Sunday, September 12, 2021

Remarried Empress (#250) / The Second Marriage




Chapter 250: Tanpa Perasaan (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat gumaman semakin keras, Rashta terpaksa mengulurkan tangannya.

Alan dengan hati-hati melangkah maju dan menyerahkan bayi itu kepada Rashta. Dengan canggung, Rashta menggendong bayi itu. Wajah yang sangat mirip dengannya tepat berada di hadapannya.

Rashta ketakutan begitu dia melihat mata gelap bayi itu. Bayi itu jelas anaknya.

Meski rambutnya ditutupi topi, Alan pernah memberinya seikat rambut bayi. Jadi dia tahu bahkan rambutnya terlihat seperti rambut Rashta.

Sovieshu, yang duduk di sebelahnya, mengagumi wajah bayi itu.

"Dia sangat imut."

Rashta bahkan lebih takut mendengar suaranya dan memeluk bayi itu untuk menyembunyikan wajahnya.

Bayi itu, yang sedang merengek, secara mengejutkan, menjadi tenang begitu Rashta memeluknya.

Tetapi ketika Rashta memeluk bayi itu, dia teringat tubuh kecil tak bernyawa yang dulu dia dekap.

Dia merasa mual dan menggigil saat mengingat kejadian saat itu. Ketakutan yang mendalam menghampirinya.

Tangan dan kakinya gemetar karena takut setiap saat bayi dalam gendongannya akan memuntahkan darah dan mati seketika.

Apalagi Sovieshu melihat wajah bayi itu.

‘Tidakkah dia merasa aneh melihat bayi yang sangat mirip denganku?

Akhirnya, Rashta tidak tahan lagi dan buru-buru mengembalikan bayi itu kepada Alan.

"Dia bayi yang tampan."

Alan dengan cepat meraih dan memeluk putranya dengan penuh kasih.

Rashta meliriknya dan segera mengalihkan pandangannya.

Keringat dingin mengalir di dahinya.

Dia tidak bisa menatap wajah Sovieshu. Tapi itu adalah kekhawatiran yang tidak perlu. Sovieshu sudah tahu bahwa bayi ini adalah anak Rashta.

Bagi Sovieshu, Rashta merindukan dan mencintai bayinya. Jadi dia pikir dia mengerti ekspresi kakunya, bahkan mengidealkannya.

Sovieshu merasa kasihan pada Rashta, berpikir bahwa ekspresi ini disebabkan oleh betapa sedihnya dia melihat anaknya yang sangat dia rindukan.

Meskipun dia menyadari bahwa Rashta tidak sepolos yang dia bayangkan, setidaknya cinta ini tampak murni dan tulus.

Sementara Alan, Rashta, dan Sovieshu tenggelam dalam pikiran mereka sendiri, sekretaris Kaisar memberi isyarat kepada Alan bahwa gilirannya telah berakhir dan agar undur diriS.

***

“Ahn. Ibumu sedih melihatmu.”

Alan berbisik kepada bayi itu saat dia berjalan menyusuri koridor panjang setelah keluar dari ruang audiensi.

"Dia mungkin sedih dia tidak bisa bersamamu."

Bayi itu tidak menangis, matanya yang hitam bersinar, dan dia berusaha melingkarkan lengan kecilnya di leher Alan.

Alan tiba-tiba menjadi sedih. 'Akulah yang seharusnya duduk di sebelah Rashta. Mengapa Rashta duduk di sebelah pria lain?'

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Sementara itu, sekretaris kaisar menginstruksikan Joanson untuk bergerak maju.

Joanson, jurnalis rakyat jelata, dengan cepat bergerak maju ke tempat yang ditentukan dan dengan sopan menyapa Kaisar dan Permaisuri.

'Apa aku kenal dia?'

Ketika Rashta melihat Joanson, dia yakin dia pernah melihat wajahnya di suatu tempat.

Dia segera teringat jurnalis yang dia temui sebelum pernikahan. 'Ya. Tidak diragukan lagi pria ini adalah jurnalis rakyat jelata.'

Ketika Rashta mengatakan dia akan hidup demi rakyat jelata, dia sangat tersentuh sehingga dia menghujaninya dengan pujian dan momen itu melekat dalam ingatannya.

Faktanya, dia bahkan memuji Rashta dalam sebuah artikel keesokan harinya, mengatakan bahwa dia adalah masa depan Kekaisaran Timur, cahaya dan harapan rakyat jelata.

Rashta tertawa lega.

Dia seseorang yang mendukungku, jadi dia tidak akan mengatakan hal buruk.

Saat dia kembali merasa nyaman, senyum lembut dan indah tampak di wajahnya.

Meskipun dia masih resah memikirkan apa yang baru saja terjadi, dia secara perlahan mampu menilai secara rasional.

'Alan membawa bayi itu ke sini sebagai ancaman. Mungkin karena aku telah bersikap keras pada Viscount Roteschu beberapa hari yang lalu. Viscount berusaha mengingatkanku bahwa dia punya bayi itu di tangannya. Semuanya akan baik-baik saja selama aku menenangkannya dengan baik.’

Sementara Rashta tenggelam dalam pikirannya, Sovieshu bertanya,

"Apa yang membawamu kemari?"

“Adik saya bekerja di istana, tetapi saya belum mendengar kabar darinya selama sebulan. Saya khawatir karena kami selalu bertukar surat, jadi saya pergi menemui pejabat urusan dalam negeri istana dan dia memberi saya jawaban yang membingungkan bahwa dia telah berhenti dari pekerjaan itu.”

Rashta, yang mengira dia akan memujinya, mengerutkan kening. 'Kenapa dia tiba-tiba berbicara tentang saudara perempuannya?'

Selain itu, itu terdengar seperti masalah yang cukup serius.

Sovieshu mendengarkan Joanson dengan ekspresi tegas.

"Lanjutkan."

Adik saya lahir dan besar di rumah, jadi meskipun dia sudah berhenti dari pekerjaannya, dia tidak akan pergi ke tempat lain. Kami tidak pernah bertengkar, juga tidak ada alasan untuk itu. Pejabat urusan internal istana mengatakan dia pasti melarikan diri dengan seorang kesatria yang jatuh cinta padanya, tetapi adikku masih lajang, jadi tidak ada alasan baginya untuk melarikan diri.”

Bangsawan bebas memiliki selir, jadi bahkan jika kesatria itu menikah, tidak ada alasan untuk melarikan diri.

"Itu masuk akal."

Sovieshu mengangguk dan bertanya.

"Adikmu bekerja kepada siapa?"

"Namanya Delise, pelayan yang dekat dengan Permaisuri."

Wajah Rashta memutih mendengar kata-kata Joanson, seolah-olah semua darahnya telah terkuras.

Sovieshu melirik Rashta.

Ketika dia mengatakan dia adalah pelayan yang dekat dengan Rashta, Sovieshu segera tahu siapa adik Joanson.

Dia merujuk kepada pelayan tinggi yang bekerja untuk Rashta.

Sovieshu mendecakkan lidahnya dalam hati. Dia teringat perintah Rashta untuk memotong lidah pelayan itu dan memenjarakannya.

"Kasihan sekali."

Rashta bergumam tak berdaya.

"Permaisuri, apakah Anda tahu apa yang terjadi pada adikku?"

Joanson bertanya pada Rashta dengan tergesa-gesa. Dia masih percaya pada Rashta, jadi dia yakin dia bisa menemukan adiknya selama dia berpegang teguh padanya.

Rashta menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan sedih.

“Aku hanya memiliki dua pembantu dekat, jadi mereka punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Delise berhenti karena dia merasa itu terlalu sulit. Sejak itu aku belum mendengar kabar darinya.”

"Jika adik saya berhenti, dia seharusnya sudah pulang!"

"Aku tahu. Itu sangat aneh."

Mendengar kata-kata Rashta, Joanson menunjukkan wajah putus asa.

Sovieshu turun tangan saat dia melihat Rashta berbohong dengan mudahnya.

"Tenang saja masalah ini akan diselidiki secara menyeluruh, jangan khawatir."

“Terima kasih, Kaisar! Terima kasih, Permaisuri!”

Setelah Joanson buru-buru pamit dan pergi, audiensi berjalan seperti biasa.

Ekspresi Rashta kembali normal.

Tetapi begitu audiensi berakhir, Rashta bertanya pada Sovieshu dengan wajah ketakutan.

"Apakah kau benar-benar akan mengatakan yang sebenarnya kepada jurnalis itu?"

Setelah memanfaatkan kekuatan Permaisuri, Rashta berasumsi bahwa Sovieshu mengetahui hukuman Delise.

Sovieshu bertanya padanya dengan dingin.

"Tidakkah kamu pikir ini akan terjadi?"

“Delise melakukan pelanggaran serius terlebih dahulu!”

“Kalau begitu, kamu seharusnya memberi tahu keluarganya.”

“Rashta… Rashta adalah Permaisuri, jadi kupikir aku bisa melakukan itu.”

"Kamu bisa melakukannya. Tapi kamu tidak akan bisa menghindari kritik.”

"Rashta tidak melakukan kesalahan, Yang Mulia!"

Namun, Rashta telah berulang kali menolak untuk pergi ke kamar Sovieshu…

Burung biru, yang bulunya telah dia cabut, masih berada di kamar Sovieshu... Dia takut burung itu akan bereaksi aneh saat melihatnya.

Jika burung itu ketakutan, Sovieshu akan segera menyadari bahwa bukan Delise yang mencabuti bulunya.

Sovieshu menghela napas dalam-dalam. Kemudian dia dengan sengaja pergi tanpa memberitahunya bagaimana menangani situasinya.

Rashta menginjak lantai berulang kali sebelum pergi ke Duke Elgy dengan panik.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 249                

>>>             

Chapter 251

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment