Friday, March 19, 2021

Trash of the Count’s Family (#32)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count (Ep. 35 - 36)

Chapter 32: Kamu (7)

 

Cale meninggalkan arena bersama Choi Han.

“Hans, Ron. Antar dua orang yang masih di arena.”

Cale menyuruh Hans dan Ron, yang sedang menunggu di luar pintu masuk lantai satu, untuk mengurus Rosalyn dan Lock sementara Cale kembali ke kamarnya bersama Choi Han.

Meja yang kini berisi makanan yang sudah dingin dari waktu sebelumnya berada di antara mereka berdua, lantas Cale berkata.

“Ceritakan padaku.”

“Ya.”

Mereka berdua langsung ke topik pembicaraan tanpa bertele-tele. Choi Han menegakkan badan, lantas mulai bercerita.

“Semuanya baik-baik saja hingga saya bertemu Rosalyn.”

“Teruskan.”

“Saya tiba di kota yang Cale-nim sebutkan. Sesampainya di sana, saya menemukan organisasi pedagang yang sedang menuju ibu kota seperti yang Anda jelaskan. Yah, daripada sebuah organisasi mereka hanya kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang.”

Rombongan kecil itu lebih tepat digambarkan sebagai kelompok pedagang daripada organisasi pedagang.

“Kebetulan mereka tengah mencari dua orang prajurit bayaran untuk menjaga mereka. Penjaga mereka yang biasanya terluka.”

Choi Han dan Rosalyn-lah yang menjadi kedua prajurit bayaran itu. Begitulah yang terjadi di novel.

“Saat itulah saya bertemu Rosalyn, yang persis seperti yang Anda gambarkan.”

Kerajaan Breck terletak di seberang batas Barat Laut dari Kerajaan Roan. Rosalyn sedang dalam perjalanan dari Kerajaan Breck menuju Menara Sihir di Kerajaan Whipper, yang terletak di sisi timur laut Kerajaan Roan, ketika seseorang berusaha membunuhnya saat dia menyeberang ke Kerajaan Roan.

Dia telah menyembunyikan setengah kemampuan sihirnya hingga saat itu dan mampu melarikan diri dari bahaya dengan menggunakan semua kemampuannya. Dia berpikir akan lebih baik pergi ke ibu kota Kerajaan Roan dan mencari informasi dari Organisasi Penyedia Informasi daripada langsung kembali ke Kerajaan Breck, karena dia tidak tahu apa pun tentang orang-orang yang telah menyerangnya.

‘Dia kemudian menyebabkan keributan ketika dia kembali ke Kerajaan Breck.’

Choi Han, yang baru saja menyebutkan bahwa dia bertemu Rosalyn sebagai prajurit bayaran untuk kelompok pedagang itu, melanjutkan.

“Dia juga sedang menuju ibu kota. Karena tujuan perjalanan kami sama, kami cukup akrab satu sama lain.”

‘Huh?’

“Hmm? Akrab?”

“Ya.”

Choi han berbicara seakan-akan dia malu.

“Saya biasanya tidak berbicara dengan orang lain jika mereka tidak mengajak bicara duluan, tapi saya berpikir akan bagus jika kami bisa jadi akrab.”

“Tidak juga. Kamu hanya harus bersikap seperti dirimu biasanya.”

Raut wajah Cale terlihat khawatir. Di novel, Rosalyn dan Choi Han tidak akrab satu sama lain sampai mereka bertemu Lock. Rosalyn, yang waspada terhadap orang-orang setelah upaya pembunuhannya, tidak berusaha bersikap ramah pada siapa pun. Begitu juga dengan Choi Han, setelah insiden di Desa Harris, dia bukan tipe orang yang mengakrabkan diri dengan orang lain.

Choi Han menganggukkan kepala mendengar ucapan Cale, lantas tersenyum dan menambahkan.

“Itu memang bukan sesuatu yang biasanya saya lakukan, tapi saya ingin melakukan tugas saya dengan baik karena inilah cara saya membalas budi pada Anda.”

Ha. Cale menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Tampaknya Choi Han sudah menduga reaksi Cale, jadi dia mengabaikannya dan terus berbicara dengan ekspresi kaku.

“Kelompok itu berencana tinggal di desa yang Cale-nim sebutkan, di mana saya bisa menemukan tempat tinggal Lock, selama beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan mereka.”

Memang begitulah seharusnya. Kelompok kecil pedagang yang terdiri dari lima orang itu dibentuk oleh seseorang yang pernah ditolong oleh Suku Serigala Biru. Penjaga yang terluka itu sebenarnya adalah prajurit dari Suku Serigala Biru.

Para pedagang itu sengaja memilih mengambil jalan memutar dari Kota Puzzle ke ibu kota untuk mengantarkan kebutuhan harian Suku Serigala Biru dan menerima herba obat sebagai gantinya.

Tentu saja, perjalanan itu sangatlah sulit, juga menghabiskan lebih banyak waktu untuk masuk jauh ke dalam pegunungan menuju Desa Serigala Biru.  

Itu sebabnya mereka bertemu di sebuah desa kecil di bawah pegunungan.

Pedagang itu, yang kini berusia 60 tahun, telah menjalankan kerja sama ini selama 30 tahun terakhir.

“Tetapi sesuatu terjadi begitu kami tiba di desa kecil itu.”

Cale menajamkan perhatiannya. Pokok ceritanya bermula dari sini.

“Tepat ketika kami tiba di desa itu, saya menyadari bahwa penjaga itu adalah seorang Manusia Siluman. Saya juga menyadari bahwa desa tempat mereka berencana bertemu dengan anggota Suku Serigala Biru untuk berjual-beli juga adalah desa yang sama dengan yang Cale-nim sebutkan.”

Cale menganggukkan kepala mendengar ucapan Choi Han. Dia tahu Choi Han akan mengetahui hal itu dengan mudah.

“Itu sebabnya saya yakin bahwa saya hanya perlu mengikuti anggota suku yang akan saya temui di desa untuk mencari Lock.”

‘Tapi anggota suku itu kemungkinan tidak pernah muncul.’

“Tapi tidak seorang pun datang untuk melakukan jual-beli itu. Ketika itu terjadi, pedagang itu meminta tolong kepada kami.”

Cale memikirkan permintaan apa yang mungkin akan mereka ajukan.

‘Pergi ke Desa Serigala Biru dengan penjaga Suku Serigala Biru yang terluka.’

“Agar kami pergi mengunjungi Desa Serigala Biru bersama penjaga yang terluka itu.”

“Dan kamu menyetujuinya?”

“Ya. Saya menyetujuinya. Begitu juga dengan Rosalyn.”

Sejauh ini ceritanya masih sama dengan aslinya. Lalu apa yang berubah?

Di ‘Kelahiran Pahlawan’, Choi Han dan Rosalyn sampai di Desa Serigala Biru bersama prajurit penjaga itu, dan mendapati desa itu hancur serta pembunuh bayaran dari organisasi rahasia yang tengah beranjak pergi.

Choi Han teringat pada apa yang terjadi di Desa Harris, dan langsung menyerang mereka. Prajurit penjaga itu juga menggila dan membunuh para pembunuh bayaran itu, membuatnya terluka lebih parah, hingga akhirnya dia tewas.

‘Saat itulah Rosalyn mengetahui kekuatan Choi Han.’

Rosalyn, yang selama ini menyembunyikan kekuatannya dan berpura-pura sebagai penyihir pemula, mengetahui kekuatan Choi Han dan secara resmi memintanya untuk mengawalnya kembali ke Kerajaan Breck. Tentu saja, bayaran yang dia tawarkan tinggi.

‘Mereka lalu menemukan Lock yang sedang bersembunyi di desa yang hancur itu.’

Remaja lelaki yang penakut, Lock. Hingga Choi Han menemukannya, Lock telah bersembunyi seperti yang diperintahkan ketua suku kepadanya. Lock pada waktu itu sangatlah penakut, lemah, dan agak lambat. Sederhananya, Lock adalah tipe karakter yang akan membuat pembaca sangat frustasi.

Akan tetapi, kemampuan alaminya dan kekuatan fisiknya menjadi salah satu dari lima teratas di novel setelah transformasi mode mengamuk pertamanya.

“Cale-nim?”

“Ya?”

‘Tapi kenapa waktu transformasinya maju setahun lebih awal?’

“Saya melihat sesuatu yang familer di sana.”

“Apa yang kamu lihat?”

Choi Han menganggukan kepala pada pertanyaan Cale. Ketegangan di antara mereka yang memenuhi udara seolah-olah bisa memanaskan makanan dingin di hadapan mereka. Choi Han mulai berbicara.

“Gambar satu bintang putih dan lima bintang merah.”

Raut wajah Cale mengeras. Jantungnya serasa mau copot. Choi Han baru saja mengatakan, alih-alih tim pembunuh bayaran, anggota resmi organisasi rahasia itu muncul di Suku Serigala Biru. Cale tidak dapat memahami alasannya. Di novel, Suku Serigala Biru adalah sasaran pembunuhan.

Choi Han menatap ekspresi dingin Cale dan teringat masa lalu untuk sesaat. Tanpa sadar dia mengepalkan tangan. Kepalan tangannya gemetaran karena marah.

Rumah-rumah di desa pedalaman di pegunungan ukurannya kecil dan sederhana. Tapi semua itu telah  dihancurkan. Yang lebih penting, mayat-mayat Suku Serigala seluruhnya hitam, seakan-akan mereka dibakar menjadi abu di tanah. Mayat berwarna hitam itu, tercium seperti daging yang terbakar, dan darahnya masih mengucur dari luka mereka yang terbuka. Sebagian besar anggota suku Serigala Biru tewas dengan mata masih terbuka.

“Desa pegunungan itu sudah hancur ketika kami sampai di sana. Banyak anggota Suku Serigala juga sudah meninggal.”

Suku Serigala Biru terkenal akan kekuatannya, jadi bagaimana organisasi rahasia itu bisa membunuh mereka?

Manusia Serigala mengutamakan keluarga, kawanan, dan teman mereka daripada diri mereka sendiri.

Anggota suku yang lemah, yang belum mengalami transformasi mode mengamuk pertama mereka. Organisasi rahasia itu menjadikan para anggota lemah itu sebagai sandera, dan menggunakan benda suci untuk melemahkan para serigala dewasa. Setelah membunuh semua serigala dewasa, mereka lalu membunuh semua sandera yang masih kecil. Beberapa serigala dewasa berusaha menyerang mereka di tengah-tengah suasana hiruk-pikuk, tapi organisasi rahasia itu memiliki Air Suci untuk digunakan melawan serigala-serigala itu.

Organisasi rahasia itu sangat berkuasa, bahkan mempunyai akses terhadap benda-benda suci. Mereka memanfaatkan fakta di mana Suku Serigala dikucilkan oleh para dewa untuk keuntungan mereka. Baj*ng*n keji itu tidak keberatan menggunakan anak-anak kecil sebagai sandera untuk membunuh ibu dan ayah mereka, serta anggota suku yang lain, sementara anak-anak kecil malang itu hanya bisa menyaksikan dengan ngeri.

‘Novel itu tidak menyebutkan benda suci mana yang mereka bawa.’

Jika Cale tahu benda suci apa itu, dia akan bisa selangkah lebih dekat mengetahui identitas organisasi rahasia itu. Sayangnya, novel itu hanya menceritakan bagaimana Suku Serigala menjadi lemah gara-gara benda suci itu. Dia tidak punya cara untuk mengetahui identitas organisasi rahasia itu.

Cale bertanya pelan.

“Apa mereka semua tewas?”

 Choi Han menggelengkan kepala. Raut wajah Cale kembali mengeras. Choi Han mengamati raut wajah Cale yang kaku, lantas melanjutkan.

“Mereka berusaha menangkap anak-anak kecil.”

‘Menangkap? Aslinya, mereka membunuh semuanya. Kenapa mereka menginginkan anak-anak Suku Serigala?’

Pikiran Cale menjadi rumit. Choi Han membuat kontak mata dengan Cale yang sedang berpikir keras.

“Ketua suku tengah sekarat ketika kami tiba di pintu masuk desa Suku Serigala Biru.”

Anggota Suku Serigala Biru tidak mencapai 100 orang.

“Dan mereka sedang berusaha membawa 10 orang anak bersama mereka.”

‘…Ini menjadi terlalu berbeda dari novel.’

“Dan ketika ketua suku hendak roboh, seorang remaja lelaki menghadang orang-orang yang berusaha membawa anak-anak itu.”

“…Lock?”

“Ya. Remaja lelaki itu adalah Lock.”

‘Kenapa Lock muncul pada saat ini? Di novel, dia tetap bersembunyi, bahkan ketika anak-anak itu dibunuh. Apakah dia menganggap membunuh dan menculik itu berbeda? Apakah karena nalurinya yang ingin melindungi anggota keluarga dan adik-adiknya, yang lebih lemah darinya? Apa yang mungkin membangkitkan naluri serigala Lock?

“Saya menghentikan pembunuh bayaran itu. Tidak, saya berusaha membunuh mereka.”

Choi Han mengatakan itu sembari menatap balik Cale. Cale tidak menunjukkan emosi apa pun dan meminta Choi Han melanjutkan ceritanya.

“Teruskan.”

“…Saya menyadari bahwa orang-orang yang tidak memiliki lambang bintang di pakaian mereka menggunakan kekuatan hitam yang sama dengan pembunuh bayaran yang saya bunuh di Desa Harris.”

Cale balik bertanya dengan ekspresi terkejut.

“Mereka menggunakan kekuatan yang sama dengan orang-orang yang menghancurkan Desa Harris?”

“Ya.”

“…Astaga.”

Cale mencengkeram kepalanya dengan satu tangan dan mendesah. Dia bersikap seolah-olah itu pertama kalinya dia mendengar tentang hal ini. Tentu saja, semuanya hanya akting.

“Di antara mereka, hanya ada satu orang yang memiliki lambang bintang putih dengan lima bintang merah di dadanya. Orang itu adalah orang yang membunuh prajurit penjaga itu.”

Mata Choi Han mulai berkaca-kaca.

“Dan manusia sampah itu meminum darah dari Suku Serigala itu.”

Cale memejamkan matanya.

Penyihir peminum darah. Dia adalah orang sinting yang akan memimpin insiden teror di ibu kota. Dia membiarkan matanya terpejam seraya mendengarkan sisa laporan Choi Han.

“Pada akhirnya, saya tidak bisa menangkap atau membunuh mereka. Orang-orang yang saya tangkap bunuh diri, sedangkan yang lainnya berhasil kabur ketika orang dengan lambang bintang itu menggunakan sihir teleportasi.”

‘Kenapa penyihir peminum darah, yang merupakan penyihir tingkat tertinggi dan gila darah, berusaha menculik anak-anak Suku Serigala Biru alih-alih membunuh mereka semua seperti di novel?’

Cale tidak dapat menebak alasannya.

‘Apakah sesuatu berubah drastis karena aku menyelamatkan naga itu?’

Satu-satunya yang bisa Cale pikirkan adalah perubahan-perubahan dari cerita asli yang dia lakukan sejauh ini.

“Inilah yang penyihir itu katakan.”

Choi Han melanjutkan dengan suara yang marah dan getir.

“Sungguh mengecewakan. Mereka benih yang sempurna. Darah anak-anak kecil ini bahkan mungkin lebih lezat.”

Benih. Cale tidak tahu apa yang penyihir itu maksudkan dengan ‘benih’, tapi dia menyimpan kata tersebut di dalam benaknya lantas membuka matanya dan bertanya.

“Dan anak-anak itu?”

Si penjaga, ketua suku, dan semua Suku Serigala dewasa sudah meninggal. Satu-satunya yang tersisa hanyalah Lock dan 10 anak itu.

Choi Han menghindari tatapan Cale. Ini pertama kalinya dia melakukan itu sejak mereka duduk di meja ini. Cale langsung dapat menebak apa yang terjadi, lantas Choi Han memberi laporan dengan suara pelan.

“Mereka ada di penginapan.”

‘Sudah kuduga.’

Choi Han membuka dan menutup mulutnya berulang kali lantas menambahkan.

“Kami datang bersama-sama dengan sihir Rosalyn.”

‘…Ini akan menjadi masalah serius.’

Cale dapat merasakan masalah akan datang. Harusnya Choi Han meninggalkan anak-anak itu bersama pedagang yang bepergian bersama mereka. Meskipun pedagang itu saat ini masih jauh dari berkuasa, dia pedagang yang hebat.

“Cale-nim. Pedagang itu juga ada di penginapan.”

‘Beginikah ceritanya akan berjalan?’

Itulah yang Cale sedang pikirkan saat ini. Cale mengamati Choi Han, yang tampaknya sudah menyelesaikan laporannya, lantas menyandarkan punggungnya ke kursi dan mendesah.

Melihat Choi Han seperti itu, Cale bertanya.

“Kamu pasti penasaran.”

Choi Han melirik makanan dingin di depannya dan menjawab.

“Ya. Saya penasaran.”

Dia bahkan tidak perlu memberitahu apa yang membuatnya penasaran.

Siapa mereka.

Kenapa mereka melakukan hal-hal biadab seperti itu.

Dan kenapa Cale tahu tentang mereka.

Choi Han penasaran dengan semua hal itu. Cale mengamati bola mata Choi Han, yang tengah menunduk menatap makanan dingin di meja, dan berpikir.

‘Berandal ini sedang sangat marah sekarang.’

Kemarahan itu tidak mengarah pada Cale. Choi Han menajamkan amarahnya kepada organisasi itu lagi dan lagi, bagaikan sebuah pedang tajam. Desa Harris, naga yang disiksa, dan insiden dengan Suku Serigala Biru. Berdasarkan perangainya, Choi Han adalah seseorang yang akan lebih memilih bertarung dengan mereka daripada menghindari mereka.   

Cale mengambil sebuah roti yang sudah dingin tapi masih tetap enak, menyobek sepotong roti dan memasukkannya ke dalam mulut.

 “Aku berencana memberitahumu dua hal.”

“…Tapi tidak semuanya?”

“Benar.”

Cale tidak peduli Choi Han sedang memelototinya. Dia berdiri dengan roti masih di tangannya. Kursi itu terdorong tanpa menimbulkan suara di atas karpet.

“Berdirilah.”

“…Apa kita akan pergi ke suatu tempat?”

Cale mengecek jamnya setelah melihat Choi Han berdiri setelahnya. Malam sudah mulai larut. Tempat itu bahkan bersinar lebih terang semakin larut malam.

Cale berjalan ke arah pintu dan menjawab pertanyaan Choi Han.

“Kuil Dewa Kematian.”

Cale berencana pergi dengan Choi Han ke tempat paling terang saat malam hari, Kuil Dewa Kematian.

Ada tipe pendeta khusus di Kuil Dewa Kematian yang tidak dapat ditemukan di manapun di kontinen. Sang pendeta tuli.  

Mereka tidak dapat mendengar apapun yang kalian bicarakan satu sama lain. Itu sebabnya penganut Dewa Kematian mencari mereka. Walaupun Cale bukan seorang penganut, dia berencana mengunjungi mereka, seperti bangsawan kebanyakan.

Sesampainya di pintu, Cale berbalik. Choi Han masih berdiri di dekat meja. Cale tersenyum.

“Aku berencana memberitahumu dua kebenaran.”

Meskipun dia tersenyum, ucapan yang keluar dari mulutnya selanjutnya sama sekali bukan hal yang ringan.

“Dengan mempertaruhkan nyawaku.”

Bola mata Choi Han bergetar pelan. Akan tetapi, Cale masih memasang senyum di wajahnya lantas memutar tubuhnya.

“Ikuti aku.”

Choi Han perlahan-lahan bergerak menjauhi meja dan berjalan menuju pintu. Kedua matanya telah kembali tenang, tapi wajahnya masih kaku. Cale memutar gagang pintu dan mengulangi ucapannya sekali lagi.

“Aku akan memberitahumu kebenarannya dengan taruhan nyawaku.”

Cale menuju Kuil Dewa Kematian bersama Choi Han.

 

***

Proofreader: Harlianti



<<<

Chapter Sebelumnya                   

>>>             

Chapter Selanjutnya 

===

Daftar Isi  


 

 

No comments:

Post a Comment