Friday, February 12, 2021

Trash of the Count’s Family (#12)


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 12: Mendapatkannya (5)

 

Pat. Pat. Bahkan saat Cale menepuk lembut mereka, kedua bayi kucing itu hanya bisa menatap Cale dengan kaku. Cale teringat saat pertama bertemu Choi Han. Si kucing perak yang terluka menggeram sedangkan si kucing merah merengek di sebelahnya.

‘Kucing perak itu pasti si kakak perempuan berambut abu-abu dan adik laki-lakinya pasti kucing merah itu.’

Cale memasang senyum cerah di wajahnya. Dia menatap dua kucing itu dan berkata.

“Kita akan bicara nanti.”

Kakak-beradik yang sepertinya adalah Manusia Siluman menghindari tatapan Cale dan Hans menjawab dengan bingung.

“…Anda berbicara kepada saya?”

“Bukan kamu.”

Hans melihat Cale dan dua kucing itu dengan ekspresi yang lebih bingung di wajahnya, lalu menggendong keduanya dengan lebih erat. Itu adalah gerakan yang seolah-olah menunjukkan dia sedang berusaha menghindari seorang yang berbahaya. Namun, dia segera menghampiri Cale sekali lagi.

“Apa Anda akan keluar?”

“Ya.”

Itu karena Cale mengganti mantelnya dan bersiap-siap untuk pergi lagi.

“Anda mau kemana?”

“Ada janji yang harus kutepati dan seseorang yang harus kutemui.”

“…Tuan muda, Anda akan menepati janji?”

Hans sekali lagi tampak terkejut saat bertanya pada Cale.

“Kamu sepertinya jadi semakin tidak sopan.”

“Maafkan saya.”

Wakil kepala pelayan segera meminta maaf.

‘Apa dia benar-benar kandidat kepala pelayan terbaik? Dia tampak layak, dilihat dari cara dia mengurus masalah Choi Han.’

Cale merasa, Hans yang mengelus dua kucing dengan seringai lebar di wajahnya, tidak terlalu dapat diandalkan.

‘Aku juga akan membawanya bersamaku ke ibu kota.’

Cale sedang memikirkan tentang hal ini, sesuatu yang takkan pernah Hans duga bahkan dalam mimpinya, tidak, sesuatu yang akan Hans ratapi bahkan dalam mimpinya. Cale lalu bertanya tentang seseorang yang tidak pernah dia lihat untuk sementara waktu.

“Di mana Ron?”

Hans memasang senyum puas di wajahnya mendengar pertanyaan itu.

“Saya dengar Choi Han-nim akan pergi bersama Anda, sebagai salah satu pengawal selama paruh awal perjalanan ke ibu kota. Apa itu benar?”

Hans teringat pada Choi Han, yang mengalahkan semua anggota Brigade Ksatria Count hari ini. Choi Han lebih mahir dari yang dia sangka, sehingga dia bisa dengan mudah menjadi pengawal Cale seperti yang Cale inginkan.

Tentu saja, baik Hans maupun para ksatria tidak tahu Choi Han menyembunyikan kekuatan sebenarnya.

“Tn. Ron mengetahui Choi Han-nim akan bepergian bersama Anda lalu pergi dengan Choi Han untuk membeli pakaian dan kebutuhan perjalanan lainnya. Ah, koki Beacrox juga pergi bersama mereka.”

“Begitu. Syukurlah.”

‘Mereka tampak akrab satu sama lain.’

Cale tersenyum sangat cerah, yang jarang dia lakukan. Senyum itu terlihat sangat serasi dengan rambut merah indahnya. Hans merasa gembira melihat senyum cerah Cale lalu berkata.

“Tn. Ron, Choi Han-nim, dan bahkan Beacrox tampak bersemangat melayani Anda.”

Hans dapat melihat perubahan mendadak di wajah Cale saat dia mengatakan itu. Kenapa Cale tiba-tiba terlihat seperti orang yang kehilangan nafasu makan? Hans tidak dapat memahaminya.

Kedua orang itu sekali lagi berjalan keluar ke gerbang utama. Setelah naik ke atas kereta, Cale bertanya pada Hanas yang mengawasinya pergi.

“Oh, Hans. Bukankah wakil kepala pelayan belajar seni bela diri dasar?”

“Tentu saja.”

“Dan kamu kandidat kepala pelayan terbaik?”

Ujung bibir Hans bergerak naik turun. Count Deruth menyayangi Hans karena dia mengurus semua hal dengan baik dan kepribadiannya juga yang paling bagus.   

“Ya, tuan. Saya bisa tiga gaya dasar yang berbeda: seni bela diri, seni belati, dan seni tombak.”

Kepala pelayan yang baik perlu belajar beberapa gaya bertarung dasar yang berbeda, untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu dan anggota keluarga harus melarikan diri.

“Luar biasa.”

“Saya rasa saya memang sedikit luar biasa.”

 Cale tidak dapat menahan senyum melihat Hans mengangkat bahunya, sementara bibirnya terus bergerak-gerak. Kedua kucing itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Hans dan senyum licik di wajah Cale.

“Aku pergi dulu.”

Cale memutuskan membawa Hans ke ibu kota untuk menangani semua hal merepotkan yang tidak ingin dia hadapi, dan menutup pintu kereta. Kereta bergerak melewati kabut dan hujan yang kini semakin lebat, menuju tempat tujuannya.

[Aroma Teh dan Puisi]

Cale melihat papan tanda lalu membuka pintu kedai.

Kring.

Bunyi nyaring bel dan kedai yang lengang menyambut Cale.

“Kurasa tidak ada orang di sini karena hujan.”

“Selamat datang, tuan muda.”

Billos. Anak haram Serikat Dagang Flynn. Dia menyambut Cale seolah-olah mereka telah kenal lama. Cale duduk di depan konter dan membuat kontak mata dengan Billos.

“Aku berjanji akan kembali. Aku harus menepati janjiku.”

“Tentu saja. Janji harus ditepati. Haruskah saya menyiapkan buku dan teh seperti sebelumnya?”

“Ya. Tolong siapkan tiga cangkir teh.”

“Teh apa yang harus saya buat?”

Cale memesan tiga jenis teh dan mengatur kapan Billos harus mengantar teh ke atas lalu berbalik dan menuju lantai tiga.

Tes tes –

Hujan turun semakin lebat. Ck. Cale berdecak lidah dan kembali duduk di tempat duduk yang sama dekat jendela lantai tiga dan memandang keluar.

“Hujannya cukup lebat, kan?”

Billos muncul dan duduk di seberang Cale dan menaruh secangkir teh. Cale mengamati Billos dengan seksama.

‘Choi Han, Beacrox, Ron. Dan terakhir, Billos.’

Ini adalah nama-nama individual yang terus muncul di novel setelah jilid pertama. Tentu saja, Billos hanya punya dua kalimat tertulis tentangnya di jilid pertama, sebagai pemilik kedai teh yang Choi Han singgahi untuk beristirahat. Dia kembali muncul di jilid ke-3 untuk bersumpah setia kepada Choi Han dan membeberkan ambisinya.

‘Membeberkan.’ Itu kata kuncinya.

‘Dia memang orang yang tamak.’

Billos berbeda dengan Hong Gil Dong. [1]

Dia tidak sedih karena tidak bisa memanggil ayahnya ‘ayah’ atau saudaranya ‘kakak’. Justru, dia ingin mengalahkan mereka.

Dia ingin agar mereka tidak punya pilihan selain menerimanya. Dia ingin membuat situasi di mana mereka tidak memiliki pilihan selain memperkenalkannya sebagai putra dan adik mereka.

‘Dia pasti lelah.’

Cale berpikir Billos menjalani hidup yang melelahkan. Tetapi, dia tidak membencinya. Akan tetapi, memiliki ketamakan semacam itu membuatnya tampak lebih manusiawi.

Dia tidak suka orang yang punya kemampuan dan kekuatan, tapi berkata seperti ini, ‘Hoho, aku akan menyerah saja. Tidak ada pilihan lain.’ Kenapa kamu menyerah pada sesuatu yang bisa jadi milikmu? Kamu harus selalu mengambil apa yang menjadi milikmu.

Bagaimanapun, orang ini harus bertemu Choi Han setidaknya sekali selama jangka waktu cerita di jilid pertama. Mereka hanya perlu bertemu sekilas.

Suara Billos membuyarkan lamunan Cale.

“Tuan muda, Saya dengar Anda akan pergi ke ibu kota.”

“Apa kamu mau terus duduk di sana? Bukannya kamu ada kerjaan?”

Melihat Cale pura-pura kesal membuat Billos tersenyum. Dia bahkan tidak berusaha menutupinya. Dia benar-benar tuan muda yang sangat, sangat menarik. Meskipun begitu, Billos tahu Cale memiliki pikiran yang cukup tajam.

“Saya juga akan pergi ke ibu kota. Saya rasa saya akan pergi setelah Anda.”

“Lalu?”

Cale sudah tahu mengenai itu. Agar Billos dan Choi Han bisa bertemu di jilid ke-3, Billos juga harus segera pergi ke ibu kota.

Raut wajah Billos terlihat tenang saat dia bertanya pada Cale, yang sedang menyeruput tehnya seraya memandang keluar jendela.

“Tuan muda, sepertinya Anda sudah berubah.”

Melihat Cale menoleh, Billos tersenyum. Cale memberi isyarat dengan dagunya menyuruh Billos melanjutkan kata-katanya.

“Anda tampak berbeda dari nama panggilan Anda.”

“Yang mana? Pembuat onar?”

Billos dapat melihat ujung bibir Cale mulai naik. Dia benar-benar berbeda. Cale yang ini bukan pembuat onar yang dia kenal. Si pembuat onar itu tidak tahu bagaimana membuat ekspresi semacam itu. Senyum yang agak getir.

‘…Haruskah aku mabuk dan merusak kursi atau yang lain?’

Billos tidak tahu apa yang Cale sedang pikirkan.

“Ya. Anda benar. Pembuat onar. Bukankah selama ini tuan muda suka berbuat onar?”

Apa dia tidak punya rasa takut? Cale mau tidak mau bertanya-tanya, karena Billos mengatakan hal seperti itu kepada putra Count, anak sulung penguasa tertinggi di wilayah ini. Apa jangan-jangan Billos yang sedang mabuk?

Tapi Cale tidak ingin berkelahi dengan Billos. Billos adalah seseorang yang akan mengambil alih serikat dagang besar. Dan Billos berbicara dengan sungguh-sungguh. Dia tidak sedang tersenyum, dia bersungguh-sungguh menanyakan pertanyaan itu.

‘Bukankah selama ini tuan muda suka berbuat onar?’

Cale memutuskan untuk menjawab pertanyaan itu. Toh itu bukan pertanyaan sulit. Ini bahkan lebih mudah dari mencari tahu bagaimana menghasilkan uang ketika kamu tidak punya sepeserpun.

“Billos.”

Cale memasang sebuah senyum di wajahnya, tapi dia tidak tertawa, lalu berseru pada Billos.

“Kamu tidak bisa memanggil ayahmu ‘ayah’. Juga tidak bisa memanggil kakakmu ‘kakak’.”

Tatapan Billos berubah dingin. Dia mulai memperhatikan tuan muda di depannya yang tidak segan menyerang titik lemahnya. Sama seperti dia yang menyinggung titik lemah Cale, Cale membalasnya dengan melakukan hal yang sama. Cale secara diam-diam membuat kontak mata dengan Billos untuk sejenak.

Di luar hujan turun semakin lebat. Cale memecahkan keheningan dan mulai tersenyum saat bertanya.

“Apa kamu akan tetap menjadi anak haram? Apa kamu puas dengan itu?”

Billos dapat merasakan tatapan tajam Cale kepadanya.

“Aku tahu kamu tidak begitu.”

Cale kembali bersandar ke kursi dan terus berbicara dengan ekspresi yang terlihat sedang merenungkan masa lalu.

“Aku sudah bertingkah seperti seorang pembuat onar selama 10 tahun, sejak usiaku 8 tahun.”

‘Wow. Kalau dipikir-pikir sekarang, Cale Henituse telah berbuat onar sejak umur 8 tahun. Dia mulai minum-minum saat berumur 15. Luar biasa.’

Cale teringat masa lalu Cale yang asli yang muncul di pikirannya, lalu tersenyum. Senyum itu terlihat menyeramkan bagi Billos.

Pada saat itu, terdengar suara gaduh yang menerobos bunyi hujan sehingga Cale dan Billos dapat mendengarnya.

Dukk. Dukk. Dukk. Suara seseorang sedang menaiki tangga.

Cale melihat melewati bahu Billos ke arah pintu masuk lantai tiga. Dia dapat melihat rambut hitam seseorang. Dia adalah Choi Han. Di belakangnya ada Ron. Cale menyuruh seorang pelayan untuk memberitahu Choi Han agar datang ke kedai teh ini.

Tatapan Cale berpindah dari dua orang itu, dan mulai berbicara untuk menuntaskan percakapannya dengan Billos. Choi Han dan Ron sampai di puncak tangga dan melihat ke arah Cale saat dia berbicara.

“Billos.”

Wajah datar Billos terlihat dingin.

“Tidak apa-apa membuang sesuatu yang kamu lakukan selama sepuluh tahun.”

Mata Cale tampak lebih hidup saat dia lanjut berbicara.

“Aku tidak bisa hidup sebagai pembuat onar selamanya.”

Tentu saja, Cale masih akan menghabiskan uang dan melakukan apapun sesuka hatinya, meskipun dia bukan pembuat onar. Dia akan hidup damai dan menikmati hidup sebagai putra bangsawan kaya. Meskipun itu berbeda dari arah kehidupan Billos, intinya adalah mereka berdua tidak akan terus hidup seperti yang selama ini mereka lakukan.  

“Begitu juga dengan kamu, kan?”

Ujung bibir Billos naik perlahan-lahan. Dia menundukkan kepala lalu cekikikan.

Setelah terkikik-kikik tanpa suara, Billos mengangkat kepala dan menatap Cale.

“Aku memang sudah muak.”

Billos tertawa saat berkata dia sudah muak dengan kehidupannya saat ini.

“Iya kan? Kubilang juga apa.”

Cale mengangkat bahu dan memberi isyarat pada Choi Han dan Ron untuk mendekat. Pada saat itu, Billos bangun dari tempat duduknya dan berbicara.

“Tuan muda.”

“Apa?”

“Sampai jumpa di ibu kota.”

Cale mengerutkan dahi. Situasinya akan runyam jika mereka segera bertemu di ibu kota.

“Kenapa repot-repot?”

Cale memberi isyarat agar Billos pergi, Billos menundukkan kepala dengan hormat sebelum beranjak pergi. Ron, Choi Han, dan Billos saling membuat kontak mata, tapi mereka tidak menghiraukan satu sama lain.

‘Bagus.’

Cale melihat pemandangan itu dengan hati senang. Choi Han dan Billos bertemu secara sekilas. Sama seperti di buku. Cale tersenyum puas pada kedua orang lainnya.

“Ron, aku tahu kamu akan datang dengan Choi Han. Menurut Hans, Beacrox juga pergi denganmu, tapi kurasa dia kembali ke dapur. Dia punya rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap dapur itu.”

“Tuan muda, apa Anda dekat dengan orang itu?”

Cale mengangkat bahu mendengar pertanyaan tak terduga dari Ron.

“Tidak?”

“…Saya mengerti.”

Cale menanggapinya sebagai sesuatu yang tidak penting, tapi Ron jelas-jelas mendengarnya. Dia mendengar Cale berkata dia tidak bisa terus-terusan hidup sebagai pembuat onar. Cale berhenti menatap Ron yang jawabannya menggantung dan membuat kontak mata dengan Choi Han.

“Kurasa kita tidak bisa mempercayai rumor.”

‘Dia ini lagi ngomong apa?’

Cale mengabaikan kata-kata Choi Han. Pada saat itu, Billos membawa dua cangkir teh lain yang dipesan Cale sebelumnya.

“Apakah saya harus memberikan teh ini kepada mereka berdua?”   

“Ya.”

Cale kembali tersenyum.

“Aku memesannya terlebih dahulu.”

Cale mengambil sendiri kedua cangkir teh itu dan menaruhnya di depan Ron dan Choi Han. Di depan Choi Han adalah teh yang Cale pesan sembarangan dari daftar menu. Sedangkan untuk Ron.

“Aku secara khusus memesan ini untukmu karena sepertinya kamu sangat menyukainya. Bukannya karena itu kamu membawakannya padaku setiap hari?”

Itu adalah teh lemon hangat. Cale dapat melihat raut muka ganjil Ron dan merasakan kepuasan paling besar yang dia rasakan sepanjang hari ini.

 

1.      Hong Gil Dong adalah kriminal di era Dinasti Joseon Korea yang memiliki latar belakang sama sebagai anak tidak sah

 

***

Proofreader: Tammara F.



<<<

Chapter Sebelumnya  


>>>            

Chapter Selanjutnya


===

Daftar Isi

 

1 comment: