpa ekspresi. Dia telah
menggunakan salah satu botol racun pada anggur itu. Itu adalah obat yang
perlahan melumpuhkan tubuh. Karena semua orang bingung dengan apa yang dia
lakukan, Cale menggunakan kesempatan itu untuk bertindak.
Dia
mengeluarkan botol racun yang tersisa dari dalam mantelnya. Tangannya yang lain
meraih bagian belakang kepala Venion. Keduanya bertemu mata dan Venion
berteriak marah padanya. Tapi Cale tersenyum dan membenturkan mulut botol ke
pegangan kursi untuk membukanya. Saat isi botol hendak tumpah, dia memasukkan botol
itu ke dalam mulut Venion. Tangannya yang kuat membuka mulut Venion dan cairan
di dalamnya mengalir langsung ke tenggorokan Venion.
Venion
mengerang, dan si penyiksa berteriak pada Cale karena terkejut dan marah. Cale
mengangkat alisnya dan berpikir bahwa dia menyukai tubuh tempat dia berada
sekarang. Tubuh itu jauh lebih sehat daripada tubuhnya sendiri karena pemilik
tubuh itu telah melakukan sedikit pekerjaan fisik di gang-gang belakang. Memang
masih kurang jika dibandingkan dengan kesatria dan pendekar pedang, tapi tubuh itu
agak gesit, jadi Cale memanfaatkan itu.
[Baca
Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Dia
mengambil botol anggur di atas meja dan memecahkannya ke arah penyiksa yang
mendekat yang bahkan tidak bisa menggunakan cambuknya. Saat si penyiksa
tersandung, Cale mengambil cambuk dan menggunakannya untuk mengikat pintu masuk
gerbang besi, cukup untuk mengulur waktu baginya. Si tangan kanan yang berada
di luar ruang gerbang besi berteriak memanggil para kesatria di luar sambil berusaha
membuka gerbang.
Cale
mengabaikan si tangan kanan itu dan menoleh ke penyiksa yang terhuyung-huyung.
Cale tersenyum dan melemparkan belati yang dibawanya. Cale mengatakan bahwa
pria itu beruntung karena belati itu hanya mengenai betisnya. Pria itu
berteriak bahwa dia tidak akan roboh karena sepotong belati, tetapi dia merosot
ke satu sisi dan akhirnya pingsan (Sepertinya belati itu juga beracun). Cale
kemudian mendengar erangan seperti suara binatang, jadi dia menoleh.
Dia melihat
Venion ambruk di atas meja sambil menatap Cale. Bibir Venion bergetar saat dia
mencoba mengatakan sesuatu. Suara seseorang yang membuka ikatan cambuk dan
mencoba membuka pintu gerbang besi semakin keras. Si tangan kanan itu berteriak
dengan wajah seperti iblis bahwa Cale akan mati ketika dia masuk, tetapi Cale
lagi-lagi mengabaikannya.
Cale dengan
acuh tak acuh berkata kepada Venion, "Ini beracun." Mata Venion terbelalak,
dan Cale berbicara dengan tenang sambil tersenyum, mengatakan bahwa Venion akan
mati dalam 30 menit. Itu jelas bohong karena apa yang masuk ke tubuh Venion
adalah racun paralisis yang akan hilang dalam satu jam. Tapi itu racun yang cepat
bekerja, karena Venion langsung lumpuh setelah dia meminum anggur itu.
Cale menuju
ke naga dan memasukkan tangannya ke dalam mantelnya. Dia harus bergegas sebelum
para kesatria datang. Si tangan kanan itu berteriak kepada Cale tentang
penawarnya, dan Cale berkata bahwa dia membawa penawarnya. Cale mengeluarkan
alat sihir yang dia ambil dari tempat mage sebelumnya. Venion mengenali alat
itu dan mencoba bergerak. Wajah, pakaian, dan tubuhnya berantakan, karena
anggur dan makanan yang jatuh telah mengotori tubuhnya.
Cale meraih
leher si naga dan bertindak tanpa ragu. Mata naga itu membelalak saat kerah
penahan sihir di lehernya dipotong oleh alat sihir itu. Cale melanjutkan ke
kaki depan si naga dan membebaskannya juga. Setelah Cale memotong kekang di
kaki belakang si naga, naga itu bergidik. Si tangan kanan itu menyadari bahwa ada
masalah yang lebih besar daripada Venion.
Naga itu
telah dibebaskan. Semua pengekang mana telah dilepaskan. Dia mampu memahami
situasi dengan cepat dan berhenti membuka gerbang besi. Dia melangkah mundur
ketika para kesatria tiba dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. Tetapi
mereka tertegun dan membeku ketika mereka melihat pemandangan di dalam gerbang
besi. Mana hitam berkibar dan berfluktuasi di sekitar naga yang lukanya belum
sembuh.
Naga hitam
itu menatap cakar depannya, membuka dan menutupnya berulang kali. Dia
mengangkat kepalanya dan menatap salah satu penjahat yang telah melepaskan
belenggunya. Dia telah melihat penjahat ini beberapa kali sebelumnya. Pria itu
sekarang memasang senyum yang sangat cerah yang tampak benar-benar bahagia.
Dengan wajah bahagia, pria itu berkata bahwa sekarang naga itu adalah yang
terkuat di sini.
***
[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment