Thursday, March 11, 2021

Remarried Empress (#152) / The Second Marriage (Ep. 72)

 


Chapter 152 - Mengapa Memanggilku Kakak? (1)

 

"Tuan Koshar. Ini adalah Raja Heinley I dari Kerajaan Barat. "

Pengawal itu meninggalkan sikap bermain-mainnya dan memperkenalkan Raja Heinley, dan Koshar membungkuk kepada Heinley dengan sangat sopan. Pria itu menganggap sikap Koshar terlalu kasar sebagai penerus keluarga Troby, tetapi ketika dalam situasi yang dibutuhkan, Koshar menunjukkan tata krama yang sempurna. Pria itu menatap antara Koshar dan Heinley, dengan tegang menantikan  apa yang akan mereka perbincangkan.

"Kerja bagus. Kamu boleh pergi."

Heinley memerintahkan pria itu untuk pergi, dan dia terpaksa berbalik dengan kecewa.

Koshar menyaksikan adegan itu dengan saksama. Dia terlihat tenang di luar, tetapi di dalam hatinya dia masih terkejut. Bukan karena pria berpenampilan bandit itu menawarkan untuk memperkenalkannya kepada saudara perempuannya, tetapi karena Raja Barat sepertinya sangat mengantisipasi kedatangan Koshar.

‘Bagaimanapun juga, ini hal yang bagus.’

Sekarang setelah dia bertemu raja, dia tidak perlu membuang dendamnya terhadap Rashta.

“Yang Mulia.”

Koshar membuka mulutnya untuk memberikan salam resminya. Namun, sebelum dia bisa mengatakan apa pun, sesuatu yang mengherankan terjadi.

"Kakak. Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan Anda. "

Raja Heinley memanggilnya 'kakak'. Koshar berkedip karena terkejut.

"…Apa?"

Koshar tidak bisa berkata-kata. Dia berdiri mematung, dan Heinley tertawa kecil.

"Ah. Sepertinya Anda tidak tahu bagaimana harus bereaksi. "

Sebenarnya, Heinley sendiri juga tidak yakin apa yang harus dilakukannya setelah ini. Dia hanya berpikir untuk membawa saudara laki-laki Navier ke kerajaan, tetapi tidak mempertimbangkan rencana apa pun di luar itu. Dia hanya tahu bahwa untuk mendapatkan kepercaayaan dari Navier, dia harus mendapatkan kepercayaan dari keluarganya. Di mata Heinley, Koshar ditandai sebagai "Prioritas nomor satu."

Demikian pula, Koshar, yang tidak tahu alasan pemanggilannya, tertegun bingung harus berkata apa. Meskipun Koshar sesekali bertengkar dengan Sovieshu sejak kecil, dalam suasana resmi, dia selalu memperlakukan Kaisar dengan sopan. Koshar telah mengikuti pelajaran etiket yang sama seperti Navier, tetapi seorang raja dari negara lain tidak pernah memanggilnya "kakak" dengan tiba-tiba.

"Apa maksudnya-"

Heinley memberikan "Ah" dan menunjuk ke pintu dengan senyum ramah yang lebar.

“Silakan masuk dulu. Kita bisa bicara nanti setelah Anda merasa segar dan beristirahat. Apakah Anda kelelahan?"

"?"

“Anda sangat mirip dengan saudara perempuan Anda.”

"?!"

Kamar yang disiapkan untuk Koshar nyaman, luas, dan mewah. Interiornya berwarna krem ​​lembut, dan kayu serta pengerjaan furniturnya berkualitas terbaik. Bak mandi diisi dengan air hangat dan ditaburi kelopak mawar, dan disiapkan pakaian yang sesuai dengan ukurannya.

'Bagaimana dia tahu ukuranku?'

Dia tidak tahu bahwa Heinley telah menyiapkan pakaian dalam berbagai ukuran, Koshar merasa seperti dirasuki oleh hantu.

'Jika aku mendengarkan dia, maka aku akan mengetahui semua alasannya.'

Setelah mengganti pakaiannya, Koshar diantar oleh seorang pelayan ke Raja Heinley.

Ketika Koshar memasuki ruangan, entah bagaimana, Heinley terlihat lebih muram dari sebelumnya. Dia sedang duduk di meja, ekspresinya murung dan dahinya berkerut. Namun, ketika dia melihat Koshar, dia bangkit, menyambutnya, dan memanggilnya "kakak".

"Kupikir warna merah akan cocok untuk Anda, kakak."

“Yang Mulia. Saya minta maaf, tapi Anda terus memanggil saya kakak ..."

"Ah. Biar saya jelaskan. "

Akan tetapi, Heinley tiba-tiba merasa sulit untuk berbicara. Koshar menunggu dengan sabar, dan setelah sekitar lima menit, Heinley mengaku.

“Sebenarnya, saya tidak tahu harus berkata apa.”

"…Tentang?"

“Satu-satunya yang pasti adalah adik Anda. Saya berjanji akan menikahinya. "

Koshar tengah menyesap air, dan dia tersedak ketika mendengar kata-kata Heinley. Heinley dengan cepat menawarinya saputangan. Koshar mengulurkan tangan untuk menerimanya, ketika dia melihat inisial yang tersulam di atasnya.

‘Itu inisial Navier. Itu berarti saputangan ini—‘

"Ah. Ini."

Heinley dengan cepat menarik saputangan itu, lalu mengeluarkan saputangan lainnya dan tersenyum canggung.

"Maafkan saya. Saya sering mengeluarkan yang itu terlebih dulu. "

"Saputangan itu adalah ..."

“Ini awalnya milik Permaisuri Navier.”

Koshar sudah menduganya. Saputangan itu disulam dengan ceroboh oleh tangan ayahnya yang tidak terampil.

"Saya tahu. Ayah saya memberikannya ke Navier sebagai hadiah. "

"Benarkah?"

Heinley tersenyum, pipinya agak memerah.

“Jadi saputangan itu berasal dari ayah mertua.”

Koshar senang dia tidak minum air kali ini. Dia hampir tidak bisa memahami semua yang dikatakan raja muda itu. Ayah mertua? Tidak, mengapa raja memiliki sapu tangan itu?

"Ah. Permaisuri Navier memberikannya kepada saya. "

Koshar terus menatapnya dengan ragu.

“Dia mengikatkannya di leher saya.”

Koshar kebetulan sedang minum air lagi. Dia terbatuk-batuk dengan kencang lantas Heinley menepuk-nepuk punggung Koshar dengan simpatik.

‘Permaisuri Navier mengikatkan saputangannya ke leher raja itu?’

“Itu rahasia.”

Heinley dengan cepat menambahkan, teringat kalau Navier mengikatkan saputangan itu padanya ketika dia masih seekor burung.

'Dia mengikatkannya secara rahasia!'

Koshar mencengkeram cangkirnya lebih erat. Kepalanya berputar. ‘Apa yang sedang terjadi disini? Mengapa Permaisuri Navier mengikatkan saputangan ke leher raja?’

Heinley menempelkan saputangan ke dadanya dan melanjutkan dengan senyum bangga di bibirnya.

“Situasinya mendesak, jadi saya akan jelaskan dulu. Saya berjanji untuk menikahi Permaisuri Navier."

"Kenapa…"

“Saya tidak tahu persis keadaannya. Tapi Yang Mulia Permaisuri melamar saya lebih dulu. "

“N-Navier!”

"Ini hanya tebakan ... tapi saya yakin Kaisar Sovieshu sedang bersiap untuk menceraikan Permaisuri."

Wajah Koshar membeku karena terkejut.

"Maksud Anda apa?"

Wajah Koshar sangat mirip dengan Navier, membuat jantung Heinley berdebar-debar.

“Seperti yang saya katakan, saya tidak tahu detailnya. Tapi dia bukan orang yang akan melamar saya tanpa alasan. "

“…”

“Sayangnya, dia menawari saya pernikahan demi keuntungan bersama.”

Navier. Saudari Koshar yang berharga, yang satu-satunya impiannya adalah tumbuh menjadi permaisuri. Jika dia berencana menikah dengan Raja Barat, pasti ada alasannya.

"Saya mengerti."

Koshar mengangguk. Dia tahu bahwa Sovieshu sangat mencintai selirnya, dan bahwa dia juga sedang hamil. Orang yang sedang jatuh cinta bisa melakukan hal-hal gila. Mungkin Navier mendengar tentang perceraian Sovieshu dari selir itu. Namun…

“Sepertinya Anda menerima tawaran itu. Mengapa?"

Dia tidak mengerti. Navier berada dalam posisi yang sulit secara politik, dan telah menawarkan lamaran sebelum bercerai. Mengapa Heinley menerimanya begitu saja? Navier adalah wanita yang cantik tentu saja, tetapi pernikahan antara bangsawan dan keluarga kerajaan tidak dimaksudkan untuk menjadi romantis. Koshar menimbang untung dan ruginya. Raja Heinley juga harusnya memiliki banyak pertimbangan.

Namun, jawaban Heinley sangat sederhana.

"Saya mencintainya."

Koshar mengedipkan mata lebarnya. Apa?


<<<

Chapter Sebelumnya                   

>>>             

Chapter Selanjutnya 

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment