Hai, guys. Aku kembali untuk season kedua dari drama Seirei no
Moribito. J
Season kali ini berjumlah 9 episode. Yup, 2 kali lebih panjang dari season
pertamanya. Hal ini karena ceritanya lebih kompleks dan konfliknya lebih
meluas. Dan bagi yang menyukai chemistry
Balsa dan Chagum terpaksa harus menunggu dengan sabar, karena di season ini
Balsa dan Chagum akan melakukan perjalanan mereka sendiri-sendiri. L
Setelah berhasil
menetaskan telur roh Nyunga Ro Im dan mencegah bencana kekeringan di kerajaan
New Yogo, Chagum pun kembali ke istana dan dinobatkan menjadi putera mahkota
menggantikan kakaknya, Sagum, yang meninggal karena sakit. Season kedua
mengambil cerita 4 tahun setelah season pertamanya, di mana pangeran Chagum
kini telah menginjak remaja, tepatnya berusia 15 tahun.
Berpisah dengan
Chagum, Balsa pun kembali melanjutkan tugasnya sebagai bodyguard yang membawanya mengelana ke kerajaan Rota. Di sana, dia
bertemu dengan kakak beradik dari suku Talu, Chikisa dan Asla, tepatnya
menyelamatkan mereka dari para penjual budak. Namun, sang adik perempuan
bukanlah anak biasa. DI dalam tubuhnya bersemayam iblis pembawa kehancuran yang
disembah oleh suku Talu sebagai dewa yang dikenal dengan nama Taluhamaya. Dengan
kekuatan iblis yang dimilikinya, Asla dapat membunuh sejumlah orang dalam
sekejap mata. Karena itulah, keberadaannya ditakuti dan sekaligus ingin
dilenyapkan. Balsa harus melindungi Asla dari kejaran Sfal dan Shihana, seorang
Kashal atau shaman sekaligus prajurit bayangan Raja Rota.
Melihat Asla
yang dipenuhi dengan kebencian dan rasa dendam hingga tidak segan membunuh
siapapun yang hendak menyakiti dirinya dan kakaknya, Basla seolah melihat cerminan
dirinya di masa lalu. Basla pun menyadari, tidak hanya harus melindungi Asla
dari orang-orang yang mengejarnya, dia pun harus menyelamatkan Asla dari
ancaman kegelapan hati yang membayanginya.
Sementara itu,
pangeran Chagum dikirim oleh Raja New Yogo bersama satu pasukan kapal perang
untuk menjawab permintaan bantuan dari kerajaan Sangal yang hendak diserang
oleh Kerajaan Talsh. Kerajaan Talsh berambisi menaklukkan semua kerajaan dan
menyatukan mereka di bawah kekuasaannya. Chagum menyadari penugasan dirinya ke
Sangal tidak lain adalah usaha ayahnya untuk menyingkirkannya. Sesampai di
Sangal, Chagum dan prajurit yang bersamanya tertangkap dan menjadi tawanan
perang.
Namun, Chagum berhasil meloloskan diri meski akhirnya tertangkap
kembali dan dipertemukan dengan pangeran Raul dari kerajaan Talsh. Untuk
menghindari perang yang akan menelan banyak korban jiwa, pangeran Raul
menawarkan Chagum untuk merebut tahta dari ayahnya dan bersekutu dengan
kerajaan Talsh. Tentunya pilihan yang sulit, terlebih bagi pangeran muda kita yang
berhati mulia. By the way,
sinopsisnya cukup sampai di sini saja ya. Jika ingin tahu keputusan yang
dipilih Chagum, tonton aja dramanya,,,hehehe.
________________________________________________________________
Anyway, overall season kedua ini memuaskan
seperti season pertamanya. Memang
agak panjang, tapi karena ceritanya yang kompleks dan banyak karakter-karakter
baru yang bermunculan, tentunya durasi yang lebih panjang memang diperlukan.
Walaupun ada sedikit perubahan pada angel
kamera dan editing terutama di
awal-awal episode, seluruh bagian dari drama ini tetaplah patut mendapat
acungan jempol. Adegan pertarungan yang pastinya lebih banyak dan selalu dapat
mengikat perhatian penonton. Karakter-karakter baru dengan pilihan casting yang sesuai dan penggambaran
peran yang meyakinkan. Dan di atas segalanya adalah setting dan properti lokasi, furnitur, pakaian dan atribut yang
mencerminkan kekhasan masing-masing kerajaan, suku, dan individunya merupakan
keunggulan yang menonjol dari drama ini.
Salut buat keseriusan produser dan
sutradaranya untuk menyiapkan materi yang beragam dan penuh dengan detil yang
memanjakan mata penonton. Lebih dari sebelumnya, rasanya seolah berada di dunia
yang “benar-benar nyata”, seperti dunia sihir Harry Potter atau dunia 5 klan-nya Raib. (If you are a novel freak, you’ll know what I mean J)
Di review
sebelumnya, saya memuji akting yang ‘meyakinkan’ dari aktris yang memerankan
Balsa. Kali ini, saya ingin menyebut secara khusus aktor/aktris lain yang
menurut saya menyuguhkan penggambaran peran yang kuat. Yang pertama adalah
pemeran Shihana (Yoko Maki) yang tampil sebagai rival wanita yang tangguh untuk
Balsa. Scene pertarungannya, terutama
dengan Balsa, terlihat natural dan penggambaran karakter Shihana yang kuat juga
terlihat jelas. Yang kedua adalah Mizuki Itagaki, pemeran Chagum. Chagum adalah
karakter pangeran muda yang ‘lembut’ namun sekaligus ‘tangguh’. Menurut saya,
Itagaki berhasil menampilkan kedua sisi karakter Chagum dengan baik. Di
episode-episode akhir, pertumbuhan karakter Chagum yang menghadapai masalah
demi masalah dan “mendewasakan dirinya secara paksa” membuat saya semakin larut
dalam cerita dan bersorak dalam hati mendukung kemenangan sang pangeran.
Rio Suzuki, yang
memerankan Asla juga patut mendapat apresiasi. Meskipun berusia muda, akting
aktris cilik itu justru sangatlah ‘dewasa’. Perubahan eskpresi wajahnya
benar-benar menunjukkan emosi yang kuat. Bicara mengenai artis cilik, saya
ingin menyebutkan -meskipun terlambat,,, hehe - bagaimana akting dari Chagum
kecil dan Balsa remaja sangatlah memuaskan. Pertumbuhan karakter Chagum yang
arah hidupnya berputar 180 derajat, dari pangeran bungsu yang manja tiba-tiba
harus menghadapi berbagai pengalaman yang mengancam nyawanya. Rasa frustasi
yang justru kemudian membentuknya menjadi pribadi yang tangguh digambarkan
sangat baik oleh Kai Kobayashi. Sedangkan, aktris Kaya Kiyohara mampu tampil
sebagai Balsa remaja yang sama kuat dan tangguhnya dengan pemeran Balsa dewasa.
Tak ketinggalan adalah Raja New Yogo yang tidak lain diperankan oleh veteran
antagonis Tatsuya Fujiwara (Light Yagami, Death
Note). Sebenarnya, aktingnya yang paling berkesan adalah saat monolognya di
episode akhir season 2. Meski penonton lebih mengenal sisi jahatnya yang tidak
segan memerintahkan membunuh anaknya sendiri, di episode terakhir saya dapat
melihat sisi lain Raja New Yogo yang sangat mencintai dan memiliki kebagaan
tinggi pada kerajaan dan rakyatnya.
Anyway, semua
aktor dan aktris di drama ini memerankan karakter mereka masing-masing dengan
baik. Hanya saja, nama-nama yang saya sebutkan di atas meninggalkan kesan yang cukup
kuat sehingga rasanya sayang jika tidak disebutkan satu per satu. Oh ya, satu
pujian lagi untuk aktris pemeran Torogai (Reiko Takashima). Sebenarnya dari
segi keberhasilan dalam peran, menurut saya dialah yang patut mendapat posisi
tertinggi. Dan salut untuk tim wardrobe dan make-upnya, Torogai benar-benar
terlihat seperti karakter penyihir tua dan aneh yang sangat khas dari novel
fantasi seperti ini.
Rasanya tidak
sabar untuk menonton season 3.
Sedikit spoiler, Balsa dan Chagum akan melakukan perjalanan bersama lagi di
season final ini. Uh,,, rasanya tidak sabar melihat reuni guru dan murid ini. See you again on review of the final season.
;)