Sunday, January 9, 2022

Remarried Empress (#293) / The Second Marriage

 



Chapter 293: Memakan Umpan (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Ketika Heinley memandang wanita itu dengan heran, Marquis Ketron semakin puas.

'Dia anak nakal yang kurang ajar. Ini tidak akan terjadi jika dia mendengarkanku sebelumnya.' Marquis Ketron bergumam sinis, meskipun dalam hati.

Akan lebih menyenangkan jika permaisuri hadir pada kesempatan ini, tetapi dia tidak dapat menghadiri pertemuan dewan negara karena dia terlalu sibuk dengan hal-hal lain.

Dengan setiap langkah yang diambil wanita itu ke tengah-tengah ruangan, dia menarik lebih banyak perhatian dari mereka yang hadir.

Tidak seperti yang diharapkan Marquis Ketron, Heinley bersikap seolah-olah dia mengenal wanita itu,

"Lama tidak bertemu, Lady Aliya."

"Nama saya Meliya, Yang Mulia."

"Lupakan bagian itu."

Namun, Marquis Ketron menganggap situasi ini jauh lebih baik.

Melihat mereka memiliki percakapan yang ramah di depan semua orang, orang-orang akan lebih percaya pada cinta lama antara Heinley dan wanita itu.

"Yah. Lady Meliya. Apa yang membawamu kemari?"

Ketika Heinley bertanya dengan tenang, Marquis Ketron menggigit bibirnya untuk menyembunyikan senyumnya.

"Saya datang ke sini karena sebuah janji dengan Marquis Ketron."

Tetapi setelah mendengar jawaban wanita itu, suasana hati Marquis Ketron yang tadinya baik berkurang setengahnya.

'Omong kosong apa yang dia katakan ...! Meskipun benar kalau aku membawanya ke sini, bagaimana dia bisa secara terang-terangan mengatakan kalau akulah yang mendorongnya untuk melakukan ini!’

Tatapan Heinley jatuh pada Marquis Ketron.

"Apa yang dia janjikan padamu?"

“Sulit untuk mengatakannya di sini. Saya dapat memberi tahu Anda persis apa yang dia janjikan kepada saya secara pribadi. Tapi dia tidak menepati janjinya, dia memaksa saya melakukan hal-hal absurd yang membuat saya kesal dan kemudian dia membuang saya. Itu sebabnya saya di sini.”

Marquis Ketron tercengang. Apa yang wanita ini sedang bicarakan?

Wanita itu bersikap seolah-olah ada semacam kesepakatan antara dirinya dan Marquis.

Perhatian mereka yang hadir beralih ke Marquis Ketron ketika mereka mendengar kata-kata penting ini.

Marquis tidak tahan lagi dan melangkah maju, berbicara dengan nada setenang mungkin,

“Wanita muda itu mengaku sebagai wanita simpanan Yang Mulia Kaisar. Saya beranggapan itu mungkin benar, jadi saya berjanji untuk membawanya ke hadapan Yang Mulia. Saya pikir saya telah menepati janji saya dengan membawanya ke sini. Tapi sepertinya nona muda itu tidak berpikiran sama.”

Begitu dia selesai berbicara, wanita itu bergegas ke Marquis Ketron, berteriak, "Pengkhianat!"

Tapi para kesatria menghentikan wanita itu sebelum dia bisa mencapai Marquis.

"Apa-apan kamu ini!?"

Marquis Ketron berteriak marah, dan wanita itu berseru sambil menunjukkan lambang Keluarga Ketron.

“Kamu berjanji padaku, kamu bahkan memberiku ini, apakah kamu mencoba untuk menganggapku sebagai wanita gila di depan Yang Mulia? Kamu benar-benar kejam!”

Telinga Marquis Ketron memerah ketika orang-orang yang hadir mulai bergumam.

Marquis mengatupkan giginya. Dia bisa menunjukkan kalung dengan lambang Pangeran Heinley kepada semua orang, tetapi dengan begitu semua menjadi jelas kalau dia telah mendorongnya untuk melawan Heinley.

Begitu Pertemuan Dewan Negara selesai, Marquis Ketron mendekati wanita itu dengan marah.

"Apa yang kamu lakukan?"

Wanita itu tersenyum acuh tak acuh dan menjawab,

“Aku melakukan apa yang kamu inginkan. Hanya saja aku mengarahkan ke arah lain.”

Dia memiliki sikap yang sangat tenang dan percaya diri. Dia tampak sangat yakin dengan tindakannya, bahkan tidak takut menimbulkan kehebohan di Pertemuan Dewan Negara.

Kembali ke rumah, Marquis Ketron menyadari kalau dia telah jatuh ke dalam jebakan dan segera pergi ke kantor Heinley.

“Apakah itu jebakan Yang Mulia? Wanita itu adalah bawahan Anda?”

Mendengar kata-kata memaksa dari Marquis Ketron, mata Heinley membelalak lebar seolah berkata, 'Apa yang kamu bicarakan?'

Dia memiliki ekspresi bingung sehingga Marquis Ketron berpikir sejenak, 'Apakah aku salah?'

Marquis Ketron terdiam karena ketidakpastian.

Tetap dengan ekspresi itu, Heinley mengeluarkan lambang Keluarga Ketron dari sakunya.

"Itu dia!"

Masih dengan mata terbelalak, Heinley mengulurkan lambang itu tiga kali di depan wajah Marquis, dan tersenyum lebar saat dia memasukkannya kembali ke dalam sakunya.

“Yang Mulia!”

“Banyak yang penasaran. Mereka ingin tahu apa sebenarnya hubungan antara wanita itu dan Marquis Ketron, apa yang dijanjikan Marquis padanya, dll. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana aku harus menjawabnya, Marquis?”

Marquis Ketron menggertakkan giginya dengan marah. Tapi dia tidak bisa menjawab.

Heinley mengedipkan mata padanya dan menepuk bahunya dua kali.

"Sementara aku memikirkan jawaban apa yang harus kuberikan, kamu juga harus memikirkan perilakumu mulai sekarang."

Heinley bergumam dan pergi lebih dulu. Sementara itu, marquis berteriak dan menghentakkan kakinya dengan keras ke lantai.

Saat McKenna berdiri di koridor menunggu Heinley, dia mendecakkan lidahnya saat mendengar teriakan itu datang dari kantor.

“Lagi-lagi dia mencoba menyakiti Yang Mulia, dia seharusnya bersyukur dia masih utuh. Benar-benar idiot, kan?”

“Sihir, keluarga, bakat sebagai diplomat, aku tidak akan segan untuk menggantinya jika dia tidak memiliki salah satu dari ketiganya. Sayang sekali."

Heinley juga mendecakkan lidahnya dan menyerahkan lambang itu kepada McKenna,

"Ini akan menjadi kesempatan terakhirnya."

Heinley kemudian mengakui pekerjaan hebat dari Kesatria Pengawal Kekaisaran yang telah melemparkan tombak ke Marquis Ketron dan menjaga rumah wanita itu selama berminggu-minggu.

* * *

Lagi-lagi, Viscount dan Viscountess Isqua mengganggu Evely.

Dia diundang ke pesta teh oleh tamu-tamu terhormat di Istana Selatan, tetapi mereka juga ada di sana.

Viscount dan Viscountess Isqua tampak sangat sopan, mungkin karena orang-orang yang hadir di tempat itu, tetapi mereka sesekali menggoda Evely.

Burung dengan bulu yang sama selalu terbang bersama, bahkan mereka yang selalu baik pada Evely pada akhirnya juga seorang bangsawan, jadi ketika Viscount dan Viscountess Isqua membuat lelucon yang menghina status Evely, mereka malah tertawa bukannya menghentikan mereka.

Evely menyadari kalau kebaikan para tamu terhormat di Istana Selatan tidak setulus yang dia kira. Mereka hanya bersikap seperti bangsawan berstatus tinggi yang memberi sedekah kepada 'orang biasa yang baik'.

Merasa tertekan, Evely kembali ke kamarnya dan membuka pita di bagian atas gaunnya dengan satu tangan seolah-olah akan merobeknya.

Setelah menanggalkan pakaian seolah-olah melepas mantel yang menyesakkan, dia bergegas ke kamar mandi.

Saat dia mandi, Evely menyadari kalau dia kehilangan kalung yang selalu dia kenakan.

“Kalungku!”

Evely keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk, tanpa mengeringkan dirinya sepenuhnya, dan mencarinya di antara pakaiannya, di bawah tempat tidur, di bawah permadani, dll.

Tapi kalung itu tidak bisa ditemukan.

Setelah berpakaian, dia kembali ke pesta teh, tapi itu juga tidak ada di sana.

“Ck!”

Evely mendecakkan lidahnya, kembali ke kamarnya dan menggebrak meja.

Dia selalu memakainya. Dia tidak tahu kapan, di mana, atau bagaimana kalung itu hilang. Menyadari kalung itu tidak ada di kamarnya, dia berpikir mungkin dia tidak kehilangan kalung itu hari ini.

Evely yang sangat marah tiba-tiba menyadari sesuatu yang aneh.

'Hah?'

Evely menjadi tenang dan memeriksa mana di tubuhnya sendiri.

Dia bisa merasakan mana, bagaimana mana beredar dalam tubuhnya, sedikit memang, tapi mananya telah kembali.

'Bagaimana bisa?'

Ketika dia mengenakan kalung itu, dia tidak merasakan apa-apa tidak peduli seberapa keras dia mencoba memeriksanya sebelum tidur.

Dia tidak tahu alasannya saat itu, tetapi setelah memeriksanya sekarang, tampaknya mana yang telah kembali ke tubuhnya sangatlah sedikit sehingga terkubur di bawah mana dalam kalung itu, sehingga tidak dapat dibedakan.

Namun, karena sekarang dia tidak memiliki kalung itu, dia tahu kalau mananya telah kembali.

Evely melompat kegirangan, dan berlari ke penyihir istana.

“Penyihir! Mana-ku kembali!”

SipPenyihir, yang menyuruhnya agar tidak berlari di koridor Istana Kekaisaran, berteriak dengan gembira. Keduanya saling berpelukan dengan penuh kegembiraan.

Penyihir istana butuh beberapa saat untuk kembali sadar dan bertanya dengan heran,

"Bagaimana bisa? Kapan kembalinya?”

"Aku tidak tahu. Kalung yang aku kenakan adalah kalung mana. Aku juga tidak tahu persis kapan mana-ku kembali karena kalung itu menekannya.”

"Kalung mana?"

"Ya."

"Apakah kalung itu mengembalikan manamu?"

"Aku tidak tahu."

Evely menggelengkan kepalanya dengan sedih.

“Selain itu, aku kehilangan kalung itu. Aku tidak tahu apakah itu dicuri atau aku menjatuhkannya.”

"Aku akan berbicara dengan Kaisar agar bawahannya mencarinya di semua tempat."

Penyihir istana meyakinkan asistennya yang pintar. Kemudian, dia langsung pergi ke kantor Sovieshu, menceritakan apa yang terjadi dan bertanya,

“Jadi Yang Mulia, tolong kirim bawahan Anda untuk mencari di setiap sudut Istana Kekaisaran untuk menemukan kalung Evely. Jika kalung itu benar-benar membantu Evely mendapatkan kembali mana-nya, itu mungkin juga membantu menyelesaikan fenomena penurunan penyihir.”

Sovieshu mengangkat alisnya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari laci dan mengulurkannya padanya,

“Apa mungkin ini?”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 292            

>>>             

Chapter 294

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment