Sunday, March 28, 2021

Remaried Empress (#172) / The Second Marriage (Ep. 84 part 2 - 85)

 


Chapter 172:  Posisi Canggung (1)

 

Peti itu tampak besar, tetapi tidak terasa seperti itu setelah berada di dalamnya. Aku memeluk lututku dan berpikir dalam hati 'Apa yang sedang aku lakukan sekarang?' Seandainya orang melihat situasi ini, alih-alih seorang ratu, aku lebih mirip seorang buronan.

Kereta kuda itu melaju dengan mulus, tetapi peti itu terletak di dekat roda. Sedikit saja kereta itu terantuk, tubuhku akan terguncang, membuat kepalaku membentur bagian atas peti, diikuti oleh punggung dan kakiku yang membentur lantai. Setelah beberapa guncangan yang menyakitkan, aku berhasil menemukan posisi yang sedikit mengurangi penderitaanku.

"Ratu, Anda baik-baik saja?"

Dari waktu ke waktu, Heinley akan berbicara untuk menghiburku.

“Ratu, kita akan segera melintasi perbatasan.”

Alih-alih berbicara, aku mengetuk dinding peti sebagai jawaban.

Aku tahu suaraku terdengar aneh dari dalam peti. Pertama kali Heinley berkata, "Apakah Anda baik-baik saja?" Aku menjawab, "Saya baik-baik saja." Aku mendengar Duke Elgy terkikik, dan aku tersipu malu.

Namun, bahkan ketukan dariku tampaknya menghibur Duke Elgy. Aku mendengar dia tertawa lagi, diikuti oleh Heinley yang membentaknya untuk berhenti. Itu tidak membantu, dan aku menggigit bibir.

"Apa? Kamu juga tersenyum. Satu-satunya perbedaan adalah kamu tidak bersuara.”

Karena Duke Elgy, percakapan mereka sepertinya tiba-tiba berhenti, tetapi aku tahu bahwa Heinley pasti berdebat diam-diam dengannya.

‘Haaah…’

Aku menghela napas dan memejamkan mataku dengan erat.

Aku lebih baik tertidur. Waktu akan berlalu lebih cepat jika seperti itu.

 

***

 

Kurasa pikiranku lebih lelah dari yang  kukira. Aku ingat memejamkan mata dan berpikir untuk tidur. Ketika tutup peti terbuka dan aku mengedipkan mata dengan bingung karena hembusan udara segar, aku menyadari bahwa aku pasti sudah tertidur. Heinley tersenyum padaku dari atas, dan aku balas tersenyum malu-malu.

“Ini seperti adegan dari dongeng. Begitu dia membuka matanya dan menatapku, aku merasakan jantungku berdebar kencang."

Aku tersipu mendengar pujiannya. Aku berterima kasih untuk itu, tentu saja, tapi kata-katanya berlebihan untuk seleraku. Aku meluruskan lututku dan berdiri dengan gemetar.

"Ah. Hati-hati.”

Heinley mengulurkan tangan untuk membantuku berdiri.

“Tidak baik bagimu terus-terusan berada di posisi yang sama, cepatlah, Ratu.”

Setelah aku menarik diriku berdiri, aku mengusap gaunku yang berkerut dan tersenyum kembali padanya. Aku berbicara sebelum dia bisa memberiku pujian yang memalukan lagi.

“Apakah kita sudah sampai?”

"Tidak. Ini adalah kota perbatasan. ”

“Tapi para penjaga…”

"Saya rasa mereka belum menerima perintah apa pun."

Terlepas dari kata-katanya, dia melirik hati-hati ke luar kereta.

“Kita akan segera sampai.”

Aku keluar dari peti sepenuhnya, meraih tangan Heinley, dan turun dari kereta. Duke Elgy sedang berbicara dengan pengemudi kereta dengan wajah serius. Ketika dia melihatku, dia tersenyum dan melambai pada diriku yang tampak sedikit acak-acakan.

Sementara itu, aku berbalik untuk melihat sekeliling kami. Kota-kota perbatasan adalah tempat-tempat penting di negara kami, dan aku telah mengunjungi semuanya setidaknya sekali. Kakakku sendiri juga diasingkan ke kota perbatasan.

'Ah. Ini pasti Lux.’

Walau ini bukan kota perbatasan tempat kakakku tinggal.

'Aku tertidur sepanjang perjalanan kami ke sini?'

Aku mengedipkan mata karena terkejut, dan Duke Elgy telah selesai berbicara dengan Heinley dan mendekatiku.

“Saya hanya bisa mengantar Anda sampai sini.”

“Terima kasih, Duke Elgy.”

“Saya juga bersenang-senang, Ratu.”

Aku tidak terkejut dia memanggilku "Ratu", seperti di rumah Troby dia memanggilku "mantan permaisuri". Aku tiba-tiba memikirkan tentang reaksi Heinley, lantas aku melirik ke arahnya. Dia tersenyum ringan.

"Ah. Itu menjengkelkan. Wajah bahagia itu.”

Heinley tampak santai saat mendengarkan Duke Elgy menggodanya. Malahan… Heinley dan Duke Elgy tampak cukup dekat. Jika tidak, mereka tidak akan berbicara begitu santai dengan satu sama lain.

Duke Elgy mendecakkan lidahnya.

"Saya tidak tahu apakah mereka kelompok pedagang yang baik, tapi saya yakin mereka dapat diandalkan. Mereka sedang menunggu Anda, dan Anda bisa pergi ke sana dan menemui mereka, Yang Mulia."

“Heinley…?”

Apakah mereka berbicara satu sama lain saat aku tidur? Heinley berbalik ke arahku, tetapi dia tidak terlihat terkejut.

“Jika kita pergi bersama, kita akan dicurigai.”

“Apakah Anda akan menggunakan grup pedagang lain? Atau prajurit bayaran?”

“Yah… tidak juga. Saya akan pergi sendiri.”

“Itu berbahaya. Kita harus pergi bersama.”

Kecil kemungkinan Sovieshu akan mencoba menangkap Heinley lagi, tetapi raja tanpa pengawal tidak dapat melintasi perbatasan sendirian. Tempat ini jarang dikunjungi, tetapi mungkin ada bandit seperti Seribu Abadi, dan dia bahkan mungkin bisa dirampok!

Namun, Heinley, memberiku senyum percaya diri dan berkata dia akan baik-baik saja, dan Duke Elgy membuat komentar serupa menyetujui pendapat Heinley.

"Heinley cepat dan sulit ditangkap, jadi jangan khawatirkan dia."

Aku ingin memprotes dan mengatakan bahwa itu berbahaya, tetapi aku menahan lidahku. Aku telah melihat Heinley datang ke Wirwol sendirian, dan dia bahkan memasuki istana Kekaisaran Timur tanpa terdeteksi. Walaupun kekhawatiranku tidak kunjung hilang, aku mengangguk setuju. Jika Heinley benar-benar ahli dalam bergerak sendirian tanpa terdeteksi, maka kehadiranku hanya akan membahayakannya.

“Jadi, Heinley. Aku juga akan pergi. Ratu, berhati-hatilah."

Duke Elgy pergi dengan kereta hitam yang membawa kami ke sini, lantas Heinley dan aku masuk ke penginapan yang tampak biasa. Seorang wanita mendekat dan melihat kami secara bergantian.

“Siapa yang akan aku bawa?”

Aku mengangkat tanganku, tapi jantungku berdebar kencang di dadaku. Beberapa hari telah berlalu sejak perceraianku, dan aku yakin wajahku telah tersebar di seluruh poster di kekaisaran. Desas-desus tentang permaisuri yang bercerai dan menikah lagi bahkan akan mencapai kota-kota perbatasan yang paling terisolasi.

Jubah dan kerudung panjangku menutupi wajahku, tapi jika dia memintaku untuk melepaskannya…

"Ayo pergi."

Wanita itu tidak bertanya apa-apa, lantas berbalik dan pergi.

'Apakah aku akan pergi begitu saja?'

Aku memandang Heinley, mencari kepastian, dan dia tersenyum padaku.

“Jangan khawatir. Saya telah bekerja dengan mereka beberapa kali — ah, dan mereka tidak tahu bahwa saya adalah seorang pangeran. Bagaimanapun, mereka sempurna untuk pekerjaan ini."

Yah, jika itu yang dikatakan Heinley. Aku balas mengangguk padanya dan mengikuti wanita itu.

Heinley mengawasiku dari jarak tertentu, lalu melihatku naik ke kereta lain. Dia berdiri di sana sampai kereta berangkat. Wanita itu berbicara kepadaku, jadi aku melihat ke sisi lain sejenak, dan kemudian melihat ke luar jendela. Heinley sudah pergi.

Aku mendengar pekikan burung di atas kepalaku.


*** 


<<<

Chapter 171                   

>>>             

Chapter 173 

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment