Chapter 245: Siapa Kamu? (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Saat aku tertidur, tiba-tiba tercium aroma
lezat.
Keinginan untuk tidak mau bangun beradu dengan
keinginan untuk mencium aroma lezat itu lebih lama.
Aku menggelengkan kepalaku dari sisi ke sisi
dengan mata tertutup, tetapi akhirnya terbangun karena mendengar tawa canggung
di dekatku.
“Heinley?”
Begitu aku membuka mata, aku melihat Heinley berdiri di samping troli makanan.
"Apa itu?"
Ketika aku bertanya, sambil duduk
di tempat tidur, Heinley melepas tutup perak di troli. Ada telur dadar dan kopi
hitam.
"Sarapan."
Bukan itu maksudku… Kenapa troli itu ada
disini…? Apakah dia membawanya setelah dia bangun?
Melihatnya dengan keheranan, Heinley
mengambil sepotong telur dadar dengan garpunya.
Setelah aku membuka mulut dan
memakannya, dia bertanya dengan senyum bangga.
"Bagaimana rasanya?"
“Enak, tapi…”
"Aku koki yang hebat?"
"Kamu sangat hebat."
“Itu hobiku.”
Banyak bangsawan tidak tahu cara memasak,
apalagi keluarga kekaisaran. Dia benar-benar pria yang luar biasa. Dan pria
seperti itu mengaku bahwa dia mencintaiku.
Saat aku merenung, Heinley kembali menyodok sepotong
telur dadar.
"Apakah ada hal lain yang ingin kamu
makan, Ratuku?"
"Dan kau akan melakukan semuanya
untukku?"
"Tentu saja."
Heinley terus memberiku makan dengan penuh
semangat, sementara aku membuka mulutku dengan canggung.
Setelah melakukannya beberapa kali lagi, aku tidak tahan
dan harus bertanya.
“Heinley?”
"Ya, Ratuku?"
Apakah ... Apakah ini kebiasaan bangsamu?
“?”
“Burung biasanya saling memberi makan. Apakah
kamu dulunya diberi makan …?”
Heinley mengerutkan kening seolah dia tidak
pernah memikirkan apa yang aku katakan.
Kemudian dia menatapku sejenak dan
menyilangkan tangannya dengan ekspresi serius.
Apakah aku membuat kesalahan?
Apakah dia merasa tidak enak karena aku memperlakukannya seperti burung?
Tampak berpikir, Heinley mengaku setelah
beberapa saat.
“Aku tidak yakin, Ratuku. Tapi sekarang
setelah kau menyebutkannya, aku pikir juga begitu. ”
“Meskipun ayahku sangat keras, anehnya,
dia selalu memastikan untuk memberiku makan.”
"!"
“Aku tidak pernah terlalu dekat dengan saudara
laki-lakiku, tetapi anehnya dia juga memberiku makan.”
"Ah."
“Kalau dipikir-pikir, aku sudah memikirkan ini
sejak aku jatuh cinta pada Ratuku, ‘Aku harus menjadi orang yang memberinya
makan.'”
Jadi jika kami punya anak, apakah
Heinley akan memberinya makan? Itu akan menyenangkan…
Pada saat itu, sebuah ide aneh muncul di benakku.
"Heinley, ada sesuatu yang membuatku
sangat penasaran, tidak, itu penting."
"Ya, Ratuku?"
“Mungkin orang-orang dari bangsamu…”
“?”
"Apakah mereka dilahirkan sebagai
telur?"
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Sovieshu memanggil Marquis Karl untuk
memberinya perintah rahasia.
“Sertifikat perdagangan budak Rashta mungkin berada
di dalam istana kekaisaran. Temukan dan bawa padaku. ”
Marquis Karl bertanya dengan cemas.
"Apakah itu benar, Yang Mulia?"
“Aku tidak yakin. Itulah yang dikatakan Koshar
kepada Rashta. ”
Mungkin saja Koshar sengaja berbohong karena
kebenciannya pada Rashta.
Namun, dua fakta tidak diragukan lagi benar.
Bahwa Koshar telah mengambil sertifikat perdagangan budak perusahaan dagang, dan
bahwa sertifikat itu saat ini hilang.
"Kamu harus mencari dengan hati-hati,
kalau tidak ini bisa diketahui."
Marquis Karl menjawab dengan ekspresi tegas.
"Ya, Yang Mulia."
Jika sertifikat perdagangan budak muncul sebelum
bayi Rashta lahir ... Tidak, itu akan menjadi masalah besar jika muncul bahkan
setelah bayi itu lahir.
Dia harus menemukannya dengan segala cara.
***
Sementara itu, Rashta sudah mulai mencari
sertifikatnya sendiri.
Sovieshu memiliki banyak pembantu dekat yang
bertindak untuknya dengan mulut tertutup, tetapi Rashta tidak memilikinya.
Duke Elgy adalah seorang teman, tetapi bukan
bawahan.
Jadi dia harus menemukan sertifikat itu tanpa
bantuan siapa pun.
"Salam untuk Yang Mulia Permaisuri."
“Selamat pagi, Yang Mulia.”
Namun, semua orang mengenalinya sebagai
Permaisuri, jadi rasanya
canggung bergerak diam-diam.
Di mana pun Rashta lewat, orang-orang
menundukkan kepala untuk memberi salam.
Kecuali Rashta menyapa terlebih dahulu, tidak
akan ada percakapan panjang, tetapi tindakannya terbatas karena dia berada di
bawah tatapan orang lain.
“Apa itu di sana? Atau di pojok sana? Aku pikir ada
lubang di sisi itu juga ... "
Rashta menghentak lantai, tidak
dapat membungkuk dengan tenang untuk melihat ke sudut mana pun karena statusnya
sebagai Permaisuri.
Dia pikir akan mudah menjadi Permaisuri. Tapi
dalam hal ini itu adalah gangguan.
"Aku membutuhkan pembantu
dekat atau bawahan sesegera mungkin."
Sebagai seorang permaisuri, dia seharusnya
bisa menangani orang dengan ujung jarinya.
Rashta menggerutu saat dia mencari-cari dengan putus asa.
Namun saat dia berjalan di jalan yang menuju ke istana utama, dia tiba-tiba
melihat kereta yang sangat
bagus.
‘Siapa gerangan itu?’
Dia mengira itu adalah kereta yang digunakan
oleh tamu terhormat yang
menuju istana selatan, tetapi kereta itu membelok dari jalan ke
istana selatan dan langsung menuju istana utama.
Rashta menatap kereta dengan curiga, karena
tidak biasanya seseorang pergi sejauh itu.
Mungkin merasakan tatapannya, kusir
menghentikan kereta.
Kemudian, dia turun dari tempat duduknya dan
menyapa Rashta.
"Merupakan suatu kehormatan untuk bertemu Yang
Mulia Rashta."
Rashta mengangguk sebagai sapaan, lalu
menyentakkan dagunya ke arah kereta dan bertanya.
"Siapa yang ada di kereta
itu?"
Tapi reaksi kusir itu aneh.
Dia tidak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya
melihat sekeliling tempat itu seolah-olah sulit baginya untuk menjawab.
"Siapa disana?"
Ketika Rashta bertanya dengan cemberut, kusir
itu menatap Rashta dan berkata,
"Itu ... Itu Nona
Evely."
"Nona Evely?"
Rashta mengerutkan kening. Dia tidak tahu
siapa Evely ini.
Setelah menjadi Permaisuri, Rashta mendapati bahwa
ada terlalu banyak bangsawan di dunia ini.
Bangsawan dari sudut pandang seorang budak,
dan bangsawan dari sudut pandang seorang permaisuri, benar-benar berbeda.
"Bagaimana aku bisa tahu siapa dia hanya
dengan nama 'Evely'?"
“Siapa Nona Evely?”
Rashta bertanya langsung kali ini, tetapi
kusir itu tidak menjawab, bahkan lebih bimbang.
Rashta mengerutkan kening lagi, dan tiba-tiba
sebuah fakta yang sangat tidak menyenangkan muncul di benaknya.
Sang kusir menyapanya dengan suara lantang
sambil berkata, 'Yang Mulia Rashta', jadi orang di dalam kereta itu pasti sudah
mendengarnya. Namun, orang itu tidak punya sopan santun untuk keluar dan memberi
hormat kepada Permaisuri.
Rashta memerintahkan dengan marah ke arah
kereta.
“Aku tidak tahu siapa kamu, tetapi kamu tidak punya sopan
santun. Keluarlah dan beri hormat sekarang juga!”
Beberapa saat kemudian…
Pintu kereta terbanting terbuka dan sepatu
kuning terlihat. Dari dalam kereta muncul seorang gadis yang belum pernah dilihat Rashta sebelumnya.
Seorang gadis yang terlihat seumuran dengan
Rivetti.
Rashta terkejut ketika dia hendak meneriaki
gadis itu.
Meskipun Rashta yakin dia tidak mengenalnya,
gadis itu menatapnya seolah dia adalah musuh.
Tatapan dinginnya membuat Rashta tersentak. Namun, dia segera menjadi lebih marah.
'Apakah dia menatapku seperti ini meskipun dia
tahu aku permaisuri?'
Itu benar-benar tidak sopan!
"Kamu pikir kamu siapa melihat Rashta
seperti itu?"
Sang kusir merasa malu, jadi dia buru-buru
mendekati gadis bernama 'Evely' dan berkata,
“Nona Evely, ini Yang Mulia Permaisuri. Lekas beri
hormat.”
Kusir itu tampak takut, tetapi dia lebih takut
pada Rashta.
Akhirnya, gadis itu dengan enggan membuka
mulutnya. Namun, kata-kata yang keluar bukanlah salam atau permintaan maaf.
Baik Rashta maupun kusir tidak menduganya.
"Kamu bukan Permaisuri yang aku
kenal."
Matanya penuh dengan ketidakpuasan, suaranya
teredam, dan kata-katanya berani. Ketiga hal itu memicu kemarahan Rashta.
Rashta tidak bisa lagi menahan amarahnya dan
melangkah maju.
Tepat pada saat itu, Baron Lant, yang berlari
dari istana utama, berkata,
"Yang Mulia, dia adalah tamu
Kaisar!"
***
[Baca
Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment