Monday, February 1, 2021

Trash of the Count’s Family (#7)


Pembuat Onar di Keluarga Count

Chapter 7: Mereka Bertemu (4)


Choi Han mengangkat tubuhnya yang bersandar ke dinding dan berdiri.

Tubuhnya miring ke kiri mungkin karena pergelangan kaki kanannya terluka, tapi Cale tidak menolong atau mengatakan apapun tentangnya. Tidak ada alasan untuk bersikap lebih dari yang sudah dia lakukan.

Cale memberitahu Choi Han untuk mengikutinya lalu berjalan menuju kediaman Count. Namun, sesuatu menghalangi jalannya.

Meeeeeeong.

 Anak kucing berbulu merah dan bermata emas berlari ke arah Cale dan menggosok-gosokkan pipinya di sepatu Cale. Cale mulai mengernyit. Dia tidak suka kucing, tapi yang satu ini kelihatan imut. Namun, tiba-tiba dia merasa merinding di sekujur tubuhnya lalu berpaling. Choi Han sedang menatapnya.

‘Sial.’

Cale mulai mengelus anak kucing itu dengan canggung.

“Sepertinya dia menyukaiku. Tapi aku harus pergi. Sampai jumpa lagi.”

Cale tidak pernah paham mengapa orang-orang berbicara kepada binatang. Namun, Cale, yang sekarang melakukan hal yang sama, cepat-cepat kembali berdiri dan berjalan menjauhi anak kucing itu.

Gggggrrrrrrrr.

Anak kucing berbulu perak dan bermata emas menggeram seolah-olah menyuruh kucing berbulu merah kembali dan menyuruh Cale pergi. Kucing berbulu merah tampaknya tidak ingin kembali, dia terus menoleh ke belakang untuk melihat Cale sambil berjalan pergi. Cale tidak berbalik.

Meong, meooooooong.

Tangisan pilu kedua kucing itu semakin menjauh. Cale mengintip ke belakang. Choi Han berjalan tertatih-tatih, tapi masih bisa mengikuti Cale.

Tatapan mereka kembali bertemu. Cale tersentak lalu cepat-cepat memutar kepalanya. Dia berjalan dengan pelan agar Choi Han bisa lebih mudah mengikutinya.

Mereka melewati area pemukiman dan Cale kembali meneguk alkoholnya.

Bar. Pasar. Alun-alun. Lalu mereka melewati perumahan orang kaya dan akhirnya tiba di kediaman Count yang terletak di belakang kota.

“Apa yang kamu lakukan?”

Cale menoleh ke arah Choi Han yang berhenti berjalan. Choi Han pasti sudah melihat bagaimana para prajurit menyapa Cale, dan bagaimana penduduk kota menghindarinya, dalam perjalanan mereka ke sini.

Choi Han mungkin sedang bertanya-tanya apakah membunuh Cale akan mudah atau tidak.

Cale bertanya sekali lagi.

“Apa kamu tidak ikut?”

Sesuai dugaannya, Choi Han kembali berjalan. Alasannya sekarang mengikuti Cale mungkin untuk mendapatkan informasi dan untuk menyelenggarakan pemakaman bagi para penduduk Desa Harris.

“T, tuan muda?”

Begitu Cale berdiri di pintu masuk kediamannya, para penjaga dan ksatria menyapanya dengan terbata-bata.

‘Haahhh. Aku harap mereka berhenti bilang ‘t, tuan muda’.’

Rasanya janggal mendengar mereka tergagap-gagap setiap kali menyapa Cale. Karena dia merasuki tubuh seorang pembuat onar, dia berusaha keras untuk bersikap sama. Menjadi tuan muda pembuat onar lebih mudah daripada tuan muda yang baik. Dia berusaha agar bisa hidup semudah mungkin. Cale mengernyit mendengar sapaan terbata-bata para penjaga yang kemudian tergesa-gesa membuka pintu gerbang.

“Silahkan masuk.”

Cale menoleh untuk melihat Choi Han. Para penjaga juga turut melihat Choi Han. Mereka mungkin penasaran siapa gelandangan yang mengikuti tuan muda mereka pulang. Para ksatria mengamati Choi Han dengan tatapan menyelidik.

“Ikuti aku.”

Harusnya sekarang Choi Han sudah tahu siapa Cale. Dia terus berjalan timpang saat menghampiri Cale. Cale terlihat tenang dan berbalik begitu melihat Choi Han di belakangnya dan masuk melalui pintu gerbang.

Tapi hatinya deg-degan.

‘Aku yakin dia sedang berpikir untuk menjadikanku sandera jika terjadi sesuatu yang berbahaya. Mungkin itu sebabnya dia berdiri tepat di belakangku.’

Dia yakin Choi Han tidak akan membunuhnya. Namun, hanya membayangkan dirinya disandera memberi ketegangan mental pada Cale. Cale mengerutkan dahi saat melihat dua ksatria mengikutinya.

“Jangan ikuti aku.”

Kedua ksatria tersentak mendengar perintah tegas Cale. Mereka bergantian melihat Cale dan Choi Han, lalu salah satu ksatria menghampiri Choi Han dan Cale dengan ekspresi kaku di wajahnya.

Para ksatria lebih mengagungkan motto ksatria mereka dibandingkan apapun. Tidak heran Deruth sangat mempercayai mereka.

‘Yah, kurasa sebagai kstaria yang baik mereka harus bersikap seperti ini.’

Cale puas dengan respons ksatria itu terhadap orang asing yang tampak seperti gelandangan ini dan membiarkannya mengikuti mereka. Dia menuntun Choi Han menuju pintu masuk kediaman Count.

“Tuan muda, Anda sudah kembali.”

“…Ya, Ron.”

Orang tua mengerikan ini. Dia telah menunggu Cale di luar pintu. Cale tidak menyangka Ron akan benar-benar menunggunya. Cale merasa takut, tapi berpikir hal ini justru lebih baik. 

Tatapan Ron beralih ke Choi Han, dan senyum lemah lembutnya tiba-tiba menjadi kaku.

‘Dengan tingkat kemampuannya, Ron pasti bisa mengira-ngira kekuatan Choi Han.’

Choi Han juga menatap balik Ron. Cale tidak peduli serangan macam apa yang mereka kirim satu sama lain melalui mata mereka dan berfokus pada apa yang harus dia lakukan. Tugasnya belum selesai.

“Ikuti aku.”

Cale memanggil Choi Han sekali lagi dan mulai berjalan. Si pelayan, dan  Ron  dengan cepat mengikuti Cale.

“Tuan muda, apa yang terjadi? Saya akan mengurus tamu ini jika Anda memberitahu saya apa yang perlu dilakukan.”

“Tidak perlu.”

Seseorang menghampiri Cale saat Ron sedang berbicara.

“Tuan muda. Anda segera pulang setelah minum-minum hari ini.”

Dia adalah wakil kepala pelayan Hans.

‘Ah, dia bertanggung jawab mengurusku.’

Cale berdecak lidah dan mengabaikan ucapan Hans. Malahan, dia mengangkat botol alkoholnya dan mengarahkannya ke Hans. Pada saat itulah.

 “Aaaaah!”

Hans meringkuk dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Keheningan memenuhi udara.

“Ck.”

Cale berdecak lidah dan Hans mendongak dengan wajah memerah karena malu dan melihat balik Cale.

“Simpan ini.”

“Ya.”

Hans menerima botol alkohol dari Cale dengan ekspresi kosong di wajahnya.

“Lain kali aku akan benar-benar melemparnya ke arahmu.”

Hans memucat mendengar kata-kata Cale. Cale tampak acuh tak acuh dan terus berjalan. Dengan bergabungnya Hans, sekarang ada total empat orang yang mengikuti Cale. Cale sesekali mengintip untuk memastikan mereka mengikuti tepat di belakangnya dan tiba di tempat tujuannya.

Dapur nomor dua. Cale segera mendorong pintu terbuka setelah melihat papan tanda itu.

“Tuan muda?”

Dia dapat mendengar suara kebingungan Hans di belakangnya. Namun, sebuah senyum lebar terpasang di wajah Cale. Sedikit lagi tugasnya akan selesai.

Sekarang, Beacrox dan Choi Han akan bertemu. Jantung Cale berdegup kencang. Pintu terbuka dengan mudah. Ekspresi Cale membeku melihat pemandangan di depannya.

Klang. Klang.

Koki kedua Beacrox sedang tersenyum sembari menajamkan mata pisaunya. Dia terlihat senang saat mengasah mata pisaunya sendirian di dapur nomor dua. Namun, senyum itu segera lenyap begitu melihat Cale.

Itu sebabnya Cale ketakutan. Berhadapan dengan orang tidak waras selalu menakutkan. Kamu tidak pernah tahu hal gila apa yang akan dia lakukan.

Cale bergerak sebelum Beacrox sempat merespons. Dia menaruh tangannya di bahu Choi Han dan menunjuk ke arahnya.

“Beri dia sesuatu untuk dimakan.”

“Maaf?”

Beacrox bertanya dengan ekspresi kaku di wajahnya. Mata pisau tajam di tangannya berkilat saat memantulkan cahaya. Cale menenangkan hatinya yang tegang dan sekali lagi berkata.

“Beri dia sesuatu untuk dimakan. Dia lapar.”

Ho. Si ksatria mengeluarkan suara terkejut di belakangnya, tapi Cale sekarang tidak punya waktu memperhatikan hal itu. Dia menunggu jawaban Beacrox dengan cemas. Akhirnya, Beacrox menjawab dengan ekspresi kaku masih di wajahnya.

“Saya akan lakukan perintah Anda, tuan muda.”

Selesai sudah.

Beacrox dan Choi Han. bahkan Ron, seseorang yang tidak dia sangka-sangka. Mereka bertiga sekarang terhubung satu sama lain.

Sebuah senyum cerah terbentuk di wajah Cale. Dia akhirnya bisa tenang dan memberikan perintah lain kepada Beacrox dengan nada yang sedikit meninggi.

“Siapkan sesuatu buatku juga. Aku lapar.”

Cale mengingat steik saat makan malam kemarin.

“Steik buatanmu tadi malam sangat enak. Kamu koki yang hebat.”

 Ujung pisau Beacrox sedikit bergetar.

“Sesuatu seperti steik itu pasti akan luar biasa. Siapkan dengan cepat.”

Cale berbalik tanpa menunggu jawaban Beacrox. Dia lalu meninggalkan dapur dan menuju kamarnya. Si ksatria dan Hans mengikutinya, lalu Hans segera bertanya.

“Apa yang harus saya lakukan dengan tamu itu?”

“Kurasa dia adalah tamuku. Jadi kamu saja yang urus.”

Karena dia telah mempertemukan mereka bertiga, dia tidak ingin berurusan dengan apapun lagi hari ini.

Beacrox dan Ron harusnya mampu mengukur kekuatan Choi Han. Di novel, Beacrox pada awalnya bersumpah setia kepada Choi Han karena mengagumi kekuatannya, jadi kali ini dia juga harusnya melakukan hal yang sama setelah memperhitungkan kekuatan Choi Han. Tentu saja, Cale punya rencana lain seandainya Beacrox tidak mampu memastikan kekuatan Choi Han.

Yang harus Cale lakukan hanyalah membuat Choi Han menghajar seseorang atau sesuatu, selain dirinya sendiri. Oh, dan Beacrox harus berada di sana untuk melihatnya.

Meskipun tidak sempurna, Cale telah memikirkan berbagai macam rencana.

“Hans. Berhenti menggangguku dan bawakan saja makananku ke kamar kalau sudah siap.”

Sesuai dugaannya, Ron tidak mengikutinya. Cale meninggalkan si ksatria dan Hans di luar pintu kamarnya lalu menutup pintu dan berbaring di tempat tidur. Dia merasa senang. Rasa lelah dan alkohol membuatnya jatuh tertidur sebelum makanannya datang.

Itu sebabnya dia tidak tahu bahwa pisau dapur Beacrox berusaha menebas leher Choi Han dan belati tajam Ron terlempar ke arah jantung Choi Han. Tentu saja, serangan mereka berdua gagal.

Yah, ini adalah situasi yang tidak diketahui oleh siapapun, selain ketiga orang yang bersangkutan.

  

_____________


Proofreader: emlyazgrl

 


<<<

Chapter Sebelumnya 

>>>

Chapter Selanjutnya  

===

Daftar Isi

 

1 comment:

  1. YAh, dan itu adalah situasi yang juga pembaca ketahui :)

    ReplyDelete