Sunday, February 20, 2022

Remarried Empress (#305) / The Second Marriage




Chapter 305: Keputusan Viscountess Verdi (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Saat tubuh kecilnya menggapai-gapai di dalam pelukannya, Rashta merasakan sebuah emosi naik ke dadanya.

Dia telah melahirkan dua kali, tetapi ini adalah pertama kalinya dia menggendong bayi di pelukannya seperti ini.

Mungkin itu sebabnya dia merasa sangat aneh, meskipun dia menyukainya.

"Bayinya menggeliat."

Ketika Rashta bergumam, bayi itu berkedip dengan mata berlinang air mata saat dia melihat Rashta.

Pada saat itu, Rashta menyadari. Dia tidak pernah bisa menyalahkan bayi perempuan ini.

Dia mencintai putrinya.

Begitu dia menyadari fakta ini, kekosongan dan kelemahan yang dia rasakan sebelumnya menghilang. Dia bertekad untuk melindungi putrinya.

'Ya. Aku harus kuat.’

Ini bukan waktunya untuk berdiam diri. Jika dia diusir dari posisi permaisuri, putrinya akan dibesarkan oleh wanita lain.

Seorang wanita muda yang cerdas dan cerdik dari keluarga yang baik akan menjadi Permaisuri.

Tidak peduli permaisuri baru itu sebaik malaikat, anak-anak mereka pasti akan dibandingkan, keluarga dari ibu permaisuri itu, dan bahkan orang-orang di sekitarnya, akan menolak sang putri pertama.

Bahkan jika para bangsawan memandang rendah dirinya, dia bertekad untuk mempertahankan posisinya sebagai permaisuri. Hanya dengan cara ini dia bisa melindungi putrinya.

Pada titik ini, tangisan sang putri berhenti. Mungkin karena bayinya berada dalam gendongan ibunya atau karena ia berada dalam posisi yang lebih nyaman.

Bagaimanapun, vitalitas intens yang bisa dirasakan di seluruh tubuh sang putri berkurang drastis saat dia tenang. Dia tampak lesu.

Rashta menatap ngeri pada sang putri dengan kepala tertunduk. Tiba-tiba merasakan sensasi yang sama dari masa lalu ketika dia menggendong bayi yang sudah mati di pelukannya.

Pada kengerian mengerikan yang melanda dirinya dari kepala hingga kaki, Rashta tersentak dan membuang bayi itu,

"Pergi! Menjauh dari pandanganku!”

Setelah melempar bayinya, Rashta gemetar sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Dia merasa ada bau mayat yang memuakkan di lengannya, jadi dia buru-buru mengusapkan kedua lengannya ke lutut dan seprai untuk menghilangkannya.

"Putri!"

Bayi yang terlempar ke lantai itu menangis tersedu-sedu. Baru saat itulah Rashta sedikit tenang dan bertanya dengan tatapan kosong.

"Apakah dia, apakah dia hidup?"

Viscountess Verdi teringat Delise sejenak, yang lidahnya dipotong Rashta dan dipenjarakan setelah dia melihat sesuatu yang 'tidak seharusnya dia lihat', dan pelayan yang ayahnya hampir dieksekusi karena terlalu banyak bicara.

Memikirkan apa yang baru saja dilakukan Rashta, Viscountess Verdi menelan ludah.

"Apakah dia hidup?"

Rashta bertanya lagi dengan suara kasar.

Viscountess Verdi tahu apa yang akan terjadi. Dia telah menyaksikan adegan ' yang tidak seharusnya dia lihat', jadi Rashta akan mencoba membunuhnya. Rashta sekarang tertegun, tetapi tidak diragukan lagi akan melakukannya begitu dia sadar.

Viscountess melangkah mundur, menggendong bayi itu dengan erat.

“Viscountess? Apa kamu tidak mendengarku? Apakah bayinya hidup?”

Rashta bertanya dengan bingung.

Viscountess Verdi nyaris tidak berhasil membuka mulutnya untuk mengucapkan beberapa patah kata.

“Bayinya… terlihat kaget. Tolong tunggu sebentar. Saya akan pergi memeriksakannya.”

Dia berbicara pelan, agar tidak membuat jengkel Rashta, mundur selangkah lagi, dan bergegas keluar dari kamar.

Kemudian dia meninggalkan ruang tamu dan berlari menyusuri koridor.

Dia takut para kesatria dan pelayan di bawah komando Rashta akan mengejarnya kapan saja, jadi Viscountess dengan putus asa berlari ke Istana Timur dengan bayi di pelukannya.

Ketika Rashta akhirnya sadar dari keterkejutan yang disebabkan oleh bayinya yang mati, dia menyadari bahwa Viscountess Verdi telah pergi ke suatu tempat bersama sang putri. Dia juga menyadari bahwa Viscountess Verdi telah melihatnya melemparkan bayinya ke lantai.

"Oh, tidak!"

Rashta bergegas keluar ke koridor dan bertanya pada salah satu kesatria yang ditempatkan di pintu.

“Dan Viscountess Verdi? Kemana perginya Viscountess dengan bayiku?”

Kesatria itu menanggapi dengan tatapan bingung.

"Dia lari ke arah sana dengan bayi di pelukannya."

Rashta berubah pucat dan memerintahkan,

“Tangkap jalang itu! Sekarang juga! Si jalang itu telah menculik putriku!”

Para kesatria terkejut sejenak dan saling memandang.

Mereka menganggap tidak masuk akal bahwa satu-satunya dayang Permaisuri menculik Putri di Istana Kekaisaran.

Tapi dari mata merah dan wajahnya yang pucat, sepertinya itu bukan lelucon.

Para kesatria mengejar Viscountess dengan tergesa-gesa. Namun, Viscountess Verdi sudah tiba di Istana Timur.

Kesatria Keluarga Kerajaan datang membantunya saat mereka melihatnya berlari ketakutan.

"Apa yang terjadi?"

"Yang Mulia, saya perlu menemui Yang Mulia."

Viscountess Verdi memohon dengan putus asa.

Dia memasang ekspresi ketakutan, jadi Kesatria Pengawal Kekaisaran segera memberi tahu Sovieshu.

Mendengar bahwa Viscountess Verdi datang dengan sang putri di pelukannya, Sovieshu membiarkannya masuk ke ruang tamu.

Begitu Viscountess Verdi melihat Sovieshu, dia berlutut dan berteriak sambil menangis,

“Yang Mulia, Permaisuri melemparkan sang putri ke lantai! Tolong lindungi sang putri!”

***

Dokter istana pelan membuka mulutnya, tetapi kemudian berbicara dengan cepat.

"Hamil! Anda hamil!"

Dia mengulangi kata-kata ini beberapa kali, tidak mampu menahan keterkejutannya.

Kemudian dia melompat berdiri dan menatapku dengan mata membelalak.

"Permaisuri! Astaga! Astaga! Astaga!"

Aku menatap dokter istana dengan keheranan.

Aku tidak bisa memikirkan apa pun, seolah-olah pikiranku kosong.

Melihatnya dengan bingung, dokter istana terbatuk dan tersenyum canggung,

"Selamat, Permaisuri sedang hamil!"

Heinley mengepalkan satu tangan dan menutup mulutnya dengan tangan lainnya.

Aku bisa melihat bagaimana tinjunya sedikit gemetar.

Heinley, yang tetap diam seolah-olah tidak ada di sana, tiba-tiba menatapku dengan mata berkaca-kaca.

Ketika dia melepaskan tangannya dari mulutnya, aku melihatnya menggigit bibirnya.

“Ratuku.”

Heinley memanggilku dengan suara gemetar, mengulurkan tangannya dan memelukku erat-erat.

"Apa kamu yakin? Bukankah ada kemungkinan kesalahan diagnosis yang tinggi pada minggu-minggu awal kehamilan?”

Namun, begitu aku bertanya kepada dokter istana dengan tegas, lengan Heinley menjadi lemas.

Dokter istana dengan cepat menjawab pertanyaanku,

“Tentu saja, salah mendiagnosis pada waktu ini adalah hal yang biasa. Tapi Yang Mulia, saya tidak pernah salah dalam hal ini.”

Ketika aku berada di Kekaisaran Timur aku menyaksikan beberapa kesalahan diagnosis 'tentang ini', jadi aku lebih memilih untuk tidak menerimanya begitu saja,

"Kapan kita bisa tahu pasti?"

"Dalam dua minggu itu bisa diketahui secara pasti."

"Oke, periksa aku lagi kalau begitu."

Aku meminta dokter istana untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang ini, dan sang dokter dalam kegembiraannya, berkata dengan enggan bahwa dia mengerti.

"Tapi sampai saat itu, Anda harus mengurangi beban kerja Anda dan mengambil lebih banyak waktu untuk beristirahat, Yang Mulia."

Setelah dokter istana pergi, aku juga meminta pada Heinley,

“Heinley, jangan beri tahu siapa pun tentang ini. Ada orang-orang yang akan mengolok-olok kita karena mengungkapkan kalau aku hamil tanpa terlebih dahulu mengonfirmasinya.”

Itu aneh. Meskipun aku berbicara dengan tenang seperti biasa, suara yang keluar terdengar gemetar.

Mengapa?

Itu tetap sama bahkan setelah aku batuk beberapa kali lantas berbicara lagi. Saat aku menggigit bibir dalam kebingungan, tiba-tiba aku merasakan kesemutan yang aneh di sekujur tubuhku.

Belakangan aku bisa mengerti apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku takut dan cemas.

Bagaimana jika dokter mengatakan itu salah diagnosis? Ketika pikiran itu muncul di benakku, seluruh tubuhku bergidik.

Aku menggosok-gosokkan kedua tanganku dengan gugup dan melingkarkan lenganku di tubuhku, tetapi perasaan itu tidak hilang.

Kemudian Heinley memelukku.

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 304         

>>>             

Chapter 306

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment