Chapter 205: Keterkejutan Sovieshu (2)
Penerjemah: Shira Ulwiya
Sovieshu, yang telah menginstruksikan Marquis
Karl terkait pernikahan, bertanya kepadanya bagaimana persiapan
pernikahannya. Setelah mendiskusikan sutra apa yang akan digunakan, siapa yang akan diundang,
dll., Dia pergi ke kamar Rashta.
Rashta sedang mencoba gaun saat itu.
Setelah melihat Sovieshu, Rashta tersenyum
lebar dan berseru dengan manis, "Yang Mulia!"
Gaun baru itu hampir selesai dan dia sedang
mencobanya, jadi dia terlihat sangat bahagia.
"Yang Mulia, bagaimana penampilan
Rashta?"
Rashta turun dari kotak kecil dan dengan
anggun berbalik di depan Sovieshu.
Gaun panjang itu perlahan bergoyang mengikuti
ritme gerakan Rashta.
Dia tampak secantik putri dalam dongeng,
yang membuat sang desainer merasa senang.
Karena desakan Rashta, sang desainer akhirnya
membuat gaun glamor yang diinginkan Rashta.
Berbeda dengan dugaannya, Rashta juga terlihat cantik mengenakan gaun glamor ini, yang
membuatnya bangga.
Tetapi begitu Sovieshu melihat gaun Rashta,
dia berkata dengan tegas, "Itu terlalu glamor."
Mata Rashta membelalak dan dia bertanya,
"Tapi bukankah ini indah, Yang Mulia?"
"Itu indah. Tapi aku ingin itu lebih polos."
Sovieshu berbicara seolah-olah dia sedang menjawab Rashta,
tetapi dia sebenarnya berbicara kepada desainernya.
Perancang itu menundukkan kepalanya dan
menjawab, "Saya mengerti."
Tatapan Rashta beralih dari Sovieshu ke sang
desainer karena terkejut.
Kemudian, ketika Rashta menangis, Sovieshu dan
desainer itu menatapnya dengan
lebih terkejut.
Rashta terisak dan mengeluh kepada Sovieshu,
"Saya ingin memakai gaun ini, Rashta yang mengenakan gaun ini akan terlihat
sangat cantik di sisi Yang Mulia!"
“Kamu bisa memakai gaun glamor lain kali. Kenakan
gaun polos kali ini. Bukankah akan ada banyak pesta yang akan kau hadiri ke depannya?"
“Penting untuk mengenakan gaun ini pada hari
yang paling spesial.”
Rashta menambahkan dengan ekspresi sedih, "Rashta ingin menjadi layak berdiri di sisi Yang Mulia."
Sovieshu ingin menolak, tetapi dia dengar membuat stres
wanita hamil tidak baik untuk bayi di dalam rahimnya.
Melihat seluruh wajahnya memerah, Sovieshu
akhirnya menghela napas dan setuju, "Tidak apa-apa. Kamu bisa memakainya.”
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Aku selesai membaca catatan juru tulis Kerajaan Barat selama 20 tahun
terakhir. Sekarang saatnya membaca catatan administrasi mantan ratu.
“Yang Mulia selalu membaca buku,” gerutu
Mastas, dia sangat aktif dan tidak menyukai ini…
"Selalu begini, bahkan di Kekaisaran
Timur."
“Benarkah, Laura?”
"Tentu saja. Selalu buku, buku, dan lebih
banyak buku.”
“Ugh.”
Mastas dan Laura berbicara dengan antusias
tentangku, sementara Countess Jubel berpura-pura tidak tertarik dengan
percakapan itu, tetapi diam-diam bersimpati.
Di depan pintu, para kesatria Viscount Langdel
bergantian berjaga.
Pemandangan itu membuatku
mengenang hari-hariku di Kekaisaran Timur, yang membuatku
tersenyum bersama mereka.
Pada saat itulah…
"Yang Mulia."
Rose, yang pergi untuk mengambil kopi, masuk
dan berkata dengan ekspresi aneh, "Salah satu dayang Christa ada di
sini."
"Dayang Christa?"
"Ya, dia membawa sekeranjang bunga."
Sekeranjang bunga…
Meskipun kelihatannya tidak masuk akal, aku tetap
membiarkannya masuk.
"Nama saya Imaru, Yang Mulia."
Ini adalah pertama kalinya aku melihat dayang Christa
ini.
Setelah menyapa dengan sopan, dia menyodorkan
keranjang bunga yang dia pegang dengan kedua tangannya dan berkata,
"Christa mendengar bahwa Yang Mulia telah mendapatkan kesatria
pribadi, jadi dia meminta
saya untuk menyerahkan ini kepada Anda sebagai ucapan
selamat."
Ketika Rose melangkah maju dan menerima
keranjang bunga itu, dayang Christa menambahkan, "Bunga-bunga ini beliau tanam
sendiri."
“Tolong sampaikan rasa terima kasihku.”
Bunganya cerah dan indah, dan keranjangnya
juga didekorasi dengan indah.
Tetapi begitu dayang Christa
pergi, Rose mendengus, “Dia pasti tidak nyaman dengan para kesatria Sir
Langdel. Dia telah mengabaikan Yang Mulia selama ini, tapi sekarang tiba-tiba dia
mengirim hadiah.”
Countess Jubel juga bertanya dengan dingin,
"Haruskah kita membuangnya?"
Rose menatapnya dengan heran, lalu tersenyum
dan menambahkan, "Hanya bercanda," sambil menunjuk ke meja yang tidak
dihias.
"Saya akan meletakkannya di
sana, Yang Mulia."
"Baiklah."
Setelah berpikir sejenak, aku meminta Rose,
“Nona Rose, kirimkan buket bunga akasia kepada Christa sebagai balasannya.”
Aku juga ingin mengiriminya bunga dari
kebunku, tapi aku belum menanamnya.
“Itu adalah hadiah yang dia kirimkan agar
terlihat baik. Apakah Anda harus mengirim balik sebagai balasannya? Bagaimanapun, saya tidak
berpikir dia benar-benar senang mengirim hadiah ini.”
Mastas sepertinya tidak menyukai ide itu,
tapi…
“Tidak masalah apakah dia mengirimkannya dengan tulus atau tidak.”
"Hah?"
"Persahabatan palsu jauh lebih baik
daripada berada dalam konflik."
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Hari-hari berlalu, tetapi Christa tidak
menunjukkan tindakan ramah sejak saat itu.
Namun, ada beberapa perubahan.
Sekarang dayang-dayangku rukun satu sama lain,
dan aku terbiasa memiliki kesatria yang berjaga di pintu.
Nian datang dengan Viscount Langdel setiap dua
atau tiga hari untuk menghabiskan
waktu bersamaku, dan sangat menyenangkan melihat mereka
bersama.
Mungkin karena sekarang aku tahu bahwa Viscount Langdel bukanlah seorang pemuda lugu
yang jatuh cinta, tetapi komandan divisi 5 Kesatria Supranasional yang
ditakuti.
Setiap kali
aku melihatnya berkonsentrasi dan bereaksi terhadap kata-kata dan tindakan Nian,
aku tidak bisa menahan tawa. Walau begitu aku mencoba untuk tidak tertawa
karena mungkin terlihat tidak sopan.
Tetapi
meski melewati hari-hari yang damai ini, aku merasa tidak nyaman setiap kali aku
melihat laci mejaku.
Itu karena
surat Sovieshu ada di laci itu.
Jika aku
dapat membawa kembali Sovieshu dari masa kecilku, aku ingin duduk di depannya
dan bertanya, “…Apa yang sebenarnya kau pikirkan?’”
Sovieshu yang
itu lebih jujur dalam mengekspresikan emosinya daripada yang sekarang.
Saat aku
hendak membuka surat Sovieshu untuk membacanya lagi, seseorang mengetuk
jendela.
Aku menoleh
ke belakang dan melihat Heinley di jendela lagi!
Aku
meninggalkan surat itu di laci, berjalan ke jendela, dan menutup tirai.
"Ratu?"
Suara
kebingungan terdengar dari balik tirai, aku ingin melihatnya seperti ini
setidaknya sekali.
Jika aku
terus membuka jendela untuknya, dia tidak akan berhenti datang ke sini.
"Ratu?
Maaf, Ratu?” Heinley memanggilku berulang kali seolah-olah dia benar-benar
terkejut.
Aku sengaja
menghitung sampai 30 detik dan membuka tirai.
Heinley
sangat sedih sehingga dia berjongkok, meletakkan tangannya di ambang jendela.
Begitu aku
membuka jendela, dia menatap mataku dan meminta maaf, “Maaf. Hanya saja aku
sudah terbiasa menemuimu seperti ini ... "
“Aku hanya akan
mengizinkan Queen masuk melalui jendela,” dia menambahkan, “Jadi, bolehkah aku
datang sebagai Queen?”
“Jika kamu
mau berpakaian.”
“…Maukah
kamu memakaikanku pakaian?”
Apa yang
dia harapkan? Dasar elang licik.
"Apa
yang membawamu ke sini pada jam segini?"
Jelas-jelas,
ini masih waktu kerja.
“Aku punya
kabar baik dan kabar buruk. Aku hanya ingin memberitahukannya padamu.”
"Apa
itu?"
“Kabar
baiknya adalah… tanggal pernikahan kita akhirnya ditetapkan, Ratu.”
"!"
“Tidak
lama, tak dapat disangkal lagi kita akan menjadi pasangan suami istri.”
“Kita sudah
menikah dan tak dapat disangkal lagi adalah pasangan suami istri.”
“Apa yang sudah
kita lakukan adalah bersumpah di hadapan Tuhan. Sekarang kita akan menyatakan
di hadapan seluruh dunia bahwa aku adalah suamimu dan kamu adalah istriku.”
Melihat
Heinley berbicara dengan puas, aku merasa ingin mencubit pipinya.
Cara dia
berbicara… membuatku bingung. Aku ingat bagaimana aku salah mengira itu sebagai
pengakuan cinta ketika dia mencoba memberi tahuku tentang proklamasi
kekaisaran.
Tapi aku
bersikap tenang, dan bertanya kepadanya, “Apa kabar buruknya?”
“Um, yah…”
Apa itu
lebih buruk dari yang aku kira?
Heinley
sedikit ragu-ragu dan berkata, "Kaisar Kekaisaran Timur mengirim undangan
untuk menghadiri pernikahannya."
"!"
“Dia
berharap kita bisa hadir. Seandainya aku tidak bisa, setidaknya dia ingin Ratu
hadir."
Setelah dia
selesai berbicara, Heinley menatap mataku, "Apakah kamu akan pergi?"
Dia
memberitahuku bahwa ini adalah berita buruk, apakah karena Heinley tidak ingin aku
hadir?
Tapi aku
langsung menjawabnya tanpa ragu-ragu, "Aku akan pergi."
"Iya…"
“Aku ingin menemui
orang tua dan teman-temanku.”
“…”
"Aku
tidak ingin melewatkan kesempatan untuk melihat orang yang aku cintai hanya
karena dia ada di sana."
Begitu aku
berbicara, Heinley dengan cepat berkata, "Aku akan pergi denganmu."
Aku
langsung menolak, "Tidak perlu."
Itu bukan
karena aku merasa tidak nyaman jika dia pergi denganku, tetapi karena terakhir
kali kami ditahan saat berada di Kediaman Troby atas perintah Sovieshu.
Itu pasti
masih menjadi kenangan yang tidak menyenangkan. Aku tidak ingin membuatnya
pergi ke sana lagi.
Tapi
Heinley menjawab sambil tersenyum, “Aku ingin pergi denganmu. Orang tuaku dan
teman-temanku juga ada di sana.”
Orang tua
Heinley ada di Kekaisaran Timur?
"Ah."
Kurasa yang
dia maksud adalah orang tuaku.
Ketika aku
membuka mulut karena terkejut, Heinley menggerutu dengan nada bercanda, “Mereka
sepertinya merasa sangat tidak nyaman di dekatku ketika kami bertemu. Kali ini,
aku akan memastikan mereka menerimaku sebagai menantu kesayangan mereka.”
“…Aku yakin
mereka sekarang akan menyukaimu.”
Heinley
telah menyelamatkan diriku sehingga aku tidak dipermalukan habis-habisan.
Dia
terkekeh dan mendekatkan kepalanya.
Lalu dia
mencium pipiku dengan lembut.
"!"
Aku sangat
terkejut sehingga mata aku membelalak kaget.
Kemudian,
dia menarik kepalanya sedikit ke belakang dan menatap mataku, melihat aku tetap
tidak bergerak, dia mendekatkan kepalanya lagi dan menempelkan bibirnya ke
pipiku.
Kali ini,
bahkan lebih lama.
Dia
akhirnya mundur dan tersenyum malu-malu.
“Kapan kamu
akan menerimaku sebagai suamimu yang tercinta?”
[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di
https://shiraulwiya.blogspot.com/]
***
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
>\\\\<
ReplyDeleteaku yg baca seneng
Ululululululuuu
ReplyDeleteTolonggg , ke uwuan apa inii
ReplyDelete😍😍😍😍😍😍
ReplyDelete