Thursday, January 13, 2022

Remarried Empress (#295) / The Second Marriage

 



Chapter 295: Yang Penting Adalah Dia Menyukainya (2)

Penerjemah: Shira Ulwiya

 

Sesuatu yang disiapkan sebelumnya adalah yang paling baik.

Begitu juga dengan ulang tahun Heinley. Memang masih beberapa bulan lagi, tetapi aku mulai memikirkan hadiahnya.

Heinley bersikeras untuk mandi bersama, tetapi itu tidak mungkin.

Di pesta teh, para bangsawan pasti akan bertanya kepadaku, 'Hadiah apa yang Anda siapkan untuk Yang Mulia?'

'Aku akan mandi dengan Yang Mulia. Aku akan menjadi hadiahnya, basah dan tertutup gelembung.’ Aku tidak bisa menjawab begitu, kan?

Hanya dengan memikirkannya saja itu sudah sangat senonoh.

Aku tidak asal tebak. Para bangsawan ingin menghindari memberikan hadiah yang sama denganku, jadi mereka pasti akan menanyakan ini padaku.

Aku benar-benar membutuhkan hadiah yang dapat aku bicarakan dengan percaya diri ketika seseorang bertanya kepadaku hadiah apa yang telah aku siapkan untuk Heinley…

Hadiah yang asli, hadiah yang bisa aku ceritakan kepada orang lain… Kira-kira apa ya?

Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan.

Kue. Buatkan dia kue ulang tahun.

Ketika aku membuatkan telur dadar untuknya, Heinley sangat senang.

Aku tidak akan memberinya sekadar kue sebagai hadiah, tetapi aku tahu dia akan sangat senang jika aku menambahkan kue ke hadiahnya.

Memikirkan ekspresi cerianya saja membuatku merasa senang. Aku mengusap dadaku dengan satu tangan saat aku mencoba menenangkan jantungku yang berdebar kencang.

Setelah aku mengambil keputusan, aku tahu dengan jelas apa yang harus aku lakukan selanjutnya.

Meminta bantuan ibuku. Aku akan membuatkan kue untuknya dengan gaya Kekaisaran Timur, gaya Keluarga Troby.

Ketika ayahku, saudara laki-lakiku dan aku berulang tahun, ibuku akan memanggang kue untuk kami potong di pagi hari.

Itu sangatlah aneh. Ibuku tidak suka memasak, tetapi dia selalu membuat kue untuk ulang tahun kami, dan itu sangat lezat. Aku ingin Heinley mencobanya juga.

Kebetulan, ibuku masih bersamaku di istana kekaisaran. Bukankah itu bagus? Jadi aku segera pergi ke ibuku dan meminta resep kue.

“Resep kue?”

Mata ibuku sedikit melebar mendengar permintaanku, seolah-olah dia tidak tahu mengapa aku menginginkan ini. Tak lama kemudian, ibuku tersenyum lebar.

"Kamu tidak suka memasak, Navier."

“Ini untuk ulang tahun Heinley, ibu. Aku ingin itu menjadi kenangan khusus seperti halnya bagi kami.”

“Heinley sangat mencintaimu. Dia tidak ingin kamu memasak untuknya jika kamu tidak menyukainya.”

“Ibu, Heinley kan tidak tahu. Lagipula, bukannya aku tidak suka memasak.”

Aku hanya memilih untuk tidak melakukannya.

Ibuku memasang ekspresi acuh tak acuh mendengar kata-kataku.

"Yah. Aku tidak tahu apakah kamu perlu melakukan itu.”

Tapi setelah aku berulang kali menanyakan resep kue spesialnya, dia akhirnya mengalah, mengeluarkan secarik kertas dan menulis sesuatu dengan detail.

"Selesai. Lakukan saja apa yang tertulis di sini.”

Bahan-bahan dan langkah-langkah yang harus diikuti tertulis di atas kertas.

"Terima kasih."

Setelah berterima kasih kepada ibuku beberapa kali, aku meminjam dapur Heinley, dan berlatih membuat kue.

Aku mengocok campuran itu sampai lenganku kelelahan dan kemudian membuat krim kocok.

Namun, kue yang sudah jadi rasanya sangat berbeda dari kue ibuku.

Aku mencoba beberapa kali lagi, tetapi hasilnya tetap sama.

Akhirnya, aku kembali ke ibuku untuk memintanya membuatnya.

“Ibu, rasa kuenya tidak sama seperti milikmu.”

"Apakah kamu melakukannya persis seperti yang aku tulis?"

"Aku mengikuti langkah-langkah dan bahan-bahannya dengan sama persis, tetapi rasanya benar-benar berbeda.

“…”

Aku mengembalikan resep yang dia berikan kepadaku dan bertanya,

"Ibu, bisakah kamu menunjukkan padaku cara membuatnya?"

Ibuku melihat resep yang kuberikan kembali padanya dengan ekspresi dingin. Dia tampak seperti akan membuka mulutnya dan berkata, 'Kamu bahkan tidak bisa membuat ini...?'

Tapi tidak peduli berapa lama aku menunggu, ibuku tetap diam.

"Ibu?"

Ketika aku memanggilnya karena aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ibuku menghela napas dan mengaku.

“Sebenarnya, kue itu dibuat oleh koki.”

Apa?

Kata-katanya sangat mengejutkan sehingga aku pikir aku salah dengar.

Siapa yang membuat kue itu? Si koki?

"Bu, ibu tidak membuat kue itu untuk ulang tahun kami ..."

"Tidak, koki yang membuatnya."

Aku menatap ibuku kebingungan. Ibuku masih memiliki ekspresi kosong, tetapi dia tidak menatap mataku. Kemudian dia menoleh ke samping, dan bertanya padaku seolah-olah itu normal,

"Navier, kamu ingin melihat Yang Mulia dengan senang hati memakan 'kuemu sendiri', kan?"

"Ya, bu."

“Cari kue yang lezat dan bilang kamu membuatnya sendiri. Itu yang harus kamu lakukan.”

“…”

"Coba pikirkan. Makan kue hambar yang dibuat olehmu, atau makan kue lezat yang menurutnya dibuat olehmu. Apa yang akan membuat Yang Mulia lebih bahagia?”

Pada akhirnya, ibuku tersenyum dan menepuk punggungku, mengatakan kalau aku harus merahasiakannya dari ayahku.

***

Sementara Navier dikejutkan oleh kebenaran yang baru dia ketahui, Tim Bizzarri tiba di ibu kota Kekaisaran Timur setelah berangkat beberapa hari sebelumnya dari Kekaisaran Barat.

Pirence Danju dari Tim Bizzarri, memasuki markas Perusahaan Jasa Dagang.

"Selamat datang!"

Orang-orang dari Perusahaan Jasa Dagang, yang telah dia hubungi sebelumnya, menyambutnya dengan sopan.

Tetapi mereka tampaknya tidak melakukannya untuk menghormati Tim Bizarri; sebaliknya, mereka menyambutnya dengan kesopanan yang berlebihan untuk menunjukkan kehebatan Perusahaan Jasa Dagang.

Setidaknya itulah yang dirasakan Pirence Danju.

“Haha, terima kasih atas keramahannya!”

Namun, meski merasa tidak nyaman, Pirence Danju tidak menunjukkannya sama sekali. Sebaliknya, dia meninggikan suaranya dan tertawa seolah dia sangat bahagia.

Biasanya, dia akan berkata dengan nada sarkasme, 'Mengapa kalian tidak bersikap normal?', tetapi hari ini dia punya sesuatu yang penting untuk dilakukan.

Itu adalah permintaan rahasia.

Sebenarnya permintaan itu sendiri tidak terlalu sulit, tapi dia gugup karena itu dari Permaisuri Navier.

"Presiden sedang menunggumu di ruang tamu."

Saat dia melihat ke dalam, sekretaris Presiden Perusahaan Jasa Dagang mendekat dan dengan ramah membimbingnya masuk.

Ketika dia memasuki ruang tamu, dia melihat Presiden Perusahaan Jasa Dagang duduk di meja dengan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk rapat tergeletak di atasnya.

Keduanya bertukar salam dan sedikit berbasa-basi.

Tak lama setelah itu, mereka membahas sejumlah masalah dengan tujuan mencapai kesepakatan pada pertemuan ini.

Menjelang akhir, Presiden Perusahaan Jasa Dagang dari Kekaisaran Timur memberinya surat perjanjian hutang dengan imbalan pembelian permata khusus dari Kekaisaran Barat.

"Hmm…"

Pirence Danju menerima surat perjanjian hutang itu, dan memeriksanya dengan cermat. Itu untuk memverifikasi keasliannya.

Dia biasanya bersikap seperti ini, jadi Presiden Perusahaan Jasa Dagang menyesap minumannya sedikit, meskipun dia tersinggung.

Namun, seiring berjalannya waktu perilakunya ternyata berbeda dari biasanya. Danju memeriksa surat perjanjian hutang itu lebih lama dibanding biasanya.

"Apakah ada masalah?"

Presiden Perusahaan Jasa Dagang bertanya, kesal.

"Ah, maaf."

Danju merasa waktunya tepat, jadi dia segera melakukan apa yang diminta Permaisuri Navier.

“Aku harap kamu tidak tersinggung. Aku melakukan ini karena belakangan ini aku mendengar banyak kasus surat perjanjian hutang palsu.”

***

[Baca Remarried Empress Bahasa Indonesia di https://shiraulwiya.blogspot.com/]

Diterjemahkan dari https://novelutopia.com/ 


<<<

Chapter 294         

>>>             

Chapter 296

===

Daftar Chapters 


No comments:

Post a Comment