Chapter 314: Peringatan Joanson (1)
Penerjemah: Shira
Ulwiya
"Apa kamu sudah
dengar? Tentang bayi itu…”
"Ya, aku dengar kalau
Permaisuri dan Kaisar sedang minum obat yang membantu pembuahan."
"Hah? Itu sedikit
berbeda dari apa yang aku dengar. Yang aku tahu mereka sedang menjalani
perawatan kesuburan.”
"Apa itu
benar?"
“Ya, aku mendengarnya
dari sepupu dokter istana. Tentang obatnya, bisa juga benar.”
"Jadi, apakah
Permaisuri tidak subur seperti yang dikabarkan?"
“Ssst.”
“Jika itu masalahnya,
bukankah ini masalah yang rumit? Pendahulunya memiliki adik laki-laki yang
sehat selama masa pemerintahannya, jadi tidak ada masalah, tetapi Yang Mulia
Heinley bahkan tidak memiliki adik laki-laki!”
***
Tampaknya benih yang aku
dan Heinley tanam perlahan-lahan tumbuh. Sementara dayang-dayang memberitahuku rumor
yang beredar, aku minum teh yang tidak akan membahayakan si bayi.
Itu adalah teh yang
dibawa langsung oleh dokter istana, dan obat yang seharusnya dibicarakan dalam
desas-desus.
Alasan rumor itu
menjadi obat kesuburan atau untuk membantu pembuahan adalah karena aku telah
meminta dokter istana untuk mengemasnya seperti itu.
Heinley dan aku
berpura-pura kalau kami telah diam-diam diberi resep obat yang tidak diketahui,
dan kami akan mengubah topik pembicaraan setiap kali ada yang mencoba berbicara
tentang penerusnya.
Karena itu, tidak ada
seorang pun di sekitarku yang membicarakan tentang bayi atau penerus baru-baru
ini. Bukan saja mereka yang mendukungku, tetapi juga mereka yang tersisa di
pihak Christa.
Untungnya, semuanya berjalan
sesuai rencana. Namun…
"Ini aneh."
"Ya! Aku tidak
tahu mengapa mereka melakukan ini, mereka harus mengurus urusan mereka sendiri!”
Itu keluar dari
mulutku tanpa sadar. Mastas mengayunkan tinjunya ke udara, berpikir kalau
kata-kataku ditujukan kepada para bangsawan.
"Cukup! Mereka
harus diajari agar tidak main-main dengan Permaisuri. Pasti menyenangkan
membuat mereka berjalan dengan tangan selama beberapa jam!”
Aku menggelengkan
kepalaku. Meskipun aku bersyukur kalau Mastas marah tentang hal itu, pada titik
ini aku tidak berbicara tentang ikan yang mengambil umpan.
Yang menurut aku aneh
adalah mereka yang tetap diam, baik Marquis Ketron maupun Duke Liberty. Orang
yang aku beri label sebagai Bahaya Level 3.
Sampai sekarang, aku
yakin Marquis Ketron yang memulai rumor ketidaksuburan itu. Memang bangsawan
lain yang menyebutkannya di tengah pertemuan, tetapi dia memberi kesan sedang dikendalikan
oleh Marquis Ketron. Di akhir pertemuan, kami bertukar kata yang juga membawaku
pada kesimpulan itu.
'Lalu kenapa? Mengapa Marquis Ketron tidak
bergerak sekarang? Mengapa Duke Liberty begitu sunyi lagi sekarang?’
Mereka berhati-hati
... siapa pun akan berpikir begitu. Tetapi jika demikian, mereka akan
berhati-hati dari sebelumnya. Selain Duke Liberty, yang lebih mencurigakan
adalah kalau Marquis Ketron, yang mengangkat masalah ketidaksuburan terlebih
dahulu, justru sekarang diam saja.
Apakah karena penghinaan
yang dia alami dengan mencoba menggunakan citra playboy Heinley?
Setelah berpikir lama,
aku pergi ke kantor Heinley dan meminta pendapatnya,
"Bagaimana
menurutmu, Heinley?"
Di Kekaisaran Timur, aku
bisa mengetahuinya sendiri. Aku tumbuh mengamati para bangsawan di sana.
Sebaliknya, aku masih
belum mengenal bangsawan Kekaisaran Barat dengan baik. Tentu saja, ada banyak
bangsawan yang berteman denganku selama beberapa bulan terakhir. Terkecuali
beberapa keluarga yang memendam niat buruk, banyak bangsawan membuka hati
mereka kepadaku.
Tetap saja, enam bulan
yang lalu aku bahkan tidak mengenal mereka. Bahkan jika itu adalah bangsawan
yang dekat, akan sulit untuk sepenuhnya memahami karakternya dan menguraikan
niatnya yang sebenarnya. Terbukti, aku tidak dekat dengan Marquis Ketron. Untuk
menguraikan niatnya, aku hanya tahu sedikit tentang dia.
Jadi aku tidak punya
pilihan selain mencari bantuan Heinley.
"Aku dengar kalau
Duke Liberty dan Marquis Ketron bertengkar." (TL: di versi bahasa Inggrisnya tertulis tertulis “Marquis Ketron dan
Marquis Ketron” tapi saya ubah salah satunya menjadi Duke Liberty.)
"Apakah karena
kejadian sebelumnya?"
“Mungkin sebagian
karena itu.”
Heinley menghela napas
dan menambahkan,
“Kalau dipikir-pikir,
Keluarga Liberty memiliki tiga anak yang pintar. Marquise Ketron mungkin
bertengkar hebat dengan Marquis Ketron karena tidak benar-benar berada di
pihakku.” (TL: di sini saya mengubah
“Keluarga Ketron” menjadi “Keluarga Liberty” agar tidak membingungkan jika
namanya dobel. Mudah-mudahan saya tidak salah, hehehe…)
Karena Heinley adalah
satu-satunya yang tersisa dari Keluarga Kekaisaran yang sebenarnya, apakah dia
memutuskan untuk tetap menundukkan kepalanya untuk saat ini? Untuk masa depan
anak-anaknya?
Heinley menghela napas
lagi,
“Tentu saja, terus
seperti ini akan melelahkan bagi kedua belah pihak.”
Dia benar. Aku
akhirnya bersandar di sofa setelah merasa sangat khawatir dan berkata dengan
tulus,
“Kurasa memasang
jebakan bukanlah bidang yang aku kuasai.”
“Bagian terbaik dari
memancing adalah menunggu, Ratuku.”
“Membosankan menunggu
membabi buta tanpa mengetahui apakah orang lain akan bereaksi.”
"Jadi bagaimana
Ratuku menghadapi musuh politik di Kekaisaran Timur?"
Ketika aku menatapnya
dengan tangan disilangkan, Heinley dengan cepat melambaikan tangannya.
“Bukan, hanya karena kamu
mengatasi musuh politikmu tidak berarti kamu orang yang jahat. Ada saat-saat dimana
itu diperlukan. Itu yang aku maksud."
"Aku tidak punya
banyak masalah."
Ketika aku berada di
Kekaisaran Timur, aku telah mengkonsolidasikan posisiku di bawah dukungan
mantan permaisuri, jadi hanya sedikit yang mencoba bertarung secara terbuka.
Bahkan dalam kasus-kasus itu, aku punya banyak dayang di sisiku, dan keluargaku
sendiri sangatlah kuat…
Tetap saja, sepertinya
topik itu menarik perhatian Heinley, jadi aku menceritakan pengalamanku
kepadanya. Saat itulah telapak tanganku mulai gatal. Saat aku secara tidak
sadar menggaruknya, aku memiliki sensasi yang sama dengan sebelumnya, ketika aku
membekukan rambut Heinley.
Begitu aku
memikirkannya, tanganku semakin gatal, jadi aku meletakkannya di atas meja
untuk menghangatkannya.
Pada saat itu,
sepotong es tipis muncul di atas meja secara tak terduga.
Sepotong es bergerak
melintasi meja sampai berhenti di dekat Heinley di sisi lain.
“Ah…”
Saat aku melihat
tanganku dengan heran, Heinley bertanya.
"Apakah kamu
baik-baik saja?"
"Aku baik-baik
saja. Aku hanya sedikit terkejut.”
Melihat fenomena ini
untuk kedua kalinya membuatnya terasa semakin menakjubkan. Karena itu tidak pernah
terjadi lagi, aku bertanya-tanya apakah itu kebetulan, atau apakah mananya telah
menghilang. Tapi tidak.
Aku menutup tanganku
berulang kali, melambai ke udara beberapa kali dan akhirnya meletakkannya di
pangkuanku. Pada titik ini, aku merasakan tatapan intens dari Heinley padaku,
jadi aku mendongak,
"Ada apa?"
Ketika aku bertanya
karena ekspresinya yang aneh, Heinley mengangkat mulutnya sendiri dengan jari
telunjuknya dan bergumam,
“Sekarang aku ingat,
kita melupakan masalah akademi sihir setelah kita tahu tentang kehamilanmu.
Meskipun kamu harus pergi ke akademi setidaknya sekali, aku tidak tahu apakah
akan lebih baik bagimu untuk pergi sesegera mungkin atau di masa mendatang.”
***
[Baca Remarried
Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment