Saturday, July 17, 2021

[Spoiler] Trash of the Count’s Family (#714)

 


Chapter 714: Kamu, Apa Kamu Dewa? (1)

 

Di sebuah rumah 2 lantai biasa yang dikelilingi oleh hutan, beberapa orang berada di ruang bawah tanah dan duduk mengelilingi sebuah meja. iw!Alberu meletakkan dokumen-dokumen di atas meja. Halaman pertama dokumen itu dicap dengan stempel. Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu bahwa perwakilan alkemis memiliki posisi tinggi di menara alkemis, tetapi perwakilan alkemis, seorang wanita tua (saya pikir ini adalah Metelona, ​​wakil master menara yang Rex coba bunuh di bab-bab awal), tersenyum dengan lembut dan berkata bahwa mereka dapat membangun markas baru lebih cepat dengan cara ini.

 iw!Alberu menatap wanita tua dan pria paruh baya yang duduk di samping WSpalsu. Pria paruh baya itu memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari para mage yang bersembunyi di Kerajaan Whipper. iw!Alberu tersenyum dan berkata bahwa adalah hal yang bagus jika mereka bisa segera menyelesaikannya, tapi mungkin sulit untuk melakukannya. Pria itu mencoba meyakinkannya, tapi iw!Alberu mengatakan bahwa dia masih tidak memiliki banyak kekuatan. Dia mengatakan itu dengan suara dingin, jadi para perwakilan tersentak sejenak.

WSpalsu tersenyum dan berkata bahwa iw!Alberu akan segera memiliki kekuatan dengan bantuan mereka. Matanya beralih ke Tasha dan dark elf lain yang menyamar di belakang iw!Alberu. Dia mengatakan bahwa iw!Alberu tidak perlu melakukan apa pun selama dia membantu mereka membangun markas di kerajaan. Mereka akan membuatnya kuat. iw!Alberu setuju, tetapi menambahkan bahwa dia ingin memastikan bahwa mereka setia kepadanya.

Wanita tua itu memiringkan kepalanya, mengatakan bahwa dia tidak tahu apa lagi yang harus dia tunjukkan kepadanya. Dia mengatakan bahwa muncul di sini secara pribadi saja sudah cukup, dan iw!Alberu setuju karena wanita tua itu adalah seseorang yang dikenal publik sebagai orang berpangkat tinggi di menara lonceng alkemis. Tapi dia menunjuk ke segel dan menyuruhnya membawa stempel segel yang sebenarnya.

Wanita tua itu mengerutkan kening, mengatakan bahwa akan rumit jika ada yang tahu stempel itu hilang, itu akan menjadi masalah bagi mereka, tapi iw!Alberu tetap bersikeras. Dia dengan lembut tersenyum dan berkata bahwa sebelum mereka membuat kesepakatan, dia ingin setidaknya memiliki salah satu kelemahan mereka di tangannya. Dia menoleh ke si mage dan mengatakan bahwa tidak ada cara bagi mereka untuk membuktikan identitas mereka. Tetapi jika mereka berbuat buruk, dia akan meminta Kerajaan Whipper untuk menaklukkan mereka.

Dia mengetuk meja dengan pelan dan tersenyum cerah ketika dia berkata bahwa para alkemis harus membawa stempel segel itu saat ini juga. WSpalsu menatapnya dengan aneh sementara wanita tua itu menghela napas dan berkata bahwa itu tidak terlalu sulit. Dia melirik WSpalsu yang duduk di sebelahnya, tapi iw!Alberu bertanya dia melihat ke mana. iw!Alberu tersenyum cerah, tapi dia menatapnya dengan dingin.

 [Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Dia mempertanyakan WSpalsu apakah dia hanya seseorang yang memperkenalkan mereka, dan WSpalsu tidak menyangkalnya. Jadi iw!Alberu berbicara dengan sangat ramah kepada wanita tua itu, mengatakan bahwa dia harus memutuskan sendiri. Dia mengerutkan kening dan berdiri dari tempat duduknya, mengatakan bahwa dia akan pergi dan mengambilnya. iw!Alberu mengatakan bahwa itu adalah keputusan yang tepat, dan WSpalsu berdiri, mengatakan bahwa dia akan mengantarnya ke depan rumah.

Rumah itu memiliki sihir pertahanan yang membuatnya mustahil untuk berteleportasi di dalam, jadi mereka harus keluar untuk berteleportasi. Ini demi keamanan iw!Alberu, dan grup WSpalsu menyetujuinya. Namun, iw!Alberu memberi tahu WSpalsu bahwa dia harus diam di sini dan jangan pergi. Kalau tidak, dia mungkin curiga bahwa WSpalsu dan wanita tua itu bersekongkol tentang sesuatu. WSpalsu tersenyum dan berkata oke, dan iw!Alberu menambahkan bahwa dia membenci orang yang akan menusuknya dari belakang.

Wanita tua itu membungkuk dan meninggalkan ruang bawah tanah. Dia menuju keluar dan memberi tahu beberapa mage bahwa dia akan pergi  ke menara karena putra mahkota curiga. Dia kemudian berteleportasi, dan sekelompok orang melihat ke bawah bukit dekat hutan. Mereka adalah iw!Eruhaben, Mary, dan lusinan dark elf. Mereka semua mengenakan pakaian hitam dan topeng sambil membawa sesuatu di atas bahu mereka.

iw!Eruhaben terkekeh, mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia melakukan ini. Tapi dia menunjuk ke dadanya dan bertanya pada Alberumon apakah ini benar-benar dibutuhkan. Alberumon mengatakan ya karena itu adalah 'kuncinya'. Di dada Eruhaben terdapat simbol kasar dari satu bintang putih dan lima bintang merah. iw!Eruhaben mengatakan bahwa mereka harus pergi, dan Mary membuka peta ruang bawah tanah menara lonceng alkemis.

Mereka akan menggunakan jalan rahasia untuk menuju ke sana. iw!Eruhaben menteleportasi rombongan ke sana, dan mereka muncul di jalan rahasia. Mereka bertemu dengan wanita tua yang juga berteleportasi ke sana. Pupil iw!Eruhaben menyempit vertikal {seperti mata kucing} dan wanita tua itu tidak bisa berbicara. Dia telah menggunakan Dragon Fear padanya. Yang lain melewati iw!Eruhaben, dan dia meninggalkan wanita tua itu terikat dengan sihir sebelum pergi juga.

 iw!Eruhaben geram saat melihat fasilitas basemen. Gunungan tulang dan mana mati dalam wadah dapat terlihat. Para dark elf  juga geram ketika mereka melihat itu. Mary memerintahkan para dark elf untuk menangkap para penjaga dan alkemis yang ada di sana. Mereka tidak bisa membiarkan para alkemis melapor kepada Pangeran Adin atau atasan mereka.

Mary mengulangi perintah Cale yang dia sampaikan ke Alberumon. Yaitu untuk mencuri mana mati dan mengekspos semua yang ada di ruang bawah tanah ini ke dunia luar, terutama ibu kota kekaisaran. Gunungan tulang itu bukan sekadar tulang-belulang karena mereka adalah keluarga atau teman seseorang. Bahkan jika ini adalah dunia ilusi, akan lebih baik jika penghuninya menemukan ketenangan.

 [Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Seorang penyihir gelap mencoba bertarung, tetapi diselubungi oleh mana emas. Dia ingin melapor kepada tuannya, yakni WSpalsu, tetapi dia tahu bahwa WSpalsu sekarang sedang dalam pertemuan rahasia. Namun, seluruh ruang bawah tanah ditutupi dengan debu emas, sehingga mustahil untuk berkomunikasi ke luar. Kembali ke iw!Alberu, dia menyeringai dan bertanya mengapa anehnya dia pergi sangat lama. Mage itu berkata bahwa pasti sulit bagi sang alkemis untuk pergi diam-diam.

 iw!Alberu berkata oke dan tersenyum, tetapi bertentangan dengan wajahnya yang tersenyum, tubuhnya tampak gelisah. Melihat iw!Alberu yang khawatir, WSpalsu mencoba meyakinkannya, tetapi iw!Alberu bertanya bagaimana jika wanita tua itu tertangkap. WSpalsu menggelengkan kepalanya, mengatakan bahwa menara dan kekaisaran tidak menyadari tindakan wanita tua itu. Tapi iw!Alberu mengatakan bahwa dia tidak punya banyak waktu lagi.

Saat itulah, suara pintu basemen yang terbuka terdengar. Mage itu berdiri dan berkata bahwa sang alkemis pasti sudah tiba. iw!Alberu tersenyum sejenak, mengatakan bahwa mungkin sulit baginya untuk datang sekarang. Mage itu bingung apa maksudnya, dan iw!Alberu tersenyum pada WSpalsu dan berkata bahwa seseorang yang tertangkap tidak akan bisa datang. WSpalsu bingung, tetapi langit-langit di atas mereka tiba-tiba meledak dengan dentuman keras.

Mage itu langsung menggunakan sihir perisai untuk mencegah langit-langit runtuh di atas kepalanya. Sebuah lubang menganga di langit-langit, dan seorang pria melompat ke bawah. Pria itu tertawa terbahak-bahak, mengatakan bahwa ada seseorang yang bisa dia tangkap dan bunuh di sini. Itu adalah Toonka yang matanya berbinar menatap mage itu. Mage itu tidak bisa menyembunyikan kebingungannya, dan WSpalsu bertanya pada iw!Alberu apa yang sedang terjadi.

iw!Alberu mengatakan bahwa ini bukan rencananya, dan orang yang membuka pintu menampakkan diri di dalam ruangan. Itu adalah iw!Raon yang dengan marah memelototi WSpalsu, mengatakan bahwa dia bukan mainan (seseorang yang bisa dipermainkan). WSpalsu kemudian mendengar suara pria lain sehingga dia mengangkat kepalanya dan menggerakkan tangannya. Deru keras terdengar, dan rumah itu bergetar karena imbasnya.

Ketika debu hilang, WSpalsu melihat seorang pria lain. Itu adalah CH dengan yong hitam yang muncul dari ujung pedangnya. Dia tidak bisa menggunakannya di masa lalu, tetapi dia dengan cepat berhasil mempelajari dan menggunakannya sekarang. CH menembakkan yong hitam kepada WSpalsu sambil bertanya, “Apakah itu menyenangkan? Apakah menyenangkan meniru orang lain? Apa kamu senang?" CH tersenyum karena dia adalah pengganti Cale hari ini, jadi dia mengatakan apa yang ingin dikatakan Cale. Dia bertanya lagi kepada WSpalsu apakah dia senang sebelum yong hitam menyerang WSpalsu.

***

Sementara itu, Cale dan si cintamani masih berada di atas bukit. Cale perlahan mulai turun, dan Alberumon bertanya-tanya apakah rumah itu akan dihancurkan. Cale mengatakan bahwa sihir teleportasi tidak dapat digunakan di dalam, jadi WSpalsu tidak akan bisa lolos. iw!Alberu telah mengatakan bahwa sihir yang mencegah teleportasi adalah untuk keselamatannya sendiri, tetapi ada kebenaran tersembunyi di baliknya. Alberumon mengatakan bahwa WSpalsu seperti tikus yang terjebak dalam perangkap, dan Cale terus menuju ke rumah itu.

*** 

[Baca Spoiler TCF Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Sumber: https://adarterra.wordpress.com/ 


<<<
Chapter 713  
          

>>>             
Chapter 715

===
Daftar Spoiler





Thursday, July 15, 2021

Remarried Empress (#225) / The Second Marriage



Chapter 225: Hati Gelap Kapmen (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Kapmen sangat kasar sehingga dia pikir Christa tidak akan mencarinya lagi.

Tetapi sekitar malam hari di hari yang sama, yang mengejutkannya, Christa, sang mantan ratu, datang mengunjunginya secara langsung.

Kali ini, Kapmen tidak bisa bersikap kasar dengan mengusirnya.

"Masuklah."

Begitu Kapmen mempersilakannya masuk ke dalam kamar setelah bertukar salam, Christa tersenyum tenang dan masuk.

Kapmen memerintahkan pengawal untuk membawa kopi dan minuman lainnya lantas menawarkan Christa untuk duduk di meja teh.

Tapi bukannya duduk di depan Christa, dia tetap berdiri dan bertanya,

"Ada apa gerangan hingga Anda mengunjungi saya?"

“Karena Anda adalah tamu terhormat, saya menganggapnya wajar untuk datang dan menyapa Anda secara pribadi.”

[Pria ini adalah Kapmen…]

Suara Christa tenang. Suara batinnya sama.

Kapmen bergumam dengan dingin, "Begitu."

Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang lain. Sama sekali tidak menyenangkan untuk berbicara dan mendengarkan pikiran orang lain pada saat bersamaan. Selain itu, menurut pikiran dayangnya, Christa dan Ratu Navier tidak memiliki hubungan yang baik.

Kapmen membenci itu, jadi dia ingin Christa berbicara dengan cepat dan pergi.

Namun, tidak peduli seberapa blak-blakannya dia, dia tidak bisa tiba-tiba menyuruh Christa 'keluar' tanpa alasan.

Kapmen malah hanya menatap Christa dalam diam, seolah menyuruhnya langsung ke intinya.

Christa bertanya dengan ragu.

"Apakah Anda merasa tidak nyaman?"

[Aku harus sopan.]

"Jika Anda merasa tidak nyaman, beri tahu saya, Grand Duke."

[Aku harus menjadikan dia berada di pihakku.]

Kapmen mengerutkan kening dan menjawab dengan tegas.

"Jika iya."

"Tentang apa? Ah, saya hanya bertanya karena saya ingin membantu Anda.”

[Ceritakan saja… aku akan membantumu.]

"Terima kasih, tapi itu tidak perlu."

“?”

"Saya akan mendapatkan bantuan dari orang yang tepat."

Mata Christa berkedut mendengar jawaban Kapmen.

[Apakah aku bukan orang yang tepat?… Maksudnya jangan ikut campur dalam urusannya?]

"Baiklah…"

Pada titik ini, Kapmen berpikir bahwa Christa akan pergi. Namun, Christa ragu untuk bangkit. Sebaliknya, dia mendengar suara batinnya yang cemas.

[Bagaimana aku bisa menjadikan pria ini tamuku ... Dia tampaknya tidak hanya membenci Ratu Navier, tetapi semua orang.]

Kapmen mengangkat alisnya. Dia tidak mengerti mengapa Christa, mantan ratu, berperilaku seperti ini di depannya.

[Apa yang aku lakukan di sini?… Apa hal ini ada gunanya?]

Untungnya, Christa akhirnya berdiri, tersenyum tak berdaya seolah-olah dia tidak bisa berbuat apa-apa.

[Aku akan berbicara dengannya lagi di lain waktu karena dia sepertinya ingin sendirian saat ini].

Lega, Kapmen mengantarnya ke pintu.

Namun, pikiran sedih Christa berikutnya menarik perhatiannya.

[Ada begitu banyak pria tampan seperti ini. Mengapa dia memilih Heinley di antara begitu banyak pria?]

Kapmen tidak bisa menahan diri untuk tidak memanggil Christa, "Tunggu."

Efek ramuan mulai meningkat lagi. Hatinya menjadi gelap.

"Hah?"

Christa melihat ke belakang, bingung. Kapmen masih blak-blakan, tetapi dia berbicara dengan sikap yang lebih lembut,

“Kopinya belum disajikan. Mari kita duduk sementara menunggu itu. ”

Suara Navier, yang dia temui sebelumnya, terdengar di telinganya seperti halusinasi pendengaran.

— Bisakah Anda membuat sebotol ramuan itu lagi?

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

Malam harinya, Sovieshu, yang mengunjungi Rashta, berkata dengan suara tegas,

"Kamu ingin mengelola anggaran sebagai Permaisuri?"

Baron Lant sepertinya telah memberitahunya.

Rashta mengatupkan kedua tangannya dan berkata, "Ya ..." suaranya nyaris tidak terdengar. Dia hanya menginginkan apa yang menjadi haknya.

Ketika Sovieshu bertanya seperti ini, Rashta menjadi depresi. Saat Sovieshu menatapnya dalam diam, Rashta ragu-ragu dan bergumam,

"Aku tahu bahwa mengelola anggaran kekaisaran adalah bagian dari peran permaisuri."

“…”

"Rashta sudah menjadi Permaisuri, tetapi masih tidak tahu harus berbuat apa ... jadi Rashta berpikir lebih baik memulai dengan apa yang diketahui."

Rashta berkata, menatap Sovieshu dengan mata ketakutan.

"Rashta ingin menjadi permaisuri yang baik, Yang Mulia."

“Rashta.”

"Iya."

"Kamu hanya akan berada di posisi Permaisuri selama satu tahun, aku sudah memberitahumu."

"Ah, aku tahu, tapi ... bahkan untuk satu tahun aku benar-benar ingin menjadi Permaisuri."

Rashta memandang Sovieshu layaknya binatang lemah dengan mata besar.

"Rashta ingin memenuhi tugas itu bahkan untuk satu tahun."

“…”

“Pertama-tama, kamu mempercayakan Baron Lant untuk mengelola uang Rashta bukan karena uang itu dihabiskan untuk hal-hal aneh. Itu karena Viscount Roteschu.”

Rashta mengulurkan tangannya perlahan dan berkata, menggenggam tangan Sovieshu dengan erat.

"Rashta tidak lagi diperas olehnya, Yang Mulia."

Sovieshu memegang tangan Rashta dengan erat. Tapi jawabannya adalah penolakan tegas,

“Kamu masih belum cukup belajar untuk mengelola anggaran, Rashta.”

“Aku telah belajar dengan giat…”

Rashta memasang wajah sedih.

"Kamu ingin aku menjadi permaisuri yang berpura-pura?"

"Bukannya kamu tidak bisa sepenuhnya memainkan peran Permaisuri."

"Tapi kedengarannya seperti itu ..."

“Kamu akan menghadiri audiensi denganku setiap hari mulai sekarang. Mari lakukan itu dulu.”

Rashta mengerutkan bibirnya merasa kesal.

Dia perlu mengelola anggarannya sendiri sesegera mungkin untuk dapat membayar kembali Duke Elgy. Selain itu, dia juga membutuhkan uang untuk diberikan kepada Viscount Roteschu.

Meskipun dia telah bergandengan tangan dengan Viscount Roteschu, Rashta tahu dia tidak akan melakukan apa pun secara gratis.

Dia tidak ingin membuang-buang uang. Namun, penting untuk menggunakan uang itu untuk kedua hal ini.

“Kamu harus santai. Ini baru permulaan.”

Sovieshu membelai pelan punggung Rashta, yang kaku,

"Bahkan demi si bayi, kamu harus tenang."

"… Iya."

Rashta menjawab tanpa daya.

Sovieshu membelai rambutnya dengan lembut, tetapi dia tidak terlalu senang.

“Um… Yang Mulia.”

"Apa itu?"

"Jadi, bagaimana dengan hukuman?"

"Hukuman?"

"Jika seorang bangsawan memandang rendah Rashta, bisakah bangsawan itu dihukum?"

"Mengapa? Siapa yang meremehkanmu?”

"Marquis Farang memandang rendah Rashta di pesta teh pertama sebagai Permaisuri."

"Ah. Marquis Farang.”

Sovieshu mendecakkan lidahnya.

“Dia teman baik Koshar. Lagi pula, keluarga Troby dan Farang adalah keluarga dekat. Kamu tidak akan membuatnya dekat denganmu, jadi lupakan saja. ”

“Posisi Permaisuri tidak boleh dipandang rendah oleh siapa pun, Yang Mulia.”

"Dia menghinamu secara terbuka?"

"Rashta merasa terhina."

"Aku sudah diberitahu tentang apa yang dia katakan."

Rashta terkejut mendengar perkataan Sovieshu.

Apakah seseorang memberitahunya? Siapa?

Apakah itu salah satu bangsawan yang hadir di pesta teh? Atau apakah itu seseorang dari Pengawal Kekaisaran yang ada di sana?

Viscountess Verdi? Para pelayan? Para pekerja?

Dia tidak senang Sovieshu mengetahui dari mulut orang lain apa yang dia katakan.

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

“Meskipun kamu mungkin merasa terhina dalam situasi itu, perbuatannya tidak cukup untuk mendapat hukuman.”

"Dia menyindir di depan semua orang yang hadir, Yang Mulia!"

"Tapi pada akhirnya bukankah dia melakukan apa yang kamu perintahkan?"

"!"

Saat Rashta bergumam, Sovieshu mencium dahinya dengan lembut.

"Aku tidak tahu mengapa kamu begitu gelisah."

"Yah…"

'Karena sudah jelas para bangsawan memandang rendah aku. Selain itu, aku sudah menjadi Permaisuri, tetapi belum ada yang berubah kecuali tempat tinggalku.'

Rashta merespons dalam benaknya. Tiba-tiba, dia teringat untuk bertanya,

“Lebih penting lagi, Yang Mulia. Apakah kita akan pergi ke acara pernikahan Kerajaan Barat?”

Ekspresi Sovieshu menjadi dingin, seolah-olah itu adalah topik yang tidak ingin dia diskusikan.

Namun, bagi Rashta topik ini penting.

"Karena mereka datang jauh-jauh lebih dulu, aku pikir sudah sepantasnya kita pergi juga."

"Kamu berpikir seperti itu?"

“Aku ingin mengucapkan selamat kepada Ratu Navier atas awal barunya.”

“…”

“Tentu saja, aku takut dia akan melecehkanku lagi, tapi…”

Sovieshu menghela napas.

"Kamu hamil, bepergian ke sana akan sangat sulit."

“Aku masih bisa.”

Ketika Rashta berbicara dengan tegas, Sovieshu berdiri dan berkata, "Aku akan memikirkannya."

Rashta juga berdiri, mengikuti Sovieshu, dan bertanya dengan heran ketika dia hendak meninggalkan kamar.

"Anda mau ke mana, Yang Mulia?"

Tapi Sovieshu pergi begitu saja.

Melangkah keluar ke koridor, Sovieshu hampir menabrak pelayan Rashta, Delise.

Delise membungkuk pada Sovieshu karena terkejut dan meminta maaf,

"Maafkan saya, Yang Mulia."

"Tidak apa-apa."

Sovieshu melambaikan tangannya untuk mencegah Delise melakukannya, dan segera meninggalkan Istana Barat.

Delise menatap punggung Sovieshu saat dia berjalan pergi, tetapi dengan cepat tersadar dan berjalan melalui ruang tamu ke kamar tidur Rashta.

Rashta sedang duduk di kursi berlengan, mengerutkan kening dengan tangan di atas perutnya. Wajah bidadarinya yang cantik terlihat sangat sedih.

Hanya orang seperti itu yang bisa dicintai oleh Yang Mulia.

Mengagumi Rashta dalam hati, Delise berkata kepada Rashta,

"Bolehkah saya mengatur tempat tidur Anda, Yang Mulia?"

"Iya."

Itu hal yang normal setelah menikah untuk terus menggunakan seprai dan sarung bantal yang sama dari sebelum menikah selama beberapa hari.

Sekarang setelah jangka waktu itu berlalu, Delise akan mengganti sarung bantal dan seprai dengan yang baru.

Setelah mengganti seprai, dia meletakkan batu kecil yang hangat di dalamnya. Kemudian dia mulai mengganti sarung bantal dengan yang baru.

Kemudian Delise mengeluarkan kotak bantal besar dan lembut yang digunakan Rashta di Istana Timur. Pada saat itu. Segenggam bulu biru menyembul dari dalamnya.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 224               

>>>             

Chapter 226

===

Daftar Chapters 


Remarried Empress (#224) / The Second Marriage



Chapter 224: Hati Gelap Kapmen (1)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Grand Duke Kapmen menjawab dengan ekspresi tenang, “Begitu. Saya pikir juga begitu.”

'Saya pikir juga begitu?'

“Raja Heinley tidak punya alasan untuk mengundangku.”

Oh… Grand Duke Kapmen memang pintar.

Saat aku mengaguminya dalam hati, Grand Duke Kapmen berbalik dan bergumam, "Sialan."

"Grand Duke Kapmen?"

Ada apa dengannya tiba-tiba? Apakah efek ramuan itu meningkat lagi?

Karena malu, aku menghentikan diriku sebelum menyentuhnya. Jika itu orang lain, tanpa pikir panjang aku akan menyentuh mereka dan bertanya apakah mereka baik-baik saja. Namun, aku tidak tahu bagaimana Grand Duke Kapmen akan bereaksi karena efek ramuan itu …

“Jangan sentuh aku.” Grand Duke Kapmen berkata dengan tegas. Dia sepertinya memikirkan hal yang sama. "Sentuhanmu akan menghancurkanku."

“…”

"Tolong abaikan ucapan terakhirku."

Aku melihat ke belakang dan menyadari dayangku belum kembali. Yah, itu wajar karena semua makanan telah hancur ketika keranjang jatuh ke tanah. Butuh beberapa lama untuk menyiapkannya lagi.

Merasa lega, aku bertanya padanya, "Apakah tidak ada cara untuk melawan ramuan itu?"

"Saya mencoba banyak cara, tetapi tidak ada yang berhasil."

“Tidak ada sama sekali?”

“Tidak ada sama sekali.”

"Jadi sekarang…"

Apa yang akan kamu lakukan?

Aku menelan pertanyaan yang hendak keluar dari mulutku.

Kalau dipikir-pikir, ini masalah yang sangat besar.

Bagaimana jika efek ramuan itu tidak hilang selama bertahun-tahun? Bahkan lebih buruk lagi. Bagaimana jika efek ramuan itu tidak hilang selama sisa hidupnya?

Ketika aku melihat ke atas dengan pikiran menakutkan ini, raut wajah Grand Duke Kapmen tampak sangat pucat.

Aku ragu-ragu sebelum bertanya padanya,

"Bagaimana saat Anda jauh dariku? Bagaimana rasanya saat Anda jauh dariku? Apakah efek ramuannya berkurang?”

"Tidak."

“Hm.”

"Jika saya tidak menerima undangan, saya mungkin akan tetap datang menemui Anda."

“…”

Ini tidak baik.

Angin sepoi-sepoi tiba-tiba bertiup kencang. Akibatnya, rambut di belakang telingaku berkibar tak terkendali.

Saat aku sedang menata rambutku setelah angin mereda, Grand Duke Kapmen dengan hati-hati mengulurkan tangannya.

Dia mencoba menyisir rambut yang menutupi wajahku ke samping tetapi dengan cepat menarik tangannya seolah-olah jarinya telah menyentuh api.

Suasana canggung membuatku mundur selangkah. Aku tahu dia melakukannya karena efek ramuan itu. Tapi tidak berarti aku merasa nyaman dengan hal itu.

"Jadi, haruskah saya menugaskan satu orang untuk menangani hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan untuk menghindari bekerja tatap muka?"

“Itu tidak perlu. Itu hanya akan membuat percakapan menjadi sulit.”

… Apakah Anda akan baik-baik saja?

“Jika Anda bertanya betapa sakitnya saya melihat Anda, itu sangat menyakitkan. Sial. Hentikan."

Sangat menyedihkan melihat Grand Duke Kapmen memberi perintah pada dirinya sendiri.

Seberapa besar sikapnya itu akan melukai harga dirinya?

Saat itulah aku punya ide bagus.

"Mungkin, jika Anda melakukan ini?"

"Melakukan apa?"

"Bisakah Anda membuat sebotol ramuan itu lagi?"

Grand Duke Kapmen mengerutkan kening seolah dia mengira aku akan mengatakan sesuatu yang gila.

"Minum ramuannya, dan lihat orang lain kali ini."

"!"

"Bahkan jika Anda jatuh cinta ... kali ini dengan seseorang yang tidak berhubungan dengan Anda sama sekali."

Bukankah itu ide yang bagus?

Atas saranku, Grand Duke Kapmen tertawa kecil.

"Dan jika saya jatuh cinta dengan dua orang pada saat yang sama, bukankah itu akan memperburuk situasi?"

"Ah…"

“Cukup menyakitkan untuk mencintai satu orang seperti itu. Saya rasa saya tidak akan tahan jatuh cinta dengan dua orang sekaligus.”

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

***

[Seberapa besar sikapnya itu akan melukai harga dirinya? Betapa menyedihkan.]

Kapmen tidak bisa menahan diri untuk tidak mendesah mendengar suara menggelitik di dalam kepalanya. Memang terdengar aneh, setiap orang memiliki suara batin. Sama seperti suara orang yang berbeda-beda, suara batin juga berbeda-beda. Suara batin Ratu Navier membuatnya merasakan rasa geli yang menyenangkan saat mendengarkannya. Itu adalah suara rendah, seperti bisikan.

Karena suara itu, setiap kali Ratu Navier memikirkan namanya, 'Grand Duke Kapmen', dia merinding.

Dari pertemuan pertama memang sudah seperti itu.

Selalu begitu sejak saat itu. Bahkan sekarang dia merasa berbunga-bunga karena ramuan itu.

‘Akankah kamu mengasihaniku?

Kapmen telah menahan pertanyaan yang terancam keluar dari mulutnya setiap saat.

Begitu Ratu Navier pergi ke tempat lain dengan dayang-dayangnya, dia bersandar di pagar kayu putih dan memejamkan mata.

Setelah berdiam lama di sana, Kapmen memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Namun, seorang wanita tak dikenal berdiri di depan pintu.

Wanita yang terlihat seperti bangsawan itu berkata sambil tersenyum ketika Kapmen mendekat,

"Apakah Anda Grand Duke Kapmen?"

[Pasti dia orangnya.]

"Betul sekali."

“Lady Christa ingin menyambut tamu istimewa seperti diri Anda secara pribadi, jadi mohon ikuti saya.”

"Siapa Lady Christa?"

[Dia pikir dia siapa?! Dia tidak tahu Lady Christa?]

“Kakak ipar Yang Mulia Heinley. Mantan ratu.”

[Haruskah aku memberitahunya bahwa Lady Christa berhubungan buruk dengan Ratu Navier? Kapan waktu yang tepat?]

Seperti biasa, dia mendengar kedua suara itu bercampur.

Kapmen terdiam sejenak, mencoba membedakan suara-suara itu.

Itu lebih baik ketika dia mendengarnya secara terpisah. Tetapi ketika dia mendengar kedua suara itu pada saat yang sama, ia harus membedakan mana yang asli.

Terkadang orang yang dia ajak bicara akan memandangnya dengan aneh karena dia kebingungan di bagian ini.

Begitu dia berhasil melakukannya, Kapmen dengan tenang menolak, "Maaf, saya lelah."

Wajah wanita bangsawan itu mengeras. Dia hanya mengatakan dia sedang lelah, tanpa membuat alasan.

[Kasar sekali!]

Kapmen mengatakannya, meski tahu itu tidak sopan. Tidak berniat untuk memperpanjang pembicaraan, dia bertanya dengan dingin, "Bolehkah saya masuk sekarang?"

Dengan kata lain, dia ingin wanita itu menjauh dari pintu.

Ketika wanita bangsawan, yang harga dirinya telah terluka itu, minggir, Kapmen membuka pintu tanpa sepatah kata pun dan memasuki kamarnya.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 223                

>>>             

Chapter 225

===

Daftar Chapters