Chapter 297: Orang Yang Dingin (2)
Penerjemah:
Shira Ulwiya
Keesokan
harinya, dia pergi lebih awal ke markas Perusahaan Jasa Dagang untuk menyapu sendiri
lantainya sementara dia mengatur pikirannya yang rumit. Dia biasa melakukan ini
ketika kepalanya mulai sakit karena terlalu banyak berpikir.
Seorang
karyawan yang mengetahui kebiasaan presiden bertanya dengan heran ketika dia
melihatnya seperti ini.
"Presiden,
apakah ada sesuatu yang membuatmu khawatir?"
"Hmm.
Ini adalah masalah tentang Permaisuri Rashta.”
"Permaisuri
Rashta?"
Apakah ada
sesuatu yang berhubungan dengan Permaisuri yang harus kita khawatirkan?
Karyawan itu memiringkan kepalanya sambil berpikir. Tiba-tiba, sebuah ingatan
muncul di benaknya, "Ah."
"Jangan-jangan,
apakah itu terkait dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu?"
"Apa
yang kamu bicarakan?"
“Apakah
kamu tidak tahu? Ketika presiden pergi, para kesatria Kaisar datang untuk
mencari sesuatu yang berhubungan dengan wanita itu.”
"Wanita
itu?"
"Ya.
Dia bukan Permaisuri saat itu.”
Kata-kata
karyawan itu mengarahkan presiden pada kesimpulan yang jelas.
Menarik
garis. <TL: memisahkan diri / memutus hubungan dengan Rashta>
Presiden
menganggap itu yang paling tepat.
Bahkan jika
kesatria kaisar tidak datang karena Permaisuri Rashta, skandal telah timbul
satu demi satu tentang permaisuri saat ini yang berusia kurang dari satu tahun.
Itu tentu bukan pertanda baik.
Ketika
wajah presiden menjadi dingin, karyawan itu menatapnya dengan rasa ingin tahu,
"Presiden…?"
"Aku
harus mengirim seseorang ke istana kekaisaran."
"Apa?"
"Aku
harus mencari tahu sesuatu."
Setelah mengatakan
ini, presiden menyerahkan sapu kepada karyawan itu. Sementara itu, pemuda itu
bingung karena diberikan tiba-tiba.
Presiden
segera pergi ke kantornya dan memanggil sekretarisnya.
Sekretaris
masuk dengan wajah kuyu karena dia kurang tidur, tetapi melihat mata presiden
yang cerah, dia menepuk wajahnya sendiri dan bertanya,
"Apa
yang Anda inginkan, Presiden."
"Kirim
seseorang ke istana kekaisaran untuk melaporkan kalau surat perjanjian hutang
lama kita telah dipalsukan."
"Apa?"
Sekretaris itu terkejut, “Bukankah itu bohong? Selain itu, apa untungnya bagi kita
untuk mengatakan kalau surat perjanjian hutang lama kita telah dipalsukan?”
“Surat perjanjian
hutang lama kita tidak digunakan, kan?”
“Itu benar,
tapi…”
“Tidak ada
masalah karena Kaisar tidak memiliki surat perjanjian hutang lama, meski begitu
minta Kaisar untuk mengganti semua surat perjanjian hutang dengan yang baru
untuk berjaga-jaga. Hanya butuh satu hari, jadi dia tidak perlu merasa khawatir.”
Ekspresi sang
sekretaris berubah bingung. Dia tidak tahu mengapa presiden bertindak begitu
aneh.
***
Karena
tanggapan dari Whitemond belum diterima, insiden itu diberi label 'penting' dan
sedikit bergeser dari daftar prioritas.
Menunggu
tanggapan, Heinley mulai menangani apa yang perlu dilakukan saat ini.
Untuk
mengetahui apakah negara-negara lain juga merasa terancam oleh Kekaisaran
Barat, ia mengirim delegasi dengan surat tulisan tangan secara pribadi ke
masing-masing negara, dan mendiskusikan dengan orang-orang kepercayaannya
kemungkinan meningkatkan anggaran pertahanan sebagai persiapan untuk hal-hal
mendatang.
Ini adalah
masalah rumit yang perlu ditangani dengan hati-hati.
Mungkin itu
sebabnya Heinley, yang biasa mendekatiku di malam hari dengan energi baru,
tertidur hari ini begitu dia berbaring di tempat tidur.
Saat aku
melihatnya tidur, aku pelan-pelan meletakkan tanganku di tubuhnya. Saat aku
mulai membelai kulitnya yang halus dan mulus, Heinley merengut.
Bahkan
kelelahan pun dia terlihat tampan.
Aku merayapi
wajahnya setelah ragu-ragu sejenak. Aku mengistirahatkan kepalaku di satu
tangan, dan dengan tangan lainnya aku bermain dengan wajahnya.
Tampan, dia
menggemaskan. Sangat tampan sampai-sampai dia berbahaya.
Kelopak
mata Heinley berkedut saat aku perlahan meniup bulu matanya. Dia mengerutkan
kening lagi dan membenamkan wajahnya di bantal.
Menggemaskan
sekali!
Aku
meletakkan tanganku di rambutnya dan membelainya. Rasanya menyenangkan menyentuhnya
dengan jari-jariku. Aku membeku sesaat saat aku mencium dahinya berulang kali
karena kupikir aku mungkin telah membangunkannya.
Aku
memeriksa pernapasannya dan, untungnya, dia masih tidur nyenyak. Aku merasa
lega, jadi aku bermain dengan pipi dan matanya lagi.
Aku merasa
bingung menatapnya.
Apakah aku
mencintainya? Apakah aku akan mencintainya? Aku mencintainya, tapi aku tidak
mau mengakuinya?
Meskipun aku
memiliki perasaan terhadap Sovieshu, aku baru menyadarinya sebelum perceraian. Aku
terlalu tidak peka dalam hal itu.
Sebelumnya
aku tidak pernah berpikir kalau aku tidak peka, tetapi sekarang aku menyadari
betapa tidak pekanya aku.
Bagaimana
mungkin Heinley mengaku dan bersumpah cinta padaku tanpa rasa takut atau ragu?
Apakah dia
tidak takut aku akan meninggalkannya? Bagaimana aku bisa begitu yakin kalau dia
mencintaiku?
Saat aku
memainkan rambutnya seperti biasa, aku merasakan rasa gatal yang aneh di ujung
jariku.
Aku
mengelus rambutnya sedikit lebih cepat untuk menghilangkan rasa gatalnya, tapi
tetap saja sensasinya tidak hilang.
Apa
masalahnya? Itu bukan sekadar gatal karena sakit. Rasanya lebih buruk dari
gigitan serangga.
Saat aku
akhirnya mencoba melepaskan tanganku dari rambutnya, Heinley tiba-tiba membuka
matanya dan membalikkan tubuhnya ke samping dengan ketakutan.
Terdengar
bunyi gedebuk saat dia terjatuh dari tempat tidur.
“Heinley?”
Mengapa dia
begitu? Aku terkejut. Ketika aku meletakkan tanganku di tempat tidur untuk
bangun, aku kehilangan kekuatan di lenganku dan jatuh tertelungkup.
Apa-apaan…?
Lunglai di atas
tempat tidur, aku membuka dan menutup mulutku. Aku sangat kebingungan sampai-sampai
aku bahkan tidak bisa berbicara.
Saat itu, aku
bisa melihat mengapa Heinley tiba-tiba berbalik. Es biru, hampir putih, muncul
di tempat tadinya Heinley tidur.
“Heinley?”
Gugup, aku
memanggilnya kembali sembari perlahan turun dari tempat tidur. Apa yang sedang
terjadi? Tentu saja aku takut karena aku tidak mengerti situasinya.
Apakah
seseorang masuk ke kamar tidur kami? Seorang musuh yang tak terlihat hanya
membekukan sisi Heinley?
"Aku
di sini, Ratu."
Heinley
menjawab seraya bangkit berdiri di depanku.
Aku bahkan
lebih terkejut melihatnya. Rambutnya tertutup es putih seolah-olah dia telah
berguling melintasi tanah bersalju.
*Pat, pat.*
Heinley,
yang mengibaskan es dari rambutnya, melihat ke sisi tempat dia tidur dan ke
arahku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.
“Sepertinya
tubuhmu perlahan mulai berubah.”
"Tubuhku?"
“Seperti
yang aku katakan, mana bisa beredar ke seluruh tubuhmu dengan bantuan tempat
tidur ini … dan aku.”
Heinley
meraih tanganku, yang dengannya aku membelai rambutnya, dan mengangkatnya
dengan hati-hati.
"Maksudmu
es itu dibuat olehku?"
"Mungkin
saja."
Saat
Heinley menyentuh tanganku dengan sangat hati-hati, aku juga memeriksa
tanganku.
Gatal dari
beberapa saat yang lalu telah hilang, dan sebaliknya ujung jariku cukup dingin.
Selain itu, tidak ada yang aneh. Tidak ada es di tanganku, aku juga tidak
terlalu kedinginan.
“Bisakah
kamu melakukannya lagi?”
Heinley
bertanya, melihat tanganku dengan tidak nyaman.
Menggelengkan
kepalaku. Aku hanya bermain-main dengan tubuh Heinley saat dia tidur. Aku tidak
berpikir untuk melakukan apa pun, aku tidak ingin menyerangnya. Bahkan
sekarang, aku tidak tahu apa yang terjadi, jadi melakukannya lagi ...
"Apakah
kamu yakin aku melakukannya?"
Ketika aku
bertanya lagi, dia langsung menjawab, “Ya.”
"Heinley,
bukannya kamu yang melakukannya?"
"Tidak.
Sama sekali tidak."
Heinley
berbicara dengan tegas dan perlahan melepaskan tanganku. Lalu dia tersenyum dan
bergumam,
"Sekarang
itu benar-benar nama panggilanmu."
"Nama
panggilanku?"
"Permaisuri
Es."
“….”
“Bisa juga
Permaisuri Besi. Aku senang bukan itu.”
Heinley
berbicara dengan nada bercanda, tertawa sambil mengibaskan rambutnya, yang
masih memiliki bekas es.
"Agak
menakutkan jika rambutmu ditutupi besi ..."
***
Aku sangat
senang sampai-sampai aku tidak bisa tidur sedikit pun.
Apakah aku
menggunakan sihir? Benarkah? Benarkah?
Itu sangat
menakjubkan sampai-sampai aku merasa aneh.
Aku tidak
pernah ingin menjadi penyihir. Sekarang karena aku bisa menjadi penyihir, aku jadi
terlalu bersemangat.
Bahkan
dengan hidangan sarapan di depanku, aku tidak terpancing untuk makan.
“Jika kamu
tidak dapat menggunakannya secara normal, itu belum sepenuhnya termanifestasi.
Saat ini mana pasti sedang mencari kemampuan yang paling cocok untukmu.”
“Kemampuan
yang paling cocok… Apakah itu berarti kemampuan yang paling cocok untukku
adalah es? Apa aku orang yang dingin?”
***
[Baca Remarried
Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]
Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/
<<<
>>>
===
No comments:
Post a Comment