Chapter 665: Haruskah Aku Keluar? (7)
Cale tercengang karena dia lulus ujian gara-gara wajahnya.
-Ya Tuhan!
Jour berseru dan terus mengagumi ekspresi Cale yang sangat imut,
sementara Cale juga berkata '... Ya Tuhan', tapi dalam arti yang berbeda dari
Jour. Sementara itu, kekuatan kuno lainnya juga terkejut. Super Rock bahkan
menertawakan reaksi Jour. Adapun Cale, ini pertama kalinya dia dipanggil imut
bahkan selama dia menjadi KRS. Jadi dia tertawa dengan canggung.
Ron bingung pada Cale yang tertawa jadi dia mendekati Raon.
Dia bertanya kepada Raon mengapa pohon tumbuh di makam ibu kandung Cale.
Pikirannya menjadi rumit ketika Cale memutuskan untuk mengunjungi makam, tetapi
ketika dia melihat Cale tertawa sambil dikelilingi oleh daun merah yang indah,
dia merasa aneh. Raon, Lily, dan Hong memandangi pohon itu dan Cale dengan keheranan,
sementara On dan orang-orang yang lebih tua memandang Cale dengan ekspresi
terkejut dan rumit.
Dorph memandang pohon itu dengan takjub dan kaget, tetapi
Rasheel memukul bagian belakang kepalanya untuk membungkamnya. Rasheel kemudian
mendengus dan berkata bahwa ini pertama kalinya dia melihat kekuatan kuno.
Tetapi dia bertanya apakah Cale akan baik-baik saja karena piringnya sudah
pecah sekali. Wajah Ron yang tenang dan anggota lainnya mengeras ketika
mendengar kata-kata Rasheel, dan Basen bertanya apakah benar piring Cale pernah
pecah sekali.
Rasheel menjawab piring Cale lebar, tetapi sudah penuh. Jadi
jika dia menerima satu kekuatan kuno lagi, piringnya mungkin akan pecah. Lily
kemudian bertanya apa yang akan terjadi kemudian, dan Rasheel dengan sabar
menjawabnya meskipun dia merasa kesal dengan mereka. Dia memberitahunya bahwa
seseorang akan mati jika piringnya pecah. Jadi akan sangat berbahaya bagi Cale
sekarang. Ron mencoba memotong percakapan mereka, tetapi Lily dan Basen terlanjur
mendengar kata-kata Rasheel, dan wajah keduanya menjadi pucat karenanya.
Rasheel kemudian melihat seseorang di bawah bukit dan
bertanya siapa itu, dan Ron menjawab bahwa itu adalah Duchess Violan, yang
wajahnya juga pucat. Sepertinya Violan telah melihat pohon berwarna merah cerah
dari kejauhan dan mendengar suara menderu dari bukit, jadi dia datang ke tempat
ini karena khawatir pada Cale. Dia berlari sendirian dengan tergesa-gesa, dan
sepertinya dia telah mendengar kata-kata Rasheel juga dilihat dari wajahnya
yang pucat. Ron mendecakkan lidahnya, dan Violan berhenti dan bersembunyi di
balik pohon.
Lily berkata dengan suara gemetar, menanyakan apakah mereka
harus menghentikan Cale. Rasheel memasang ekspresi aneh, dan mengatakan bahwa
Cale mengetahui betul kondisi fisiknya sendiri, jadi jika Cale membuat pilihan
ini, mereka harus membiarkannya. Rasheel yang hebat mengkhawatirkan Cale,
tetapi dia merasa dia tidak memiliki hak untuk menghentikan Cale. Tapi Lily dan
Basen merasa berbeda, dan Basen menuju ke pohon merah.
Basen mencoba menghentikan Cale, tetapi kata-kata Dodori
membuatnya berhenti. Dodori mengatakan bahwa Cale sepenuhnya menyadari tekanan
yang akan ditimbulkannya pada tubuhnya. Jika dia telah membuat pilihan ini
bahkan ketika dia tahu apa yang akan terjadi, pasti karena itulah satu-satunya
cara untuk menang. Basen menghela napas mendengar kata-kata Dodori, dan Dodori
berkata bahwa dia menghormati pilihan Cale Henituse.
Dodori memejamkan mata dan mengingat kata 'pahlawan'. Mereka
tidak dipanggil pahlawan karena terlahir seperti itu. Mereka disebut pahlawan
karena cara hidup mereka, pilihan yang tak terhitung banyaknya yang telah
mereka buat, dan hal-hal yang telah mereka lakukan. Saat semua itu digabungkan,
saat itulah seorang pahlawan dilahirkan.
Dodori mengatakan bahwa jika Basen memahami beban yang
ditanggung Cale, dia harus menghormati pilihan Cale. Tapi saat itu Raon memberitahu
kalau manusianya baik-baik saja. Semua orang memandang Raon, tetapi naga itu
tiba-tiba berpaling ke arah pohon merah. Rasheel merinding saat angin menerpa
wajah Dorph, yang mengerang tak berdaya, tapi Rasheel menginjak punggung Dorph
untuk membungkamnya lagi.
Rasheel dapat mengatakan bahwa putaran / distorsi sedang
terjadi tepat di tengah pohon merah tempat Cale berada. Dia tahu sesuatu akan
terjadi, tetapi dia tidak tahu apa itu. Begitu pula Dodori. Kedua naga itu mengira
kekuatan itu agak lemah, jadi mereka memilih untuk menonton saja sekarang. Tapi
tidak untuk Raon. Raon secara naluriah menyadari apa yang bergerak.
Itu adalah waktu. Raon merasakan keberadaan waktu yang
berputar di sekitar pohon merah. Tetapi dia juga berpikir bahwa ini bukan sekedar
waktu. Ada sesuatu yang kecil tersembunyi dalam waktu itu, sesuatu yang lebih
tidak dapat diubah daripada waktu. Hanya satu kata yang terlintas di benak
Raon, karena dialah satu-satunya yang samar-samar merasakan keberadaan putaran
waktu itu, yang tidak disadari oleh naga lain. Dia masih muda, jadi dia tidak
bisa sepenuhnya memahaminya, tapi satu kata memenuhi kepalanya.
Takdir. Kekuatan takdir sekarang ada di tangan Cale. Itu
adalah kekuatan yang sangat kecil dan lemah, tapi Raon berpikir itu adalah
kekuatan yang paling berbahaya. Raon mengira akan berbahaya jika manusianya
mendapatkannya, dan jantungnya mulai berdebar kencang. Sesuatu di dalam dirinya
menggeliat. Seperti bara api yang menyala di segenggam kecil rumput kering.
Sesuatu yang sangat kecil tapi ganas mencoba melahap rumput kering itu. Tapi
Raon tidak menyadarinya, karena benaknya sibuk memikirkan bahaya yang dihadapi
manusianya.
Kekuatan yang sangat kecil itu mencoba membidik pohon merah itu
tanpa sepengetahuan Raon. Itu sepertinya kekuatan yang bisa menyingkirkan
sesuatu yang absolut. Momen di mana dia bisa melanggar batasan yang diberikan
kepada makhluk hidup. Sepertinya itulah 'saat ini' {‘present’, atribut Raon}.
Cahaya merah memenuhi mata semua orang, dan angin bertiup.
Mereka kemudian melihat Cale naik ke atas pohon merah. Kekuatan kecil yang disadari
Raon dengan cepat memudar, dan Raon memanggil manusianya. Sementara itu, Cale
merasakan kehangatan dari cahaya merah dan angin puyuh yang mengelilinginya.
Dia mendengar orang-orang mencoba menghentikannya untuk mendapatkan kekuatan
kuno itu. Cale memejamkan matanya dan berkonsentrasi. Dia menggunakan kemampuannya
pada saat itu.
-…Imut. Apakah kamu benar-benar keturunanku?
Dia mendengar suara Jour Thames yang terdengar aneh, tapi Jour
segera berkata.
‘Bisakah aku masuk ke sana?
Cale membuka matanya dan melihat buku harian yang
ditinggalkan oleh Jour. Dia menggunakan kemampuan 'Embrace' dan mengatakan
bahwa dia bisa masuk ke sana. Piringnya tidak lagi memiliki tempat yang cukup
untuk kekuatan kuno lainnya, jadi dia menggunakan kemampuan Embrace untuk
mendapatkan kekuatan kuno itu.
-Syukurlah. Kamu imut, jadi aku meluluskanmu, tapi hanya seorang
Thames yang bisa menggunakan kekuatan ini dengan benar.
Cahaya merah berpendar, dan setelah itu Cale merasa buku
harian yang dipegangnya telah berubah. Dia tidak lagi mendengar suara Jour,
tapi dia tahu bahwa kemampuan Embrace telah menyimpan kekuatan kuno itu. Saat
dia mengingat apa saja yang telah disimpan oleh kemampuan Embrace, dia teringat
pohon dunia hitam. Cale kemudian menjernihkan pikiran di kepalanya ketika buku
harian itu terbuka sendiri dan membalik halamannya.
Sebuah halaman kosong muncul, dan huruf-huruf berwarna merah
muncul di atasnya.
-… Apakah isi buku harian ini nyata?
Cale menyadari bahwa Jour remaja telah membaca apa yang
ditulis Jour yang lebih tua di buku harian itu, jadi dia menjawab bahwa itu
nyata. Untuk sesaat, hening, tapi huruf kecil mulai muncul lagi di buku harian.
-… Aku benar-benar sendirian.
Kata-katanya terasa tidak berdaya dan dipenuhi dengan
kesedihan. Anggota keluarganya telah meninggal pada saat dia bertemu Deruth,
jadi Cale ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga Thames.
-Kamu imut.
-… Untunglah kamu seorang transmigrator.
-Jika kamu adalah ‘orang yang tidak bereinkarnasi’, kamu
akan diburu begitu kamu ketahuan.
Ekspresi Cale mengeras ketika dia membaca itu. Raon bertanya
apakah itu sudah berakhir, tetapi Cale tidak bisa menjawab ketika dia melihat
buku harian itu dan memikirkan satu-satunya ‘orang yang tidak bereinkarnasi’ yang
dia kenal - Choi Han.
Sementara itu, Alberu dan CH berada di dalam ruang
konferensi balai Kota Puzzle. Alberu mengetuk meja dengan jarinya dan bertanya
pada CH apakah dia ingin mencobanya. CH bertanya apa yang dia maksud, dan
Alberu berkata 'berpura-pura mati.' CH bingung dan ekspresinya bergetar /
mengejang terang-terangan, tetapi Alberu justru tersenyum cerah.
Cale Henituse di urutan pertama, Eruhaben di urutan kedua, jadi
Alberu di urutan ketiga, dan CH di urutan keempat. Saat Alberu dengan ceria
mengatakan itu, ekspresi CH berubah menjadi aneh. Alberu kemudian bertanya
kepada CH apakah dia ingin mencoba mati sekali.
***
Sumber: https://adarterra.wordpress.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment