Pembuat Onar di Keluarga Count (Ep. 35 - 36)
Chapter 32: Kamu (7)
Cale meninggalkan arena bersama Choi Han.
“Hans, Ron. Antar dua orang yang masih di
arena.”
Cale menyuruh Hans dan Ron, yang sedang
menunggu di luar pintu masuk lantai satu, untuk mengurus Rosalyn dan Lock
sementara Cale kembali ke kamarnya bersama Choi Han.
Meja yang kini berisi makanan yang sudah dingin
dari waktu sebelumnya berada di antara mereka berdua, lantas Cale berkata.
“Ceritakan padaku.”
“Ya.”
Mereka berdua langsung ke topik pembicaraan
tanpa bertele-tele. Choi Han menegakkan badan, lantas mulai bercerita.
“Semuanya baik-baik saja hingga saya bertemu
Rosalyn.”
“Teruskan.”
“Saya tiba di kota yang Cale-nim sebutkan.
Sesampainya di sana, saya menemukan organisasi pedagang yang sedang menuju ibu
kota seperti yang Anda jelaskan. Yah, daripada sebuah organisasi mereka hanya
kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang.”
Rombongan kecil itu lebih tepat digambarkan
sebagai kelompok pedagang daripada organisasi pedagang.
“Kebetulan mereka tengah mencari dua orang prajurit
bayaran untuk menjaga mereka. Penjaga mereka yang biasanya terluka.”
Choi Han dan Rosalyn-lah yang menjadi kedua prajurit
bayaran itu. Begitulah yang terjadi di novel.
“Saat itulah saya bertemu Rosalyn, yang persis seperti
yang Anda gambarkan.”
Kerajaan Breck terletak di seberang batas Barat
Laut dari Kerajaan Roan. Rosalyn sedang dalam perjalanan dari Kerajaan Breck
menuju Menara Sihir di Kerajaan Whipper, yang terletak di sisi timur laut
Kerajaan Roan, ketika seseorang berusaha membunuhnya saat dia menyeberang ke
Kerajaan Roan.
Dia telah menyembunyikan setengah kemampuan
sihirnya hingga saat itu dan mampu melarikan diri dari bahaya dengan
menggunakan semua kemampuannya. Dia berpikir akan lebih baik pergi ke ibu kota
Kerajaan Roan dan mencari informasi dari Organisasi Penyedia Informasi daripada
langsung kembali ke Kerajaan Breck, karena dia tidak tahu apa pun tentang
orang-orang yang telah menyerangnya.
‘Dia kemudian menyebabkan keributan ketika dia
kembali ke Kerajaan Breck.’
Choi Han, yang baru saja menyebutkan bahwa dia
bertemu Rosalyn sebagai prajurit bayaran untuk kelompok pedagang itu,
melanjutkan.
“Dia juga sedang menuju ibu kota. Karena tujuan
perjalanan kami sama, kami cukup akrab satu sama lain.”
‘Huh?’
“Hmm? Akrab?”
“Ya.”
Choi han berbicara seakan-akan dia malu.
“Saya biasanya tidak berbicara dengan orang
lain jika mereka tidak mengajak bicara duluan, tapi saya berpikir akan bagus
jika kami bisa jadi akrab.”
“Tidak juga. Kamu hanya harus bersikap seperti dirimu
biasanya.”
Raut wajah Cale terlihat khawatir. Di novel,
Rosalyn dan Choi Han tidak akrab satu sama lain sampai mereka bertemu Lock.
Rosalyn, yang waspada terhadap orang-orang setelah upaya pembunuhannya, tidak
berusaha bersikap ramah pada siapa pun. Begitu juga dengan Choi Han, setelah
insiden di Desa Harris, dia bukan tipe orang yang mengakrabkan diri dengan
orang lain.
Choi Han menganggukkan kepala mendengar ucapan
Cale, lantas tersenyum dan menambahkan.
“Itu memang bukan sesuatu yang biasanya saya
lakukan, tapi saya ingin melakukan tugas saya dengan baik karena inilah cara
saya membalas budi pada Anda.”
Ha. Cale menghela napas dan menggelengkan
kepalanya. Tampaknya Choi Han sudah menduga reaksi Cale, jadi dia
mengabaikannya dan terus berbicara dengan ekspresi kaku.
“Kelompok itu berencana tinggal di desa yang
Cale-nim sebutkan, di mana saya bisa menemukan tempat tinggal Lock, selama
beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan mereka.”
Memang begitulah seharusnya. Kelompok kecil
pedagang yang terdiri dari lima orang itu dibentuk oleh seseorang yang pernah
ditolong oleh Suku Serigala Biru. Penjaga yang terluka itu sebenarnya adalah prajurit
dari Suku Serigala Biru.
Para pedagang itu sengaja memilih mengambil
jalan memutar dari Kota Puzzle ke ibu kota untuk mengantarkan kebutuhan harian
Suku Serigala Biru dan menerima herba obat sebagai gantinya.
Tentu saja, perjalanan itu sangatlah sulit,
juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk masuk jauh ke dalam pegunungan
menuju Desa Serigala Biru.
Itu sebabnya mereka bertemu di sebuah desa
kecil di bawah pegunungan.
Pedagang itu, yang kini berusia 60 tahun, telah
menjalankan kerja sama ini selama 30 tahun terakhir.
“Tetapi sesuatu terjadi begitu kami tiba di
desa kecil itu.”
Cale menajamkan perhatiannya. Pokok ceritanya bermula
dari sini.
“Tepat ketika kami tiba di desa itu, saya
menyadari bahwa penjaga itu adalah seorang Manusia Siluman. Saya juga menyadari
bahwa desa tempat mereka berencana bertemu dengan anggota Suku Serigala Biru
untuk berjual-beli juga adalah desa yang sama dengan yang Cale-nim sebutkan.”
Cale menganggukkan kepala mendengar ucapan Choi
Han. Dia tahu Choi Han akan mengetahui hal itu dengan mudah.
“Itu sebabnya saya yakin bahwa saya hanya perlu
mengikuti anggota suku yang akan saya temui di desa untuk mencari Lock.”
‘Tapi anggota suku itu kemungkinan tidak pernah
muncul.’
“Tapi tidak seorang pun datang untuk melakukan
jual-beli itu. Ketika itu terjadi, pedagang itu meminta tolong kepada kami.”
Cale memikirkan permintaan apa yang mungkin
akan mereka ajukan.
‘Pergi ke Desa Serigala Biru dengan penjaga
Suku Serigala Biru yang terluka.’
“Agar kami pergi mengunjungi Desa Serigala Biru
bersama penjaga yang terluka itu.”
“Dan kamu menyetujuinya?”
“Ya. Saya menyetujuinya. Begitu juga dengan
Rosalyn.”
Sejauh ini ceritanya masih sama dengan aslinya.
Lalu apa yang berubah?
Di ‘Kelahiran Pahlawan’, Choi Han dan Rosalyn
sampai di Desa Serigala Biru bersama prajurit penjaga itu, dan mendapati desa
itu hancur serta pembunuh bayaran dari organisasi rahasia yang tengah beranjak
pergi.
Choi Han teringat pada apa yang terjadi di Desa
Harris, dan langsung menyerang mereka. Prajurit penjaga itu juga menggila dan
membunuh para pembunuh bayaran itu, membuatnya terluka lebih parah, hingga
akhirnya dia tewas.
‘Saat itulah Rosalyn mengetahui kekuatan Choi
Han.’
Rosalyn, yang selama ini menyembunyikan
kekuatannya dan berpura-pura sebagai penyihir pemula, mengetahui kekuatan Choi
Han dan secara resmi memintanya untuk mengawalnya kembali ke Kerajaan Breck.
Tentu saja, bayaran yang dia tawarkan tinggi.
‘Mereka lalu menemukan Lock yang sedang
bersembunyi di desa yang hancur itu.’
Remaja lelaki yang penakut, Lock. Hingga Choi
Han menemukannya, Lock telah bersembunyi seperti yang diperintahkan ketua suku
kepadanya. Lock pada waktu itu sangatlah penakut, lemah, dan agak lambat.
Sederhananya, Lock adalah tipe karakter yang akan membuat pembaca sangat
frustasi.
Akan tetapi, kemampuan alaminya dan kekuatan
fisiknya menjadi salah satu dari lima teratas di novel setelah transformasi mode
mengamuk pertamanya.
“Cale-nim?”
“Ya?”
‘Tapi kenapa waktu transformasinya maju setahun
lebih awal?’
“Saya melihat sesuatu yang familer di sana.”
“Apa yang kamu lihat?”
Choi Han menganggukan kepala pada pertanyaan
Cale. Ketegangan di antara mereka yang memenuhi udara seolah-olah bisa
memanaskan makanan dingin di hadapan mereka. Choi Han mulai berbicara.
“Gambar satu bintang putih dan lima bintang
merah.”
Raut wajah Cale mengeras. Jantungnya serasa mau
copot. Choi Han baru saja mengatakan, alih-alih tim pembunuh bayaran, anggota
resmi organisasi rahasia itu muncul di Suku Serigala Biru. Cale tidak dapat memahami
alasannya. Di novel, Suku Serigala Biru adalah sasaran pembunuhan.
Choi Han menatap ekspresi dingin Cale dan
teringat masa lalu untuk sesaat. Tanpa sadar dia mengepalkan tangan. Kepalan
tangannya gemetaran karena marah.
Rumah-rumah di desa pedalaman di pegunungan
ukurannya kecil dan sederhana. Tapi semua itu telah dihancurkan. Yang lebih penting, mayat-mayat
Suku Serigala seluruhnya hitam, seakan-akan mereka dibakar menjadi abu di
tanah. Mayat berwarna hitam itu, tercium seperti daging yang terbakar, dan
darahnya masih mengucur dari luka mereka yang terbuka. Sebagian besar anggota
suku Serigala Biru tewas dengan mata masih terbuka.
“Desa pegunungan itu sudah hancur ketika kami
sampai di sana. Banyak anggota Suku Serigala juga sudah meninggal.”
Suku Serigala Biru terkenal akan kekuatannya,
jadi bagaimana organisasi rahasia itu bisa membunuh mereka?
Manusia Serigala mengutamakan keluarga,
kawanan, dan teman mereka daripada diri mereka sendiri.
Anggota suku yang lemah, yang belum mengalami
transformasi mode mengamuk pertama mereka. Organisasi rahasia itu menjadikan
para anggota lemah itu sebagai sandera, dan menggunakan benda suci untuk
melemahkan para serigala dewasa. Setelah membunuh semua serigala dewasa, mereka
lalu membunuh semua sandera yang masih kecil. Beberapa serigala dewasa berusaha
menyerang mereka di tengah-tengah suasana hiruk-pikuk, tapi organisasi rahasia
itu memiliki Air Suci untuk digunakan melawan serigala-serigala itu.
Organisasi rahasia itu sangat berkuasa, bahkan
mempunyai akses terhadap benda-benda suci. Mereka memanfaatkan fakta di mana
Suku Serigala dikucilkan oleh para dewa untuk keuntungan mereka. Baj*ng*n keji
itu tidak keberatan menggunakan anak-anak kecil sebagai sandera untuk membunuh
ibu dan ayah mereka, serta anggota suku yang lain, sementara anak-anak kecil
malang itu hanya bisa menyaksikan dengan ngeri.
‘Novel itu tidak menyebutkan benda suci mana
yang mereka bawa.’
Jika Cale tahu benda suci apa itu, dia akan
bisa selangkah lebih dekat mengetahui identitas organisasi rahasia itu.
Sayangnya, novel itu hanya menceritakan bagaimana Suku Serigala menjadi lemah
gara-gara benda suci itu. Dia tidak punya cara untuk mengetahui identitas
organisasi rahasia itu.
Cale bertanya pelan.
“Apa mereka semua tewas?”
Choi Han
menggelengkan kepala. Raut wajah Cale kembali mengeras. Choi Han mengamati raut
wajah Cale yang kaku, lantas melanjutkan.
“Mereka berusaha menangkap anak-anak kecil.”
‘Menangkap? Aslinya, mereka membunuh semuanya.
Kenapa mereka menginginkan anak-anak Suku Serigala?’
Pikiran Cale menjadi rumit. Choi Han membuat
kontak mata dengan Cale yang sedang berpikir keras.
“Ketua suku tengah sekarat ketika kami tiba di
pintu masuk desa Suku Serigala Biru.”
Anggota Suku Serigala Biru tidak mencapai 100
orang.
“Dan mereka sedang berusaha membawa 10 orang
anak bersama mereka.”
‘…Ini menjadi terlalu berbeda dari novel.’
“Dan ketika ketua suku hendak roboh, seorang
remaja lelaki menghadang orang-orang yang berusaha membawa anak-anak itu.”
“…Lock?”
“Ya. Remaja lelaki itu adalah Lock.”
‘Kenapa Lock muncul pada saat ini? Di novel,
dia tetap bersembunyi, bahkan ketika anak-anak itu dibunuh. Apakah dia
menganggap membunuh dan menculik itu berbeda? Apakah karena nalurinya yang
ingin melindungi anggota keluarga dan adik-adiknya, yang lebih lemah darinya?
Apa yang mungkin membangkitkan naluri serigala Lock?
“Saya menghentikan pembunuh bayaran itu. Tidak,
saya berusaha membunuh mereka.”
Choi Han mengatakan itu sembari menatap balik
Cale. Cale tidak menunjukkan emosi apa pun dan meminta Choi Han melanjutkan
ceritanya.
“Teruskan.”
“…Saya menyadari bahwa orang-orang yang tidak
memiliki lambang bintang di pakaian mereka menggunakan kekuatan hitam yang sama
dengan pembunuh bayaran yang saya bunuh di Desa Harris.”
Cale balik bertanya dengan ekspresi terkejut.
“Mereka menggunakan kekuatan yang sama dengan
orang-orang yang menghancurkan Desa Harris?”
“Ya.”
“…Astaga.”
Cale mencengkeram kepalanya dengan satu tangan
dan mendesah. Dia bersikap seolah-olah itu pertama kalinya dia mendengar tentang
hal ini. Tentu saja, semuanya hanya akting.
“Di antara mereka, hanya ada satu orang yang
memiliki lambang bintang putih dengan lima bintang merah di dadanya. Orang itu
adalah orang yang membunuh prajurit penjaga itu.”
Mata Choi Han mulai berkaca-kaca.
“Dan manusia sampah itu meminum darah dari Suku
Serigala itu.”
Cale memejamkan matanya.
Penyihir peminum darah. Dia adalah orang sinting
yang akan memimpin insiden teror di ibu kota. Dia membiarkan matanya terpejam
seraya mendengarkan sisa laporan Choi Han.
“Pada akhirnya, saya tidak bisa menangkap atau
membunuh mereka. Orang-orang yang saya tangkap bunuh diri, sedangkan yang
lainnya berhasil kabur ketika orang dengan lambang bintang itu menggunakan
sihir teleportasi.”
‘Kenapa penyihir peminum darah, yang merupakan
penyihir tingkat tertinggi dan gila darah, berusaha menculik anak-anak Suku
Serigala Biru alih-alih membunuh mereka semua seperti di novel?’
Cale tidak dapat menebak alasannya.
‘Apakah sesuatu berubah drastis karena aku
menyelamatkan naga itu?’
Satu-satunya yang bisa Cale pikirkan adalah
perubahan-perubahan dari cerita asli yang dia lakukan sejauh ini.
“Inilah yang penyihir itu katakan.”
Choi Han melanjutkan dengan suara yang marah
dan getir.
“Sungguh mengecewakan. Mereka benih yang
sempurna. Darah anak-anak kecil ini bahkan mungkin lebih lezat.”
Benih. Cale tidak tahu apa yang penyihir itu
maksudkan dengan ‘benih’, tapi dia menyimpan kata tersebut di dalam benaknya
lantas membuka matanya dan bertanya.
“Dan anak-anak itu?”
Si penjaga, ketua suku, dan semua Suku Serigala
dewasa sudah meninggal. Satu-satunya yang tersisa hanyalah Lock dan 10 anak
itu.
Choi Han menghindari tatapan Cale. Ini pertama
kalinya dia melakukan itu sejak mereka duduk di meja ini. Cale langsung dapat
menebak apa yang terjadi, lantas Choi Han memberi laporan dengan suara pelan.
“Mereka ada di penginapan.”
‘Sudah kuduga.’
Choi Han membuka dan menutup mulutnya berulang
kali lantas menambahkan.
“Kami datang bersama-sama dengan sihir
Rosalyn.”
‘…Ini akan menjadi masalah serius.’
Cale dapat merasakan masalah akan datang.
Harusnya Choi Han meninggalkan anak-anak itu bersama pedagang yang bepergian
bersama mereka. Meskipun pedagang itu saat ini masih jauh dari berkuasa, dia
pedagang yang hebat.
“Cale-nim. Pedagang itu juga ada di
penginapan.”
‘Beginikah ceritanya akan berjalan?’
Itulah yang Cale sedang pikirkan saat ini. Cale
mengamati Choi Han, yang tampaknya sudah menyelesaikan laporannya, lantas
menyandarkan punggungnya ke kursi dan mendesah.
Melihat Choi Han seperti itu, Cale bertanya.
“Kamu pasti penasaran.”
Choi Han melirik makanan dingin di depannya dan
menjawab.
“Ya. Saya penasaran.”
Dia bahkan tidak perlu memberitahu apa yang
membuatnya penasaran.
Siapa mereka.
Kenapa mereka melakukan hal-hal biadab seperti
itu.
Dan kenapa Cale tahu tentang mereka.
Choi Han penasaran dengan semua hal itu. Cale
mengamati bola mata Choi Han, yang tengah menunduk menatap makanan dingin di
meja, dan berpikir.
‘Berandal ini sedang sangat marah sekarang.’
Kemarahan itu tidak mengarah pada Cale. Choi
Han menajamkan amarahnya kepada organisasi itu lagi dan lagi, bagaikan sebuah
pedang tajam. Desa Harris, naga yang disiksa, dan insiden dengan Suku Serigala
Biru. Berdasarkan perangainya, Choi Han adalah seseorang yang akan lebih memilih
bertarung dengan mereka daripada menghindari mereka.
Cale mengambil sebuah roti yang sudah dingin
tapi masih tetap enak, menyobek sepotong roti dan memasukkannya ke dalam mulut.
“Aku
berencana memberitahumu dua hal.”
“…Tapi tidak semuanya?”
“Benar.”
Cale tidak peduli Choi Han sedang
memelototinya. Dia berdiri dengan roti masih di tangannya. Kursi itu terdorong
tanpa menimbulkan suara di atas karpet.
“Berdirilah.”
“…Apa kita akan pergi ke suatu tempat?”
Cale mengecek jamnya setelah melihat Choi Han
berdiri setelahnya. Malam sudah mulai larut. Tempat itu bahkan bersinar lebih
terang semakin larut malam.
Cale berjalan ke arah pintu dan menjawab pertanyaan
Choi Han.
“Kuil Dewa Kematian.”
Cale berencana pergi dengan Choi Han ke tempat
paling terang saat malam hari, Kuil Dewa Kematian.
Ada tipe pendeta khusus di Kuil Dewa Kematian
yang tidak dapat ditemukan di manapun di kontinen. Sang pendeta tuli.
Mereka tidak dapat mendengar apapun yang kalian
bicarakan satu sama lain. Itu sebabnya penganut Dewa Kematian mencari mereka.
Walaupun Cale bukan seorang penganut, dia berencana mengunjungi mereka, seperti
bangsawan kebanyakan.
Sesampainya di pintu, Cale berbalik. Choi Han
masih berdiri di dekat meja. Cale tersenyum.
“Aku berencana memberitahumu dua kebenaran.”
Meskipun dia tersenyum, ucapan yang keluar dari
mulutnya selanjutnya sama sekali bukan hal yang ringan.
“Dengan mempertaruhkan nyawaku.”
Bola mata Choi Han bergetar pelan. Akan tetapi,
Cale masih memasang senyum di wajahnya lantas memutar tubuhnya.
“Ikuti aku.”
Choi Han perlahan-lahan bergerak menjauhi meja
dan berjalan menuju pintu. Kedua matanya telah kembali tenang, tapi wajahnya
masih kaku. Cale memutar gagang pintu dan mengulangi ucapannya sekali lagi.
“Aku akan memberitahumu kebenarannya dengan
taruhan nyawaku.”
Cale menuju Kuil Dewa Kematian bersama Choi
Han.
***
Proofreader: Harlianti
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment