Saturday, February 27, 2021

Trash of the Count’s Family (#19)

 


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 19: Melihat Seekor Naga (2)

 

Lokasi tempat kedua anak kucing, On dan Hong, mengubur bola hitam itu di luar dugaan Cale.

Vila Viscount itu berjarak 30 meter dari gua sang naga. On dan Hong mengubur bola hitam 50 meter dari gua itu, di area penuh pepohonan dan semak belukar, sehingga bola itu akan sangat susah ditemukan.

“Kalian berdua hebat sekali.”

“Kalau cuma segini sih gampang.”

On bilang itu mudah, tapi Cale dapat melihat hidung On berkedut karena senang. Cale, Choi Han, On dan Hong berjongkok di sekitar lokasi bola hitam, yang dikenal sebagai Alat Pengacau Mana, terkubur, dan melihat ke arah pintu masuk gua berjarak 50 meter, serta vila Viscount yang terletak jauh di belakangnya.

“Kalian ingat rencananya?”

Cale telah menjelaskan rencana mereka dalam perjalanan kemari. Walaupun sebenarnya, rencana mereka tidaklah banyak.

“Ada 6 orang berjaga saat ini.”

Cale mengingat informasi yang dia baca di ‘Kelahiran Pahlawan’. Naga Hitam itu pintar, seperti kebanyakan naga. Dia telah mengumpulkan informasi selama empat tahun dia ditawan, dan ada alasan mengapa naga itu melarikan diri dua hari kemudian sekitar waktu ini.

Kurang lebih ada total 30 orang yang tinggal di vila. Biasanya, hampir 100 orang, tapi jumlahnya perlahan berkurang karena mereka menyadari selama 4 tahun terakhir tidak ada seorangpun yang pernah datang ke area ini.

Tentu saja, di antara 30 orang itu, terdapat 3 ksatria level-tinggi setingkat Wakil Kapten, dan 7 ksatria level-menengah. Selain itu masih ada prajurit, penyiksa dan pekerja serampangan. Banyaknya orang di sini menunjukkan seberapa besar perhatian Marquis terhadap lokasi ini.

Akan tetapi, Cale punya Choi Han. Choi Han mampu melumpuhkan ksatria terkuat di Kerajaan Roan dalam 10 gerakan. Seseorang seperti dia ada di pihak mereka.

“Biar aku jelaskan sekali lagi. Ada satu ksatria level-tinggi dan dua kstaria level-menengah di pintu masuk gua, serta dua prajurit. Di dalam gua, hanya ada satu ksatria level-tinggi, dan penyiksa itu berada di ujung gua.”

Choi Han terkesiap begitu mendengar kata penyiksa, tapi Cale tidak peduli. Cale tidak menghiraukan tentang apa yang terlintas di pikiran Choi Han saat ini. Bola hitam itu akan segera aktif, dan mereka perlu bergerak dengan cepat.

“Alat perekam sihir yang terpasang mulai dari vila sampai pintu masuk gua akan berhenti bekerja selama 40 menit berkat bola hitam yang dikubur On dan Hong. Begitu juga dengan alarm, jebakan sihir dan yang lainnya. Tidak ada satupun yang akan berfungsi selama 40 menit.”

Mereka perlu menjinakkan naga ini, makhluk pengguna sihir terkuat di dunia, tapi mereka tidak bisa meminta tolong pada penyihir manapun. Itulaj mengapa sebagai gantinya Marquis Stan memilih untuk memenuhi area ini dengan alat sihir. Alasan mengapa hanya ada sedikit penjaga di sekitar pintu masuk juga karena mereka mengandalkan alat sihir mereka.

Itu sebabnya mengapa naga itu tidak punya pilihan selain membuat ledakan mana agar bisa melarikan diri.

‘Mata untuk mata, dan uang untuk uang.’

Karena Marquis menggunakan uang, Cale juga menggunakan uang. Cale menepuk-nepuk kantong sihir yang tergantung di pinggangnya. Ini adalah kantong sihir yang memungkinkanmu menyimpan banyak barang. Di dalam kantong ini terdapat berbagai macam alat sihir, alat-alat berguna dan benda-benda.

“Saya hanya perlu melumpuhkan penjaganya?”

Tentu saja, Choi Han yang akan bertarung. Kenapa Cale mau susah-susah berkelahi ketika orang sekuat dia ada di dekatnya? Cale berpikir sayatan kertas saja sudah sangat menyakitkan, sehingga memikirkan dirinya tersayat pedang saja dia ogah.

“Ya. Kamu satu-satunya yang bisa kuandalkan untuk melindungiku.”

‘Setidaknya untuk sekarang.’

Cale melihat Choi Han dengan ekspresi serius, dan Choi Han menganggukkan kepalanya dan balas berkata dengan tulus.

“Saya pasti akan memenuhi harapan Anda.”

“Ya. Seperti yang aku jelaskan, pastikan mereka melihat seragam kita baru kemudian buat mereka pingsan. Jangan bunuh mereka, dan jangan perlihatkan seni pedangmu pada mereka. Kamu ingat apa yang harus kamu lakukan setelah itu, kan?”

Aura hitam transparan unik Choi Han seharusnya dapat mudah tersamarkan dalam gelap, jika dia mengunakannya dengan hati-hati. Cale yakin Choi Han mengerti, karena dia telah memberitahu Choi Han berulang kali.

“Ya, saya ingat semuanya.”

“Bagus. Kuserahkan padamu.”

Cale menepuk pundak Choi Han, lalu menyerahkan alat pengubah suara kepadanya. Akan berbahaya jika dia harus berbicara selama pertarungan dan mereka mengenali suaranya.

“Ini mahal, jadi jangan sampai rusak.”

“Mengerti. Anda tidak perlu khawatir.”

Cale lalu menoleh ke kedua anak kucing. Cale merespons kibasan ekor mereka, yang tampak seakan meminta sesuatu.

“Aku akan beri kalian daging setelah ini selesai.”

Sepertinya itu bukan jawaban yang mereka harapkan, karena mereka mendengus lalu berpaling. Cale tidak terlalu menghiraukannya, dia justru mengecek waktu di jam tangannya.

‘Lima menit lagi.’

Langit telah berubah gelap, dan waktu malam tiba.

Cale lalu teringat percakapannya dengan Billos.

‘Benda sihir yang telah dipengaruhi oleh Alat Pengacau Mana akan seketika berhenti bekerja, dan sebagian besar akan mati sendiri agar tidak meledak.’ Akan tetapi, benda sihir berkualitas tinggi akan mulai berbunyi untuk memberi tanda bahwa mereka rusak. Mereka tidak seperti alarm sihir, melainkan, lebih seperti jam alarm.’

‘Kemungkinan suaranya akan nyaring?’

‘Saya tidak tahu di mana Anda berencana menggunakannya, tapi suaranya akan cukup nyaring untuk didengar musuh.’

Billos menyeringai lalu melanjutkan.

‘Akan tetapi, jika ada banyak benda sihir di area itu, suasananya mungkin akan jadi kacau balau karena semua alarm berbunyi pada waktu bersamaan.’

Menurut Cale, membuat mereka kacau balau sudah cukup.

“Siap-siap.”

Kedua anak kucing itu turut melumuri diri mereka dengan arang untuk menutupi warna bulu mereka. Mereka lalu meninggalkan Cale dan menghilang dalam gelap, sehingga Cale tidak dapat lagi melihat mereka. Mereka berdua tidak akan memperlihatkan diri di depan musuh hari ini.

Akan tetapi, Cale tahu mereka akan mengikuti rencana dan berada di sekitar Cale.

Choi Han melipat sapu tangan yang tadi dia gunakan untuk mengelap pedangnya, lalu memasukkannya ke dalam saku.

Setelah semua persiapan selesai, Cale berdiri.

Nguuuuuuuuuuuuuung.

Sesuatu mulai bergetar tepat di bawah di mana Cale dari tadi duduk. Bola hitam itu mulai aktif.

Klik. Klik.

Jarum detik di jam tangan Cale perlahan mendekati waktu yang ditentukan.

Dan akhirnya, detik terakhir.

“Ayo.”

Atas perintah Cale, Choi Han mengikuti rencana mereka dan berlari ke depan dengan cepat, sementara On mulai membuat kabut di area itu. Cale berada di tengah-tengah kabut, membuatnya sukar dilihat. Pada saat yang sama,

Nguuuuuuuuung—

Bola hitam itu akhirnya aktif sepenuhnya.

“Kurasa tidak semuanya benda sihir berkualitas tinggi.”

Beberapa benda sihir mulai berbunyi nyaring untuk memberi sinyal status mereka. Cale menyusul di belakang Choi Han dengan kabut yang menyelubunginya, dan menuju ke gua.

Mulai sekarang, ini adalah pertarungan melawan waktu.

Choi Han sudah mulai bertarung melawan para ksatria di depan gua.

‘Dasar berandal menakutkan.’

Dalam waktu singkat, para prajurit tampak telah memiliki luka di lengan dan kaki mereka, dan dibuat jatuh pingsan ke lantai.

“Siapa kalian? Berani-beraninya kalian datang ke tempat ini!”

Choi Han dengan mudah mengelak serangan ksatria level-tinggi itu. Dia lalu mengambil satu langkah ke depan dan membuat luka dalam di sisi tubuh ksatria itu. Kemudian menghindari darah yang menyembur keluar, dan menggunakan sikunya untuk menghantam punggung si ksatria, diikuti pukulan ke belakang lehernya. Ksatria itu pingsan seketika.

“Sialan! Apa yang sebenarnya terjadi?”

Ksatria level-tinggi yang berjaga di dalam gua turut menampakkan diri.

“Racun.”

Cale berbicara melalui alat pengubah suara. Kabut yang menyelubunginya mulai meluas, dan Hong bergerak secara sembunyi-sembunyi dan menyebarkan racun untuk melumpuhkan musuh. Orang-orang yang jatuh pingsan tidak akan bisa bergerak untuk sementara waktu, bahkan jika mereka telah sadarkan diri. 

Cale lalu membuat kontak mata dengan seorang ksatria level-tinggi lalu berujar.

“Lindungi aku.”

Choi Han seketika itu juga berdiri di depan Cale dan berlari cepat ke arah pintu masuk gua. Cale membuntuti di belakangnya.

“Hadang mereka!”

Mendengar teriakan ksatria level-tinggi itu, dua ksatria level-menengah segera menyerbu Choi Han. Pedang mereka bercahaya, kedua ksatria itu telah mengimbuhkan aura ke dalam pedang mereka. Akan tetapi, kedua pedang itu tertebas seketika itu juga.

Klang. Klang. Bagian atas kedua pedang itu jatuh ke tanah.

“A, apa-apan? Apa dia master pedang?”

Suara ksatria level-tinggi itu terdengar terkejut dan putus asa. Satu-satunya yang dapat memotong pedang yang diimbuhi aura hanyalah pedang aura dari seorang master pedang. Setelah menebas senjata lawan menggunakan auranya, yang tersamarkan dalam gelap, Choi Han menggunakan pedang dan sarung pedangnya untuk menghantam leher dan perut dua ksatria level-menengah itu.

“Ukh!”

“Guuh!”

‘…Dia cuma butuh satu pukulan per orang.’

Cale tidak dapat menyembunyikan kekagumannya sembari merundukkan badan di belakang Choi Han dan terus bergerak. Pada saat itu, mereka dapat mendengar keributan dari jauh di belakang mereka.

“Penyusup!”

Suara itu berasal dari arah vila. Cale menolehkan pandangannya ke belakang. Dua ksatria level-menengah berjalan terhuyung lalu jatuh tersungkur. Cale membuat kontak mata dengan mereka. Mereka telah terkena racun paralisis Hong.   

“R, racun…!”

A, assassin!”

Choi Han membuat mereka pingsan sebelum bergegas berlari ke arah ksatria level-tinggi yang datang menyerbu dan mengayunkan pedangnya. Cale memanfaatkan kesempatan itu untuk masuk ke pintu gua. Bahkan saat dia melakukan itu, dia memastikan kedua ksatria level-menengah yang memanggilnya assassin sempat melihat enam bintang di seragamnya sebelum pingsan.

“Ukh! Dari mana datangnya orang-orang ini?”

“Berisik sekali.”

Choi Han dengan mudah menghindari pedang beraura milik ksatria level tinggi itu. Dia sengaja mengulur-ulur waktu.

Sementara Choi Han mengalihkan perhatian mereka, Cale memasuki gua di belakang anak-anak Suku Kucing, yang telah masuk diam-diam lebih dulu. Setelah memastikan Cale telah masuk, Choi Han berpindah ke depan pintu masuk gua.

“Ayo maju.”

Tentu saja, pandangannya tidak mengarah pada ksatria itu, tapi pada semua musuh yang datang dari vila dengan obor di tangan mereka.

“Kuserahkan padamu.”

Choi Han dapat mendengar suara Cale, yang masih tetap terdengar tenang meski sudah diubah, di belakangnya lalu tersenyum. Akan tetapi, dia segera berkonsentrasi mengeluarkan sebagian kekuatannya. Seni Pedang Penghancuran Kegelapan. Seni pedang ini terdiri dari dua komponen, kegelapan dan kehancuran. Dari keduanya, kekuatan kehancuran mulai menyelimuti Choi Han.

“Tidak ada yang bisa melewati tempat ini.”

Dia adalah seseorang yang selalu menepati kata-katanya.

Sementara Choi Han menjaga pintu masuk, ada seorang lain yang menjaga sesuatu dengan cara berbeda di dalam gua. Orang itu tidak lain adalah si penyiksa. Dia adalah orang yang menjaga penjara sang naga. Pada saat Cale tiba di dalam, dia sedang dalam keadaan kalut.

“Kenapa, kenapa?! Kenapa Bola Kristal Sihir tidak berfungsi?!”

Bola Kristal Sihir yang dipegang si penyiksa adalah salah satu cadangan saat keadaan darurat yang Venion siapkan seandainya terjadi masalah.

“Ja, jangan mendekat! Apa kamu tahu apa isinya ini?”

Tubuh penyiksa itu bergetar hebat seraya menatap Cale. Dia tidak punya pilihan selain merasa takut. Jika penyiksa itu menerima serangan yang lebih kuat dari kekuatan orang biasa, dia akan meledak seketika itu juga.

Itu juga salah satu tindakan keamanan dari Venion. Kekuatan dari ledakan akan membuat kunci penjara dan penjara itu sendiri turut meledak bersama si penyiksa. Tentu saja, penyiksa itu mengetahui hal ini.

“Jika kamu mendekat, semua orang di sini akan mati!”

Ck. Cale melambaikan tangannya sembari menatap penyiksa yang gemetar. Tak lama, kabut segera terbentuk di udara dan bergerak menuju penyiksa itu. On, pemilik kabut itu, bersembunyi di bayang-bayang gua.

“A, aaaaaah! Enyahlah!”

Suara pertarungan dari arah pintu masuk gua. Kabut yang semakin mendekat. Tentu saja, kabut itu seluruhnya dipenuhi oleh racun. Racun paralisis dengan cepat menyelimuti penyiksa itu.

“Apa-apaan, ukh, ra, racun…!”

Ukh. Tubuh penyiksa itu mulai bergetar lalu jatuh ke tanah. Penyiksa itu tampak sangat buruk, tidak bisa berbicara maupun bergerak sementara tubuhnya berguncang di atas tanah. Cale menghampiri penyiksa itu dan menggeledah pakaiannya.

Jika tidak bisa menghantamnya, maka serang saja dengan racun. Atau buat kesepakatan dengannya agar menyerahkan kunci penjara itu. Akan tetapi, Cale tidak ingin menggunakan cara kedua.

‘Ini dia.’

Cale meraih kunci itu dan menutup mata si penyiksa, yang mulai hilang kesadaran akibat racun. Cale bertanya-tanya apa jangan-jangan mereka menggunakan terlalu banyak racun, tapi dia tidak begitu peduli.

‘Kurasa dia tidak akan mati, tapi jika dia benar mati, ya biar saja.’

Cale menjentikkan jari. Dua bundelan hitam kecil jatuh dari langit-langit hampir seketika. Itu adalah On dan Hong. Begitu mereka tiba di bawah obor yang dipegang Cale, dia akhirnya dapat melihat mereka berdua dengan jelas.

Cale memastikan On dan Hong aman sebelum menuju pojok gua paling belakang.

Begitu dia sampai, dia dapat melihat makhluk hitam yang meringkuk di dalam penjara sihir yang kini sudah kehilangan fungsinya. Dia adalah sang naga. Hal yang mengejutkan Cale lebih dari naga itu sendiri adalah darah yang melumuri naga itu dan aroma darah di udara.

Cale segera mendekati penjara itu.

Naga itu terus menutup kedua matanya, bahkan saat Cale mendekat. Naga itu mungkin sedang dalam keadaan kalut saat ini.

Cale memasukkan kunci ke gembok dan membuka pintu.

Klik. Gembok itu terbuka dengan bunyi pelan. Cale perlahan membuka gerbang besi, dan memasuki penjara itu.

Tempat itu terlalu luas untuk disebut penjara. Terdapat cambuk dan alat penyiksa lainnya, juga sofa mewah yang Venion duduki saat menonton. Cale berjalan menuju sudut penjara.

Tubuh mungil sepanjang 1 meter tengah berbaring di atas tumpukan jerami di sudut penjara. Kelopak mata naga itu gemetar saat dia terbaring di sana dengan kedua mata tertutup. Semua anggota badannya dibelenggu oleh rantai, sementara rantai pembatas mana melingkar di lehernya, membuatnya tidak bisa menggunakan kekuatannya sama sekali.

“Hei.”

Cale berjongkok di depan naga itu. Naga itu tetap tidak membuka matanya meski Cale memanggilnya. Cale mengecek jam tangannya. Waktunya pergi. Dia terus berbicara kepada naga itu.

“Ayo kita pergi dari sini.”

Cale menggunakan kunci yang dia dapatkan dari si penyiksa untuk melepas rantai-rantai itu. Naga itu membuka matanya pada saat itu. Cale tersenyum setelah melihat mata naga itu.

Tatapannya masih sangat kuat. Dia masih belum kehilangan kemauan untuk hidup. Itu bukanlah tatapan putus asa yang Choi Han lihat di novel. Tatapannya masih menunjukkan keinginan kuat untuk hidup. Itu sebabnya tatapannya dipenuhi dengan energi, rasa marah, dan perlawanan.

Itu adalah tatapan seekor naga.

“Tatapan yang bagus.”

Cale mengangkat naga itu ke dalam pelukannya.

 

***

Proofreader: Tsura



<<<

Chapter Sebelumnya                   

>>>             

Chapter Selanjutnya 

===

Daftar Isi

No comments:

Post a Comment