Monday, April 12, 2021

Trash of the Count’s Family (#42)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 42: Tidak Tahu, Aku Tidak Tahu (3)

 

Cale menyembunyikan perasaan ngeri dan gemetarnya, lantas bertanya.

“Jadi?”

Ron hendak memasang lagi senyum lemah lembut di wajahnya setelah mendengar tuan muda bak anak anjingnya berbicara dengan nada menyebalkan dan kasarnya yang biasa, tapi menahannya dan mulai berkata.

“Jadi, saya akan membunuh orang.”

“Meninggalkan putramu?”

“Ya, tuan.”

“Apakah rubah itu orang?”

Cale tahu bagaimana Ron si pembunuh bayaran tersenyum. Senyumnya sangat samar, di mana hanya sudut-sudut bibirnya yang naik sedikit. Senyumnya itu membuat orang yang melihat Ron berpikir lebih baik dia tidak tersenyum sama sekali. Ron menjawab dengan cukup senang.

“Benar. Saya harus pergi membunuh segerombolan rubah.”

Tapi suaranya terdengar dingin.

“Mencabik-cabik mereka.”

Entah tubuh Ron yang tercabik-cabik atau tubuh targetnya. Kemungkinannya hanya salah satu dari itu dari dua skenario itu.

Cale bergidik mendengar kata-kata ‘mencabik-cabik mereka’. Dia lantas mulai merenung.

Ron dapat melihat Cale berdiri diam tanpa mengatakan apa pun untuk sesaat. Tuan muda bak anak anjingnya akhirnya mulai berbicara setelah mendesah berulang kali.

“….. Pergi dan kembalilah.”

Senyum di wajah Ron lenyap. Cale, yang sudah mengenakan piamanya, berbaring di tempat tidur dan terus berkata.

“Aku akan memberitahu Hans kamu akan cuti. Melaporlah sesekali. Kamu bisa menerima uang dari Organisasi Pedagang Flynn dengan plakat identitasmu. Dan kenapa kamu mau meninggalkan Beacrox kepada pembuat onar sepertiku? Dia sudah dewasa. Dia akan tahu sendiri apa yang akan dia lakukan dengan hidupnya.”

Cale memutuskan untuk berpikir sederhana. Ron tidak perlu bersama Choi Han saat ini. Sekarang setelah Lock dapat bertransformasi ke dalam keadaan mengamuk yang bisa dia kendalikan, Choi Han akan baik-baik saja tanpa kekuatan Ron atau Beacrox.

Tapi, bagi Choi Han, dan lebih penting lagi, demi Kawasan Timur Laut Kerajaan Roan yang damai, Ron akan dibutuhkan setahun kemudian.

“Akan tetapi, jangka waktu cutimu hanya 1 tahun.”

Cale bersandar ke bantalnya dan melanjutkan.

“Nikmati cutimu.”

‘Karena aku punya pekerjaan untukmu setahun kemudian.’

“Jangan sampai terluka saat kamu di luar sana.”

Cale meregangkan kedua kakinya, berpikir dia akan bermimpi indah selama setahun ke depan. Dia lalu melihat ke arah Ron dan terkesiap.

Orang tua itu, yang sedari tadi diam, sebenarnya sedang tertawa pelan. Pemandangan mengerikan itu membuat Cale gemetar ketakutan di bawah selimutnya.

‘Apa yang terjadi?’

Raut wajah Cale mengeras.

Ron terus tertawa tanpa suara tanpa melihat Cale.

‘Kupikir berandal kecil ini seorang bedebah, tapi, akulah, Ron Molan, yang seorang bedebah.’

Seperti seekor anjing yang melihat tuannya. Ron berpikir dia seperti seekor anjing, dan menjawab. (Di sini penulis menggunakan permainan kata: ‘bedebah’ dan ‘anjing’. Di Bahasa Korea, bedebah dan anjing adalah homofon atau kata yang berbunyi sama).

“Tuan muda, apakah melapor pada Anda sekali sebulan cukup?”

“Ya. Lakukan semaumu.”

Layaknya pembunuh bayaran, Ron membuka pintu dan meninggalkan kamar tanpa membuat suara sedikit pun. Dia lalu mengatakan satu hal terakhir sebelum menutup pintu.

“Sampai jumpa setahun lagi, tuan muda.”

Tanpa menunggu jawaban Cale, Ron menutup pintu itu. Cale jatuh tertidur dengan cepat, merasa lega karena dia terbebas dari Ron selama setahun ke depan.

 

***

 

Fajar menyingsing, dan enam orang sedang berdiri di depan Cale. Beberapa di antaranya dia panggil secara pribadi, dan sebagian lainnya dia kumpulkan melalui Choi Han.

Cale melihat ke arah Rosalyn, dan mulai berujar.

“Nona Rosalyn, rambut cokelat terlihat cocok denganmu.”

Rosalyn tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi hari ini, tapi paham seberapa serius masalahnya setelah mendengar kata ‘bom sihir’, dan memutuskan untuk ikut membantu. Cale juga menjanjikannya sesuatu sebagai balasan atas bantuannya.

“Iya kan? Aku pikir ini akan membuatku lebih leluasa bergerak.”

Rosalyn telah mengubah warna rambut dan bola matanya menjadi cokelat dengan sihir. On dan Hong berdiri di sebelahnya.

“Lock, kamu harusnya bisa menggunakan kekuatan fisik serigala tanpa bertransformasi, kan?”

“Ya, tuan. Saya bisa melakukannya.”

Lock juga berdiri di antara yang lain dengan gugup. Di sampingnya adalah Naga Hitam dan Choi Han.

Cale membagi mereka menjadi dua tim. Choi Han telah menempatkan Bola Hitam kemarin, jadi masing-masing tim perlu mencari dan menangani keempat bom itu.

“Nona Rosalyn dan Lock akan jadi satu tim. Choi Han, Naga, On dan Hong di tim satunya.”

Raut wajah Rosalyn terlihat bingung setelah mendengar bagaimana Cale membagi kedua tim. Lock juga memasang ekpresi yang sama di wajahnya.

“Bagaimana dengan Anda, tuan muda Cale?”

Choi Han, Naga Hitam, On, dan Hong menjawab pertanyaan itu.

“Cale-nim, agak, uhm, kekuatan fisiknya…..”

“Lemah.”

“Kita tidak perlu dia.”

“Dia tidak berguna.”

Ah.

Rosalyn berseru pelan dan melihat ke arah Cale. Lock juga terlihat cukup terkejut. Akan tetapi, Cale menyodorkan benda-benda yang dia pinjam dari Billos ke Choi Han, dan menjawab dengan percaya diri.

“Aku lemah dan hanya akan jadi beban. Aku juga perlu bersiap-siap untuk acara perayaan begitu matahari terbit, jadi akan sulit bagiku untuk ikut dengan kalian.” 

Mereka akan memanfaatkan celah singkat ketika para penjaga yang bertugas malam bergiliran dengan yang berjaga siang hari untuk memasuki area di mana bom-bom itu berada dan mulai membongkarnya. Setelah itu, sementara Bola Hitam aktif dan mengakibatkan gangguan mana, mereka semua harus menunggu di lokasi yang ditentukan untuk mengamati anggota organisasi rahasia serta situasi di alun-alun kota.

Acara perayaan ulang tahun dijadwalkan dimulai jam 9 pagi.

Cale melirik jamnya lantas berkata kepada mereka berenam lagi.

“Baiklah kalau begitu, silahkan mulai bekerja.”

Dia lalu menambahkan.

“Jangan lupa untuk membawa pulang bom-bom sihir yang sudah dibongkar itu.”

Rosalyn tersenyum dan menjawab ucapan Cale.

“Anda berjanji untuk memberiku satu dari bom itu.”

“Tentu saja.”

“Harusnya cukup untuk membayar jasaku.”

Pastinya itu cukup. Cale melihat ke arah beranda, yang sekarang lebih sering digunakan sebagai pintu daripada beranda, dan membuka jendela. Angin malam yang sejuk memenuhi ruangan saat keenam individu itu bergegas keluar dari kamar Cale melalui beranda.

Beberapa pergi dengan sihir menghilang sementara yang lain bergerak dengan kecepatan tinggi. Cale menyaksikan mereka pergi dan berpikir dalam hati bahwa mereka semua sangat kuat.

Sekarang dia ditinggal sendirian di kamar.

Ooooooooooong-

Cale perlahan mengusap perisai besar dan sayap perak yang muncul di hadapannya. Bahkan jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, dia tidak akan mati selama dia memiliki perisai ini.

“…Aku akan menggunakan secuil kekuatannya jika diperlukan.”

Cale menepuk-nepuk perisainya, yang bahkan tampak lebih keramat setelah lambang hati terukir di dalamnya, dan memutuskan untuk menggunakannya tanpa ketahuan jika keadaan memaksa.

Cale duduk di sofa dan berlatih menggunakan kekuatan perisainya dalam jumlah kecil, sebelum menyadari pantulan dirinya di cermin.

‘Semuanya akan baik-baik saja.’

Mage penggila darah. Kabarnya orang ini menjadi gila karena warna merah. Itu sebabnya, di novel, mage itu menggila setelah melihat Rosalyn untuk pertama kalinya, berkata dia harus memenggal kepala Rosalyn untuk mengambil rambut dan bola mata merahnya.

Cale menyibak rambutnya ke belakang, yang bahkan lebih merah terang daripada rambut Rosalyn, dan mulai berpikir.

‘Seberapa mungkin aku berada dekat-dekat dengan si sinting itu?’

Bahkan jika itu terjadi, dia hanya perlu menyuruh Choi Han untuk membunuhnya. Cale tidak khawatir kepalanya akan terpenggal. Cale merasa tenang dan menunggu sampai Ron datang untuk membangunkannya.

Begitu Ron datang pada waktu yang biasanya, Cale mulai berkata.

“Hari ini terakhir kalinya kamu melayaniku.”

“Saya bisa melakukannya lagi tahun depan.”

Itu terdengar mengerikan bagi Cale. Dia berencana mengirim Ron ke Choi Han begitu dia kembali tahun depan. Cale merasa senang bisa menyingkirkan dua beban hari ini, dan mulai berbicara dengan hati ringan.

“Ayo kita bersiap.”

Cale bersiap-siap lantas berangkat ke istana. Semua bangsawan yang ikut serta dijadwalkan untuk berangkat bersamaan. Naga Hitam akan datang ke istana untuk melaporkan perkembangannya.

Ketika semua persiapan telah selesai, Cale naik ke atas kereta di depan gerbang utama kediaman. Itu bukan kereta Henituse, melainkan, dia akan berkendara dengan orang lain hari ini.

“Kenapa Anda ingin pergi bersama?”

Amiru menjawab dengan senyum kalem, saat Cale bertanya seraya naik ke kereta. Amiru mengubunginya dan meminta Cale untuk pergi dengannya hari ini.

Dia langsung ke pokok permasalahan, karena Cale melakukan hal yang sama bahkan tanpa menyapanya terlebih dulu.

“Tuan muda Cale, bagaimana pendapatmu jika wilayah kita membangun pangkalan Angkatan laut?”

Cale tersenyum.

Dia telah menerima surat dari Eric yang memberitahukannya bahwa diskusi mengenai investasi pariwisata tidak berjalan dengan baik. Eric mengatakan Gilbert dan Amiru sangat kecewa. Namun, Amiru tidak tampak begitu kecewa. Malahan, dia terlihat telah membulatkan pikirannya tentang sesuatu yang lain, sesuatu yang besar.

Dia melihat ke arahnya dan mulai berkata.

“Bukankah Anda sudah membulatkan pikiran, nona muda Amiru?”

Amiru menganggukkan kepalanya dengan pelan.

“Ya. Menurutku itu bukan hal yang bisa kuputuskan sendiri, jadi aku menghubungi ibuku. Aku juga berencana untuk mendiskusikannya dengan tuan muda Gilbert hari ini.”

Pembangunan pangkalan militer baru. Itu bukan sesuatu yang dapat dicapai dengan mudah. Masalahnya bukan uang, tapi lebih tentang hubungan antara pihak yang berwenang atas wilayah tersebut yang membuatnya rumit. Khususnya dalam masa damai, seperti sekarang.

Itu sebabnya kerajaan menunjukkan minat kepada Wilayah Timur laut. Wilayah Timur adalah satu-satunya yang memiliki akses ke lautan, tapi yang lebih penting, ada keseimbangan kekuasaan di Wilayah Timur. Juga akan sulit bagi bangsawan berperingkat tinggi di kawasan lain untuk memengaruhi pangkalan itu.

“Maka yang nona muda Amiru khawatirkan adalah pengaruh kerajaan di wilayah Anda akan menguat karena hal ini?”

“Ya.”

Amiru memberi jawaban singkat, lantas melanjutkan.

“Itulah mengapa aku meminta waktu Anda hari ini.”

Artinya ada sesuatu yang hendak Amiru diskusikan dengannya. Cale bersandar ke punggung kursi, dan bertanya setelah duduk dengan nyaman, seolah-olah dia berada di dalam keretanya sendiri.

“Aku penasaran apa pertanyaanmu, tapi kurasa aku perlu memberitahumu sesuatu terlebih dulu.”

Dia tahu mengapa Amiru ada di sini.

“Semua keputusan terkait pendanaaan keluarga Henituse dibuat hanya oleh ayahku. Pembuat onar sepertiku tidak punya kekuasaan untuk membuat keputusan.”

 Keluarga kerajaan akan memberikan izin untuk membangun pangkalan angkatan laut dan menginvestasikan sejumlah besar uang. Alaminya, kepemilikan pangkalan angkatan laut itu akan diserahkan ke keluarga kerajaan.

Ketika membangun pangkalan militer di wilayah di luar ibu kota, ada banyak perjanjian berbeda antara kerajaan dan bangsawan dalam hal kepemilikan dan logistik lain terkait pangkalan militer. 

Ada perbedaan yang signifikan dalam hal sumber daya dan pendanaan antara menggunakan lokasi itu sebagai pangkalan militer dibanding memanfaatkan tebing dan lautan untuk pariwisata semata.

Keluarga Amiru dan Gilbert, sejujurnya, tidaklah terlalu kaya, sehingga tidak memiliki pendanaan dan sumber daya yang cukup untuk menuntaskan proyek itu.

Inilah yang Amiru ingin cegah. Itu artinya hanya ada satu cara.

Meminjam uang dari seseorang yang kaya raya.

“Apa benar begitu?”

Senyum Amiru terlihat sangat cerdas. Dia masuk ke ruangan putra mahkota selama pesta anggur bersama Eric dan Gilbert setelah Cale pulang.

Pada saat itulah dia mengetahui bahwa putra mahkota tertarik pada wilayah pesisir pantai, meskipun dia tidak tertarik pada pariwisata. Ketika dia kembali ke kediamannya malam itu, dia teringat ucapan Cale, dan memahami maksudnya.

“Yang Mulia putra mahkota mewaspadai Kerajaan Whipper dan kerajaan-kerajaan di utara. Aku bisa tahu dari percakapan kami dengannya, jadi aku mencari tahu beberapa informasi dari organisasi penyedia informasi.”

‘Sudah kuduga.’

Cale bisa menebak dari kata-kata Amiru bahwa putra mahkota dan keluarga kerajaan menyadari fakta bahwa Kerajaan Whipper akan segera menghadapai perang saudara, dan bahwa Kerajaan-Kerajaan Utara sedang mengumpulkan pasukan mereka.

‘Tapi ini di luar dugaan.’

Keputusan yang dibuat Amiru tepat. Keadaan keluarga Amiru saat ini tidak begitu baik, mereka banyak mengandalkan bantuan dari keluarga Eric Wheelsman. Mendapatkan informasi tentang kerajaan asing dari organisasi penyedia informasi membutuhkan uang banyak, tapi kesediaannya untuk menghabiskan uang demi memverifikasi sepotong informasi memperlihatkan kepribadiannya.

Amiru melihat ke arah Cale, yang mendengarkan dengan tenang, lantas melanjutkan.

“Aku dengar wilayah Henituse sedang memperkokoh dinding-dindingnya. Aku yakin keluarga Henituse akan tertarik pada militer, karena Henituse adalah wilayah yang tidak membiarkan invasi apa pun.”

Cale menganggukkan kepala mendengar ucapannya dan menjawab.

“Aku akan berbicara dengan ayahku mengenai ini.”

“Kami juga akan mengirim permintaan resmi.”

Cale dan Amiru memandang satu sama lain dan tersenyum.

Jika pangkalan angkatan laut ini dibangun, keseimbangan kekuasaan di Wilayah Timur Laut akan bergeser ke empat keluarga dari Cale, Eric, Amiru dan Gilbert. Jika keluarga Henituse menyediakan dana untuk memperoleh pengaruh tetap pada pangkalan, keluarga Henituse akan menerima berbagai jenis dukungan dari pangkalan.

Amiru ragu-ragu sejenak, lantas lanjut berbicara.

“Aku agak khawatir karena pusaran-pusaran air itu, tapi ada jalur yang telah digunakan sejak lama, dan pusaran air itu akan menjadi pertahanan untuk mencegah invasi negara asing. Itu sebabnya aku ingin mencobanya.”

Pusaran air. Cale menahan dirinya tersenyum begitu dia menyebut pusaran air itu.

Pusaran air itu akan segera menjadi milik Cale untuk dia pergunakan sesuka hatinya.

‘Bukankah akan bagus jika membangun rumah di atas salah satu tebing itu dan menikmati matahari terbenam di masa depan?’

Akan sulit baginya untuk tinggal di kediaman Henituse begitu dia menyerahkan kekuasan kepada Basen. Cale berencana untuk bersembunyi di pelosok terpencil selama perang, lalu pergi ke wilayah Amiru atau Gilbert setelah perang selesai untuk membangun rumah di atas tebing untuk bersantai sambil memandang lautan.

Itu akan menjadi lokasi yang bagus, karena letaknya juga cukup dekat dengan wilayah Henituse.

“Terima kasih atas bantuan Anda, tuan muda Cale.”

“Hahaha, meminta tolong kepada pembuat onar. Aku tidak punya kewenangan apa pun, aku hanya menyampaikan pesanmu kepada ayahku.”

Cale menampik ucapan terima kasih Amiru, dan mulai tertawa. Namun, Amiru tidak lagi memercayai kata-kata Cale sedikit pun.

‘Amiru, kamu harus berhati-hati ketika kamu tidak punya kekuasaan. Namun, kamu harus berani jika kamu ingin mendapatkan kekuasaan.’

Itulah yang ibunya, kepala wilayah Ubarr, katakan saat dia menyetujui pangkalan angkatan laut itu. Amiru mirip dengan ibunya. Itulah mengapa dia mengambil langkah berani, sembari tetap berhati-hati. Ini jugalah filosofinya saat menghadapi orang-orang.

“Anda cukup menyampaikan pesan tersebut untuk kami.”

Amiru mengulurkan tangannya ke Cale, dan Cale menjabatnya. Dia lalu melepaskan genggamannya, lantas menambahkan.

“Silakan datang berkunjung ke wilayah Ubarr lain waktu. Sesungguhnya ada banyak tempat menarik untuk dilihat.”

“Aku akan pergi jika ada kesempatan.”

Suara Angin.

Itu akan menjadi kaki cepat Cale, dan pada saat bersamaan, memberinya kendali atas pusaran angin yang bisa digunakan untuk menyerang dan bertahan. Cale memikirkan tentang pantai Ubarr, di mana kekuatan kuno itu berada.

“Aku harap kesempatan itu akan segera datang.”

Kereta kuda itu tiba di istana begitu Amiru mengatakan itu. Cale turun dari kereta dan melihat sekeliling. Saat itu jam 8 pagi.

Para pegawai pasti sudah di Alun-Alun Keagungan untuk menyiapkan acara perayaan. Kesatria Kerajaan akan mengizinkan orang-orang masuk pada pukul 8.30 pagi, memenuhi alun-alun dengan kerumunan orang,

Itu akan menjadi situasi di mana sulit bagi siapa aja untuk masuk maupun keluar. Acara perayaan akan dimulai tiga puluh menit kemudian, dan kelompok Cale akan mulai mencari teka-teki tersembunyi pada pukul 8.30 pagi.

Kalung, tas, liontin.

Bom-bom sihir itu akan tersembunyi dalam berbagai bentuk. Kelompok Cale akan mencari orang-orang yang dipasangi bom-bom itu. Yah, tidak masalah jika mereka tidak menemukannya, karena jawabannya akan muncul dengan sendirinya.

“Oh, kamu sudah datang?”

Cale menerima sapaan dari Eric dan Gilbert, lantas berdiri di sebelah mereka bersama Amiru.

“Semua orang cepat datang.”

“Tentu saja. Kita akan mulai berangkat jam 8.05 pagi.”

Eric mengatakan itu kepada Cale, sementara matanya mengirimi Cale pesan lain.

Hari ini berdiam dirilah juga.

Cale menganggukkan kepala seraya menatap ke dalam mata Eric, dan mengingatkan dirinya di dalam hati.

‘Aku tidak tahu apa-apa.’

Begitu dia memikirkan itu, putra mahkota muncul di depan Cale. Para bangsawan akan mengikuti di belakang putra mahkota hari ini.

Dia lalu melihat orang yang tiba di samping putra mahkota, dan menutupi mulutnya dengan tangan. Itu karena dia tidak bisa menahan seringainya.

“Ya Tuhan.”

“Bagaimana ini mungkin?”

Suara keterkejutan Eric dan gumaman para bangsawan memenuhi area sekitar. Namun, Cale tidak memedulikan hal itu. Sebaliknya, dia menurunkan tangannya saat memandang ke depan. Cale membuat kontak mata dengan orang di samping putra mahkota.

Putra tertua yang telah tersingkir, Taylor Stan.

Dia sedang berdiri dengan kedua kakinya di sebelah putra mahkota. Taylor diam-diam mengisyaratkan dengan matanya begitu dia membuat kontak mata dengan Cale.

Pada saat bersamaan, Cale dapat mendengar suara Naga Hitam di dalam kepalanya. Naga Hitam memasuki istana untuk memberi laporan situasi terkini.

-Aku datang.

Cale menganggukkan kepalanya dengan pelan, dan suara itu melanjutkan.

-Kami sedang membongkar semua bom yang saat ini ditempatkan di lokasi-lokasi yang kami temukan. Kami akan membongkar semuanya pada jam 8.55, sesuai rencana.

Semuanya tampak berjalan sesuai rencana.

-Aku akan kembali sekarang karena kami sibuk, manusia lemah. Gunakan perisaimu jika kelihatannya kamu akan terluka.

Cale tidak dapat mendengar suara Naga Hitam lagi setelah itu. Sepertinya dia segera kembali untuk membantu yang lain. Naga Hitam ini secara mengejutkan berusaha keras melaksanakan tugasnya setiap kali Cale memberinya tugas untuk diselesaikan. Itu membuat Cale ingin terus menyuruh-nyuruh Naga Hitam itu.

‘Harusnya tidak ada alasan bagiku untuk menggunakan perisai itu.’

Cale berpikir dia tidak akan perlu menggunakan perisainya jika semuanya terus seperti ini.

“Semua persiapan telah selesai.”

Salah satu kesatria berteriak kencang, dan putra mahkota naik ke Kereta Parade Kerajaan dan berbicara kepada para bangsawan yang sedang menaiki kereta kerajaan di belakangnya.

“Ayo berangkat.”

Cale juga naik ke atas kereta kerajaan. Kereta itu segera bergerak, dan Cale duduk dengan lengan tersilang sambil memasang ekspresi kaku di wajahnya.

“Senang bertemu lagi dengan Anda sekalian.”

Taylor yang tak berkursi roda menyapa mereka.

“Senang bertemua Anda. Saya Amiru Ubarr.”

“…Senang bertemu Anda.”

Taylor Stan, Nona muda Amiru, dan kaki tangan Venion Neo Tolz berada di dalam kereta yang sama. Cale bertanya-tanya apakah putra mahkota sengaja menempatkan mereka bersama di dalam satu kereta.

Giliran Cale untuk memperkenalkan diri, tapi Cale hanya duduk diam dan memandang keluar jendela kereta. Seorang pembuat onar bisa bersikap setidak sopan ini. Dia duduk dengan menyilangkan lengan dan melihat ke arah Alun-Alun Keagungan.

Kekacauan sudah dekat.

 ***

Proofreader: Tsura

Diterjemahkan dari https://eatapplepies.com/


<<<

Chapter 41                   

>>>             

Chapter 43 

===

Daftar Isi 


 

 

 

No comments:

Post a Comment