Sunday, January 16, 2022

Remarried Empress (#297) / The Second Marriage

 



Chapter 297: Orang Yang Dingin (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Keesokan harinya, dia pergi lebih awal ke markas Perusahaan Jasa Dagang untuk menyapu sendiri lantainya sementara dia mengatur pikirannya yang rumit. Dia biasa melakukan ini ketika kepalanya mulai sakit karena terlalu banyak berpikir.

Seorang karyawan yang mengetahui kebiasaan presiden bertanya dengan heran ketika dia melihatnya seperti ini.

"Presiden, apakah ada sesuatu yang membuatmu khawatir?"

"Hmm. Ini adalah masalah tentang Permaisuri Rashta.”

"Permaisuri Rashta?"

Apakah ada sesuatu yang berhubungan dengan Permaisuri yang harus kita khawatirkan? Karyawan itu memiringkan kepalanya sambil berpikir. Tiba-tiba, sebuah ingatan muncul di benaknya, "Ah."

"Jangan-jangan, apakah itu terkait dengan apa yang terjadi beberapa waktu lalu?"

"Apa yang kamu bicarakan?"

“Apakah kamu tidak tahu? Ketika presiden pergi, para kesatria Kaisar datang untuk mencari sesuatu yang berhubungan dengan wanita itu.”

"Wanita itu?"

"Ya. Dia bukan Permaisuri saat itu.”

Kata-kata karyawan itu mengarahkan presiden pada kesimpulan yang jelas.

Menarik garis. <TL: memisahkan diri / memutus hubungan dengan Rashta>

Presiden menganggap itu yang paling tepat.

Bahkan jika kesatria kaisar tidak datang karena Permaisuri Rashta, skandal telah timbul satu demi satu tentang permaisuri saat ini yang berusia kurang dari satu tahun. Itu tentu bukan pertanda baik.

Ketika wajah presiden menjadi dingin, karyawan itu menatapnya dengan rasa ingin tahu,

"Presiden…?"

"Aku harus mengirim seseorang ke istana kekaisaran."

"Apa?"

"Aku harus mencari tahu sesuatu."

Setelah mengatakan ini, presiden menyerahkan sapu kepada karyawan itu. Sementara itu, pemuda itu bingung karena diberikan tiba-tiba.

Presiden segera pergi ke kantornya dan memanggil sekretarisnya.

Sekretaris masuk dengan wajah kuyu karena dia kurang tidur, tetapi melihat mata presiden yang cerah, dia menepuk wajahnya sendiri dan bertanya,

"Apa yang Anda inginkan, Presiden."

"Kirim seseorang ke istana kekaisaran untuk melaporkan kalau surat perjanjian hutang lama kita telah dipalsukan."

"Apa?" Sekretaris itu terkejut, “Bukankah itu bohong? Selain itu, apa untungnya bagi kita untuk mengatakan kalau surat perjanjian hutang lama kita telah dipalsukan?”

“Surat perjanjian hutang lama kita tidak digunakan, kan?”

“Itu benar, tapi…”

“Tidak ada masalah karena Kaisar tidak memiliki surat perjanjian hutang lama, meski begitu minta Kaisar untuk mengganti semua surat perjanjian hutang dengan yang baru untuk berjaga-jaga. Hanya butuh satu hari, jadi dia tidak perlu merasa khawatir.”

Ekspresi sang sekretaris berubah bingung. Dia tidak tahu mengapa presiden bertindak begitu aneh.

***

Karena tanggapan dari Whitemond belum diterima, insiden itu diberi label 'penting' dan sedikit bergeser dari daftar prioritas.

Menunggu tanggapan, Heinley mulai menangani apa yang perlu dilakukan saat ini.

Untuk mengetahui apakah negara-negara lain juga merasa terancam oleh Kekaisaran Barat, ia mengirim delegasi dengan surat tulisan tangan secara pribadi ke masing-masing negara, dan mendiskusikan dengan orang-orang kepercayaannya kemungkinan meningkatkan anggaran pertahanan sebagai persiapan untuk hal-hal mendatang.

Ini adalah masalah rumit yang perlu ditangani dengan hati-hati.

Mungkin itu sebabnya Heinley, yang biasa mendekatiku di malam hari dengan energi baru, tertidur hari ini begitu dia berbaring di tempat tidur.

Saat aku melihatnya tidur, aku pelan-pelan meletakkan tanganku di tubuhnya. Saat aku mulai membelai kulitnya yang halus dan mulus, Heinley merengut.

Bahkan kelelahan pun dia terlihat tampan.

Aku merayapi wajahnya setelah ragu-ragu sejenak. Aku mengistirahatkan kepalaku di satu tangan, dan dengan tangan lainnya aku bermain dengan wajahnya.

Tampan, dia menggemaskan. Sangat tampan sampai-sampai dia berbahaya.

Kelopak mata Heinley berkedut saat aku perlahan meniup bulu matanya. Dia mengerutkan kening lagi dan membenamkan wajahnya di bantal.

Menggemaskan sekali!

Aku meletakkan tanganku di rambutnya dan membelainya. Rasanya menyenangkan menyentuhnya dengan jari-jariku. Aku membeku sesaat saat aku mencium dahinya berulang kali karena kupikir aku mungkin telah membangunkannya.

Aku memeriksa pernapasannya dan, untungnya, dia masih tidur nyenyak. Aku merasa lega, jadi aku bermain dengan pipi dan matanya lagi.

Aku merasa bingung menatapnya.

Apakah aku mencintainya? Apakah aku akan mencintainya? Aku mencintainya, tapi aku tidak mau mengakuinya?

Meskipun aku memiliki perasaan terhadap Sovieshu, aku baru menyadarinya sebelum perceraian. Aku terlalu tidak peka dalam hal itu.

Sebelumnya aku tidak pernah berpikir kalau aku tidak peka, tetapi sekarang aku menyadari betapa tidak pekanya aku.

Bagaimana mungkin Heinley mengaku dan bersumpah cinta padaku tanpa rasa takut atau ragu?

Apakah dia tidak takut aku akan meninggalkannya? Bagaimana aku bisa begitu yakin kalau dia mencintaiku?

Saat aku memainkan rambutnya seperti biasa, aku merasakan rasa gatal yang aneh di ujung jariku.

Aku mengelus rambutnya sedikit lebih cepat untuk menghilangkan rasa gatalnya, tapi tetap saja sensasinya tidak hilang.

Apa masalahnya? Itu bukan sekadar gatal karena sakit. Rasanya lebih buruk dari gigitan serangga.

Saat aku akhirnya mencoba melepaskan tanganku dari rambutnya, Heinley tiba-tiba membuka matanya dan membalikkan tubuhnya ke samping dengan ketakutan.

Terdengar bunyi gedebuk saat dia terjatuh dari tempat tidur.

“Heinley?”

Mengapa dia begitu? Aku terkejut. Ketika aku meletakkan tanganku di tempat tidur untuk bangun, aku kehilangan kekuatan di lenganku dan jatuh tertelungkup.

Apa-apaan…?

Lunglai di atas tempat tidur, aku membuka dan menutup mulutku. Aku sangat kebingungan sampai-sampai aku bahkan tidak bisa berbicara.

Saat itu, aku bisa melihat mengapa Heinley tiba-tiba berbalik. Es biru, hampir putih, muncul di tempat tadinya Heinley tidur.

“Heinley?”

Gugup, aku memanggilnya kembali sembari perlahan turun dari tempat tidur. Apa yang sedang terjadi? Tentu saja aku takut karena aku tidak mengerti situasinya.

Apakah seseorang masuk ke kamar tidur kami? Seorang musuh yang tak terlihat hanya membekukan sisi Heinley?

"Aku di sini, Ratu."

Heinley menjawab seraya bangkit berdiri di depanku.

Aku bahkan lebih terkejut melihatnya. Rambutnya tertutup es putih seolah-olah dia telah berguling melintasi tanah bersalju.

*Pat, pat.*

Heinley, yang mengibaskan es dari rambutnya, melihat ke sisi tempat dia tidur dan ke arahku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan.

“Sepertinya tubuhmu perlahan mulai berubah.”

"Tubuhku?"

“Seperti yang aku katakan, mana bisa beredar ke seluruh tubuhmu dengan bantuan tempat tidur ini … dan aku.”

Heinley meraih tanganku, yang dengannya aku membelai rambutnya, dan mengangkatnya dengan hati-hati.

"Maksudmu es itu dibuat olehku?"

"Mungkin saja."

Saat Heinley menyentuh tanganku dengan sangat hati-hati, aku juga memeriksa tanganku.

Gatal dari beberapa saat yang lalu telah hilang, dan sebaliknya ujung jariku cukup dingin. Selain itu, tidak ada yang aneh. Tidak ada es di tanganku, aku juga tidak terlalu kedinginan.

“Bisakah kamu melakukannya lagi?”

Heinley bertanya, melihat tanganku dengan tidak nyaman.

Menggelengkan kepalaku. Aku hanya bermain-main dengan tubuh Heinley saat dia tidur. Aku tidak berpikir untuk melakukan apa pun, aku tidak ingin menyerangnya. Bahkan sekarang, aku tidak tahu apa yang terjadi, jadi melakukannya lagi ...

"Apakah kamu yakin aku melakukannya?"

Ketika aku bertanya lagi, dia langsung menjawab, “Ya.”

"Heinley, bukannya kamu yang melakukannya?"

"Tidak. Sama sekali tidak."

Heinley berbicara dengan tegas dan perlahan melepaskan tanganku. Lalu dia tersenyum dan bergumam,

"Sekarang itu benar-benar nama panggilanmu."

"Nama panggilanku?"

"Permaisuri Es."

“….”

“Bisa juga Permaisuri Besi. Aku senang bukan itu.”

Heinley berbicara dengan nada bercanda, tertawa sambil mengibaskan rambutnya, yang masih memiliki bekas es.

"Agak menakutkan jika rambutmu ditutupi besi ..."

***

Aku sangat senang sampai-sampai aku tidak bisa tidur sedikit pun.

Apakah aku menggunakan sihir? Benarkah? Benarkah?

Itu sangat menakjubkan sampai-sampai aku merasa aneh.

Aku tidak pernah ingin menjadi penyihir. Sekarang karena aku bisa menjadi penyihir, aku jadi terlalu bersemangat.

Bahkan dengan hidangan sarapan di depanku, aku tidak terpancing untuk makan.

“Jika kamu tidak dapat menggunakannya secara normal, itu belum sepenuhnya termanifestasi. Saat ini mana pasti sedang mencari kemampuan yang paling cocok untukmu.”

“Kemampuan yang paling cocok… Apakah itu berarti kemampuan yang paling cocok untukku adalah es? Apa aku orang yang dingin?”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 296          

>>>             

Chapter 298

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment